BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN TUKAR-MENUKAR TANAH DENGAN TANAH ANTARA PEMBERI DAN PENERIMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tukar menukar merupakan metode yang sangat efektif dan

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI TANAH

ABSTRAK. Kata kunci: Perjanjian sewa-menyewa, akibat hukum, upaya hukum.

CONTOH SURAT PERJANJIAN JUAL BELI RUMAH

BAB V PENUTUP. dengan masyarakat Desa Waepana melalui mediasi adalah sebagai berikut,

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

CONTOH SURAT PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI TANAH

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya,

DIES NATALIS XXXIII Universitas Islam Batik Surakarta ISBN :

BAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Sebagaimanatelahdiketahuinyakeabsahan perjanjian jual beli yang

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sebutan SV UGM terbentuk berdasarkan Peraturan Rektor UGM No.

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi.

: AKIBAT HUKUM PENUNDAAN PROSES BALIK NAMA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan segala aktifitasnya berada diatas tanah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SURAT PERJANJIAN GADAI TNAH

BAB I PENDAHULUAN. bernegara, agar tercipta kehidupan yang aman, tertib, dan adil.

BAB I PENDAHULUAN. sengketa dengan orang lain. Tetapi di dalam hubungan bisnis atau suatu perbuatan

[FIKA ASHARINA KARKHAM,SH]

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI TANAH BESERT RUMAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kehidupan manusia, tanah merupakan faktor yang sangat penting.

HUKUM JUAL BELI PERUSAHAAN - 2 PENGERTIAN JUAL BELI PERUSAHAAN

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan hidup masing-masing, salah satunya melakukan transaksi jual beli.

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB II PENGATURAN PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN SYARIAH

Tanggung Jawab Penjual/ Pelaku Usaha Dalam Transaksi Jual Beli Terhadap Kelebihan Pembayaran Menurut Peraturan Perundang Undangan Di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan suatu hubungan hukum yang dikategorikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. tentang kecelakaan lalu lintas, bahkan pemberitaan tentang kecelakaan lalu lintas

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA. Hubungan kerja adalah hubungan antara seseorang buruh dengan seorang

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

BAB III KEABSAHAN JUAL BELI TANAH YANG DILAKUKAN OLEH BUKAN PEMILIK TANAH. 1. Jual Beli Hak Atas Tanah

CONTOH SURAT PERJANJIAN JUAL BELI MOBIL

JURNAL DAN TEKNOLOGI. Pandangan Hukum

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Dari segi model bagi hasil pada petani bawang merah di dusun

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

KEPALA DESA SUMBERBERAS KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA SUMBERBERAS NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN TANAH KAS DESA SUMBERBERAS

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA

A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DIHADAPAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) (StudiKasus di Kantor PPAT Farida Ariyanti, SH) Oleh :

FORCE MAJEURE SEBAGAI ALASAN TIDAK DILAKSANAKAN SUATU KONTRAK DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERDATA / D

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENGIKATAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN DAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW)

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PPAT DALAM MENGOPTIMALKAN PENERIMAAN BPHTB

BAB I PENDAHULUAN. terhadap persepsi yang berbeda, perbedaan-perbedaan tersebut dapat pula

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian Arisan Motor Plus

Judul buku: Kebatalan dan pembatalan akta notaris. Pengarang: Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum. Editor: Aep Gunarsa

BAB IV PENUTUP. uraikan pada bagian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia di dalam. kerjasama yang mengikat antara dua individu atau lebih.

PERSIAPAN MENGAJUKAN GUGATAN KE PENGADILAN

KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA TANAH TEGALAN YANG DI KELOLA KELOMPOK TANI DI DESA PUTAT KECAMATAN TANGGULANGIN KABUPATEN SIDOARJO

HUKUM PERJANJIAN MENURUT HUKUM ADAT

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG GADAI

BAB III PRAKTIK TEBUSAN GADAI TANAH SAWAH YANG DIKURS DENGAN REPES DI DESA BANGSAH

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

Common Law Contract Agreement Agree Pact Covenant Treaty. Civil Law (Indonesia) Kontrak Sewa Perjanjian Persetujuan Perikatan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sebagai alat pemuas kebutuhan hidupnya. keterbatasan kemampuan untuk menyediakan kebutuhan sendiri.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUKUM PERJANJIAN & PERIKATAN HUBUNGAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Tujuan pembangunan itu dapat tercapai, bila sarana-sarana dasarnya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI

BAB III PERJANJIAN INVESTASI ANTARA INVESTOR DENGAN PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA. A. Dasar Hukum Untuk Melaksanakan Perjanjian Kerjasama Investasi

CONTOH SURAT PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN (SPPJB)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa banyak di. sewa yang telah diberikan oleh pihak penyewa.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA. 2.1 Pengertian Perjanjian Kerjasama dan Tempat Pengaturannya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan: Bumi air dan kekayaan

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang paling atas. Yang dimanfaatkan untuk menanami tumbuh-tumbuhan disebut

BAB V PENUTUP. 1. Kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor saat ini mudah diperoleh dengan cara

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

Transkripsi:

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN TUKAR-MENUKAR TANAH DENGAN TANAH ANTARA PEMBERI DAN PENERIMA A. Gambaran mengenai Pelaksanaan Perjanjian Tukar-Menukar Tanah dengan Tanah Perjanjian tukar menukar merupakan suatu persetujuan dengan mana kedua belah pihak mengikatkan diri untuk saling memberikan suatu barang secara bertimbal balik sebagai gantinya suatu barang lain, perjanjian tukar menukar sama halnya dengan perjanjian jual beli tetapi perbedanya pada tukar-menukar kedua belah pihak berkewajiban untuk menyerahkan barang, sedangkan pada jual beli pihak yang satu menyerahkan barang dan pihak satunya lagi penyerahkan uang sebagaimana untuk alat dalam melakukan perjanjian. Subjek hukum dalam perjanjian tukar menukar adalah pihak pertama dan pihak kedua sedangkan yang dapat menjadi objek tukar menukar adalah semua barang. Baik barang bergerak maupun barang yang tidak bergerak dengan syarat barang yang menjadi objek tukar menukar tidak bertentangan dengan undangundang ketertiban umum dan kesusilaan. Menurut Pasal 1320 KUHPerdata, yang menjadi syarat ketiga untuk sahnya suatu perjanjian ialah suatu hal tertentu atau obyek tertentu tersebut sebagai salah satu syarat untuk sahnya suatu perjanjian maka sudah barang tentu 77

78 bahwa setiap perjanjian tukar-menukar haruslah mempunyai sesuatu yang menjadi obyek perjanjiannya. Pelaksanaan berawal dari Ahmad ingin menjual tanahnya di daerah Bungbulang kabuapten Garut, alasan tanah itu di jual karena Ahmad akan pindah ke daerah Ranca Buaya kabupaten Garut, dengan alasan ini lah tanah itu tidak ada yang mengelola nya lagi ketika Ahmad pindah ke daerah Ranca Buaya yang akan di tinggalinya sekarang. Tanah yang ingin di jualnya itu tanah pertanian miliknya sendiri, kepemilikan tanah yang di punyai oleh Ahmad seluas 15.450m 2 kurang lebih 1.5 haktare dengan keterangan bahwa tanah itu milik sendiri tercantum pada surat keterangan yang berada di desa, kebetulan bertemu dengan Ohim yang masih kerabat Ahmad yang lagi mencari tanah di sekitaran Bungbulang untuk lahan pertanian. Ahmad pun memberi tahu kepada Ohim bahwa Ahmad juga sedang mencari pembeli untuk membeli tanahnya di daerah Bungbulang dan memberikan alasan tanah yang di jualnya itu diperuntuhkan untuk membeli kembali tanah di sekitaran rumah tinggalnya sekarang, awalnya tanah milik Ahmad akan di jual, tetapi dengan obrolan yang panjang lebar Ohim mengungkapkan bahwa Ohim memiliki tanah di daerah Ranca Buaya juga dengan luas tanah 15.554 m 2, dan Ahmad pun terfikir menyarankan kepada Ohim untuk di tukarkan saja tanah milik Ohim dengan tanah miliknya itu. Pada bulan April 2013 Ahmad dan Ohim bertemu kembali untuk bernegosiasi membicarakan mengenai perjanjian tukar menukar tanah yang di

79 miliki keduanya, lalu kedua belah pihak membicarakan isi perjanjian agar menemukan kata sepakat dan di dampingi oleh 2 saksi yaitu satu dari pihak Ahmad selaku pemberi dan yang satu lagi dari Ohim selaku penerima. Isi sebagian dari perjanjian yakni bahwa benar tanah yang di kelola atau yang sedang di garapnya milik pribadi bukan tanah orang lain. Di sertakan lampiran surat tanda bukti dari desa bahwa tanah itu benar-benar milik para pihak, tanah yang di kelola atau yang sedang di garap tidak terlibat masalah dengan siapapun dan tidak ada sengketa dengan pihak manapun. Apabila di lain hari ada yang mengklaim dari pihak keluarga tanah itu miliknya, dapat di selesesaikan secara kekeluargaan oleh pihak yang bersangkutan. Tanah yang di kelola oleh keduanya harus sama-sama produktif di dalam sektor pertanian dan apabila terjadi hal diluar dugaan yang disebakan oleh ulah salah satu pihak itu sendiri maka pihak lain tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Perjanjian lainnya yakni apabila adanya kelebihan tanah terpaut sedikit yang di miliki oleh salah satu pihak yang melakukan perjanjian tukar menukar tanah ini, maka kelebihan tanah itu dapat di bayar dengan uang tunai ataupun dengan hasil panen sesuai dengan yang di perjanjikan. Sesuai dengan perjanjian yang dibuat maka kedua belah pihak menemukan kata sepakat, dengan kata lain tercapainya suatu kesepakatan maka hak dan kewajiban para pihak berpindah alih kepada masingmasing yang bersangkutan untuk memenuhi prestasinya.

80 B. Prosedur Pelaksanaan Perjanjian Tukar Menukar Tanah dengan Tanah antara Ahmad Selaku Pemberi dan Ohim Selaku Penerima. Dalam pelaksanaan perjanjian tukar-menukar tanah antara pemberi dan penerima ini terdapat prosedur atau tahapan yang harus dilalui oleh kedua belah pihak yaitu Ahmad selaku pemberi dan Ohim selaku penerima yaitu : 1. Ahmad selaku pemilik tanah pertanian yang ada di daerah Bungbulang kabupaten Garut hendak menjual tanah nya kepada orang lain bertujuan untuk membeli tanah pertanian lagi yang sekarang di tempatinya di daerah Ranca Buaya kabupaten Garut, tanah yang di milikinya seluas 15.450m 2. 2. Bertemu dengan Ohim masih saudara Ahmad yang lagi mencari tanah pertanian untuk membeli tanah di daerah Bungbulang tujuannya untuk di pakai lahan pertanian, tanah yang di miliki Ohim seluas 15.554 m 2 3. Maka dari itu Ahmad mengusulkan mengenai sistem barter kepada Ohim agar apa yang dicita-citakan para pihak menemukan solusi untuk kedua belah pihak, maka mereka sepakat untuk melakukan perjanjian tukar-menukar tanah. Dalam perjanjian oleh kedua belah pihak dan hadirnya para pihak sebagai saksi dalam perjanjian tukar-menukar sebagai berikut : a. Kedua belah pihak sepakat untuk lakukan perjanjian tukar-menukar tanah pertanian yang di miliki keduanya yang masih-masing di daerah Bungbulang, Kab.Garut dan daerah Ranca Buaya Kab.Garut.

81 b. Kedua belah pihak memiliki tanah yang hampir sama untuk melakukan sistem barter, pihak penjual memiliki tanah seluas 15.450m 2 dan pihak pembeli memiliki tanah seluas 15.554 m 2. c. Pihak kedua yaitu pembeli menginginkan kelebihan tanah yang di miliki dalam sistem barter ini di bayar dengan hasil pertanian setiap masa panen tiba, dengan jumlah 3 kali panen, dan pihak pertama yaitu penjual penyanggupi permintaan pihak kedua. d. Tanah yang dimiliki sesuai dengan surat tanah yang ada di desa yaitu C desa dan sama dengan pajak tanah tiap tahunnya e. Tanah tersebut tidak ada urusan sengketa dengan pihak mana pun f. Tanah pertanian masih produktif untuk di pakai percocok tanah dan tidak ada masalah dalam sektor pertanian yang mengganggu nilai produksi tiap masa panennya. g. Para pihak sepakat melakukan perjanjian tukar-menukar di bawah tangan dengan sistem kekeluargaan, bukan menggunakan akta otentik yang di catat oleh pejabat yang terkait. h. Para pihak perjanjian apabila terjadi ke alfaan atau diluar dari perjanjian ini akan di selesaikan dengan musyawarah secara kekeluargaan dengan cara mediasi.

82 i. Kedua belah pihak setuju apa bila menggunakan cara mediasi atau musyawarah tidak menemui titik temu, maka kedua belah pihak pun akan melakukan jalur arbitrase atau jalan pengadilan.