ANALISIS DINAMIKA KEBIJAKAN UNTUK KETANGGUHAN IKLIM

dokumen-dokumen yang mirip
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Pandangan Indonesia mengenai NAMAs

Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan

2018, No Produk, Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya, dan Limbah; d. bahwa Pedoman Umum Inventarisasi GRK sebagaimana dimaksud dalam huruf c

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

Paris Agreement, NDC dan Peran Daerah dalam Penurunan Emisi. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jakarta, Juni 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

PENDEKATAN LANSKAP DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BRIEF Volume 11 No. 01 Tahun 2017

Knowledge Management Forum April

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

1.1 Latar Belakang. sumber. Sedangkan adaptasi adalah upayauntuk meminimalkan dampak melalui penyesuaian pada sistem alam dan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman Masyarakat akan Dampak Perubahan Iklim. oleh: Erna Witoelar *)

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PARADIGMA HOLISTIK-KONTEKSTUAL UNTUK KEBIJAKAN MENGHADAPI ISU GLOBAL

WWF: Paket Istimewa yang diharapkan dari Durban

Percepatan Peningkatan Aksi-aksi Perubahan Iklim di Tingkat Global : Pandangan Kelompok Masyarakat Sipil

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif seperti mudahnya berkomunikasi maupun berpindah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maupun Negara. Bisa melalui

Integrasi Isu Perubahan Iklim dalam Proses AMDAL Sebagai Alternatif Penerapan Ekonomi Hijau Pada Tingkatan Proyek

Lampiran 1. MATRIKS RAD-GRK SEKTOR PERTANIAN

Deklarasi New York tentang Kehutanan Suatu Kerangka Kerja Penilaian dan Laporan Awal

PENINGKATAN KAPASITAS PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA

Perspektif Good Governance dan RPP Pengendalian Perubahan Iklim

De Foresta H, K. A. (2000). Agroforest khas Indonesia - Sebuah Sumbangan Masyarakat. In Ketika Kebun Berupa Hutan (p. 249). Bogor: ICRAF.

United Nations Climate Change Conference (UNCCC Warsaw) COP19, CMP9, SBSTA39, SBI39, ADP2.3. Kantor UKP-PPI/DNPI

Garis-Besar NAP. Latar Belakang. Tujuan dan Strategi Pembangunan Nasional Dalam Rangka Antisipasi Perubahan Iklim. Rencana Aksi Nasional

KETERPADUAN AGENDA PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM INTERNASIONAL NASIONAL SUB NASIONAL

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

Konservasi dan Perubahan Iklim. Manado, Pipin Permadi GIZ FORCLIME

PB 10 STRATEGI UMUM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP

Kepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN. Deputi Bidang SDA dan LH

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEDEPUTIAN BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

Seminar dengan tema Penentuan Kebutuhan Hutan Tetap Lestari untuk Mendukung Pencapaian SDGs

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan pemimpin politik untuk merespon berbagai tantangan dari ancaman

PENGARUSUTAMAAN PERUBAHAN IKLIM KE DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

2018, No Carbon Stocks) dilaksanakan pada tingkat nasional dan Sub Nasional; d. bahwa dalam rangka melaksanakan kegiatan REDD+ sebagaimana dima

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Didorong oleh issue perubahan iklim dunia yang menghangat belakangan ini

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta")

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

PIPIB untuk Mendukung Upaya Penurunan Emisi Karbon

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Jambi Tahun I. PENDAHULUAN

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

Kajian Hukum Penataan Ruang Berbasiskan Ekosistem dan Peluang Penerapan EU RED (EU Renewable Energy Source Directive)

PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA LINGKUNGAN DR. SUNARTO, MS FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA

PENATAAN RUANG BERBASIS EKOSISTEM DAN PELUANG PENERAPAN EU RED (SATU KAJIAN HUKUM)

RENCANA PEMBELAJARAN (RP) Pertemuan ke 1. Mata Kuliah Kode Sks Semester Hukum Lingkungan SH Ganjil

Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar

PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR Latar Belakang

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SUMBER DAYA ENERGI MATERI 02/03/2015 JENIS ENERGI DAN PENGGUNAANNYA MINYAK BUMI

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

Sambutan Endah Murniningtyas Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balikpapan, Februari 2012

MAKSUD DAN TUJUAN. Melakukan dialog mengenai kebijakan perubahan iklim secara internasional, khususnya terkait REDD+

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

SURAT UNTUK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENUNTUT KEADILAN IKLIM BERKEADILAN GENDER

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

tersebut terdapat di atmosfer. Unsur-unsur yang terkandung dalam udara dan

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK BERSIFAT UTANG BERWAWASAN LINGKUNGAN (GREEN BOND)

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu

(RAD Penurunan Emisi GRK) Pemanasan Global

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

Kebijakan perubahan iklim dan aksi mitigasi di Indonesia. JCM Indonesia Secretariat

> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Peran dan Kontribusi K/L: Implementasi Kajian Risiko dan Dampak Perubahan Iklim

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 68/Menhut-II/2008 TENTANG

Transkripsi:

ANALISIS DINAMIKA KEBIJAKAN UNTUK KETANGGUHAN IKLIM Wahyu Mulyana Direktur Eksekutif Urban and Regional Development Institute (URDI) Seminar Nasional Peran Ahli Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan Indonesia Kampus UI, Depok, 30 Agustus 2016

Pentingnya untuk memahami perubahan iklim sebagai tantangan alam yang harus dihadapi dalam Abad-21... Kenaikan suhu permukaan meningkat dengan pasti melebihi perkiraan sebelumnya antara 1,5 o C 4 o C (IPCC, 2013) Worst scenario untuk kenaikan muka air laut yang terus meningkat dari perkiraan sebelumnya antara 18-59 cm pada tahun 2010 (IPCC, 2013)

Komitmen Dunia Menangani Perubahan Iklim 1992 1997 2007 2011 2015 Pengesahan UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) pada KTT Bumi di Rio de Janeiro untuk menstabilkan konsentrasi GRK di atmosfer. Indonesia termasuk dalam Negara Non- Annex I. Pengesahan Protokol Kyoto pada COP-3 di Kyoto. Sebuah komitmen untuk menurunkan emisi GRK, khususnya negara-negara industri. Perumusan Bali Action Plan pada COP-13 di Bali Pembentukan AWG-LCA (Ad Hoc Working Group on Long-term Cooperative Action under the Convention) untuk implementasi aksi kerjasama jangka panjang hingga dan setelah 2012. Pembentukan ADP (Ad Hoc Working Group on the Durban Platform for Enhanced Action) pada COP-17 di Durban untuk mengembangkan protokol, instrumen hukum lain atau hasil yang disepakati dengan kekuatan hukum berdasarkan Konvensi berlaku untuk semua Pihak, yang akan selesai paling lambat 2015. COP-21 di Paris menghasilkan Paris Agreement sebagai komitmen negara-negara untuk mencegah kenaikan suhu di bawah 2 C Target pengurangan emisi setiap negara dalam INDC (Intended Nationally Determined Contributiona) Pembentukan APA (Ad Hoc Working Group on the Paris Agreement)

Paris Climate Agreement 2015 196 Negara mengadopsi kesepakatan Mencegah kenaikan suhu rata-rata global dibawah 2 C dan mendorong upaya untuk membatasi kenaikan suhu dibawah 1,5 C Negara maju akan menyediakan dana adaptasi bagi negara berkembang sebesar $100 Milyar pada tahun 2020 Kesepakatan akan mulai dilaksanakan pada tahun 2020 (jika sedikitnya 55 Negara menandatangani atau 55% emisi global) from INDC (Intended Nationally Determined Contribution) to NDC (Nationally Determined Commitment) Masing-masing negara akan merevisi target emisi setiap 5 (lima) tahun Climate neutrality (keseimbangan antara emisi dan carbon sink) pada tahun 2050 Mendefinisikan pengertian climate loss and damage Mempercepat pengembangan clean technology dan transfer

Proses Review dan Perubahan INDC Ke NDC Kontribusi: 2009: 26% - 41% pada tahun 2020. Pasca 2020 29% - 41% di tahun 2030 dibandingkan BAU scenario (2.881 Gt CO 2 eq). Lingkup: energy (incl. transport), industrial processes and product use, agriculture, LULUCF, dan waste. Additional issue: adaptation. VISI: Mewujudkan ketangguhan iklim negara kepulauan sebagai landasan bagi terbangunnya keamanan air, pangan, dan energi pasca 2020 sampai 2030 2015 Implementasi NDC 2030 Enhanced Actions 2020

Sumber: Arief Wicaksono, URDI, 2015 Kerangka Analisis Dinamika Sistem Kebijakan

Tahapan Analisis Pemetaan kebijakan, rencana dan program (KRP) terkait sektor-sektor penyumbang emisi gas rumah kaca. Penapisan isu strategis terkait penurunan emisi gas rumah kaca dan upaya ketahanan pangan, air dan energi sesuai dengan hasil pemetaan KRP. Inventarisasi prakarsa cerdas dan pembelajaran terkait inisiatif penurunan emisi gas rumah kaca yang dilakukan masyarakat. Teknik Pengumpulan Data Desk study, untuk menganalisis prinsip-prinsip dan pengaruh kebijakan terhadap penanganan perubahan iklim di Indonesia pada tingkat nasional maupun daerah. Diskusi kelompok terarah, untuk penggalian gagasan dan pemikiran narasumber melalui pengembangan suatu forum pembelajaran bersama (shared learning forum) yang disebut URDI Learning Forum. Wawancara dan pengamatan lapangan, untuk verifikasi isu yang telah dirumuskan dari hasil tinjauan literatur dan diskusi kelompok terarah.

Pemetaan Kebijakan (sektor pangan) PUU RUANG LINGKUP JANGKAUAN Review UU No. 41/1999 ttg Kehutanan Status dan fungsi hutan, pengurusan hutan (perencanaan, pengelolaan, Litbang/Diklat/Penyuluhan, pengawasan); masyarakat adat, kewenangan Hulu 1, Hulu 2, Hilir1 Perhutanan sosial dan pembagian kewenangan pusat, provinsi, kab/kota UU No. 18/2003 ttg Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Pencegahan perusakan hutan; pemberantasan perusakan hutan; kelembagaan; peran serta masyarakat; kerja sama internasional; pelindungan saksi, pelapor, dan informan; pembiayaan; sanksi. Hulu 1, Hulu 2 Penerapan sanksi dan penegakan hukum terhadap perusakan hutan belum berjalan dengan baik UU No. 41/2009 ttg Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan perencanaan dan penetapan; pengembangan; penelitian; pemanfaatan; pembinaan; pengendalian; pengawasan; sistem informasi; perlindungan dan pemberdayaan petani; pembiayaan; dan peran serta masyarakat. Hulu 1, Hulu 2, Hilir1 Alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian akibat tdk optimal dalam erlindungan lahan pertanian; Cetak sawah hanya cocok di pulau JAwa UU 18/2012 ttg Pangan Perencanaan; ketersediaan; keterjangkauan pangan, konsumsi Pangan dan Gizi; keamanan Pangan; label dan iklan Pangan; pengawasan; sistem informasi Pangan; penelitian dan pengembangan Pangan; kelembagaan Pangan; Hulu 1, Hulu 2 Kedaulatan pangan dan perlindungan petani

Isu Strategis 1: Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki kawasan pesisir yang ekstensif, sangat rentan terhadap risiko dan dampak perubahan iklim. Sumber: BNPB, 2014 Krisis pangan, air dan energi: Penurunan neraca air pada musim kemarau dan peningkatan jumlah penduduk akan mengakibatkan krisis air yang semakin parah. Terjadinya krisis pangan karena semakin menyusutnya luas area pertanian akibat konversi lahan, serta meningkatnya nilai impor pangan. Kebutuhan energi dari batubara, minyak dan gas akan meningkat namun tidak diimbangi dengan kemampuan produksi. Sekitar 80% dari bencana di Indonesia adalah bencana terkait iklim dan sisanya adalah bencana geologi dan konflik.

@URDI Sumber: URDI, 2016

Isu Strategis 2: Adanya kebijakan yang tidak konsisten dan tumpang tindih serta belum melindungi prakarsa cerdas masyarakat. Pengelolaan hutan masyarakat (HKm), hutan desa (HD), dan hutan tanaman rakyat (HTR) saat ini terhambat oleh pemberlakuan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, di mana kewenangan persetujuan akhir berpindah dari Bupati ke Gubernur. Ketidakpastian hukum telah mengakibatkan maraknya sengketa dan konflik lahan, terutama pada lahan perkebunan sawit, hutan tanaman industri dan pertambangan. Sebagian besar kebijakan Pemerintah masih bersifat mengatur dan belum melindungi prakarsa masyarakat dalam menangani krisis lingkungan hidup dan dampak perubahan iklim. Insiatif masyarakat untuk melakukan perlindungan lingkungan tidak mendapat insentif dari pemerintah.

Prakarsa Cerdas Masyarakat untuk Ketangguhan Iklim Inisiatif masyarakat Desa Segamai (Riau) menjaga kelestarian hutan tersisa melalui pembentukan Hutan Desa, meskipun dalam prosesnya terbentur dengan ketidakkonsistenan hukum. Inisiatif pengelolaan hutan adat oleh masyarakat di Desa Guguk (Jambi) dengan didasari prinsip keberlanjutan dan kelestarian ekosistem hutan, meskipun pernah mengalami kekecewaan karena dijanjikan dana REDD. Upaya komunitas adat menyelamatkan keamanan air di Pulau Semau (Nusa Tenggara Timur) atas dasar tata kuasa adat dalam memproteksi dan mengatur distribusi sumber mata air yang ada, sementara Pemerintah sibuk dengan penentuan sertifikasi tanah. Upaya Terminal Benih, Cibinong menyelematkan benih warisan sebagai modal keamanan pangan di pusat kota yang justru semakin tergerus oleh kebijakan pemerintah yang cenderung berorientasi pada pertumbuhanan ekonomi dalam penyelenggaraan pembangunan. Upaya penyelamatan generasi melalui pendidikan Sekolah Lipu di Tojo Una-Una dan pesantren di Bogor untuk menyiasati keterlanjuran penurunan kesadaran masyarakat terhadap nilai adat serta sumber daya alam tersisa dari gerusan ekploitasi kegiatan pertambangan dan perkebunan. Inisiatif masyarakat adat Ciptagelar, Sukabumi dalam mempertahankan nilai adat agar warga mengelola alam secara seimbang untuk keamanan pangan, air, serta energi, dan tidak terpengaruh oleh pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat.

Sumber: URDI, 2016

Isu Strategis 3: Kebijakan ekonomi yang berorientasi pada pemenuhan target pertumbuhan ekonomi dapat menghambat pencapaian keamanan pangan dan air. Konsep kebijakan tersebut menimbulkan maraknya investasi berbasis lahan yang dapat berimplikasi pada peningkatan emisi gas rumah kaca dan penyusutan luasan dan fungsi ekosistem. Konversi kawasan hutan untuk pertambangan, perkebunan, dan pemanfaatan hutan lainnya mengakibatkan deforestasi dengan rata-rata 1,13 juta ha/tahun. Izin usaha pertambangan terbesar di Indonesia adalah komoditas batubara yaitu sekitar 36%.

Kesimpulan Visi ketangguhan iklim yang telah dicanangkan Pemerintah Indonesia tidak akan ada artinya apabila penyelenggaraan pembangunan terus menghasilkan emisi gas rumah kaca, menggerus fungsi ekosistem, dan merusak lingkungan. Upaya yang perlu dilakukan: 1 mengurai dan menuntaskan tunggakan masalah terkait pengelolaan tanah, air dan kekayaan alam yang menghambat terwujudnya pembangunan rendah karbon; 2 meningkatkan kualitas pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan dengan mengacu pada data dan informasi keruangan (spasial) serta inventarisasi kekayaan alam hayati dan nir-hayati; dan 3 penerapan katup pengaman (safeguard instrument) seperti KLHS, AMDAL, UKL dan UPL yang berkualitas dalam proses perencanaan pembangunan melalui RTRW dan RPJM.

TERIMA KASIH Urban and Regional Development Institute (URDI) Rukan Royal Palace Blok C-3, Jalan Prof. Dr. Soepomo, Kav 178A Menteng Dalam Jakarta Selatan 12870 INDONESIA Phone: +62 21 8312087 Facs: +62 21 8312196 Website: http://www.urdi.org Email: urdi@urdi.org; wahyu@urdi.org