BAB I PENDAHULUAN. terungkap berbagai tradisi yang berkembang masa Rasulullah saw. Tradisi-tradisi

dokumen-dokumen yang mirip
Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com

BAB I PENDAHULUAN. patut disyukuri. Tidak sedikit orang yang mempunyai kesulitan untuk tidur,

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya terungkap berbagai tradisi yang berkembang pada masa Nabi saw.

BAB I PENDAHULUAN. menduduki posisi sangat signifikan, baik secara struktural maupun fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. guna meraih bekal-bekal keilmuan untuk keberlangsungan hidupnya. Islam

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah swt. kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

BAB II SUNNAH DAN MACAMNYA

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan menciptakan berbagai macam makhluk hidup, dan di antara

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-qur an dan al-hadist yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Islam, hadis menempati posisi kedua setelah al-qur an sebagai

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Oleh : Ahmad Abdillah NPM:

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan

BAB IV. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 2 Tahun 2008 Tentang Partai. Politik, dalam pasal 1 ayat (1) yang berbunyi : Partai politik adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. inilah yang dikatakan Agama, diputuskan oleh akal dan logika dan dibenarkan

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. sebuah instansi, organisasi maupun lembaga-lembaga lainnya. Adapun

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari seseorang atau

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah Swt. pada Q.S. al-mujadalah ayat 11, sebagai berikut:

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan diri murid secara optimal. Pendidikan adalah proses merubah. pengajaran dan pelatihan (Suryani, 2012: 8).

Workshop Penulisan Makalah Pesantren PERSIS Bangil Tahun

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Swt. dalam Alquran surah Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

BAB I PENDAHULUAN. merugikan ( pure risk), seperti resiko bisnis, resiko kecelakaan, dan resiko sakit.

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Hadits-hadits Shohih Tentang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa,

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut dianjurkan karena orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian hadits tentang Hadis-Hadis Tentang Aqiqah. Telaah Ma anil Hadits yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya,

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

Ibadah, (Jakarta : Amzah, 2010), Cet. II, hlm Ibadah..., hlm Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahib Sayyed Hawwas, Fiqih

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

)ر واه ابن ماجو( BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa

Kisbiyanto, Ilmu Pendidikan, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hal. 27

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. negara akan dapat memasuki era globalisasi ini dengan tegas dan jelas apabila

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hadis bagi umat Islam merupakan suatu yang penting karena di dalamnya terungkap berbagai tradisi yang berkembang masa Rasulullah saw. Tradisi-tradisi yang hidup masa kenabian tersebut mengacu kepada pribadi Rasulullah saw. sebagai utusan Allah swt. Di dalamnya sarat akan berbagai ajaran Islam. Oleh karena itu keberlanjutannya terus berjalan dan berkembang sampai sekarang bisa memahami, merekam dan melaksanakan tuntunan ajaran Islam. Nabi Muhammad saw. sebagai penjelas (mubayyin) al-qur an dan musyarri menempati posisi yang penting dalam agama Islam. Selain dua hal tersebut, Nabi berfungsi sebagai contoh teladan bagi umatnya. Sebagaimana firman Allah dalam al-qur an Q.S Al-Ahzab: 21. ل ل ي د ر ج دا ر ث ري. ر ل ل د د د ا ل ل و د د ا د Dalam rangka itulah, apa yang dikatakan, diperbuat dan di tetapkan oleh Nabi saw. di kenal dengan hadis yang di dalam ajaran Islam sebagai sumber kedua setelah al-qur an. 1 2009), h. 1 1 M. Alfatih Suryadilaga, Aplikasi Penelitian Hadis Dari Teks ke Konteks (Yogyakarta: Teras, 1

2 Keberadaan hadis atau sunnah sebagai sumber hukum Islam mengandung tiga aspek, yang merupakan pembentukan hukum dan ajaran Islam itu sendiri. Ketiga aspek tersebut adalah Sunnah Qauliyah 2, Sunnah Fi liah 3, dan Sunnah Taqririyah 4, dan ada ulama yang menambahkan dengan Sunnah Hammmiyah, 5 Kesemuanya itu merupakan sumber hukum Islam. Islam ternyata memang mengharuskan pemeluknya agar beretika dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang di contohkan Rasulullah saw. Di antaranya etika bertetangga. 6 Banyak masalah kehidupan kita sekarang yang terabaikan oleh kebudayaan dan peradaban modern. Di antara masalah tersebut ialah masalah hak-hak tetangga atas tetangga. muslim dan nonmuslim. 7 Jika umat Islam mengkaji benar-benar agamanya, mereka akan menemukan betapa besar perhatian Islam terhadap hak hak tetangga, Al-Qur an misalnya, telah menyebutkan hak-hak tetangga itu setelah hak Allah, kedua orang tua, hak-hak yang serahim, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin atau yang 2 Sunah Qauliyah adalah segala yang disandarkan kepada Nabi saw yang berupa perkataan atau ucapan yang memuat berbagai maksud Syara, peristiwa dan kejadian, baik yang berkaitan dengan aqidah, syariah, akhlak maupun yang lainya. 3 Sunnah Fi liyah adalah segala yang disandarkan kepada kita 4 Sunnah Taqririyah adalah segala hadis yang berupa ketetapan Nabi saw. Terhadap apa yang datang dari sahabatnya. 5 Sunnah Hammiyah adalah hadis yang berupa hasrat Nabi saw, yang belum terealisasikan, seperti halnya hasrat berpuasa tangga l 9 Asyura. 6 Zufran Rahman, Kajian Sunnah Nabi saw Sebagai Sumber Hukum Islam Jawaban Terhadap Aliran Ingkar Sunnah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), h. 1-2 7 Hasan Ayyub, Etika Islam Menuju Kehidupan yang Hakiki (Bandung: Trigenda Karya, 1994), h. 371

3 miskin dan yatim itu termasuk tetangga. 8 Al-Qur an menjelaskan hal itu dalam Q.S. An-Nisa: 36. ذ ي د د ر م م ل د ش د ئ ي د ن ت دشر د إ د د لب ي دا لل دا د د ت م ى د دا ب م د د ن د إ لا ل ل ل ل دعب دا د د ر ف خ. دت ي ا Sedangkan dalam hadis dijelaskan sebagai berikut: ي ع د د ش ش ري إ د د ا ي د ت د ا ن د د ا ي د يي ت د ي دا ص ي ل و ج د يي لث ل د ع دب د ل دعل ى لث د ا د ع د ع د و د ع د ر د ش د ال ف ل ل ج ا لا ع د ب ل ل ع ل د ل ل ي و م يي د و ل ل ص ل لى ل ل د 9 ن ل يث ( ه رت مذى(. ا ا ن د Hadis diatas menjelaskan betapa besarnya hak tetangga dan kewajiban menjaga hak tersebut dan penegasan hak tetangga melalui wasiat berbuat baik kepadanya, menuntut kita agar menghormati, mengasihi, berbuat baik kepada tetangga muslim dan nonmuslim, menolak bahaya daripadanya, menjeguknya ketika sakit, ikut merasa senang bila ia mendapat kesenangan dan menghiburnya ketika mendapat musibah. 10 Dan hadis tersebut juga menunjukkan bahwa kedudukan tetangga hampir sama dengan keluarga yang menjadi ahli waris, karena 8 Hasan Ayyub, Etika Islam Menuju Kehidupan yang Hakiki, h. 372 9 Abū Isā Muhammad al-turmudzī, Sunan al-turmudzī, vol. 3 (Beirut: Dȃr Fikr: 1994), h. 378-379 10 Mustht Hafa al-bugha, Nazhatul Muttaqin Syarah Riyadus Shalihin, terj. Ibnu Sunarto dan Aunur Rafiq Shaleh Tamhid (Jakarta: Robbani Press, 2005), h. 592

4 dekatnya hubungan tetangga dalam kehidupan bermasyarakat dan hidup bertetangga, seperti seseorang misalnya mendapat musibah, maka tetangganyalah yang lebih dulu datang memberikan pertolongan, karena kerabat walaupun dekat tetapi ada ditempat jauh, sulit untuk datang. 11 Kenyataan sekarang ini banyak orang Islam yang tidak menjalankan hak dan kewajiban terhadap tetangganya baik itu tetangga sesama muslim maupan nonmuslim, seperti halnya memutar televisi atau radio dengan keras, memutar bacaan al-qur an dengan suara yang berlebihan sehingga membuat tetangga terganggu, membuka aib atau rahasia tetangga kepada orang lain, ghibah, namimah, mengadu domba, mencela, menghina yang mana ini semua kebanyakan terjadi antartetangga. 12 Saat ini, ketika dunia dilanda modernisasi yang menghasilkan masyarakat yang amat meterialistis dan kapitalis, hidup bertentangga menjadi sesuatu yang tak lagi penting. Semua sibuk dengan rutinitas sehari-hari, sehingga hubungan antar tetangga menjadi dingin dan asing. Cuma dengan sedikit anggukan kepala atau sekedar mengucapkan selamat pagi maka kehidupan bertetangga pun sudah cukup. Pada zaman sekarang ini betapa banyaknya orang yang bertetangga, tidak tahu menahu keadaan orang disampingnya. Khususnya di kota-kota besar, manusia cendung bersifat indivisualistis Bahkan dua orang yang sudah kenal bertetangga 11 Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islami Akhlak Mulia, cet. 2 (Jakarta: Panjimas, 1996), h. 236-237 12 Hasan Ayyub, Etika Islam Menuju Kehidupan yang Hakiki..., h. 377

5 puluhan tahun bisa tidak mengetahui nama satu sama lain baik tetangga sesama muslim maupun nonmuslim. Berdasarkan latar belakang di atas penulis berminat untuk meneliti lebih dalam lagi tentang pemahaman hadis tersebut, yang disajikan dalam suatu karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul: HADIS ETIKA BERTETANGGA SESAMA MUSLIM DAN NONMUSLIM (Studi Fiqh al-hadīts) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka masalah pokok yang diteliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pemahaman tekstual dan kontekstual hadis tentang etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim? 2. Bagaimana relavansi hadis tentang etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim dengan konteks kekinian? C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pemahaman tekstual dan kontekstual hadis tentang etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim

6 2. Untuk mengetahui relavansi hadis tentang etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim dengan konteks kekinian Penelitian ini memberikan kontribusi yang berarti baik pada sisi akademis maupun sosial, yaitu: 1. Secara akademik, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pemikiran wacana keagamaan, khususnya untuk memahami secara menyeluruh hadis-hadis tentang etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim Kemudian menjadi bahan referensi bagi yang ingin mengetahui pemahaman hadis ini dan juga untuk melakukan penelitian lebih mendalam lagi seputar pembahasan ini. 2. Secara sosial, Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperjelas pemahaman hadis etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim. sehingga menjadi acuan bagi umat Islam untuk mengamalkanya dalam konteks kekinian. D. Definisi Operasioanl Untuk memperoleh pemahaman yang jelas tentang tema yang peneliti angkat pada penelitian ini dan untuk menghindari kesalahan pemaknaan, maka peneliti merasa perlu membuat definisi operasional. Pemahaman hadis dalam bahasa Arab dikenal dengan fiqh al-ẖadīts terbagi dari dua suku kata yaitu, Fiqh yang berasal dari kata ( فقها (فقه- yang berarti

7 mengerti dan memahami 13 Sedangkan menurut bahasa al-ẖadīts adalah al-jadid yang artinya sesuatu yang baru lawan dari Qadim (lama) artinya yang menunjukkan kepada waktu yang dekat atau waktu yang singkat 14 Dan al-ẖadîs bisa juga berati kabar atau berita, atau segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi baik itu perkataan, perbuatan dan ketentuan Nabi, 15 Kata fiqh sudah menjadi istilah yang ekslusif dipakai untuk menunjukkan salah satu disiplin ilmu ke Islaman. Karena itu, dapat dilihat batasanya sebagai ilmu-ilmu hukum syara. Tetapi kata fiqh yang dimaksudkan disini adalah kata fiqh dalam makna dasarnya. Adapun kata fiqh sebanding dengan kata faham yang juga bermakna memahami. Tetapi kata yang lebih popular dipakai untuk menunjukkan pemahaman terhadap suatu teks keagamaan atau cabang ilmu agama tertentu adalah fiqh. Hal ini wajar, karena meskipun kedua kata ini sama-sama bermakna memahami, namun kata fiqh lebih menunjukkan kepada makna memahami secara dalam sehingga seperti kata al-raghib al-asfahȃni, fiqh adalah pemahaman yang sampai pada suatu yang abstrak. Oleh karenanya Imam Ibnu Qayyîm menyatakan bahwa kata fiqh lebih spesifik dari kata faham, karena fiqh memahami maksud yang diinginkan pembicara. Jadi fiqh merupakan kemampuan lebih dari sekedar memahami pembicaraan secara lafadz dalam konteks. 16 Adapun yang dimaksud dengan fiqh al-ẖadîts disini adalah suatu metode untuk memahami kabar atau 13 Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-munawwir (Yogyakarta: Unit Pengadaan buku- buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren al-munawwir, 1984), h. 1147 14 Munzier Suparta, Ilmu Hadis, cet. 7 (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2011), h. 1 15 Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis (Jakarta: Amzah, 2010), h. 2 16 Al-Raghîb al-asfahȃni, Mufradad al-fadz al-qur an (Beirut: Dar al-fikr, t.th), h. 398.

8 berita yang disandarkan kepada Nabi, baik berupa perkataan atau perbuatan atau ketetuaan Nabi. Etika adalah hal baik dan buruk atau hak dan kewajiban moral (akhlak). 17 Tetangga adalah orang yang tempat tinggalnya (rumahnya) terletak berdekatan. 18 E. Kajian Pustaka Ulasan kepustakaan yang terkait dengan tema sangatlah penting dilakukan sebagai bahan telaah terdahulu terhadap penelitian yang dilakukan. Hal ini selain memberikan kontribusi terhadap penyusunan pendekataan kerangka teori penelitian, juga merupakan upaya untuk memberikan penegasan dan pemantapan terhadap tema penelitian ini. Sejauh pengamatan peneliti, ada buku yang terkait dengan pembahasan tentang hadis etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim seperti: Skripsi karya Adib Musthafa mahasiswa UIN Yogyakarta angkatan 1998, tentang Hadis-hadis akhlak bertetangga dalam kitab Ihya Ulumuddin, dalam penelitian tersebut hanya membahas tentang kritik sanad dan matan, sedangkan kajian fiqh al-ẖadīts yang mendalam belum peneliti ketahui. 17 Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. 3 (Balai Pustaka, 1990), h. 237 18 Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.941

9 Dari penelitian tersebut, ada perbedaan dengan penelitian yang akan dikaji peneliti, yang mana pada penelitian tersebut fokosnya kepada kritik sanad dan matn. Adapun penelitian yang akan dilakukan peneliti, fokosnya pada fiqh al- ẖadīts etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim baik secara tekstual maupun kontekstual dan relavansi hadis tersebut dengan konteks kekinian. Selanjutnya penelitian tentang tema yang peneliti angkat ini belum ada yang mengkajinya secara mendalam, sehingga perlu untuk dilakukan pengkajian. F. Metode Penelitian 1. Jenis dan Sifat Penelitian Penelitian ini berbentuk penelitian kepustakaan (Liberary Reserch) yang menjadikan bahan-bahan pustaka sebagai sumber penelitian fiqh al-ẖadīts tentang hadis etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim, serta mengakaji kitabkitab yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Adapun sifat penelitian ini adalah kualitatif, karena fokusnya pada pemahaman mendalam terhadap hadis etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim. 2. Metode dan Pendekatan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Diskriptif yaitu sebuah metode yang bertujuan memecahkan permasalahan yang ada dengan

10 menggunakan tekhnik deskriptif-analisis yakni penelitian analisa dan klasifikasi. 19 Sedangkan pendekatanya menggunakan fiqh al-ẖadīts. 3. Data dan Sumber Data a. Data Data-data yang digunakan pada penelitian ini, terbagi kepada dua bentuk yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang menjadi data utama. Dalam penelitian ini adalah pemahaman tekstual dan kontekstual hadis etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim. Adapun data sekunder adalah data pendukung dan penunjang, dalam hal ini terkait dengan etika bertetangga dalam Islam, pengertian etika dan tetangga, hak dan kewajiban bertetangga, metode pemahaman hadis dan pemdekatan dalam memahami hadis. b. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini terbagi dua. Pertama sumber data primer yaitu, kitab-kitab hadis standar (Kutub al-sittah) yang memuat hadis-hadis tersebut dengan kitab-kitab syarahnya. Pelacakan dan penelusuran hadis tersebut penulis menggunakan ensiklopedi hadis yaitu al-mu jam al-mufahras li Alfazh al-hadīts al-nabawi. Dan peneliti juga menggunakan program digital seperti Maktabah Syamilah yang dapat mengakses semua kitab dan dari hasil pencarian tersebut ditemukan hadis etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim dalam kitab, Sunan Abū Dāwūd dan Sunan At-Turmudzī. 20 19 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2011), cet 1, h. 12-13 20 A. J. Wensinck, Al Mu jam al Mufahras li Alfazh al Hadits an Nabawi, cet. 6 (Leiden: E.J Brill, 1967), h. 404

11 Kedua sumber data sekunder, yaitu sumber penunjang dan pendukung, dalam penelitian ini yaitu buku-buku Ulumul al-hadīts yang relavan, Syarah al- Hadīts dan buku-buka lain yang terkait dengan hadis etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim. 4. Tekhnik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data langkah pertama yang peneliti lakukan adalah menggali dan menelusuri dimana hadis-hadis yang terkait dengan etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim. Penelusuran tersebut peneliti menggunakan kamus hadis yaitu kitab al-mu jam al-mufahras li Alfadh al-hadīts al-nabawi karya A.J Wensick, sehingga diperoleh informasi mengenai keberadaan hadis-hadis tersebut. Disamping itu, peneliti juga menggunakan program digital seperti Maktabah Syamilah yang dapat mengakses semua kitab tersebut. kemudian setelah itu melacak ke kitab-kitab hadis yang ditunjuk. Kemudian langkah selanjutnya adalah memahami maksud dari hadis etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim. Dalam hal ini peneliti menelaah sejumlah kitab syaraẖ ẖadīts, dan buku lainya yang juga memuat pemahaman hadis tersebut secara tekstual maupun kontekstual. Disamping juga menelaah tulisan-tulisan ilmiah lainya yang relavan dengan penelitian ini. 5. Tekhnik Analisis Data Hadis yang dianalisa dalam penelitian ini adalah hadis tentang etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim. Setelah data terkumpul penulis

12 mencoba memahami dan menggali dari maksud hadis tersebut, baik secara tekstual maupun kontekstual (konteks kekinian). Dengan langkah-langkah yang disusun oleh Yūsuf al-qaradhawi yang dapat dijadikan sebagai pedoman yaitu: a. Menghimpun hadis-hadis yang se-tema. b. Mengabung dan mentarjih hadis-hadis yang bertentangan c. Mempertimbangkan latar belakang, situasi, dan kondisi hadis ketika diucapkan/diperbuat serta tujuannya. d. Membedakan antara sarana yang berubah-rubah dan tujuan yang tetap dari sebuah hadis e. Membedakan antara ungkapan haqīqat dan bersifat majāz f. Memastikan kata-kata dalam hadis. G. Sistematika Penulisan Pembahasan dalam skripsi ini disusun dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, yang berisi penjelasan tentang bagaimana penelitian ini akan dilakukan, Bab ini memuat tentang latar belakang masalah yang menjadi sebuah problem yang perlu dicarikan jalan keluarnya. Demikian juga dengan rumusan masalah yang dimaksudkan mempertegas dan memfokuskan bahasan yang akan dikaji, bab ini juga memuat tujuan dan signifikansi penelitian, definisi operasional, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan yang memuat tentang gambaran umum persoalan-persoalan yang akan dibahas.

13 Bab II Menguraikan tentang tinjauan umum etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim dan metodologi pemahaman hadis, yang berisi tentang, pengertian etika dan tetangga, hak dan kewajiban bertetangga, metode memahami hadis dan pendekatan dalam memahami hadis Bab III Menguraikan tentang tinjauan redaksional hadis etika betetangga sesama muslim dan nonmuslim. Berisi tentang variasi hadis-hadis etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim. Demikian juga pemahaman tekstual hadis etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim, yang tidak hanya membahas Pemahaman lafal matan yang semakna, tapi juga pemahaman lafal matn yang berbeda, dan Relavansi hadis etika bertetangga sesama muslim dan nonmuslim dengan konteks kekinian. Bab IV Penutup, merupakan bagian akhir dari penelitian ini yang berisi saran dan kesimpulan