BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF : KONTRUKTIVIS DAN PARADIGMA KRITIS. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

Bab III. Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. Polemik Ujian Nasional dalam Harjo (Studi Analisis Framing Pemberitaan

KONTROVERSI MISS WORLD 2013 DI MEDIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang

BAB III METODE PENELITIAN. naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural

Analisis Framing Pemberitaan Meninggalnya Artis Olga Syahputra di Detikcom dan Kapanlagi.com Tanggal 27 Maret 2015

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

BAB III. Metode Penelitian. Seperti halnya ilmu-ilmu sosial yang menjadi induk, ilmu dan penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS FRAMING BERITA CAPRES DAN CAWAPRES PADA PEMILU 2014 DI HARIAN REPUBLIKA DAN JAWA POS

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR. (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011)

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi

09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

TEORI KOMUNIKASI II KONSTRUKTIVISME & KRITISISME FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL- JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP A. Temuan

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

III. METODE PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga

FRAMING BERITA GAYUS TAMBUNAN DI SURAT KABAR MEDIA INDONESIA DAN REPUBLIKA

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis

BAB III METODOLOGI. ada konteks khusus atau dimensi waktu) (Moleong, 2011: 49). Paradigma yang

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. telah menciptakan peradaban manusia itu sendiri yang berganti-ganti tapi semakin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sandiwara Merapi Masih Panjang: Letusan lebih dahsyat dibanding 1872

BAB IV PENUTUP. tersebut, peneliti berhasil menemukan frame Jurnal Nasional terkait dengan sosok

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FRAMING BERITA CALON PRESIDEN RI PADA SURAT KABAR KALTIM POST DAN TRIBUN KALTIM

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TEORI KOMUNIKASI II KONSTRUKTIVISME & KRITISISME FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL- JAKARTA

Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di. Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat

PENCITRAAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO & WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA di SURAT KABAR MERYATI PRISKA SIANTURI

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kondisi empirik objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki. 25

FRAMING BERITA GAYUS TAMBUNAN DI SURAT KABAR MEDIA INDONESIA DAN REPUBLIKA

BAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Berita yang disusun dalam benak manusia bukan merupakan peristiwa manusia. peristiwa itu memiliki makna bagi para pembacanya.

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai barang suci yang penuh dengan objektivitas. Namun, berbeda

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan dengan mengamati teks online

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menyelesaikan gejala-gejala sosial/ kebutuhan-kebutuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VIII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS. ditentukan oleh kekuatan-kekuatan ekonomi dan politik di luar pengelolaan

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wardi Bahtiar dalam bukunya Metodologi Penelitian Dakwah. kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya 26.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

ANALISIS FRAMING PEMBENTUKAN CITRA SOEMARMO HADI SAPUTRO MENJELANG PEMILIHAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2015 DI MEDIA HARIAN RAKYAT JATENG

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Framing Pemberitaan Kritik Seniman Terhadap Kinerja Wali Kota Jogja. Haryadi Suyuti di Koran Tempo Pada Oktober 2013

PEMBINGKAIAN BERITA PEMBATALAN KUNJUNGAN KEPALA NEGARA KE BELANDA DI SURAT KABAR

Polemik Ujian Nasional dalam Harjo

ABSTRAK. JUDUL : Pembingkaian Kasus Pembekuan PSSI Oleh Menpora (Analisis Framing Pemberitaan Dalam Harian Kompas) : Tri Yoga Adibtya Tama : D2C009045

PERBANDINGAN PEMBINGKAIAN BERITA PAPA MINTA SAHAM PADA MEDIA ONLINE (Kompas.com dan Viva.co.id)

BAB I PENDAHULUAN. Media massa sebagai penyedia informasi, dewasa ini semakin. memegang peran yang penting dalam kehidupan politik.

Bagan 3.1 Desain Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cara pandangnya terhadap dunia. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini memilih Harian Rakyat Merdeka dan Tempo. Alasan yang cukup menguatkan penelitian ini mengapa memilih kedua Harian tersebut karena kedua media tersebut merupakan representasi Koran Politik terbitan Nasional. Tentu, dalam pemberitaan politik, pemilu dan propaganda serta secara ideologis sangat kuat. Harian Rakyat Merdeka berafiliasi pada Dahlan Iskan, sedang Tempo diketahui khalayak sebagai Koran pendukung Joko Widodo, hal tersebut diketahui dari aktifitas Goenawan Mohamad sebagai salah satu pemimpin Tempo. Isu konglomerasi turut serta dalam dialektika pemberitaan pemilu, konglomerasi media disini dimaksudkan oleh politisi. Selain itu, isi pemberitaan kedua media tersebut sangat lugas dan tegas serta gamblang, di sisi lain cenderung manipulatif terhadap isu politk kepemilikan. Selain itu koran yang jumlah Oplahnya cukup besar serta memiliki pembaca yang mempunyai segmentasi khusus. 3.2. Paradigma Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah Paradigma Kontruktivis. Secara Ontologis, Paradigma Konstruktivis bersifat relatif, dimana Realitas dapat dipahami sebagai bentuk konstruksi mental yang diperoleh secara 47

48 alami melalui kehidupan sosial atau pengalaman dan seringkali diperlukan diantara sejumlah individu. Secara Epistimologis, paradigma konstruktivis bersifat transaksional dan subjektif. Peneliti dan objek penelitian diasumsikan terhubungkan secara interaktif sehingga temuan dari penelitian tersebut tercipta seiring pelaksanaan penelitian. Secara Metodologis, Paradigma konstruktivisme bersifat Hermeneutikal dan dialektikal. Dimana variabel dan sifat personal dari konstruksi sosial menyebabkan konstruksi individual. Matriks 3.1 Perbandingan Paradigma Penelitian Keterangan Classical Paradigm Critical Paradigm Perbedaan Ontologis Critical Realism: Ada realitas yang real yang diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal walaupun kebenaran pengetahuan tentang itu mungkin hanya bisa diperoleh secara probabilistik. Historical Realism : Realitas yang teramati (virtual reality) merupakan realitas semu yang telah terbentuk oleh proses sejarah dan kekuatankekuatan sosial, budaya, dan ekonomi politik Perbedaan Epistemologis Dualist/objectivist : Ada realitas obyektif, sebagai suatu realitas yang external di luar diri peneliti. Peneliti harus sejauh mungkin membuat jarak deng s ; an obyek penelitian. Transactionalist/ Subjectivist Hubungan antara peneliti dengan realitas yang diteliti selalu dijembatani oleh nilai-nilai tertentu. Pemahaman suatu realitas merupakan value mediated finding. Perbedaan Aksiologis Nilai, etika dan pilihan moral harus berada di luar proses penelitian Peneliti berperan sebagai disinterested scientist Nilai, etika dan pilihan moral merupakan bagian takterpisahkan dari suatu penelitian Peneliti menampatkan

49 Keterangan Classical Paradigm Critical Paradigm Tujuan Penelitian: eksplanasi, diri sebagai transformative intelectual, advokat dan aktivis Tujuan Penelitian: kritik sosial, transformasi, emansipasi dan social empowerment Perbedaan Metodologis Interventionist: Pengujian hipotesis dalam struktur hipothetico deductive method; melalui lab, eksperimen atau survey eksplanatif, dengan analisis kuantitatif Kriteria kualitas penelitian: Objectivity, realibility and validity (internal dan externalvalidity) Participative: Mengutamakan analisis komprehensif, kontekstual dan multi level analysis yang 49ias dilakukan melalui penempatan diri sebagai aktivis/partisipan dalam transformasi social Kriteria kualitas penelitian: Historical situadness; sejauh mana penelitian memperhatikan konteks historis, sosial, budaya, ekonomi dan politik Sumber: Dedy N. Hidayat, Paradigma dan Perkembangan Penelitian Komunikasi, dalam Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, No. 3/April 1999, hal: 34-35 3.3. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan grand teory Framing Pan dan Kosicki. Metode ini diarahkan pada latar dan fenomena isu secara utuh dalam teks. Dengan demikian tidak boleh mengisolasi isu atau objek penelitian kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan penelitian. Proses pemberitaan dalam organisasi media akan sangat

50 mempengaruhi frame berita yang akan di produksinya. Proses framing dalam organisasi media menurut George Junus Aditjondro (Sobur, 2002:165), yaitu: a. Proses framing sebagai metode penyajian realitas dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dibalikkan secara halus, dengan memberi sorotan terhadap aspek-aspek tertentu saja, dengan mengunakan istilah-istilah yang mempunyai konotasi tertentu dengan bantuan foto, karikatur dan alat ilustrasi lainnya. b. Proses framing bagian tak terpisahkan dari proses penyuntingan yang melibatkan semua pekerja di bagian keredaksian media cetak, redaktur, dengan atau tanpa konsultasi dengan redaktur pelaksana, menentukan apakah laporan si reporter akan dimuat ataukah tidak, serta menentukan judul yang akan diberitakan. Proses framing tidak hanya melibatkan para pekerja media, juga pihakpihak yang bersengketa dalam kasus-kasus tertentu yang masing-masing berusaha ditampilkan sisi informasi yang ingin ditonjolkan (sambil menyembunyikan sisi lain). Proses framing menjadikan media massa sebagai arena dimana informasi tentang masalah tertentu diperebutkan dalam suatu perang simbolik antara berbagai pihak yang sama-sama menginginkan pandangannya. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data yang digunakan oleh penelliti dalam adalah:

51 3.4.1. Observasi Partisipasi Observasi partisipasi merupakan pengamatan langsung pada lokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap objek penelitian. Observasi dilakukan secara langsung ke media yang menjadi objek penelitian. Dari sana peneliti dapat mengetahui seperti apa realitas kerja jurnalisme yang tergambarkan dari kedua media cetak tersebut di atas. 3.4.2 Dokumentasi Teknik pengumpulan data lain yang peneliti gunakan adalah dengan dokumentasi, teknik ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data penelitian berdasarkan kliping koran yang terkait pemberitaan politik, terutama isu-isu berkaitan dengan kepemilikan secara politis. Selain itu data-data dari berbagai tulisan ilmiah, literatur serta laporan penelitian yang berhubungan dengan konstruksi realitas media dan analisis Framing. 4.1 Teknik Analisis Data Teknik analisis data untuk Teks, menggunakan analisis tekstual berdasarkan Framing model pan dan Kosicki. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan dan pertautan fakta kedalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai dengan perspektifnya sesuai dengan elemen Framing Pan dan Kosicki. Penonjolan merupakan suatu proses pembuatan informasi menjadi lebih bermakna. Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok sudah barang tentu memiliki

52 peluang besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami realitas. Dalam prakteknya, Framing dijalankan oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isi yang lainnya, serta menonjolkan aspek isu tersebut dengan mengunakan berbagai strategi wacana seperti penempatan yang mencolok (menempatkan berita di Headline, halaman depan), pengulangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat penonjolan, pemakaian label tertentu ketika mengambarkan peristiwa tertentu (Sobur, 2006:164). Kesimpulannya, penelitian ini penulis menggunakan pisau analisis dari Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Mereka menjabarkan framing dari empat aspek struktur dalam berita. Empat aspek tersebut di antaranya adalah struktur sintaksis, skrip, tematik, dan struktur retoris. a. Struktur Sintaksis Dalam pengertian umum, sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam kalimat. Sedangkan dalam wacana berita, struktur sintaksis terdiri atas susunan atau kerangka dari sebuah penyusunan artikel atau wacana berita. Analisis sintaksis terdiri dari: struktur piramida terbalik, yang di dalamnya memuat tentang head line, lead, background, source, conclusion. b. Struktur Skrip Skrip adalah cara wartawan mengisahkan fakta.struktur skrip dapat dilihat dari kelengkapan unsur 5W+1H : Siapa (Who), Apa (what), Kapan (When), Dimana (Where), Mengapa (Where), dan

53 Bagaimana (How). Dengan menghilangkan salah satu dari enam kelengkapan berita tersebut, wartawan mampu menekankan atau menghilangkan bagian terpenting dalam mengisahkan sebuah fakta. c. Struktur Tematik Struktur tematik digunakan untuk melihat bagaimana fakta ditulis, kalimat (proposisi) yang dipakai, serta menempatkan dan menulis pernyataan dari sumber ke dalam teks berita secara keseluruhan, pertalian atau jalinan kata yang digunakan, serta koherensi yang digunakan. Dalam menulis berita, seorang wartawan mempunyai tema tertentu untuk peristiwa dan tema inilah yang akan dibuktikan dengan susunan atau bentuk tertentu. d. Struktur Retoris Struktur ini menggambarkan pilihan-pilihan gaya bahasa yang disusun oleh para jurnalis dalam hubungannya dengan akibat yang diharapkan. Perangkat framing yang termasuk ke dalam struktur ini adalah leksikon, grafis, bold, underline, kapital, caption, raster, grafik, picture, and table. Dari unsur inilah kita bisa mengetahui idiologi yang digunakan oleh wartawan. Dalam kaitannya dengan level pengaruh yang menentukan isi berita, framing model Zhongdang Pan dan Kosicki ini lebih cenderung menekankan bahasannya pada level pengaruh ditingkat individu aatau pada wartawan baik dalam konsepsi psikologis dan konsepsi sosiologis yang keduanya digabung dalam model frame Pan dan Kosicki. Pan dan Kosicki dalam buku analisis

54 framing karya Eriyanto berpendapat framing dimaknai sebagai suatu strategi atau cara wartawan dalam mengkonstruksi dan memproses peristiwa untuk disajikan kepada khalayak. Gambar 3.4 Struktur Framing Pan dan Kosicki Struktur Perangkat Framing Unit Yang Diamati SINTAKSIS Cara Wartawan Menyusun Fakta SKRIP Cara Wartawan Mengisahkan Fakta 1.Skema Berita 2. Kelengkapan Berita Headline, lead, latar informasi, kutipan, sumber, pernyataan, penutuup 5W=1H TEMATIK Cara Wartawan Menulis Fakta 3. Detail 4. Koheremsi 5. Bentuk kalimat 6. Kata Ganti Paragraf, proposisi, kalimat, hubungan, antar kalimat RETORIS Cara Wartawan Menekankna Fakta 7. Leksikon 8. Grafis 9. Metafora Kata, idiom, gambar/foto, grafik Melalui empat sruktut pembentuk frame media seperti yang diulas dalam teori framing Pan dan Kosicki di atas itulah yang akan menjadi alat analisis dalam penelitian ini, konsep pemetaan berita yang dirumuskan Pan dan Kosicki sangat memungkinkan untuk memahami realitas yang ditampilkan berkaitan dengan isu propaganda dalam pemberitaan masa kampanye Capres pada umumnya dan

55 pemberitaan isu proganda itu sendiri khususnya. Dari data yang peneliti ambil sebagai instrument penelitian, yakni Rakyat Merdeka dan Tempo memiliki kecenderungan yang berbeda, baik dalam memaknai masing-masing Capres pada kampanye maupun dalam aspek penonjolan penulisan berita, termasuk tata letak bahasa. Sebagaimana di jabarkan dalama matriks berikut;

Judul Utama Head Line Masa Kampanye Presiden Koran Harian Rakyat Merdeka dan Tempo Koran Harian Rakyat Merdeka Koran Harian Tempo Judul Utama Hari/ Tanggal Judul Utama Hari/ Tanggal Jokowi Minta Bantuan JK Prabowo ditolong Hatta Debat Capres Tanpa Cawapres Prabowo Kecapean Jokowi Intip Contekan Buka Tabir Kasus Penculikan Wiranto Panaskan Kubu Prabowo Hasil Survey Capres Prabowo VS Jokowi Makin Tipis Bedanya Obor Rahmat dinyalakan Obor Rakyat Kini Punya Tandingan. Hasil Penelitian 200- an Psikolog Prabowo Tegas Berani Jokowi Pekerja Jujur Selasa, 10 Juni Senin, 16 Juni Jumat, 20 Juni Jumat, 27 Juni Sabtu, 28 Juni Jumat, 4 Juli Debat Perdana Capres Jokowi Ungguli Prabowo Prabowo Konseptual Jokowi Tonjolkan Bukti Penggunaan Twiter Menganggap Jokowi Lebih Unggul Wiranto Sudutkan Prabowo DKP dibentuk Untuk Membunuh Karakter Prabowo Pemilih Jokowi Kampanye Hitam Terhadap Jokowi Sembilan Kali Lebih Banyak dibanding Kepada Prabowo Kasus Kampanye Hitam Presiden dituding Memihak Survey Terhadap 204 Psikolog Prabowo Otoriter, Jokowi Demokratis Jokowi Diyakini Mampu Melibatkan Partisipasi Masyarakat Selasa, 10 Juni Senin, 16 Juni Jumat, 20 Juni Jumat, 27 Juni Sabtu, 28 Juni Jumat, 4 Juli