PENINGKATAN KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Pada PT. PLN (Persero) Cabang Padang

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. adanya daya listrik, hampir semua peralatan kebutuhan sehari-hari membutuhkan

Studi Perbaikan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Dengan Pemasangan Gardu Induk Sisipan Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Keandalan Sistem Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Banda Aceh Menggunakan Metode Section Technique

BAB IV PEMBAHASAN. Secara geografis Gardu Induk Kentungan letaknya berada di Jl. Kaliurang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan juga dapat berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah kehidupan. Energi listrik merupakan energi yang sangat

ANALISIS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PT PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR KEDIRI DENGAN METODE SIMULASI SECTION TECHNIQUE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PENGUKURAN DAN PENGUMPULAN DATA

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP

Analisis Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Program Analisis Kelistrikan Transien dan Metode Section Technique

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN Daftar Penyulang di Gardu Induk Kebasen dan Gardu Induk

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi standar. Sistem distribusi yang dikelola oleh PT. PLN (Persero)

EVALUASI EXPECTED ENERGY NOT SUPPLIED (EENS) TERHADAP KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 kv KOTA PADANG

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN

Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor

Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi Jaringan Spindel GI Nusa Dua PT. PLN (Persero) Distribusi Bali UJ Kuta. I Wayan Suardiawan

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Reliability Index Assessment). Adapun hasil dari metode ini adalah nilai indeks

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke

Studi Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Surabaya Menggunakan Metode Latin Hypercube Sampling

JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 2, JULI

Laju Kegagalan Metode FMEA Single Line Diagram Yang di Evaluasi Indeks Kegagalan Peralatan Sistem Distribusi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga penyaluran energi listrik ke konsumen berjalan lancar dengan kualitas

BAB IV PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT.PLN (Persero) P3B JB APP salatiga, Gardu Induk

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN INDEKS KEANDALAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT.PLN (Persero) RAYON BAGAN BATU TAHUN 2015

I Wayan Suardiawan 1) 1) Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya 60111,

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis)

ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG

KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan energi listrik dengan gangguan pemadaman yang minimal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ada, apakah bisa dikatakan nilai yang didapat sudah baik atau tidak, serta mengetahui indeks keandalan ditinjau dari sisi pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan energi, salah satunya energi listrik yang sudah menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. diambil. Referensi ini kemudikan akan dipakai untuk dapat mempertimbangkan

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Keandalan Sistem Kelistrikan Hingga Level Beban Tegangan Menengah di PT.Pupuk Kalimantan Timur Nama : Prita Lukitasari NRP :

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

Yulius S. Pirade ABSTRAK


BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Analisa Keandalan Jaringan Distribusi Wilayah Surabaya Menggunakan Metode Monte Carlo Agung Arief Prabowo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tingkat keandalan suatu sistem distribusi dapat ditentukan dengan menghitung

Politeknik Negeri Sriwijaya

Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran

Keandalan Sistem Tenaga Listrik Jaringan Distribusi 20 kv menggunakan Metode RIA

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

Studi Dampak Pemeliharaan Sistem Pembangkit Terhadap Keandalan Sistem Tenaga Listrik di PT. Petrokimia Gresik

Teknologi Elektro, Vol. 14, No.2, Juli - Desember

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil proses penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Pelanggan pada setiap Penyulang di Gardu Induk Batang. No Penyulang Jumlah Pelanggan 1 BTG BTG

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

PROCEEDING SEMINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS (2012) 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

EVALUASI KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN INDEKS SAIDI DAN SAIFI PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hal ini akan menyebabkan permintaan energi listrik akan mengalami

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

KOKO SURYONO D

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis melakukan perhitungan nilai nilai indeks keandalan

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan batasan

Evaluasi Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 kv Menggunakan Metode Reliability Network Equivalent Approach (RNEA) di PT. PLN Rayon Mojokerto

Seminar TUGAS AKHIR. Fariz Mus abil Hakim LOGO.

STUDI KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION

BAB I PENDAHULUAN. interkoneksi dan beberapa sistem terisolir. Sistem interkoneksi merupakan suatu

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI PERBANDINGAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SECTION TECHNIQUE DAN RNEA PADA PENYULANG RENON

ANTISIPASI GANGGUAN DAN PEMELIHARAAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Kata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih

ANALISIS KEANDALAN PADA PENYULANG BATU BELIG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Monte Carlo, nilai yang didapat telah mencapai standar yang sudah diterapkan

ANALISIS RUGI-RUGI ENERGI SISTEM DISTRIBUSI PADA GARDU INDUK SEI. RAYA

Canggi Purba Wisesa, Analisis Keandalan Sistem Distribusi 20 kv di PT. PLN APJ Banyuwangi dengan metode Reliability Network Equivalent Approach

Agung Yanuar W Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto.MT, I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda,ST.,MT.

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

BAB III OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI

Jurnal Teknik Elektro ISSN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

PENINGKATAN KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG PADANG Veni Fiolina Syukra, dan Ir. Sjamsjul Anam, MT, Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, MT. Teknik Elektro, Falkutas Teknologi Industri, Insitut Teknologi Sepuluh November (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60 E-mail: fiolina.sy@gmail.com Abstrak - Pesatnya pertumbuhan tekhnologi saat ini yang memanfaatkan energi listrik sebagai sumber utama, menjadikan kebutuhan manusia terhadap energi listrik juga semakin meningkat, termasuk daerah kota Padang, yang dalam tahun 20 telah mencapai beban 399,4 MVA. Pada Tugas Akhir ini dilakukan perhitungan dan analisa keandalan system distribusi 20 kv, sebagai sample adalah penyulang Kuranji. Tujuan yang ingin dicapai adalah mendapatkan peningkatan keandalan setelah dilakukannya perbaikkan untuk gangguan Over Current () dan Ground Fault (). Upaya peningkatan dapat dengan melakukan tindakan seperti, merencanakan infrastruktur pendukung SCADA, menggunakan fuse cut out, pemasangan rele jarak pada jaringan, dan perbaikkan koordinasi rele proteksi yang mana pada peyulang ini di fokuskan pada Over Current Relay (R) dan Ground Fault Relay (R). Hasil yang didapat adalah kenaikkan ketersediaan penyulang sebesar 34,53% dengan mengatasi gangguan dan 34,57% akibat, SAIFI terjadi penurunan sebesar 0,007065 kali/pelanggan, SAIDI tetap (0,869 jam/pelanggan) karena lama padam diasumsikan sama dan distribusi eksponensial meningkat sebesar 0,245 poin. Nilai tersebut perbaikkan untuk jenis yang merupakan gangguan yang paling banyak terjadi. Kata Kunci - Keandalan, Sistem Distribusi, Peningkatan Keandalan, Indeks Keandalan K I. PENDAHULUAN ota Padang yang memiliki luas wilayah 695 km² dan berpenduduk sebanyak 846.73 jiwa, artinya setiap km 2 dihuni oleh.28,4 jiwa. Dengan kepadatan penduduk yang cukup besar seperti ini tentunya keandalan kelistikannya juga harus baik, demi tercapainya kepuasan pada pelanggan. Gangguan kelistrikan dapat disebabkan oleh faktor internal yakni gangguan pada komponen dan peralatan JTM, pada gardu serta tiang distribusi listrik, sedangkan untuk gangguan yang bersifat eksternal antara lain disebabkan oleh ranting atau dahan pohon yang berada didekat kabel-kabel listrik, kondisi alam, binatang, maupun layang layang. Faktor tersebut menjadi hambatan dalam penyaluran energi listrik ke konsumen yang akan meningkatkan angka SAIDI dan SAIFI di kota Padang. Padahal jumlah pelanggan di kota Padang pada tahun 20 telah mencapai angka 78.245 pelanggan, yang mana di dominasi oleh jenis tegangan rendah atau golongan rumah tangga. Untuk Tugas Akhir ini akan dibahas keandalan pada GIS Simpang Haru dan GI Pauh. Indeks keandalan yang digunakan adalah SAIFI, SAIDI, dan CAIDI, serta degan melihat ketersediaan penyulang selama satu tahun. II. KEANDALAN DAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER TENAGA LISTRIK A. Sistem Distribusi Daya Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dalam pusat-pusat listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP, dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan, setelah itu sampailah tenaga listrik ke gardu induk (GI) untuk diturunkan tegangannya melalui transformator penurun tegangan menjadi tegangan menengah atau juga disebut sebagai tegangan distribusi primer. Tegangan sistem distribusi dapat dikelompokan menjadi 2 bagian besar, yaitu distribusi primer (20kV) dan distribusi sekunder (380/220V). Sistem distribusi listrik meliputi semua JTM 20 kv dan semua JTR 380/220 V hingga ke meter-meter pelanggan. Pendistrubusian daya listrik dilakukan dengan menarik kawat-kawat distribusi melalui penghantar udara dan penghantar bawah tanah dari mulai gardu induk hinggan ke pusat-pusat beban. B. Jenis Gangguan Pada Sistem Distribusi Pada dasarnya gangguan yang sering terjadi pada sistem distribusi saluran 20 kv dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu gangguan dari dalam sistem dan gangguan dari luar sistem. Gangguan yang berasal dari luar sistem disebabkan oleh sentuhan daun/pohon pada penghantar, sambaran petir, manusia, binatang, cuaca dan lain-lain, biasanya akan mengakibat terjadinya yang gangguan terjadi pada tegangan normal. Sedangkan gangguan yang datang dari dalam sistem dapat berupa kegagalan dari fungsi peralatan jaringan, kerusakan dari peralatan jaringan, kerusakan dari peralatan pemutus beban dan kesalahan pada alat pendeteksi, biasanya penyebab ini akan menimbulkan gangguan atau terjadi pada tegangan lebih. C. Keandalan Pada Sistem Distribusi Keandalan merupakan peluang bekerjanya suatu sistem sesuai dengan fungsinya pada selang waktu tertentu dan konsisi tertentu. Fungsi sistem distribusi meyalurkan dan

mendistribusikan tenaga listrik dari gardu induk ke pusatpusat beban dengan mutu yang memadai. Tujuannya yaitu untuk mempelajari konsep, karakteristik, pengukuran serta analisis kegagalan dan perbaikan sistem sehingga menambah waktu ketersediaan operasi sistem dengan cara menambah usia desain, menghilangkan ataupun mengurangi kemungkinan kegagalan dan resiko keamanan. D. Mean Time To Failure (MTTF) Mean Time To Failure (MTTF) adalah waktu rata-rata kegagalan yang terjadi selama beroperasi suatu sistem, dapat dirumuskan: Dimana: () T = waktu operasi (up time) n = jumlah kegagalan E. Mean Time To Repair (MTTR) Mean Time To Repair (MTTR) adalah waktu rata-rata yang diperlukan untuk melakukan perbaikan terhadap terjadinya kegagalan suatu sistem yang didapat, dirumuskan: Dimana: (2) L = waktu perbaikan (down time) n = jumlah perbaikan F. Laju Kegagalan Laju kegagalan dari suatu sistem biasanya tergantung dari waktu tertentu selama sistem tersebut berkerja. Rumus laju kegagalan: (3) G. Laju Sistem/komponen dalam masa perbaikan (kondisi OFF). Rumus laju perbaikan: (4) H. Ketersediaan (availability) Nilai aviability dari sistem bergantung pada komponenkomponen sistem dan lama perbaikkan dari komponen yang rusak sehingga sistem berfungsi kembali. Persamaannya:.. (5) I. Distribusi Eksponensial Distribusi ekponensial adalah kasus khusus dari distribusi Poisson jika hanya kegagalan yang pertama saja yang diperhitungkan. Peluang sebuah komponen sukses dalam rentang waktu t jika hazard ratenya kostan adalah: R t e t (6) J. System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) Persamaan untuk SAIFI dapat dilihat pada persamaan berikut ini: SAIFI k M k M. (7) Dengan: = sustained failure rate dari komponen k (failure/year) = jumlah pelanggan pada saluran k M k M = total pelanggan pada sistem K. System Average Interruption Duration Index (SAIDI) Persamaan SAIDI data dilihat pada persamaan berikut: SAIDI k M k M Dengan: = laju perbaikan k (8) L. Costumer Average Interruption Duration Index (CAIDI) CAIDI adalah index durasi gangguan konsumen ratarata tiap tahun, menginformasikan tetang waktu rata-rata untuk penormalan kembali gangguan tiap-tiap pelanggan dalam satu tahun. SAIDI CAIDI SAIFI (9) III. SISTEM DISTRIBUSI PRIMER 20 KV DI KOTA PADANG A. Data Ganggaun JTM di Kota Padang Jika penyetelan over current relay (R) dan ground fault relay (R) yang berada di Incoming atau di outgoing kurang baik, dapat menyebabkan pemadaman total (black out) atau jika salah satu penyulang terkena gangguan, dapat mengakibatkan penyulang lain yang berada pada satu bus juga ikut trip, karena gangguan hubung singkat dapat mentripkan rele yang ada pada incoming feeder. Untuk sample akan dilakukan analisa untuk penyulang Kuranji. Tabel Daftar Gangguan Penyulang Kuranji No Tanggal Gangguan Lama Padam Keterangan Jumlah padam (kali) 20 Januari 20 2 jam 2 22 Januari 20 2 jam 3 23 Januari 20 2 jam 4 24 Januari 20 2 jam 5 9 Februari 20 2 jam 6 2 Februari 20 2 jam 7 22 Februari 20 2 jam 8 6 Maret 20 2 jam 9 7 Maret 20 2 jam 2

Tabel Daftar Gangguan Penyulang Kuranji (lanjutan) Keterangan No Tanggal Lama Jumlah Gangguan Padam padam (kali) 0 2 Maret 20 2 jam 8 April 20 2 jam 2 4 April 20 2 jam 3 20 April 20 2 jam 4 0 Mei 20 2 jam 5 Mei 20 2 jam 6 8 Mei 20 2 jam 7 Juni 20 2 jam 8 7 Juni 20 2 jam 2 9 22 Juni 20 2 jam 20 27 Juni 20 2 jam 2 29 Juni 20 2 jam 22 30 Juni 20 2 jam 23 4 Juli 20 2 jam 24 0 Juli 20 2 jam 25 7 Juli 20 2 jam 26 8 Juli 20 2 jam 27 9 Juli 20 2 jam 28 23 Juli 20 2 jam 29 26 Juli 20 2 jam 30 27 Juli 20 2 jam 3 30 Juli 20 2 jam 32 4 Agustus 20 2 jam 33 Sept 20 2 jam 34 27 Sept 20 2 jam 35 6 Oktober 20 2 jam 36 7 Oktober 20 2 jam 37 8 Oktober 20 2 jam 38 9 Oktober 20 2 jam 39 26 Nov 20 2 jam 40 2 Des 20 2 jam 4 5 Des 20 2 jam 42 9 Des 20 2 jam 43 22 Des 20 2 jam B. Penyulang di Kota Padang Wilayah kerja di kota Padang terdiri dari 4 rayon, yakni Rayon Belanti, Rayon Indarung, Rayon Tabing dan Rayon Kuranji. Setiap rayon dibagi oleh beberapa penyulang, penyulang-penyulang ini terbagi dalam buah GIS, 2 buah GI dan 6 buah GH, yakni GIS Simpang Haru 20 penyulang, GI Pauh 8 penyulang, GI PIP 3 buah penyulang, GH Kandis 0 penyulang, GH Teluk Bayur 0 penyulang, GH Imam Bonjol 5 penyulang, GH GOR H. Agus Salim 6 penyulang, GH Lubuk buaya penyulang dan GH TRB 5 penyulang. Gangguan terbanyak terjadi untuk jenis 64% dan 36%, komposisi lebih dari setengah dari total gangguan, karena penyebab lebih sering terjadi. Sebagian besar penyebab gangguan di kota Padang adalah karena faktor alam, seperti pohon tumbang, badai, dan gempa bumi. Faktor alam ini sering mengakibatkan terjadi kerusakan permanen pada tiang atau terputusnya kabel yang sangat berpengaruh dalam penyaluran energi listrik. Kabel yang terputus dapat menyentuh tiang yang terhubung ketanah dapat menyebabkan gangguan ketanah. IV. PERHITUNGAN, ANALISIS KEANDALAN DAN UPAYA PENINGKATAN A. Single Line Diagram Penyulang Kuranji Penyulang kuranji merupakan salah satu penyulang yang mengalami gangguan terbanyak. B. Perhitungan MTTF dan MTTR Tabel 2 Nilai MTTF dan MTTR Penyulang Kuranji Selama Jan 20 Des 20 MTTF MTTR GI Penyulang (hari) (jam) Pauh Kuranji 5,73 2 Nilai MTTF bisa dikatakan baik jika memiliki nilai yang semakin besar, karena artinya gangguan yang terjadi dalam kurun waktu setahun tersebut sedikit. MTTR dihitung dengan mencari semua durasi waktu perbaikkan yang terjadi di setiap penyulang selama setahun. Untuk kota Padang sendiri lama waktu gangguan yang terjadi ratarata selama 2 jam. C. Perhitungan Laju Kegagalan dan Laju Berdasarkan persamaan 3 dan 4 diatas, didapat nilai laju kegagalan (λ) dan lanu perbaikkan (µ): Tabel 3 Nilai Laju Kegagalan dan Laju Penyulang Kuranji λ µ GI Penyulang (hari) Jam Hari Pauh Kuranji 0,745 0,5 2 D. Ketersediaan (Availability) Nilai ketersedaian menggambarkan berapa peluang atau kemungkinan suatu alat beroperasi. Berdasarkan persamaan 5, nilai ketersediaan penyulang kuranji: Tabel 4 Nilai Ketersediaan Penyulang Kuranji GI Penyulang Ketersediaan Pauh Kuranji 0,7428 3 Gardu Induk Pauh

.2 0.99455 0.74996 0.7979 0.82046 0.8 0.97074 0.7428 0.83472 0.6 0.80697 0.4 0.2 0 Ketersedaian Gambar Bagan Ketersediaan Penyulang Pada GI Pauh E. Upaya Peningkatan Keandalan Jaringan Distribusi Primer di Kota Padang Penyulang ini memiiki total 5.328 pelanggan dari total 22.445 pelanggan pada GI Pauh, dengan tipe jaringan yang digunakan adalah radial. Sepanjang tahun 20 penyulang ini mengalami gangguan sebanyak 2 kali dan 36 kali, total 48 kali gangguan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gangguannya terdiri dari dan, dengan penyebab gangguan yang berbeda pula. merupakan gangguan yang terjadi antar phasa, penyebabnya dapat berupa bingkai layang-layang, pohon, beban naik tiba-tiba ataupun hubung singkat (phasa berdempet). Sedang merupakan gangguan yang berhubungan dengan tanah (pembumian), disebabkan karena kawat pada jaringan terputus sehingga menyentuh tanah, isolator pecah yang menyebabkan kawat menyentuh tiang yang terhubung ketanah dan kawat menyentuh pohon. cara penanggulangan gangguan untuk gangguan dan dikelompokkan secara teknis dan non teknis:. Program teknis, diantaranya: a. Untuk trafo sendiri ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan seperti, pemutasian trafo, langkah ini dapat dilakukan dengan melihat faktor seperti kondisi lingkungan, umur trafo dan kinerja trafo. Kemudian pemasangan trafo sisip dan penyeimbangan beban trafo. b. Pemeliharaan secara berkala pada gardu distribusi. c. Penggantian beberapa peralatan kecil seperti opstijg kabel gardu, konektor TM, TR dan SR, serta penggantian CT/PT. d. Pemecahan beban jurusan ke pelanggan yang dapat mengoptimalkan penyaluran energi listrik, karena pembagian bebannya lebih sedikit dan lebih merata. 2. Program non teknis, diantaranya: a. Mengindentifikasi jika ada kesalahan pada kwh. b. Melakukan sweeping PJU, lapak-lapak, dan pedangan kaki lima liar yang sering kali melakukan tindakan pencurian listrik sehingga beban listrik menjadi naik secara tiba-tiba dan terganggunya frekuensi. c. Pengawasan terhadap pasang baru atau perubahan daya pada pelanggan, agar tidak terjadi kecurangan ataupun tindakan yang tidak sesuai prosedur PLN. d. Pembersihan bingkai layang-layang dan sosialisasi anti layang-layang di tempat rawan gangguan layang-layang. Berikut adalah perbandingan dan perhitungan data gangguan pada tahun 202: Tabel 5 Nilai MTTR dan Sesudah MTTF MTTF MTTF Perbaikaan Perbaikaan 5,73 hari 33,6 hari 6,47 hari Peningkatan 27,87 hari 0.74 hari Untuk nilai MTTR di samakan yakni selama 2 jam Tabel 6 Nilai Laju Kegagalan dan Perbandingan λ µ Hari Jam Hari 0,745 0,5 2 Perbaikaan 0,02976 0,5 2 Perbaikaan 0,545 0,5 2 Dapat dilihat terjadi perubahan nilai MTTF secara signifikan. Nilai yang terbaik didapat jika perbaikkan yang dilakukan untuk gangguan, dengan peningkatan sebesar 79,22% (lebih dari 50%). Sehingga jika diprioritaskan perbaikkan pada jenis ini maka akan menaikkan nilai keandalan lebih dari setengahnya. Untuk perbaikkan kenaikkannya tidak sebesar, hanya 30,30%. Hal ini terjadi karena gangguan pada lebih banyak ketimbang ganggaun. Tabel 7 Perbandingan Ketersediaan Ketersediaan Perbaikaan 0.5 0 Perbaikaan 0,7428 0,997526 0,987286 Peningkatan 0,25624 0,256006 Perbandingan dan Sesudah Ketersediaan Gambar 2 Grafik Perbandingan Ketersediaanya pun jadi lebih meningkat sebesar 34,53% dengan mengatasi gangguan dan 34,57% 4

akibat, seperti yang tergambar pada grafik diatas. Sehingga kemampuan penyulang ini jauh lebih meningkat. Tabel 8 Perbandingan Indeks Keandalan Dari Sisi Pelanggan Perbandingan SAIFI SAIDI CAIDI 0,04423 0,869 2,86532 Sesudah 0,007065 0,869 6,79 0,03668 0,869 3,236 Untuk indeks keandalan dari sisi pelanggan ini, penurunannya juga terlihat cukup baik. Pada indeks SAIFI nilai yang semakin kecil, maka keandalannya semakin baik, sehingga tujuan utama adalah demi penurunan angka pada indeks dari sisi pelanggan ini, dapat tercapai. Untuk SAIDI nilai sama, karena durasi pemadaman dianggp tetap sama selama 2 jam. Namun untuk CAIDI lebih tinggi, karena semakin banyak gangguan yang diperbaikki maka waktu yang dibutuhkan agar energi dapat disalurkan kembali akan semakin lama pula. Tabel 9 Perbandingan Hasil Distribusi Eksponensial Penyulang Kuranji t 2 0.839876854 0.970678468 0.85683503 3 0.7053933 0.94226689 0.73429379 4 0.592443363 0.94589453 0.6290965 5 0.497579468 0.887772289 0.538945945 6 0.47905479 0.8674446 0.4677663 7 0.35098939 0.836473867 0.395656052 8 0.294787654 0.894772 0.339003448 9 0.247585327 0.78839637 0.290462732 0 0.2079486 0.76503076 0.24887239 0.74644989 0.74259832 0.23237225 2 0.46680284 0.7208242 0.82704534 3 0.2393375 0.69968853 0.5654372 4 0.03467265 0.6797259 0.3428766 5 0.294787654 0.894772 0.339003448 36 5.294E-28 2.22404E-05 6.90349E-25 362 4.38365E-28 2.5883E-05 5.95E-25 363 3.6873E-28 2.09553E-05 5.06806E-25 364 3.0922E-28 2.03408E-05 4.34238E-25 365 2.59707E-28.97444E-05 3.7206E-25 Ketersediaan.2 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 200 400 hari dalam setahun Gambar 3 Grafik Perbandingan Distribusi Eksponensial Distribusi eksponensial merupakan gambaran mengenai ketersediaan energi listrik yang mampu di supply ke pelanggan. Grafik diatas terlihat peningkatan dari ketersediaan sebelum dan sesudah perbaikkan, semakin landai grafik yang terbentuk maka ketersediaanya semakin baik. Berdasarkan hasil analisa diatas terlihat bahwa adanya peningkatan keandalan jika dilakukan perbaikkan, terutama jika perbaikkan dilakukan untuk, karena jarak waktu gangguan lebih besar disbanding pada tahun 20, sehingga jumlah hari beroperasi lebih banyak. Sedangkan untuk gangguan yang terjadi masih tersebar merata setiap bulannya, hal ini sangat memperngaruhi nilai MTTF dan laju kegagalannya. Pada dasarnya perencanaan sistem distribusi secara umum dibuat dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut:. Membatasi panjang maksimum saluran distribusi (JTM dan JTR) untuk menjaga agar tegangan pelayanan sesuai standar PLN. 2. Konfigurasi JTM untuk kota-kota besar dapat berupa topologi jaringan yang lebih andal seperti spindle, sementara konfigurasi untuk kawasan luar kota minimal berupa saluran radial yang dapat dipasok dari 2 sumber. 3. Mengendalikan susut teknis jaringan distribusi pada tingkat yang optimal. 4. Program listrik desa dilaksanakan dalam kerangka perencanaan sistem kelistrikan secara menyeluruh dan tidak memperburuk kinerja jaringan dan baiaya penyediaan. F. Kondisi Kelistrikkan Kota Padang Kota Padang sendiri terdiri dari beberapa kelompok pelanggan, yakni rumah tangga, bisinis, industri, sosial, pemerintahan dan penerangan umum. Dengan pelanggan terbanyak berada pada kelompok rumah tangga dengan total 57.46 pelanggan, namun perbandingan jumlah daya yang terpasang dan total beban masih jauh dari kebutuhan dan termasuk kecil jika dibandingkan dengan kondisi untuk pulau Sumatera. 5

Table 0 Neraca Daya (MW) No Daerah Kapasitas Daya Beban Perbandingan Terpasang Mampu Puncak. Padang.940,3.454,9 0,097 2. Sumatera Barat 3.839,4.474,33 23,67 3. P. Sumatera 4.30,4 3.57,38 52,70 4. Ind. Bag. Barat 4.43,32 3.33,83 795,38 5. Luar P. Jawa 6.754,55 4.840,7 6,98,7 6. P. Jawa 22.53,6 20.609,7 9.746,3 5 7. Indonesia 29.266,6 25.449,9 2 9 26.664,5 6 Kota Padang memiliki daya mampu hanya 58,06% dari total kapasitas terpasang 0,3 MW. Sedang perbandingan untuk daerah Sumatera Barat (Sumbar) 6,75% dari kapasitas daya yang terpasang di pulau Sumatera dan 0,% dari total wilayah Indonesia secara keseluruhan. Jika di bandingkan dengan pulau Jawa yang memiliki sekitar 77% kapasitas daya dari total 00% untuk Indonesia. Gambar 4 Grafik Perbandingan Neraca Daya daya (MW) Perbandingan Neraca Daya 30,000.00 25,000.00 20,000.00 5,000.00 0,000.00 5,000.00 0.00 Padang Sumbar P. Sumatera Ind. Bag. Barat Luar P. Jawa P. Jawa Indonesia disesuaikan dengan faktor pelanggan. DAFTAR PUSTAKA 6 lingkungan dan jumlah [] Suswanto, Daman, Sistem Distribusi Tenaga Listrik, edisi pertama, JTE Faklutas Teknik Universitas Negeri Padang, Padang, 2009 [2] Sari, Rukmi Hartati, I Wayan Sukerayasa, Penerapan Metode Pendekatan Teknik Untuk Meningkatkan Keandalan Sistem Distribusi, Teknik Elektro, Falkutas Teknik Universitas Udayana [3] Diktat kuliah Optimasi Optimum dan Keandalan Sistem Tenaga Listrik, Teknik Elektro, Prog. Studi Sistem Tenaga, Insitut Tekhnologi Sepuluh November Surabaya [4] J.Endrenyi, Reability Modelling in Electric Power Systems, Pitman Press, Bath, 980 [5] Puta, Jhoni, Monitoring Gangguan Penyulang, PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat Cab. Padang, Padang, 20 [6] Putra, Jhonni, Rekap Laporan Gangguan JTM Tahun 20, PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat Cab. Padang, Padang, 20 [7] Data Penyulang 20kV PT. PLN (Persero) Wilayah Sumbar Cab. Padang, Padang, 20 [8] Statistik PLN 20, PT. PLN (Persero) Cabang Padang, Padang, 20 V. KESIMPULAN. Penyulang Kuranji termasuk dengan nilai MTTF terburuk yakni 5,73 hari. 2. Nilai MTTR di kota Padang dibulatkan sama ke angka 2 jam. 3. Nilai SAIFI terburuk juga ada pada penyulang kuranji dengan 0,04423 kali/pelanggan. 4. Untuk nilai SAIDI masih belum sebaik SAIFI, terutama pada penyulang kuranji yang memiliki nilai 0,869 jam atau.039,7244 jam dalam setahun. 5. Peningkatan keandalan setelah dilakukan perbaikkan mendapatkan hasil yang cukup memuaskan 34,57% untuk dan 34,53% untuk gangguan. 6. Indeks keandalan dari sisi pelanggan SAIFI menunjukkan penurunan sebesar,45% untuk gangguan dan 82,95% untuk. 7. Faktor yang harus diperhatikan dalam jaringan distribusi adalah konfigurasi jaringan yang digunakan