BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Mizan,1995), hlm Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI M.A. PERGURUAN ISLAM MATHALI UL FALAH KAJEN PATI SKRIPSI

No.972, 2014 KEMENAG. Muadalah. Pondok Pesantren. Satuan Pendidikan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BAB VI PANDANGAN PIMPINAN PONDOK PESANTREN SALAFIYAH DI KALIMANTAN SELATAN TENTANG MODERNISASI EVALUASI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab I, Pasal 1 ayat 11.

2. BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB IV ANALISIS DATA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB IV PENUTUP. kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Pesantren di Sekolah Dasar Al- Ahmadi Surabaya peneliti dapat menyimpulkan :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

Analisis Deskriptif Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren Tahun Akademik

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2005 tentang guru dan dosen serta UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm.

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN KITAB DI MAK SALAFIYAH SIMBANGKULON BUARAN PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan sebagai upaya untuk membangun sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Krisis Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Aksara.2011), Hlm. 14.

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses untuk memanusiakan manusia. Artinya pendidikan pada dasarnya adalah sebagai upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan potensi daerah dan peserta didiknya. peraturan perundang-undangan di atas sudah diatur bahwa pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

Pembelajaran. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Memahami materi perkuliahan secara Umum 2. Mahasiswa mampu menjelaskan Pembawa Islam ke Indonesia

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih optimal, berdaya guna,

Pondok Pesantren Modern berwawasan lingkungan di Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Elka Desty Ariandy TGA PONDOK PESANTREN DI YOGYAKARTA

2015 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN CIPARI DESA SUKARASA KECAMATAN PANGATIKAN KABUPATEN GARUT TAHUN

PONDOK PESANTREN MODERN DI REMBANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung diluar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi

Dengan menggunakan pendekatan deskriptif eksploratif ini, peneliti akan menghimpun data berkenaan dengan peran orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru, Surabaya, 1997, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan pendidikan Integratif di Sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

2 Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pondok Pesantren Modern di Semarang BAB I PENDAHULUAN

Lampiran II Exekutive Summary EVALUASI PENYELENGGARAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR PADA PONDOK PESANTREN SALAFIYAH (PPS)

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan. semua manusia, sebuah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi bagi

BAB I PENDAHULAN !"#$% &'(! -.(/"#0 7!"18 9 $18 :;<;=

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Jakarta, 2003, Hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pada diri mereka sehingga mudah menguasai bahasa yang dipelajari baik secara aktif maupun pasif. Demikian juga penciptaan lingkungan dan budaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB VI PENUTUP. implikasi teoritik, dan keterbatasan studi sebagai berikut: 1. Model integrasi Ma had Sunan Ampel Al-Aly ke dalam sistem pendidikan

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Pujiawati, 2014 Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

Kebijakan Pesantren Mu adalah dan Implementasi Kurikulum di Madrasah Aliyah Salafiyah Pondok Tremas Pacitan

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar

BAB VI PENUTUP. Perkembangan Pondok Pesantren Hidayatullah ditandai dengan berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2012, hal iii

a. Pengertian Evaluasi Program Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan sangat penting dalam sebuah perguruan tinggi Islam yaitu IAIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pendidikan, guru terutama guru PAI mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup suatu bangsa agar tidak sampai menjadi. bangsa yang terbelakang dan tertinggal dengan bangsa lain.

I. PENDAHULUAN. pesantren terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, ayat (21).

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

INTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN TRADISIONAL (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN AL-ANWAR KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG)

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam bentuk pendidikan sekolah dan luar sekolah.

Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman religiusitas santri BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. ahlinya. 1 Secara umum para lulusan dari sekolah/madrasah dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kitab kuning merupakan sebuah elemen penting dalam sebuah pondok pesantren. Kitab kuning telah menjadi bahan ajar pesantren dalam kurun waktu yang lama sehingga kitab kuning memiliki posisi dan peran yang sangat signifikan di pesantren. Istilah kitab kuning memang sangat akrab dengan dunia pesantren. Pesantren dan kitab kuning adalah dua sisi yang tidak dapat terpisahkan dalam dunia pendidikan Islam di Indonesia. Martin Van Bruinessen menyebutkan bahwa mentransmisikan Islam tradisional sebagaimana yang terdapat dalam kitab kuning merupakan alasan pokok munculnya pesantren. 1 Kitab kuning menjadi salah satu sistem nilai dalam kehidupan pesantren. Karena itu, pembelajaran dan pengkajian kitab kuning menjadi nomor satu dan merupakan ciri khas pondok pesantren. Kitab kuning menjadi sesuatu yang substansial sebagai rujukan. Oleh karena itu, perkembangan pondok pesantren yang semakin dinamis dan mengikuti perkembangan pendidikan secara nasional, pondok pesantren tetap mempertahankan kitab kuning sebagai bahan pembelajaran baik pada pesantren salafiyah maupun kholafiyah. Ketetapan pada kitab kuning ini menjadikan pondok pesantren memiliki kekhasan tersendiri, hal ini ditambah dengan 1 Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat, (Bandung: Mizan,1995), hlm. 17 1

penekanan kitab kuning yang dipelajari oleh pesantren, seperti kajian fiqih, kajian aqidah, kajian tafsir, dan kajian tasawuf. Dan untuk mengetahui keberhasilan atau tercapainya tujuan dalam program pembelajaran kitab kuning tersebut salah satu cara yang dapat ditempuh ialah dengan melaksanakan penilaian atau evaluasi. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 58 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap proses serta hasil kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh lembaga mandiri secara kesinambungan, berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. 2 Evaluasi menjadi bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari program pembelajaran kitab kuning. Jika program pembelajaran kitab kuning mempunyai peranan sangat penting dalam mendukung pengembangan peserta didik/santri maka evaluasi mempunyai fungsi sebagai penyedia informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pembelajaran yang berjalan. Pada dasarnya evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang nantinya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dan akurat dalam mengambil sebuah keputusan. Dalam bidang pembelajaran, hasil evaluasi ini dapat dijadikan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik atau stake-holder tentang berbagai 2 Himpunan Perundang-Undangan RI, Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Beserta Penjelasannya, (Bandung: Nuansa Aulia, 2008), Cet. VI. hlm 21-22 2

aspek yang terkait dengan pelaksanaan dan hasil yang dicapai. Dan tanpa melakukan evaluasi, tidak mungkin dapat ditemukan informasi yang akurat mengenai kekurangan dan kelebihan aktifitas program pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tentunya proses evaluasi dilaksanakan tidak hanya satu aspek saja, tetapi harus menyeluruh. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui informasi atau data-data yang akurat dan komprehensif tentang kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki dan kekuatan-kekuatan yang perlu dipertahankan sehingga tujuan yang direncanakan tercapai dengan baik. Namun, pada umumnya pesantren tradisional belum mengenal sistem penilaian (evaluasi). Kenaikan tingkat cukup ditandai dengan bergantinya kitab yang dipelajari. Sementara menurut Mastuhu yang dikutip oleh Saifudin Zuhri menyatakan bahwa, kompetensi hasil pendidikan pesantren tradisional tidak ditentukan berdasarkan angkaangka yang diberikan oleh guru dan secara formal diakui oleh institut pendidikan yang bersangkutan, tetapi ditentukan oleh kemampuannya mengajar kitab-kitab atau ilmu-ilmu yang diperolehnya kepada orang lain. Dengan kata lain potensi lulusan pondok pesantren langsung ditentukan oleh masyarakat konsumen. 3 Penilaian akademik semacam itu tentu saja sulit dikembangkan dan dibudidayakan dalam dunia modern ini mengingat akan produk pendidikan yang semakin berkembang dan formal. 3 Saifudin Zuhri, Reformulasi Kurikulum Pesantren dalam Ismail SM, dkk. (eds.), Dinamika Pesantren dan Madrasah, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo-Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 104 3

Dalam situasi demikian dunia pesantren menjadi amat penting untuk membuktikan dan mengembangkan sistem penilaian yang komprehensif, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dan tentu saja perlu menentukan kriteria penilaian, penyusunan program penilaian, pengumpulan data nilai, serta menentukan penilaian kedalam kurikulum. Hal ini butuh waktu yang cukup lama, mengingat banyak faktor, terutama tenaga ahli teknik evaluasi maupun hambatan dari lingkungan masyarakat pesantren itu sendiri. Lepas dari pro dan kontra, pengembangan sistem penilaian tidak harus mengikuti model penilaian pendidikan umum, melainkan dikembangkan sistem penilaian yang komprehensif sesuai dengan tenaga pendidikan yang ada di pesantren. Berdasarkan realitas tersebut dan pentingnya evaluasi dalam sebuah program pembelajaran, penelitian tentang evaluasi program pembelajaran kitab kuning ini perlu dilakukan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi tentang penerapan rancangan program pembelajaran yang telah disusun untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program pembelajaran selanjutnya. Program pembelajaran yang dibuat tidak selamanya bisa efektif dan dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu agar pembelajaran dapat memberikan manfaat yang optimal, maka perlu diadakan evaluasi program pembelajaran. Adapun lembaga pendidikan yang akan peneliti jadikan sebagai obyek penelitian adalah pondok pesantren Perguruan Islam 4

Mathali ul Falah. Pondok pesantren ini menggunakan model pendidikan mu adalah. Secara harfiah mu adalah berarti penyetaraan juga merupakan bentuk pengakuan dari pemerintah terhadap keberadaan pondok pesantren secara umum. Bentuk pengakuan pemerintah tersebut adalah memberikan dorongan dari berbagai segi implementasi penyetaraan pondok pesantren tersebut dengan pendidikan formal pada umumnya, seperti pemberian standar isi, pengelolaan bahkan pengakuan akan eksistensi ijazah yang dikeluarkan pondok pesantren tersebut. Pondok pesantren mu adalah yang terletak di Jalan KH. Ahmad Mutamakkin di desa Kajen kecamatan Margoyoso kabupaten Pati ini merupakan salah satu lembaga pendidikan kuno di negri ini, salah satu lembaga pendidikan islam dengan kurikulum yang tidak mengikuti kurikulum pemerintah, berdiri sendiri namun selalu merespon setiap perkembangan yang terjadi dengan tetap mempertahankan kitab-kitab klasik/kitab kuning sebagai sumber rujukan dalam pembelajaran ilmu agama Islam. Lembaga pendidikan tersebut di atas sangat cocok untuk dijadikan obyek penelitian. Sebab, pondok pesantren tersebut memiliki komitmen tinggi terhadap pembelajaran ilmu agama Islam yang bersumber dari kitab-kitab klasik/kitab kuning, serta pelaksanaan evaluasi pembelajaran di Perguruan Islam Mathali ul Falah memiliki keunikan tersendiri dimana Perguruan Islam Mathali ul Falah selama 100 tahun ini mampu bertahan mempertahankan independensinya dengan tidak bersedia mengikuti akreditasi dari Kementerian Agama dan tidak mengikuti ujian persamaan atau ujian Negara. Adapun 5

pelaksanaan evaluasi pembelajaran kitab kuning yang dilaksanakan di Mathali ul Falah meliputi: ujian masuk, ujian caturwulan, ujian akhir, ujian her/ulang, tes hafalan, tes kitab dan tes baca al-qur an. Tes hafalan merupakan metode evaluasi yang menerapkan tes individual di Perguruan Islam Mathali ul Falah dimana setiap santri harus hafal kitab Alfiyah Ibnu Malik yang berisi 1000 bait/nadzam, jika mereka dinyatakan tidak hafal kitab tersebut maka mereka belum bisa naik ke jenjang kelas yang lebih tinggi. Sedangkan test kitab dan tes baca al- Qur an dilakukan di akhir jenjang pendidikan dimana hal tersebut digunakan untuk menyatakan bahwa siswa tersebut telah selesai (tamat) dan berhak meneruskan pada jenjang berikutnya. Berdasarkan latar belakang dan data-data tersebut maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai evaluasi program pembelajaran kitab kuning yang meliputi konteks, input, proses dan produk yang dilaksanakan di Perguruan Islam Mathali ul Falah Kajen Pati dengan harapan agar lembaga pendidikan tersebut dapat memperoleh nilai tambah yang berdampak pada peningkatan mutu dan kualitas lembaga sebagai salah satu lembaga pendidikan yang tetap mempertahankan tradisinya sebagai penjaga dan pemelihara tradisi Islam ahl sunnah wa al-jamaah yang mengedepankan moderasi dan toleransi. 6

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti paparkan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain: 1. Bagaimana evaluasi konteks program pembelajaran kitab kuning di M.A. Perguruan Islam Mathali ul Falah Kajen Pati? 2. Bagaimana evaluasi input program pembelajaran kitab kuning di M.A. Perguruan Islam Mathali ul Falah Kajen Pati? 3. Bagaimana evaluasi proses program pembelajaran kitab kuning di M.A. Perguruan Islam Mathali ul Falah Kajen Pati? 4. Bagaimana evaluasi produk program pembelajaran kitab kuning di M.A. Perguruan Islam Mathali ul Falah Kajen Pati? C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui evaluasi konteks program pembelajaran kitab kuning di M.A. Perguruan Islam Mathali ul Falah Kajen Pati. 2. Untuk mengetahui evaluasi input program pembelajaran kitab kuning di M.A. Perguruan Islam Mathali ul Falah Kajen Pati. 3. Untuk mengetahui evaluasi proses program pembelajaran kitab kuning di M.A. Perguruan Islam Mathali ul Falah Kajen Pati. 4. Untuk mengetahui evaluasi produk program pembelajaran kitab kuning di M.A. Perguruan Islam Mathali ul Falah Kajen Pati. 7

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya bagi peneliti tentang evaluasi program pembelajaran kitab kuning. 2. Sebagai sumbangan pemikiran dari peneliti demi perkembangan ilmu pengetahuan tentang evaluasi program pembelajaran kitab kuning kepada lembaga pendidikan Islam umumnya, dan Perguruan Islam Mathali ul Falah khususnya dalam usaha untuk meningkatkan kualitas program pembelajaran. 3. Memberikan wacana intelektual dan masukan untuk menambah pengetahuan mengenai evaluasi program pembelajaran kitab kuning. 8