(Mahasiswa Magister Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Tadulako) 2

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD INPRES 2 KAYUMALUE NGAPA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

ISSN Oleh. (I Dewa Made Warnita) Guru Mata Pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Selemadeg

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 22 LUBUK ALUNG KAB PADANG PARIAMAN

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SIBONU

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Joyful Learning Journal

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi di Kelas IV SDN 12 Biau

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

Machthumah et al., Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing...

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Economic Education Analysis Journal

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

A R T I K E L PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 09 KEPALA BUKIT KEC. SUNGAI PAGU KAB.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

LINDA ROSETA RISTIYANI K

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada Siswa Kelas V SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN NO.

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL TREFFINGER DI KELAS VA SD NEGERI 08 SURAU GADANG

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

DI SD NEGERI 07 LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI KELAS IV SDN NO. 3 PANII

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

p-issn : e-issn :

Joyful Learning Journal

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN UNTUK MENENTUKAN IDE POKOK PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY BAGI SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 7 SIGI

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

IMPLEMENTATION QUANTUM TEACHING MODEL TO IMPROVE RESULT OF IPS STUDIES STUDENT CLASS V SD NEGERI 031 TANJUNG SARI KECAMATAN PUJUD ROHIL

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS KELINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa Friska Eris Novitasari,Titin Kartini Abstrak:

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOKAWERA TAHUN AJARAN 2014/2015

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bagian-Bagian Tumbuhan Melalui Pemanfaatan Lingkungan di Kelas IV SDN Inpres Sritabaang

Darmawati, Arnentis dan Sri Iryani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

Pendahuluan. Keywords: Scramble, time token, motivation learning, learning outcomes.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

Joyful Learning Journal

Penerapan Teknik Modelling dan Latihan untuk Meningkatkan Keterampilan Senam Aerobik dan Senam Lantai

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VI SDN TOMPU KECAMATAN SIGI BIROMARU Rizal 1, Sarjan N. Husain dan Sahrul Saehana 2 Ndeserizal@yahoo.co.id 1 (Mahasiswa Magister Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Tadulako) 2 (Staf Pengajar Magister Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Tadulako) Abstract The research was conducted on a semester at SDN Tompu Biromaru Sigi District of school year 2014-2015. Problems in the study was whether the application of Jigsaw cooperative learning model can improve the activity and results of the sixth grade students learn science SDN Tompu District of Sigi Biromaru. The method used is a cyclic method at class action research with two cycles. Each cycle consists of two meetings results showed that the application of cooperative learning model Jigsaw shown to enhance the activity and the results of learning science in grade VI SDN Tompu Biromaru Sigi District of criteria that are in the category of fairly to very good. While the magnitude of the increase in student learning outcomes cycle I were in the medium category and second cycle were in the high category. Thus, it was concluded that the application of Jigsaw cooperative learning model can improve the activity and the results of the sixth grade students learn science SDN Tompu District of Sigi Biromaru. Keywords: Jigsaw Cooperative Learning, Activities and Results Learn Science. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar (SD) yang mampu mengembangkan berpikir kritis bagi siswa, seperti dikemukakan oleh Sidharta (2012), bahwa siswa sekolah dasar menempati usia kritis sekaligus strategis dalam mengembangkan sikap ilmiah. Pada usia tersebut anak ingin mengetahui segala sesuatu yang dirasa asing. Apa yang ingin diketahui anak pada umumnya adalah keadaan alam, yang perwujudannya sangat menakjubkan mereka. Hal ini menunjukkan mata pelajaran IPA sebagai salah satu gerbang untuk bersikap ilmiah dan kritis. Kenyataannya masih banyak guru dalam proses pembelajaran menyampaikan materi IPA secara informatif dan siswa menghafalnya, guru cenderung sebagai satusatunya sumber ilmu bagi siswa. Kegiatan belajar yang demikian tidak memberikan suasana yang memancing perhatian, daya kritis dan aktivitas siswa, sehingga cenderung jenuh dan pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang terjadi di kelas merupakan fase penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran dapat terjadi bila interaksi antara guru dengan siswa dapat berjalan dengan baik, hal ini juga dipengaruhi oleh ketertarikan siswa untuk memperhatikan proses pembelajaran. Berhubungan dengan hal tersebut di atas, permasalahan utama yang terjadi di SDN Tompu Kecamatan Sigi Biromaru adalah masih rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA yang dipengaruhi rendahnya aktivitas siswa untuk belajar lebih mandiri. Pada pelaksanaan proses pembelajaran terutama mata pelajaran IPA, seringkali guru melakukan pembelajaran yang modelnya satu arah. Guru cenderung lebih sering memberikan informasi atau ceramah pada saat memberikan materi pelajaran IPA. 54

55 e-jurnal Mitra Sains, Volume 4 Nomor 2, April 2016 hlm 54-61 ISSN: 2302-2027 Proses pembelajaran pada SDN Tompu Kecamatan Sigi Biromaru selama ini masih berpusat kepada guru. Guru-guru masih melakukan proses pembelajaran dengan metode ceramah dan guru tidak menggunakan model-model pembelajaran yang telah ada, sehingga tidak ada keaktifan siswa bahkan siswa merasa kurang menyenangi mata pelajaran IPA. Hal ini menyebabkan siswa kurang bersemangat dan siswa sering lebih banyak mencatat sehingga siswa merasa jenuh serta tidak tertarik untuk belajar pada mata pelajaran IPA. Perolehan nilai rata-rata mata pelajaran IPA dalam dua tahun terakhir siswa kelas VI SDN Tompu Kecamatan Sigi Biromaru relatif sangat rendah. Sesuai dengan kenyataan data hasil nilai rata-rata tahun pelajaran 2013/2014 siswa kelas VI SDN Tompu Kecamatan Sigi Biromaru pada semester 1 hanya 6,50 dan semester 2 hanya 6,75. Pada tahun pelajaran 2014/2015 semester 1 nilai rata-rata 6,80. Berdasarkan data nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN Tompu Kecamatan Sigi Biromaru sangatlah rendah karena belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 7,00 pada tahun pelajaran 2013/2014 dan 7,50 pada tahun 2014/2015. Proses pembelajaran yang dilakukan guru belum memberikan suasana yang efesien pada perhatian dan minat siswa untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. Perhatian, minat dan aktivitas siswa tidak terlihat, siswa terlihat kurang bersemangat dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu: (1) siswa kurang memperhatikan guru menjelaskan materi pada saat proses pembelajaran berlangsung dan menganggap materi pelajaran yang disampaikan tidak menarik dan membosankan, (2) kurangnya kreativitas guru dalam memberikan model pembelajaran untuk menciptakan suasana menyenangkan pada saat proses pembelajaran berlangsung, dan (3) kurangnya aktivitas siswa dalam belajar karena menganggap pembelajaran IPA itu hanya berupa hafalan, dan sebagainya. Berdasarkan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 bahwa proses pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, melainkan berpusat pada siswa di mana siswa terlibat langsung untuk menggali pengetahuan baru. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar yang sesuai dengan KKM yaitu 7,50 pada semester 1 dan 2 tahun pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN Tompu Kecamatan Sigi Biromaru. Trianto (2009) menyatakan bahwa adalah suatu teknik belajar kelompok yang digambarkan sebagai berikut: 1) Setiap anggota mempelajari atau mengerjakan salah satu bagian informasi yang berbeda dari bagian anggota lainnya. 2) Setiap anggota kelompok bergabung dengan anggota kelompok lain untuk dapat mempelajari dan memahami informasi secara utuh. 3) Setiap anggota kelompok berbagi informasi dengan anggota kelompok yang lain dalam rangka menangkap keutuhan informasi. 4) Setiap anggota kelompok menjadi pemilikpemilik informasi, sehingga kelompok akan bertanggung jawab mengenai masingmasing anggotanya. Trianto (2009) tipe jigsaw mempunyai beberapa kelebihan yaitu: (1) kepemimpinan bersama oleh siswa, (2) adanya saling ketergantungan positif, (3) melatih interaksi sosial siswa, (4) tetap memunculkan persaingan individu. Alasan peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena sejumlah hasil penelitian yang dilakukan secara konsisten menunjukkan siswa yang terlibat dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mempunyai aktivitas yang lebih

Rizal,dkk. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan 56 baik dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik pula dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN Tompu Kecamatan Sigi Biromaru. METODE Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Desain yang digunakan mengacu pada desain Kemmis dan Taggart dalam Arikunto (2007). Setiap siklus, meliputi; rencana (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Sebelum masuk pada siklus I, dilakukan pendahuluan dengan mengidentifikasi permasalahan- permasalahan di lapangan. Selanjutnya, menetapkan langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan- permasalahan tersebut dengan menerapkan metode penelitian tindakan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tompu Kecamatan Sigi Biromaru. Subjek penelitian adalah siswa kelas VI yang berjumlah 20 siswa, yang terdiri atas 9 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Jenis data penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif, dengan sumber data berasal dari data primer yaitu data tentang aktivitas dan hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil observasi dan hasil tes yang diberikan pada pratindakan dan tes akhir pada tindakan siklus I dan II. Pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar siswa pada pratindakan dan hasil setelah dilakukan tindakan kelas dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber bacaan, wawancara dan observasi awal serta dokumen sekolah. Peneliti menggunakan data sekunder untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang ada. Data hasil belajar siswa dianalisis menggunakan penilaian berdasarkan KKM mata pelajaran IPA di SDN Tompu Kecamatan Sigi Biromaru, dengan memberi bobot nilai pada butir soal yang dijawab dengan benar oleh siswa. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah siswa dinyatakan tuntas belajar secara individual jika perolehan skor atau nilai mencapai minimal standar KKM yaitu 75% dan siswa yang tuntas individu minimal mencapai 85% dari jumlah subjek penelitian, aktivitas guru dan siswa berada pada kategori penilaian minimal baik. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini diuraikan dalam dua bentuk yakni pratindakan dan setelah tindakan. Hasil pada pratindakan berupa hasil tes awal, sedangkan pada hasil penelitian setelah tindakan terdiri atas aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan (penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw) pada mata pelajaran IPA di kelas VI SDN Tompu Kecamatan Sigi Biromaru secara rinci dijelaskan pada Tabel 1. Tabel 1. Ringkasan Hasil Tes Pratindakan No Jenis Item % Keterangan 1 Jumlah subjek 20 100 Seluruh siswa 2 Daya serap klasikal (DSK) 75% 926.25 57.89 Belum tercapai 3 Ketuntasan belajar klasikal (KBK) 85% 0 0 Belum tercapai

% Aktivitas 57 e-jurnal Mitra Sains, Volume 4 Nomor 2, April 2016 hlm 54-61 ISSN: 2302-2027 Berdasarkan data pada Tabel 1, diketahui daya serap klasikal maupun ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai sebagaimana standar pencapaian yang ditentukan pada kedua item tersebut. Hal ini membuktikan perolehan nilai hasil belajar IPA di kelas VI SDN Tompu Kecamatan Sigi Biromaru tergolong rendah sebagaimana telah dijelaskan pada halaman pendahuluan dari penelitian ini. Selanjutnya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pertemuan 1 dan 2 baik pada siklus I dan II diperoleh hasil sebagaimana diuraikan di bawah ini. Data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa setelah tindakan diuraikan pada pada Tabel 2 dan Gambar 1. Tabel 2. Ringkasan Aktivitas Guru dan Siswa Setelah Tindakan pada dan Subjek Pengamatan Pertemuan Perolehan Nilai Kriteria Guru P1 65 % Cukup P2 83% Baik P1 93% Sangat baik P2 98 % Sangat baik Siswa P1 68 % Cukup P2 78 % Baik P1 81 % Baik P2 90 % Sangat baik Keterangan: P1 = pertemuan ke 1; P2 = pertemuan ke 2 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% 93% 98% 83% 90% 78% 81% 65% 68% P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Periode Pengamatan Gambar 1. Rerata Aktivitas Guru dan Siswa pada dan II Data Tabel 2 maupun Gambar 1 terlihat bahwa aktivitas yang dilakukan oleh guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II tetapi memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan persentase aktivitas siswa. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw masih membutuhkan bimbingan dan motivasi dari guru untuk dapat bekerja dalam kelompoknya sesuai dengan apa yang diharapkan dari penerapan model pembelajaran tersebut. Hasil belajar siswa yang diuraikan disini mencakup daya serap dan ketuntasan belajar, baik individu maupun klasikal. Hasil perhitungan nilai tes hasil belajar terhadap komponen hasil belajar secara rinci dijelaskan pada Tabel 3 dan Gambar 2.

% Capaian Hasil Belajar Rizal,dkk. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan 58 Tabel 3. Ringkasan Daya Serap dan Ketuntasan Belajar Klasikal Perolehan Nilai % Ketuntasan Kriteria Subjek Tes Pertemuan DSK dengan (KKM = 75%) Belajar Klasikal Ketercapaian KBK (85%) Siswa P1 73 50 Belum Tercapai P2 78 80 Tercapai P1 80 90 Tercapai P2 94 100 Tercapai Keterangan: P1 = pertemuan ke 1; P2 = pertemuan ke 2 120 100 80 60 40 20 0 Perolehan Nilai DSK dengan (KKM = 75%) % Ketuntasan Belajar Klasikal 90 94 100 73 78 80 80 50 P1 P2 P1 P2 Tes Hasil Belajar Gambar 2. Daya Serap dan Ketuntasan Belajar Klasikal Tabel 3 dan Gambar 2 menunjukkan baik data daya serap maupun ketuntasan belajar klasikal terus mengalami perubahan dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa atas materi pelajaran terus meningkat akibat dari perbaikan aktivitas yang dilakukan oleh guru selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dibuktikan oleh adanya perubahan data aktivitas dan hasil belajar yang seiring sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 3. Aktivitas Siswa (%) Perolehan Nilai DSK dengan (KKM = 75%) % Ketuntasan Belajar Klasikal 100 100 80 90 90 94 78 81 68 73 78 80 80 60 40 50 20 0 P1 P2 P1 P2 Gambar 3. Perbandingan Data Hasil Observasi Aktivitas dan Hasil Tes Belajar

59 e-jurnal Mitra Sains, Volume 4 Nomor 2, April 2016 hlm 54-61 ISSN: 2302-2027 Hasil uji N-gain terhadap hasil belajar siswa siklus I dan II disajikan pada Gambar 4. 0,8 0,75 0,7 0,6 0,54 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 N-gain Gambar 4. N-gain Hasil Belajar pada dan Gambar 4 menunjukkan N-gain secara klasikal dalam kategori sedang dan tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan dalam pembelajaran IPA di kelas VI SDN Tompu Kecamatan Sigi Biromaru dapat menanggulangi penyebab timbulnya masalah sebagaimana telah dijelaskan pada bagian pendahuluan hasil penelitian ini, sehingga tujuan yang ingin dicapai dari penerapan pada pembelajaran IPA khususnya di kelas VI SDN Tompu Kecamatan Sigi Biromaru dapat dicapai dengan peningkatan yang cukup berarti. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran IPA di kelas VI SDN Tompu Kecamatan Sigi Biromaru dapat mengubah aktivitas siswa dalam pembelajaran. Dengan perubahan aktivitas siswa tersebut dari yang belum terbiasa menjadi biasa (dapat melakukan) sendiri langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ternyata dapat mengubah perolehan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hasil perubahan nilai dari pratindakan ke siklus I dan siklus II telah diuji dengan rumus N-gain ternyata perubahan perubahan tersebut menunjukkan peningkatan masing-masing pada siklus I sebesar 0.54 berada dalam kategori sedang dan pada siklus II sebesar 0.75 berada dalam kategori tinggi. Artinya dengan penerapan pada pembelajaran IPA khususnya di kelas VI SDN Tompu Kecamatan Sigi Biromaru dinyatakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan besaran peningkatan hasil belajar siswa siklus I dalam kategori sedang dan siklus II dalam kategori tinggi. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut diperoleh karena akibat intensifnya aktivitas guru dalam pembimbingan siswa sebagaimana data pada Tabel 2. Hal ini dapat terjadi karena pola pembelajaran seperti ini, relatif masih baru di kalangan siswa, sehingga siswa awalnya belum dapat melakukan apaapa tanpa bantuan guru. Pemberian suasana baru, dan petunjuk atau arahan yang objektif dari guru biasanya akan menuntun siswa dalam menuntaskan proses pembelajarannya sehingga akan menghasilkan pengetahuan yang optimal. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam suatu proses pembelajaran dapat memberikan nuansa posistif dan menyenangkan bagi siswa secara fisik dan psikhis Hal ini karena proses belajar sesungguhnya adalah proses penemuan dengan jalan berpikir dan bertindak. Kecepatan tindakan bagi siswa dapat lebih awal dicapai jika pekerjaan pikiran tersebut diberikan arahan dan prosedur yang jelas dari guru.

Rizal,dkk. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan 60 Pemenuhan keinginan sebagaimana tersebut di atas dapat dilakukan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pemberian petunjuk atau prosedur berpikir yang jelas dari guru tentang IPA yang dilaksanakan dalam suasana belajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw akan dapat melatih pikiran siswa dan tanggung jawabnya baik terhadap dirinya sendiri (individu) maupun dalam kelompoknya. Suasana seperti ini memberikan motivasi kompetitif dan menyenangkan bagi siswa karena dikemas dalam permainan peran tanggungjawab. Hal tersebut mendukung hasil penelitian Erik Erikson dalam Nur (2011) yang mengemukakan bahwa anak usia kelas VI SD digolongkan kepada masa remaja / usia 10-20 tahun atau ke dalam siklus identitas dan kebingungan identitas. Pada masa ini anak dihadapkan pada penemuan siapa diri mereka, bagaimana nantinya, serta kemana anak tersebut menuju dalam kehidupannya. Anak dihadapkan banyak peran baru dan status orang dewasa. Oleh karena itu setiap guru pada masa usia anak tersebut perlu membimbing dan melatih mereka kearah yang lebih baik dan rasional sehingga tidak menyimpang ke status perilaku yang irasional. Peran inilah yang membuat aktivitas guru di atas dapat lebih besar daripada aktivitas siswa. Guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas melalui tatap muka menyampaikan informasi dan mengarahkan apa yang harus dilakukan siswa. Pada apsek ini hal yang perlu diperhatikan adalah unsur konsentrasi atau perhatian siswa terhadap uraian materi yang disampaikan guru. Pada umumnya perhatian penuh siswa berlangsung pada 5 sampai 10 menit pertama, setelah itu perhatiannya akan turun. Untuk itu guru harus berusaha menjaga perhatian siswa, misalnya dengan memberi contoh penggunaan materi atau konsep yang diajarkan di lapangan atau dengan mengatur strategi belajar seperti model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aspek kerja sama, untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Koreksi kerja sama tersebut dapat terjadi antara guru dengan siswa, kolega guru, dan orang tua. Hal ini karena pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi antara siswa dan sumber belajar. Pembelajaran di kelas terjadi karena ada interaksi antara siswa dengan guru. Guru tidak saja memberi instruksi, tetapi juga bertindak sebagai anggota organisasi belajar dan sebagai pemimpin pada lingkungan kerja yang kompleks. Semua perilaku guru di dalam dan di luar kelas mempengaruhi keberhasilan kegiatan pembelajaran. Kondisi ini sesuai dengan pendapat Fornot dalam Kun (2011) yang mengemukakan bahwa aktivitas tersebut dalam teori konstruktivistik berlangsung melalui adaptasi (adaptation), pembentukan konsep dari lingkungan (the concept of envieronmet), serta pembentukan makna dari konsep tersebut (the construction of meaning). Ketiga tahap tersebut oleh Piaget yaitu adaptasi terhadap lingkungan dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Proses asimilasi ini berjalan terus. Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan/ pergantian skemata melainkan perkembangan skemata. Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan lingkungan baru. Akomodasi, dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skemata yang telah

61 e-jurnal Mitra Sains, Volume 4 Nomor 2, April 2016 hlm 54-61 ISSN: 2302-2027 dipunyai. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan mengadakan akomodasi. Akomodasi terjadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. Hal ini sesuai dengan pendapat Piaget dalam Kun (2011) yang menyatakan bahwa adaptasi merupakan suatu kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Bila dalam proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap lingkungannya maka terjadilah ketidaksetimbangan (disequilibrium). Akibat ketidaksetimbangan itu maka tercapailah akomodasi dan struktur kognitif yang ada akan mengalami atau munculnya struktur yang baru. Pertumbuhan intelektual ini merupakan proses terus menerus tentang keadaan ketidaksetimbangan dan keadaan setimbang (disequilibrium- equilibrium). Tetapi bila terjadi kesetimbangan maka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Jika teori tersebut dilihat dari perolehan hasil belajar siswa sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan berarti equilibrium telah terjadi dengan baik, artinya proses asimilasi dan akomodasi telah berjalan seimbang, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan hasil belajar. Dengan demikian tercapaianya equilibrium tersebut sebenarnya pada penelitian ini menyatakan kemampuan dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang diperoleh dari asosiasi dan akomodasi. KESIMPULAN IPA pada siswa kelas VI SDN Tompu Kecamatan Sigi Biromaru dengan kriteria berada pada kategori cukup sampai sangat baik. Sedangkan besaran peningkatan hasil belajar siswa siklus I berada dalam kategori sedang dan siklus II berada dalam kategori tinggi UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kehadirat Allah SWT., atas Kebesaran dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan artikel ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Sarjan N. Husain, M.P., dan Dr. Sahrul Saehana, M.Si., yang telah memberikan pembimbingan kepada penulis berupa arahan dan saran sampai pada penyusunan artikel ini selesai. Semoga Allah SWT., memberikan balasan atas kebaikan kita semua. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Kun, M. L. 2011. Peningkatan Aktivitas Pembelajaran Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan melalui Tindakan Guru Inovatif pada Kelas X di SMA Negeri 1 Semarang. Jurnal Geografi, 8 (1): 21-28. Nur, M. 2011. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: PSMS Unesa. Sidharta, S. 2012. Pendidikan di Negara Berkembang Suatu Tinjauan Komparatif. Jakarta: Depdikbud. Trianto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pusaka. Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar