Beras. Juni Beras

dokumen-dokumen yang mirip
Beras. Mei Beras

Beras. Agustus Beras

Beras. Juli Beras

Beras. September Beras

Beras. Oktober Beras

Beras. November Beras

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam. Informasi Utama :

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam

Rata-rata Harga Gabah Menurut Kualitas, Komponen Mutu dan HPP di Tingkat Petani di Indonesia,

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam. Informasi Utama :

Tinjauan Pasar Minyak Goreng

PERKEMBANGAN HARGA BERAS TERMURAH TK. ECERAN DI PROVINSI UTAMA s.d PERIODE MG-I JUNI 2017

Tinjauan Pasar Bawang Merah

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016

RAPAT KOORDINASI IDENTIFIKASI BARANG KEBUTUHAN POKOK MENGHADAPI PUASA DAN LEBARAN 2017

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

Statistik HargaKomoditasPertanian Tahun 2013

Statistik Harga Komoditas Pertanian Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian

2016, No UndangUndang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

Perkiraan Ketersediaan Dan Kebutuhan Pangan Strategis Periode Hbkn Puasa Dan Idul Fithri 2017 (Mei-Juni)

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG

Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016

PROSPEK TANAMAN PANGAN

PERKEMBANGAN HARGA DAN PASOKAN PANGAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT PERIODE BULAN MARET TAHUN 2015

PENUGASAN IMPORTASI DAN STABILISASI HARGA DAGING

KETIKA HARGA BERAS TURUN, PUJIAN PUN TAK KUNJUNG DATANG Kamis, 27 September 2007

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

cepa), namun dalam statistic internasional (FAOSTAT) hanya dikenal istilah Onion

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016

KESIAPAN BARANG KEBUTUHAN POKOK MENGHADAPI NATAL 2017 DAN TAHUN BARU 2018

DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016

Perkembangan Harga Beras, Terigu Dan Gula Di Indonesia Tahun 2008 Selasa, 31 Maret 2009

PEMANTAUAN HARGA KEBUTUHAN BAHAN POKOK TAHUN 2017 KABUPATEN TEMANGGUNG

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HARGA BAHAN PANGAN POKOK DI TINGKAT KONSUMEN

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I. PENDAHULUAN A.

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

PENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017

INFLASI DAN KENAIKAN HARGA BERAS Selasa, 01 Pebruari 2011

yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang cenderung terus meningkat tampaknya akan menghadapi kendala yang cukup berat.

Dua Minggu Menjelang Lebaran, Harga Daging. Sapi Masih Tinggi

ANALISIS INFLASI MARET 2016

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

Kebijakan dan Strategi Kementerian Perdagangan Terkait Stabilisasi Harga

BAB I PENDAHULUAN. jasa sering terjadi. Distribusi raskin telah menyeluruh ke wilayah Indonesia, namun

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016

KEGIATAN BIDANG HARGA PANGAN

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2016

KINERJA PRODUKSI DAN HARGA KEDELAI SERTA IMPLIKASINYA UNTUK PERUMUSAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET SUKSES KEMENTERIAN PERTANIAN

RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut

Gambar 1.1 Persentase konsumsi pangan di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

VARIABILITAS HARGA TELUR AYAM RAS DI INDONESIA. The Variability of Price of Ras Chicken Eggs In Indonesia

INBOX 2 : PERGERAKAN HARGA BEBERAPA BARANG di ACEH

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

PEMETAAN STRUKTUR PASAR DAN POLA DISTRIBUSI KOMODITAS STRATEGIS PENYUMBANG INFLASI DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING

OUTLOOK KOMODITAS PANGAN STRATEGIS TAHUN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JAWA TIMUR APRIL 2015 INFLASI 0,39 PERSEN

STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahun dengan laju kenaikan lebih dari 20% (Adisarwanto, 2000). Indonesia dengan luas areal bervariasi (Rukmana, 2012).

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE APRIL 2017

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH DAN HET PUPUK MENDUKUNG PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENDAPATAN PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

POSKO INFORMASI KETERSEDIAAN DAN HARGA PANGAN PERIODE HBKN PUASA DAN IDUL FITRI 1438 H

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE AGUSTUS 2017

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. beras/padi. Komoditas yang memiliki nama lain Zea mays merupakan sumber

Transkripsi:

i

Beras Beras i Informasi Utama Harga beras medium data Ditjen Perdagangan Dalam Negeri di pasar domestik pada bulan i naik 0,1% bila dibandingkan dengan harga pada bulan dan turun 0,1 % dibandingkan dengan harga pada bulan i. Pada bulan i, harga beras secara nasional stabil dengan koefisien keragaman harga harian sebesar 0,09%. Harga beras selama periode i i juga stabil dengan koefisien keragaman harga bulanan sebesar 0,54%. Fluktuasi harga beras per provinsi pada bulan i bervariasi dengan kisaran koefisien keragaman harga harian antara 0 5%. Disparitas harga beras antar provinsi pada bulan i masih tinggi dengan koefisien keragaman harga bulanan antar kota mencapai 14,1%. Harga beras di pasar internasional pada i mengalami kenaikan sebesar 9,6% untuk Thai 5% dan dan 9,9% untuk Thai 15% dibandingkan dengan harga pada. Sementara beras Viet 5% mengalami kenaikan sebesar 6,5% dan beras Viet 15% mengalami kenaikan sebesar 6,3% dibandingkan dengan harga pada. Perkembangan Pasar Domestik Harga rata-rata beras medium secara nasional menurut data Ditjen PDN pada i naik 0,1% bila dibandingkan dengan harga pada bulan dan turun 0,1% jika dibandingkan dengan harga bulan i. Pada bulan i, harga beras medium data Ditjen PDN secara nasional rata-rata mencapai Rp 10.599,-/kg. 14.500 12.500 10.500 8.500 6.500 4.500 Gambar 1. Perkembangan Harga Beras Bulanan Domestik dan Paritas Impor (Thai 5% dan Viet 5%), 2014 i (Rp/Kg) Di sisi lain, jika dibandingkan dengan harga paritas impor kualitas Thai 5% dan Viet 5%, maka harga beras di pasar domestik kualitas medium, berdasarkan data dari Ditjen PDN, relatif lebih mahal. Pada bulan i, harga beras medium lebih mahal 39,7% dari beras Thai 5% dan lebih mahal 50% dari Viet 5%. Tabel 1. Perkembangan Harga Rata-rata Beras di Beberapa (Rp/kg) thd (%) -16-17 Rata-rata Nasional 10.417 11.010 10.000 9.520 9.333 9.590 10.000 8.574 10.599 10.417 10.941 10.181 9.520 9.460 9.804 10.500 9.494 10.589 10.000 10.833 10.000 9.440 9.267 9.400 10.000 8.967 10.599-1,8-2,5-0,1-0,7-1,8 3,8-7,7 3,6-1,4 Sumber : Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (), diolah -2,6 0,5-1,2 0,6-1,0 1,0 1,5-5,4-0,7 Berdasarkan data dari Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, harga beras secara nasional tergolong stabil dengan koefisien keragaman harga harian 0,09% pada bulan i, masih di bawah IKU Kemendag sebesar 5 9%. Harga beras selama periode i i juga stabil dengan koefisien keragaman harga bulanan sebesar 0,54%. Di sisi lain, disparitas harga beras antar provinsi pada bulan i masih tinggi yang dicerminkan dengan nilai koefisien keragaman harga bulanan antar kota mencapai 14,1%. Harga tertinggi terdapat di dan Tanjung Selor yaitu sebesar Rp 14.000/kg dan harga terendah di Bandar Lampung sebesar Rp 8.500/kg. Harga beras per provinsi pada bulan i cukup stabil dengan koefisien keragaman harga harian antara 0 3,9%. Koefisien Keragaman harga beras paling tinggi terjadi di dengan koefisien keragaman sebesar 3,9% dan terendah dengan koefisien keragaman 0% terjadi di 26 provinsi, seperti di Sumatera Utara, Jawa Barat, Banten,, dan Papua (Gambar 2). Paritas Thai 5% Paritas Viet 5% Beras medium Umum BPS i i t i i t i 2014 2015 Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Ditjen PDN), BPS, Reuters & Bloomberg (),diolah

Beras i Gambar 2. Koefisien Keragaman Harga Beras Bulan i per Provinsi (%) Tanjung Pinang Banda Aceh Bangka Belitung Palu Palangkaraya Mataram Bengkulu IKU Kemendag 5-9 Koefisien Keragaman (%) 0 1 2 3 4 5 7 8 9 Sumber : Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (), diolah Gambar 3. Perkembangan Harga Beras Internasional Tahun 2014 i (USD/ton) 460 6 Isu dan Kebijakan Terkait Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, rata-rata harga gabah kering panen di tingkat petani naik 0,97% dari bulan sebelumnya menjadi Rp 4.528 per kilo gram (kg). Sementara rata-rata harga gabah kering panen di tingkat penggilingan naik 0,98% dari bulan sebelumnya menjadi Rp 4.615 per kg. Begitu juga dengan rata-rata harga gabah kering giling di tingkat petani yang naik 0,6% dari bulan sebelumnya menjadi Rp 5.564 per kg. Sedangkan rata-rata harga gabah kering giling di tingkat penggilingan naik 0,99% dari bulan sebelumnya menjadi Rp 5.677 per kg. Harga kebutuhan pangan relatif stabil sepanjang musim Ramadan dan Lebaran tahun ini. Dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tersebut komoditas pangan yang paling terasa dampaknya yakni gula pasir dan minyak goreng. Dua komoditas pangan itu paling tidak bergejolak. Kementerian Perdagangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 27/M-DAG/PER/5/ tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen. Ada sembilan bahan pangan pokok yang diatur harganya yakni beras, gula, minyak goreng, bawang merah, daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam ras. 440 420 400 380 360 340 320 300 i i t i i t i Thai 5% Thai 15% Viet 5% Viet 15% 2014 2015 Sumber : Reuters () Perkembangan Pasar Dunia Harga beras di pasar internasional pada i mengalami kenaikan sebesar 9,6% untuk Thai 5% dan dan 9,9% untuk Thai 15% dibandingkan dengan harga pada. Sementara beras Viet 5% mengalami kenaikan sebesar 6,5% dan beras Viet 15% mengalami kenaikan sebesar 6,3% dibandingkan dengan harga pada. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, beras jenis Thai broken 5% dan 15% mengalami kenaikan sebesar 3,01% dan 3,08% dibanding bulan i. Sementara itu, harga beras Vietnam kualitas broken 5% dan 15% naik sebesar 8,4% dan 8,7%. Disusun oleh : Riska Pujiati http://nasional.kontan.co.id/news/harga-gabah-naik-lebih-tinggi-dibanding-beras http://industri.kontan.co.id/news/harga-bahan-pangan-relatif-stabil-di-lebaran

Informasi Utama Harga cabai merah di pasar dalam negeri pada bulan i mengalami penurunan signifikan yaitu sebesar 18,55% dibandingkan dengan bulan. Namun jika dibandingkan dengan i, harga cabai merah mengalami peningkatan sebesar 3,00 %. Untuk cabai rawit, harga masih mengalami penurunan yaitu sebesar 15,64 % dibandingkan dengan bulan. dan jika dibandingkan dengan i, harga cabai rawit mengalami peningkatan sebesar 54,97 % Harga cabai secara nasional tidak stabil selama satu tahun ini. Kondisi ini ditunjukkan oleh koefisien keragaman (KK) harga bulanan untuk i sampai dengan i yang tinggi yaitu sebesar 27,83 % untuk cabai merah dan 47,35 % untuk cabai rawit. Khusus bulan i, KK harga rata-rata harian secara nasional relatif rendah sebesar 7,82 % untuk cabai merah dan 4,94 % untuk cabai rawit. Disparitas harga antar wilayah pada bulan i cukup tinggi dengan KK harga bulanan antar wilayah untuk cabai merah mencapai 40,49 % dan cabai rawit mencapai 25,04 % Harga cabai dunia pada bulan i mengalami peningkatan cukup signifikan sebesar 4,64 % dibandingkan dengan periode 201 Perkembangan Pasar Domestik Rp/Kg 135.000 115.000 95.000 75.000 55.000 35.000 15.000 Gambar 1. Perkembangan Harga Cabai Merah dan Cabai Rawit Dalam Negeri (Rp/kg) 2013 2014 2015 Sumber: BPS (i ) Harga Cabai Merah Lokal (BPS) Harga Cabai Rawit Lokal (BPS) i Berdasarkan data BPS, secara nasional harga rata-rata cabai pada bulan i masih relatif tinggi, yaitu sebesar Rp 28.799-/kg untuk cabai merah dan Rp 42.045,-/kg untuk cabai rawit. Tingkat harga berada di atas kisaran harga patokan yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan sebesar Rp. 26.300,-/kg untuk cabai merah dan Rp.28.000,-/kg untuk cabai rawit. Tingkat harga bulan i tersebut mengalami penurunan sebesar 18,55 % untuk cabai merah dan mengalami penurunan sebesar 15,64 % untuk cabai rawit dibandingkan dengan harga bulan sebesar Rp 35.358,-/kg untuk cabai merah dan Rp. 49.840,-/kg untuk cabai rawit. Jika dibandingkan dengan harga bulan i, harga cabai merah mengalami peningkatan sebesar 3,00 % dan harga cabai rawit mengalami peningkatan sebesar 54,97%. Cabe i Tabel 1. Harga Rata-Rata Cabai Merah dan Cabai Rawit di Beberapa di Indonesia (Rp/Kg) Rata-rata Nasional Rata-rata Nasional 29.963 53.864 16.700 17.629 22.673 15.773 n.a 18.803 31.438 29.355 35.818 19.382 18.742 22.209 17.379 n.a 20.500 34.833 CABE MERAH 40.152 51.286 28.971 27.445 31.238 22.512 n.a 18.032 31.168 33.600 36.000 21.387 20.311 22.813 14.317 n.a 18.511 28.014 CABE RAWIT 67.108 64.000 50.152 50.825 58.714 53.226 n.a 37.063 57.674 48.048 42.933 31.733 29.156 38.987 34.483 n.a 25.844 46.780 thd (%) -16-17 12,14-33,16 28,06 15,21 0,62-9,23 n,a -1,55-10,89 63,68 19,86 63,73 55,56 75,54 98,42 n,a 26,07 34,30 Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (), diolah -16,32-29,81-26,18-25,99-26,97-36,40 n,a 2,66-10,12 thd (%) -16-17 -28,40-32,92-36,73-42,64-33,60-35,21 n,a -30,27-18,89 Tabel 1 menunjukkan harga cabai merah dan cabai rawit pada i di 8 kota utama di Indonesia. Untuk cabai merah harga tertinggi tercatat di kota sebesar Rp 36.000,-/kg dan terendah tercatat di kota sebesar Rp 18.511,-/kg. Untuk cabai rawit, harga tertinggi tercatat di kota sebesar 48.048,-/kg dan terendah tercatat di kota Makasar sebesar 25.844,-/kg. Secara rata-rata nasional, fluktuasi harga cabai cukup tinggi selama periode i - i dengan KK sebesar 27,83 % untuk cabai merah dan 47,35 % untuk cabai rawit. Khusus bulan i, KK harga rata-rata harian secara nasional relative rendah sebesar 7,82 % untuk cabai merah dan 4,94 % untuk cabai rawit. Disparitas harga antar daerah pada bulan i cukup tinggi dengan KK harga bulanan antar wilayah untuk cabai merah mencapai 40,49 % dan cabai rawit mencapai 25,04%. Jika dilihat dari per kota (Gambar 2), fluktuasi harga cabai merah berbeda antar wilayah. Kupang, dan Bengkulu adalah beberapa kota yang perkembangan harganya relatif stabil dengan koefisien keragaman dibawah 9% yakni masing-masing sebesar 0,00%, 1,95% dan 4,22%. Di sisi lain, dan adalah beberapa kota dengan harga paling berfluktuasi dengan koefisien keragaman lebih dari 9% yakni masing-masing sebesar 28,05%, 24,93%, dan 24,42%. Cabe

Cabe i Fluktuasi harga cabai rawit juga berbeda antar wilayah. Kupang, Bangka Belitung dan, adalah beberapa kota yang perkembangan harganya relatif stabil dengan koefisien keragaman masing-masing sebesar 0,00 %, 3,16% dan 3,79% Di sisi lain Banten, Gorontalo dan adalah beberapa kota dengan harga paling berfluktuasi dengan koefisien keragaman masing-masing sebesar 21,38%, 18,86%, dan 16,99%. (IKU Koefisien Keragaman Kementerian Perdagangan 5%-9%). Gambar 2. Koefisien Keragaman Harga Cabai i Tiap Provinsi (%) Tanjung Pinang Manado Gorontalo Pakanbaru Bandar Lampung Jambi Palu Banten Banda Aceh Mamuju Tanjung Selor Mataram Manokwari Bangka Belitung Palangkaraya Samarinda Pontianak Bengkulu Kupang Tanjung Pinang Bengkulu Jambi Pakanbaru Banda Aceh Banten Gorontalo Manokwari Samarinda Tanjung Selor Bandar Lampung Palu Mamuju Manado Mataram Palangkaraya Pontianak Bangka Belitung Kupang Rata Rata CV Nasional 12,66 Koefisien Keragaman Cabe merah 5,00 10,00 0 15,00 20,00 25,00 30,00 Rata Rata CV Nasional 10,25 IKU Kemendag 5-9 Koefisien Keragaman Cabe rawit IKU Kemendag 5-9 Gambar 3. Perkembangan Harga Bulanan Cabai Dunia Tahun 2010-2015 (US$/Kg) 1.20 0.98 0.89 0.80 0.70 0.74 1.81 1.76 1.48 1.37 Sumber: NCDEX (i ), diolah Isu dan Kebijakan Terkait Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan pada tanggal 9 tember telah menetapkan 7 (tujuh) komoditas pangan dengan salah satunya adalah cabai dalam Permendag Nomor 63/M-DAG/PER/09/ tentang Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen. Peraturan tersebut merupakan tindak lanjut amanat Perpres No. 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting yang bertujuan menjamin ketersediaan, stabilitas, dan kepastian harga baik di tingkat petani maupun konsumen. Penetapan harga acuan tersebut diharapkan dapat mengendalikan harga di tingkat konsumen, tapi tetap menguntungkan bagi petani dan peternak. Harga acuan juga menjadi referensi bagi Perum BULOG dan/atau BUMN lainnya dalam melaksanakan penugasan Pemerintah terkait upaya stabilisasi harga. Adapun harga acuan pembelian cabai merah petani adalah Rp. 15.000,- (cabe merah/keriting) dan Rp. 17.000,- (cabe rawit merah) sedangkan harga acuan penjualan konsumen adalah Rp. 28.500,- (cabe merah besar/keriting) dan Rp. 29.000,- (cabe rawit merah) 0,00 10,00 15,00 5,00 20,00 25,00 Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah Perkembangan Pasar Dunia Harga cabai internasional mengacu pada harga bursa National Commodity & Derivatives Exchange Limited (NCDEX) di India. Hal ini dikarenakan India merupakan negara produsen cabai terbesar di dunia dengan tingkat produksi mencapai 50% dari produksi dunia. Harga rata-rata cabai merah dalam negeri bulan i - bulan i relatif lebih rendah berfluktuasinya dibandingkan dengan harga di pasar internasional, yang dicerminkan oleh koefisien keragaman masing-masing 27,83% dan 36,34%. Selama bulan i, harga cabai di pasar internasional berada pada tingkat US$ 0,74/kg. Harga tersebut naik sebesar 4,64% dibandingkan dengan harga pada bulan. Disusun oleh: Riffa Utama

Daging Ayam i Informasi Utama Harga daging ayam broiler di pasar dalam negeri bulan i adalah sebesar Rp33.025/kg, mengalami peningkatan sebesar 2,57 persen dibandingkan bulan i. Jika dibandingkan dengan bulan i, harga daging ayam broiler mengalami penurunan sebesar 2,87 persen. Harga daging ayam broiler di pasar dalam negeri selama periode i i relatif stabil, dimana mayoritas kota yang diamati memiliki koefisien keragaman (KK) harga kurang dari 9 persen, dengan rata-rata KK sebesar 6,16 persen. Harga paling stabil terdapat di kota, sedangkan harga yang paling berfluktuasi terdapat di kota Bangka Belitung. Disparitas harga daging ayam broiler antar wilayah pada bulan i cukup tinggi namun mengalami sedikit penurunan dibanding periode sebelumnya, dengan koefisien keragaman harga antar kota di Bulan i sebesar 15,68 persen. Harga daging ayam broiler di pasar internasional pada bulan naik sebesar 11,57 persen jika dibandingkan bulan il. Jika dibandingkan dengan harga pada tahun lalu, harga daging ayam di pasar dunia naik sebesar 28,49 persen. Perkembangan Pasar Domestik Harga rata-rata nasional daging ayam di pasar domestik pada bulan i tercatat sebesar Rp 33.025/kg,- (Gambar 1). Harga domestik daging ayam broiler di bulan i mengalami kenaikan sebesar 2,57 persen jika dibandingkan bulan, sedangkan jika dibandingkan harga bulan i tahun, harga daging ayam naik sebesar 2,87 persen. Tren kenaikan harga daging ayam di bukan i dikarenakan naiknya permintaan menjelang hari raya lebaran 1438 H. Gambar 1. Perkembangan Harga Dalam Negeri Daging Ayam Rp/Kg 37,000 36,000 35,000 34,000 33,000 32,000 31,000 30,000 29,000 28,000 27,000 Sumber: BPS (i ), diolah Secara rata-rata nasional, harga daging ayam dalam setahun terakhir relatif stabil yang diindikasikan oleh koefisien keragaman harga bulanan untuk periode bulan i sampai dengan bulan i sebesar 6,16 persen. Hal ini berarti perubahan rata-rata harga daging ayam bulanan adalah sebesar 6,17 persen per bulan. Disparitas harga Daging ayam ras antar wilayah pada bulan i cukup tinggi namun mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan KK harga daging ayam antar kota pada bulan i adalah sebesar 15,68 persen mengalami penurunan sebesar 0,08 persen dibanding KK pada bulan sebelumnya. Besaran KK tersebut belum mencapai target disparitas harga yang ditetapkan pemerintah yaitu KK kurang dari 13,8 persen untuk tahun. Harga daging ayam ras tertinggi ditemukan di Manokwari sebesar Rp42.600/kg, sedangkan harga terendahnya ditemukan di Banda Aceh sebesar Rp22.600/kg. Tabel 1. Perkembangan Harga Rata-Rata Bulanan Daging Ayam di Beberapa (Rp/kg) Rata-rata Nasional 29.386 30.853 36.200 31.709 32.121 30.436 33.106 26.621 32.300 25.608 31.431 34.020 30.310 31.133 28.880 32.900 25.067 31.227 24.633 32.462 34.413 30.787 31.956 29.800 31.383 25.244 30.689 Sumber: Ditjen Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah Perubahan Thd -16 Thd -17-16,17 5,21-4,94-2,91-0,52-2,09-5,20-5,17-4,99-3,81 3,28 1,16 1,57 2,64 3,19-4,61 0,71-1,72 Pada Tabel 1 disajikan harga daging ayam di delapan ibu kota propinsi utama di Indonesia. Tampak bahwa harga daging ayam tertinggi tercatat di kota yakni sebesar Rp.34.413/kg, sedangkan harga terendah tercatat di yakni sebesar Rp24.633/kg. Dibandingkan harga bulan lalu, penurunan harga terjadi di delapan kota besar di Indonesia kecuali di harga mengalami kenaikan sebesar 5,21 persen. Penurunan harga di delapan kota besar bekisar antara 0,52 persen sampai dengan 16,17 persen. Jika dilihat per kota di wilayah Indonesia, fluktuasi harga daging ayam pada bulan i menunjukkan nilai berbeda antar wilayah. adalah kota yang perkembangan harganya paling stabil dengan koefisien keragaman harga harian di bawah 5 persen yakni sebesar 0,45 persen. Di sisi lain, kota Bangka Belitung adalah kota dengan harga paling bergejolak dengan koefisien keragaman harga lebih dari 9 persen yakni 11,29 persen (IKU koefisien keragaman Kementerian Perdagangan 5-9 persen). Daging Ayam

Daging Ayam i Gambar 2. Koefisien Variasi Harga Daging Ayam Tiap Provinsi, i Bangka Belitung Bengkulu Banda Aceh Palangkaraya Pontianak Mataram Jambi Kupang Tanjung Selor Samarinda Pakanbaru Bandar Lampung Palu Manado Mamuju Banten Tanjung Pinang Gorontalo Manokwari 0.72 0.45 1.79 5.26 5.14 5.03 4.90 4.82 4.67 4.62 4.40 4.33 4.17 3.48 3.29 3.17 3.12 2.97 2.68 Sumber: Ditjen PDN Kemendag (i ), diolah Perkembangan Pasar Dunia Harga daging ayam di pasar dunia pada bulan mengalami kenaikan dibanding bulan yakni naik sebesar 11,57 persen. Jika dibandingkan dengan harga pada tahun lalu, harga daging ayam di pasar dunia naik sebesar 28,49 persen. Harga internasional untuk daging ayam broiler bulan tercatat sebesar US$ 140,63 per pound setara dengan Rp42.767/Kg dengan nilai Kurs USD terhap rupiah pada bulan sebesar Rp13.798,3 (Gambar 3). Rp/Kg 42000 IKU Kemendag 5-9 8.19 8.02 7.68 7.46 7.12 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 11.79 11.54 11.07 10.22 9.84 9.66 9.54 9.42 9.37 9.35 Gambar 2. Perkembangan Harga Dunia Daging Ayam USD cent/pound 12,00 Isu dan Kebijakan Terkait Pemerintah terus melakukan upaya untuk membuka negara baru tujuan ekspor daging ayam olahan, untuk mencegah terjadinya kelebihan pasokan daging ayam di dalam negeri. Sampai dengan Bulan i Jepang telah menetapkan lima unit usaha pengolahan daging yang disetujui untuk mengekspor (ayam olahan) ke Jepang. Adapun, lima unit usaha tersebut yakni PT Malindo, PT Wonokoyo Jaya Corp, PT Charoend Pokphand Indonesia, PT Japfa dan PT Sierad Produce. Kementerian Perdagangan menilai kenaikan harga telur ayam dan daging ayam ras pada bulan puasa dan menjelang lebaran masih dalam level wajar. Kenaikan harga dianggap tidak berbeda jauh dari harga acuan yang ditetapkan pemerintah sebagaimana tertuang dalam Permendag No.27/ Tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen, yakni daging ayam ras Rp32.000 per kilogram (kg) dan telur ayam ras Rp22.000 per kg. 40000 38000 36000 Harga Domestik 34000 32000 30000 28000 Harga Internasional Dec Sumber: BPS dan USDA ket News, Whole Birds Spot Price, Georgia Docks (i ) diolah Disusun oleh: Avif Haryana

Daging Sapi i Informasi Utama Harga daging sapi di pasar dalam negeri bulan i rata-rata sebesar Rp 108.734,-/kg. Jika dibandingkan dengan bulan, harga tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,01%. Jika dibandingkan dengan harga bulan i, harga meningkat sebesar 1,63%. Harga daging sapi secara nasional selama satu tahun mulai periode i i relatif stabil dengan koefisien keragaman (KK) harga bulanan sebesar 0,56% dan pada level harga yang tinggi yaitu rata-rata sebesar Rp 107.481,-/kg. Disparitas harga daging sapi antar wilayah pada bulan i sebesar 11,55% lebih tinggi yang ditunjukkan dengan KK bulan yang sebesar 10,94%. Harga daging sapi dunia pada bulan i sebesar US $ 6,45/kg-cwt, tidak mengalami perubahan dibandingkan harga pada bulan atau harga masih stabil tinggi. Perkembangan Pasar Domestik Harga daging sapi di pasar dalam negeri bulan i rata-rata sebesar Rp 108.734,-/kg. Jika dibandingkan dengan bulan, harga tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,01%. Jika dibandingkan dengan harga bulan i, harga meningkat sebesar 1,63% (Gambar 1). Peningkatan harga daging sapi selama bulan i dikarenakan meningkatnya permintaan selama bulan puasa dan menjelang lebaran tahun yang jatuh pada minggu ke-4 bulan i. Menurut Asosiasi Gapuspindo (), peningkatan permintaan terhadap daging sapi menjelang puasa dan lebaran berkisar antara 25-30%. Gambar 1. Perkembangan Harga Daging Sapi Domestik, 2015- (i) Rp/Kg 115,000 110,000 105,000 100,000 95,000 90,000 85,000 80,000 75,000 70,000 2015 Harga Daging Sapi Harga Daging Sapi (Rp/Kg) Sumber: Badan Pusat Statistik (i, ), diolah (%) i i Harga daging sapi secara nasional selama satu tahun mulai periode i i relatif stabil dengan koefisien keragaman (KK) harga bulanan sebesar 0,56% dan pada level harga yang tinggi yaitu rata-rata sebesar Rp 107.481,-/kg. Angka ini masih berada dibawah kisaran yang ditargetkan yaitu 5-9%. Disparitas harga antar wilayah untuk daging sapi pada bulan i lebih tinggi dengan KK harga antar wilayah mencapai 11,55% jika dibandingkan dengan KK yaitu 10,94%. Ruang kisaran harga antar wilayah selama bulan i berkisar antara Rp 90.000/kg Rp 147.000/kg tidak mengalami perubahan angka nominalnya dibandingkan kisaran harga di bulan. Masih terjadinya disparitas harga antar wilayah selama bulan i dikarenakan pasokan dari dalam negeri yang belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan nasional sehingga dari daging sapi yang ada masih ada kendala distribusi, terutama dalam pendistribusian sapi dan daging sapi dari wilayah sentra produksi ke wilayah konsumsi seperti, dan Banten serta wilayah lainnya di luar ketiga wilayah tersebut. Dan khususnya puasa dan menjelang lebaran adanya keragamaan budaya dalam mengkonsumsi daging sapi turut juga mempengaruhi variasi harga antar wilayah (permintaan yang tinggi di wilayah tertentu menyebabkan harga daging sapi juga tinggi). yang harga daging sapinya cukup tinggi sebesar Rp 147.000,-/kg adalah Tanjung Selor. Sebaliknya, kota yang harga daging sapinya relatif rendah adalah Kupang dengan harga sebesar Rp 90.000,-/kg. Dari hasil monitoring harga di 34 kota di Indonesia, sekitar 79,41% dari jumlah kota tersebut ditemukan harga daging sapi lebih dari Rp 100.000/kg; 5,88% harga sama dengan Rp 100.000/kg dan 14,71% harga kurang dari Rp 100.000/kg (kisaran Rp 90.000-Rp 98.333/kg). Dengan melihat sebaran data harga di 34 kota menunjukkan bahwa disparitas harga daging sapi selama i masih terjadi dan lebih besar dengan harga lebih terkonsentrasi pada tingkat lebih dari Rp 100.000/kg. Sementara jika dilihat dari Ibu Provinsi, merupakan ibukota provinsi dengan harga daging tertinggi, yaitu Rp 123.000,-/kg, sedangkan adalah ibukota provinsi dengan harga daging sapi terendah, yaitu Rp 95.778,-/kg. Pada bulan i, hampir semua Ibu Propinsi mengalami peningkatan harga, kecuali. Peningkatan harga tertinggi daging sapi bulan i terjadi di dan. Hal ini dikarenakan peningkatan permintaan masyarakat yang masih cukup tinggi terhadap daging sapi segar (non beku) terutama menjelang hari Raya Idul Fitri meski ada pilihan jenis daging sapi beku dan daging kerbau dengan harga lebih murah yaitu Rp 80.000/kg. Daging Sapi

Daging Sapi i Tabel 1. Perkembangan Harga Daging Sapi di Beberapa Ibu Provinsi (Rp/kg) 17 thd (%) -16-17 Rata-rata Nasional 116.446 122.409 96.273 110.432 108.420 87.773 114.795 98.447 115.070 115.000 120.350 97.650 110.017 111.867 98.333 113.667 95.300 115.188 116.000 123.000 97.600 110.222 111.867 98.333 113.833 95.778 116.363-0,38 0,48 1,38-0,19 3,18 12,03-0,84-2,71 1,12 Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i, ), diolah Selama bulan i hampir 67,65% kota di Indonesia memiliki nilai koefisien keragaman harga harian kurang dari 1%, persentase ini lebih kecil dari bulan yaitu 56%. Artinya harga daging sapi antar waktu selama bulan i relatif stabil dengan tingkat harga yang masih tinggi. yang memiliki fluktuasi harga cukup tinggi yaitu Tanjung Pinang dan masing-masing sebesar 6,95% dan 4,60%. namun masih berada pada kisaran angka yang ditargetkan (Gambar 2). Gambar 2. Perbandingan Fluktuasi Harga Daging Sapi antar /Provinsi, i Tanjung Pinang Bandar Lampung Banda Aceh Tanjung Selor Jambi Pontianak Samarinda Manokwari Mamuju 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 CV Kemendag Stabilisasi Harga CV : 5-9 Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i, ), diolah Perkembangan Pasar Dunia 0,87 2,20-0,05 0,19 0,00 0,00 0,15 0,50 1,02 Harga daging sapi dunia pada bulan i sebesar US $ 6,45/kg-cwt, tidak mengalami perubahan dibandingkan harga pada bulan atau masih stabil tinggi. Masih tingginya harga ini dikarenakan ada peningkatan permintaan impor dari Amerika Serikat, RR China dan Vietnam. Selain itu adanya ketersediaan ekspor terbatas dari Oseania juga menyebabkan pasokan ekspor dunia menjadi terbatas dan mendorong harga naik. Kondisi ini mendorong harga daging di pasar dunia relatif bertahan pada harga yang cukup tinggi (FAO, i ). CV (%) 7,00 8,00 9,00 Gambar 3. Perkembangan Harga Daging Sapi Dunia, Tahun - (i) (US$/kg) 2002-2004 =100 FAO Food Comodity Price Indices 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 320 270 220 170 120 M Vegetable Oils J i i 2015 Harga Daging Sapi Dunia Sumber : Meat and Livestock Australia (MLA) (i, ), diolah Isu dan Kebijakan Terkait Sugar Dairy Meat Cereals J A S O N D J F M A M HDSD (US$/kh cwt) t Harga Daging Sapi Dunia (US$/Kg-cwt) i i t Upaya stabilisasi harga daging sapi masih merupakan salah satu agenda stabilisasi harga pangan, dalam rangka mencapai kemandirian dan kedaulatan pangan. Saat ini, salah satu upaya stabilisasi harga dan pasokan daging sapi yang telah dilakukan yaitu penandatanganan MoU antara BULOG dengan Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) untuk distribusi daging beku di Jabodetabek dengan harga eceran maksimum Rp.80.000/kg. Melalui upaya-upaya menjaga stabilisasi harga menjelang puasa dan lebaran, antara lain: (i) Kementerian Perdagangan telah menugaskan BULOG untuk memperluas wilayah pemasaran daging impor di luar Jabodetabek serta (ii) melakukan pemantauan langsung ke beberapa pasar untuk mengecek kondisi stok/pasokan, distribusi dan harga barang kebutuhan pokok menjelang Puasa dan Lebaran /1438 H, bersama dengan Pemerintah Provinsi, Kab/, dan pelaku usaha distribusi serta (iii) koordinasi dengan pemerintah daerah untuk terus melakukan monitoring stok dan distribusi daging sapi dalam rangka penetrasi pasar agar tidak terjadi lonjakan harga saat menjelang lebaran. Upaya pemerintah dalam menjaga harga selama puasa dan lebaran tahun dinilai cukup berhasil dimana kenaikan harga bahan kebutuhan pokok termasuk daging sapi masih relative terkendali. i Disusun oleh: Yati Nuryati

i Gula Informasi Utama Harga rata-rata gula di pasar domestik pada bulan i naik sebesar 0,42% dibandingkan dengan. Harga bulan i lebih rendah 5,91% jika dibandingkan dengan i. Harga gula secara nasional relatif stabil dengan koefisien keragaman harga rata-rata bulanan nasional i - i sebesar 3,66%. Disparitas harga gula antar wilayah pada bulan i relatif tinggi dengan koefisien keragaman harga antar wilayah sebesar 7,93%. Harga white sugar dunia pada bulan i lebih rendah 8,46% dibandingkan dengan dan harga raw sugar dunia pada bulan i lebih rendah 13,62% dibandingkan dengan. Sementara jika dibandingkan dengan bulan i tahun, harga white sugar dunia juga lebih rendah 22,16% dan harga raw sugar lebih rendah 30,05%. Perkembangan Pasar Domestik Gambar 1. Perkembangan Harga Gula Eceran Domestik Rp/Kg 18,000 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 2015 Sumber: BPS (), diolah BPS Harga rata-rata tertimbang gula di 33 kota pada bulan i cenderung stabil dengan sedikit kenaikan sebesar 0,42% jika dibandingkan dengan bulan. Sedangkan jika dibandingkan dengan bulan i, tingkat harga lebih rendah sebesar 5,91%. Rata-rata harga gula pada bulan i mencapai Rp 15.213,-/kg, sedangkan pada bulan sebesar Rp 15.150,-/kg. Harga gula di dalam negeri diperkirakan masih akan berada pada level Rp 15.000/kg pada bulan i atau relatif lebih rendah dikarenakan kebijakan relaksasi impor oleh Pemerintah, ditambah dengan mulai efektifnya kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 12.500 yang disepakati antara produsen dengan distributor melalui Nota Kesepakatan. Selain itu, penurunan harga diharapkan dapat berlanjut karena sudah akan dimulainya musim giling tebu dengan asumsi tidak terjadi anomali cuaca yang berdampak pada mundurnya musim giling. Proyeksi Tabel 1. Harga Rata-rata Bulanan Gula di Beberapa di Indonesia (Rp/kg) Makasar Rata-rata Nasional thd (%) -16-17 15,605 15,445 15,500 14,977 15,648 15,614 16,182 15,038 16,169 14,425 13,830 13,015 12,800 12,415 12,500 12,500 12,891 15,150 14,443 14,160 12,607 12,789 12,493 12,500 12,528 12,833 15,213-7.45-8.32-18.67-14.61-20.16-19.94-22.58-14.66-5.91 0.12 2.39-3.14-0.09 0.63 0.00 0.22-0.45 0.42 Sumber : Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri dan BPS (), diolah Secara rata-rata nasional, harga gula relatif stabil yang diindikasikan oleh koefisien keragaman harga bulanan rata-rata nasional untuk periode bulan i - bulan i sebesar 3,66%, sedikit lebih rendah dari periode sebelumnya yang sebesar 3,75%. Hal ini berarti perubahan rata-rata harga bulanan sebesar 3,66% dan tidak melebihi toleransi Kementerian Perdagangan. Nilai koefisien keragaman harga antar wilayah pada bulan i kembali turun menjadi 7,93%, lebih rendah dari yang sebesar 8,47% namun masih di bawah batas toleransi Kemendag yaitu maksimum 9%. Wilayah seperti Manokwari, Kupang, dan Gorontalo merupakan daerah dengan harga gula relatif tinggi masing-masing sebesar Rp 17.000/Kg, 15.000/Kg, dan 15.067/Kg. Sedangkan wilayah seperti, Bandar Lampung, dan merupakan daerah dengan harga gula terendah yang mencapai masing-masing Rp 12.493/Kg, Rp 12.500/Kg, dan Rp 12.500/Kg. Sementara jika dilihat di beberapa kota besar, nilai koefisien keragaman masing-masing kota relatif masih ada beberapa yang lebih tinggi dibandingkan dengan koefisien keragaman di tingkat nasional yang mencapai 3,66%. Hanya beberapa wilayah dengan koefisien keragaman yang relatif kecil seperti, Gorontalo, dan Manokwari masing-masing sebesar 3,31%, 2,83%, dan 2,87%. Isu disparitas pada bulan i kembali turun disebabkan mulai optimalnya distribusi gula antara daerah produsen dan konsumen, selain itu, beberapa program pasar murah dan operasi pasar di beberapa daerah juga diperkirakan berkontribuis terhadap penurunan harga dan disparitas. Gula

i Gula Gambar 2. Koefisien Variasi Harga Gula Tiap Provinsi Rata rata CV Nasional 3,66 Tanjung Pinang Manokwari Mamuju Bangka Belitung Banten Palu Manado Samarinda Palangkaraya Pontianak Gorontalo Kupang Mataram Bandar Lampung Bengkulu Jambi Pakanbaru Banda Aceh 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 Sumber : Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri dan BPS (i ), diolah IKU Kemendag 5-9 10.00 12.00 14.00 Perkembangan Pasar Dunia Harga gula domestik relatif lebih stabil jika dibandingkan dengan perkembangan harga gula dunia yang diwakili oleh data harga white sugar dan raw sugar. Hal ini tercermin dari nilai koefisien keragaman antar waktu harga bulanan untuk periode bulan i sampai dengan bulan i yang mencapai 9,66% untuk white sugar dan 13,43% untuk raw sugar. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan koefisien keragaman gula domestik yang sebesar 3,66%. Rasio antara koefisien keragaman harga eceran gula domestik dibandingkan dengan harga white sugar adalah 0,38 sedangkan koefisien keragaman harga eceran gula domestik dibandingkan dengan harga raw sugar adalah 0,27. Secara umum, nilai tersebut masih wajar karena masih berada di bawah nilai yang ditargetkan yaitu dibawah 1. Pada bulan i, harga gula dunia kembali turun 8,46% untuk white sugar dan 13,62% untuk raw sugar. Sedangkan jika dibandingkan dengan bulan i, harga white sugar dan raw sugar masing-masing sudah lebih rendah sebesar 22,16% dan 30,05%. Penurunan harga gula di pasar internasional lebih disebabkan karena faktor persepsi adanya ketidakpastian pasar global yang juga berdampak pada penurunan harga komoditas lainnya seperti minyak dan palm oil. Selain itu, kemungkinan berlanjutnya deregulasi pasar gula di Uni Eropa juga diperkirakan berdampak pada penurunan harga gula di Eropa yang juga berpengaruh terhadap harga gula dunia. Lebih lanjut, diperkirakan terdapat surplus stock sebesar 3,5 MT pada tahun /2018 yang relatif lebih tinggi dibanding periode / yang hanya sebesar 2,6 MT. Dari sisi produksi, diperkirakan terjadi kenaikan sebesar 9,7 juta ton menjadi 132,9 juta ton yang didorong oleh peningkatan produksi di Brazil dan India (ket Komoditas, ). Gambar 3. Perbandingan Harga Bulanan White Sugar dan Raw Sugar US$/ton 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 2014 422 2015 394 420 539 454 382 391 545 467 367 436 510 461 369 439 471 475 365 473 449 473 352 528 411 Sumber: Barchart /LIFFE (2014-), diolah 453 363 542 Agt 430 344 537 434 348 570 426 387 596 420 403 552 381 410 515 Isu dan Kebijakan Terkait Pemantauan terhadap pelaksanaan kesepakatan antara produsen Gula Kristal Ragfinasi (GKR) dan distributor untuk menjual gula pada tingkat Harga Eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 12.500/Kg terus dilakukan. Sebagai tindak lanjut, Pemerintah telah menginstruksikan kepada Ritel Modern untuk menjual gula pada tingkat HET dimaksud yang berlaku sejak i dan diharapkan dapat berlanjut hingga pelaksanaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) tahun. US$/ton 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 2014 342 2015 332 317 453 358 321 292 450 388 283 337 400 375 285 331 360 387 280 369 345 380 258 426 298 Disusun Oleh: Bagus Wicaksena 379 266 436 Agt 350 235 427 323 249 470 363 310 507 350 330 459 336 331 427

Jagung i Informasi Utama Pada bulan i, rata-rata harga eceran jagung di pasar domestik sebesar Rp 7.102/Kg atau mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,16% dibandingkan dengan harga pada. Sementara, jika dibandingkan dengan harga pada i, harga eceran jagung saat ini mengalami penurunan sebesar 0,39%. Nilai koefisien keragaman harga eceran jagung di pasar domestik pada periode bulan i hingga i adalah sebesar 0,66%, dan cenderung menurun dengan laju penurunan sebesar 0,11% per bulan. Sementara itu, pada periode yang sama, harga jagung di pasar dunia lebih berfluktuasi dengan koefisien keragaman sebesar 6,53% dengan tren yang cenderung meningkat sebesar 0,355% per bulan. Disparitas harga jagung antar wilayah yang ditunjukkan dengan koefisien keragaman harga antar daerah mengalami sedikit kenaikan dari 24,5% pada menjadi 24,61% pada i. Harga jagung dunia pada i mengalami kenaikan sebesar 1,19% jika dibandingkan dengan harga pada bulan. Namun jika dibandingkan dengan harga pada bulan i, maka harga jagung dunia mengalami penurunan yang cukup besar yakni 9,49%. Perkembangan Pasar Domestik Harga jagung di dalam negeri pada i mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,16% dari harga Rp 7.091/Kg pada menjadi Rp 7.102/Kg. Namun jika dibandingkan dengan harga pada bulan yang sama tahun lalu yakni i sebesar Rp 7.129/kg, maka harga pada bulan ini mengalami penurunan sebesar 0,39%. Gambar 1. Perkembangan Harga Jagung Dalam Negeri - US$/ton 7.500 7.300 7.100 6.900 6.700 6.000 Harga jagung pipilan di pasar domestik selama bulan i mengalami sedikit kenaikan. Kenaikan harga ini telah terjadi di beberapa daerah di Indonesia seperti di Jember dan Gunung Kidul, DIY. Meningkatnya harga jagung diduga disebabkan oleh meningkatnya permintaan jagung yang akan digunakan sebagai bahan baku pakan ternak. Peningkatan permintaan ini juga dipicu oleh meningkatnya permintaan akan daging ayam, terutama saat menjelang hari raya Lebaran mendatang. Tabel 1. Perubahan Harga Rata-Rata Bulanan Jagung di Beberapa pada i Terhadap i dan (Rp/kg) 5.901 9.000 8.427 4.600 4.917 7.082 7.000 6.000 6.000 9.333 9.860 4.600 6.400 7.400 7.000 5.992 6.000 9.333 10.200 4.600 6.455 7.653 7.000 6.000 thd (%) -16-17 1,67 3,70 21,04 0,00 31,30 8,07 0,00 0,00 0,00 0,00 3,45 0,00 0,87 3,42 0,00 0,14 Rata-rata 7.129 7.091 7.102-0,39 0,16 Nasional Sumber : Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah Peta tingkat harga di seluruh wilayah di Indonesia tidak banyak mengalami perubahan. Berdasarkan pemantauan harga di seluruh ibu kota Propinsi sepanjang bulan, beberapa daerah dengan tingkat harga yang cukup tinggi antara lain adalah Manokwari, Tanjung Selor, dan, dengan rata-rata harga tertinggi sebesar Rp 11.000,-/Kg di. Sementara itu, beberapa daerah dengan tingkat harga yang cukup rendah berada di wilayah, Mataram, Palu, dan Mamuju, dengan harga terendah sebesar Rp 4.600,-/Kg di. Tingkat disparitas harga jagung antar daerah masih cukup tinggi. Pada i koefisien keragaman harga jagung antar daerah sedikit menurun dari 24,5% pada menjadi 24,61% pada i. Dengan menggunakan ilustrasi yang lain, perbandingan antara harga terendah dengan harga tertinggi juga menunjukan disparitas harga yang masih tinggi dimana perbedaan dari harga terendah dan tertinggi mencapai 139,13%. q Jagung Harga eceran domestik (Rp/kg) 7.129 7.207 7.172 7.133 7.095 7.046 7.082 7.062 7.069 7.060 7.073 7.091 7.102 Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah

Jagung i Gambar 2. Perkembangan Harga Jagung Berdasarkan Provinsi Mataram Palu Mamuju Pakanbaru Bengkulu Bandar Lampung Banda Aceh Kupang Gorontalo Palangkaraya Pontianak Manado Samarinda Bangka Belitung Jambi Tanjung Pinang Banten Manokwari Tanjung Selor Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah Perkembangan Harga Dunia Rp/Kg 0,0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 Perkembangan harga jagung pipilan di 34 kota di Indonesia pada bulan i cukup stabil. Berdasarkan pemantauan harga oleh Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, harga jagung pipilan di sebagian besar kota stabil, tidak ada perubahan harga yang cukup besar di sepanjang bulan. Hal ini ditunjukkan dengan angka koefisien variasi di hampir seluruh kota yang berada dibawah 4%, kecuali di kota Tanjung Pinang dimana fluktuasi harga jagung pipilan di sepanjang bulan i mencapai 8,13%. Harga jagung dunia pada i mengalami sedikit kenaikan sebesar 1,19% dari harga USD 135/ton pada bulan menjadi USD 137/ton pada i. Pergerakan harga jagung dunia dalam satu tahun terakhir lebih berfluktuasi dibandingkan dengan pergerakan harga jagung domestik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien keragaman harga jagung dunia pada periode i i sebesar 6,53%, sementara pada periode yang sama, koefisien keragaman harga jagung domestik sebesar 0,66%. Dalam kurun waktu satu tahun terakhir ini, dinamika harga jagung dunia saat ini juga lebih berfluktuasi dibandingkan dengan dinamika harga jagung dunia pada periode yang sama tahun lalu. Pada periode i 2015 i, Koefisien Keragaman harga jagung dunia sebesar 3,55%, sementara pada periode i i koefisien keragaman harga jagung dunia meningkat lebih besar menjadi 4,9%. Kenaikan harga jagung dunia didukung oleh laporan USDA pada awal bulan i yang memprediksikan akan terjadinya penurunan stok jagung dunia dan meningkatnya transaksi perdagangan jagung dunia, yang berdampak pada meningkatnya harga jagung dunia. Secara umum, produksi jagung dunia pada bulan ini diprediksi akan mengalami penurunan dibandingkan dengan produksi pada bulan lalu, seperti yang terjadi di Eropa terutama di wilayah Perancis dan Jerman, dimana produksi jagung diprediksi akan menurun. Selain itu, produksi jagung di Kanada juga diperkirakan menurun, terutama di wilayah Ontario dan Quebec, dikarenakan kondisi area tanam yang lebih basah sehingga menyebabkan panen jagung tertunda dan menurunnya produksi. Di sisi lain, produksi jagung di beberapa negara diperkirakan akan meningkat seperti di Ukraina, Brazil dan Afrika Selatan (USDA, i ). Gambar 3. Perkembangan Harga Jagung Dunia - US$/ton 165 155 145 135 125 115 105 Harga Internasional (US$/ton) 151 128 123 116 124 124 128 133 136 133 133 135 137 Sumber: CBOT (i ), diolah Isu dan Kebijakan Terkait Pada awal, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, telah menetapkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 27/M-DAG/PER/5/ Tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen. Peraturan tersebut ditetapkan dalam rangka menjamin ketersediaan, stabilitas dan kepastian harga dari beberapa komoditas diantaranya beras, jagung, kedelai, gula, minyak goreng, bawang merah, daging sapi, daging ayam ras dan telur ayam ras, sehingga perlu untuk melakukan perubahan terhadap harga acuan pembelian di petani serta harga acuan penjualan di konsumen. Berdasarkan Permendag tersebut, untuk komoditas jagung, harga acuan pembelian di petani ditetapkan sesuai kadar airnya, yakni: i) Kadar air 15%: Rp 3.150/kg; ii) Kadar air 20%: Rp 3.050/kg; iii) Kadar air 25%: Rp 2.850/kg; iv) Kadar air 30%: Rp 2.750/kg; dan v) Kadar air 35%: Rp 2.500/kg. Sementara itu, harga acuan penjualan di konsumen ditetapkan sebesar Rp 4.000/kg. Untuk komoditas jagung, yang dimaksud dengan harga acuan penjualan di konsumen adalah harga penjualan di industri pengguna (sebagai pakan ternak). Peraturan ini berlaku kepada setiap pelaku usaha serta BUMN yang akan melakukan pembelian atau penjualan komoditas tersebut, dan berlaku untuk jangka waktu 4 (empat) bulan terhitung sejak Permendag tersebut diundangkan. Disusun oleh: Ratna A Carolina

Kedelai i Informasi Utama Harga rata-rata kedelai lokal pada bulan i sebesar Rp.11.373/kg tidak mengalami perubahan jika dibandingkan harga pada bulan dan harga pada bulan i. Harga kedelai impor pada bulan i sebesar Rp 10.612/kg, tidak mengalami perubahan jika dibandingkan harga pada bulan. Jika dibandingkan dengan harga pada bulan i sebesar Rp 10.778/kg, terjadi penurunan harga sebesar 1,5%. Harga kedelai lokal secara nasional cukup stabil dengan koefisien keragaman harga bulanan selama periode i i sebesar 3,22%. Pada periode yang sama, koefisien keragaman untuk kedelai impor sedikit lebih rendah yakni 0,66%. Pada bulan i, disparitas harga kedelai lokal di 33 kota di Indonesia masih cukup besar, dengan koefisien keragaman harga antar wilayah sebesar 21,5%. Di sisi lain, disparitas harga kedelai impor relatif lebih kecil, dengan koefisien keragaman sebesar 19,3%. Harga kedelai dunia pada bulan i mengalami penurunan sebesar 2,6% dibandingkan dengan harga pada bulan. Jika dibandingkan dengan harga pada bulan i, harga kedelai dunia mengalami penurunan sebesar 19,9%. Gambar 1. Perkembangan Harga Kedelai Lokal dan Impor, i i (Rp/kg) Rp/Kg 11,600 11,400 11,200 11,000 10,800 10,600 10,400 10,200 Kedele Impor (Rp/Kg) Kedele Lokal (Rp/Kg) Sumber : BPS dan Ditjen PDN Kemendag (i, ), diolah Perkembangan Pasar Domestik Harga rata-rata kedelai lokal pada bulan i sebesar Rp. 11.373/kg tidak mengalami perubahan jika dibandingkan harga pada bulan dan harga pada bulan i. Dalam satu tahun terakhir, harga rata-rata kedelai lokal relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga kedelai impor (Gambar 1). Harga kedelai impor pada bulan i sebesar Rp 10.612/kg, tidak mengalami perubahan jika dibandingkan harga pada bulan. Jika dibandingkan dengan harga pada bulan i sebesar Rp 10.778/kg, terjadi penurunan harga sebesar 1,5%. Wilayah yang harga kedelai lokalnya relatif tinggi berada di wilayah Indonesia Timur, seperti Gorontalo, Manokwari dan dengan harga eceran tertinggi sebesar Rp.14.000/kg di Manokwari. Sementara itu, harga eceran yang relatif rendah terjadi di beberapa kota, seperti dan Bengkulu dengan harga eceran terendah sebesar Rp 6.000/kg di Bengkulu. Harga eceran kedelai impor juga bervariasi antar wilayah. Wilayah yang harganya relatif tinggi pada bulan i adalah dan dengan harga tertinggi sebesar Rp 15.333/kg di. Sementara itu, beberapa kota dengan tingkat harga yang relatif rendah adalah dan Bengkulu dengan harga terendah di sebesar Rp 6.652/kg (Tabel 1). Tabel 1. Perkembangan Harga Rata-rata Bulanan Kedelai (Rp/kg) Bangka Belitung* * * Rata-rata Nasional Sumber Ket Lokal Impor Lokal Impor Lokal Impor Lokal Impor Lokal Lokal Lokal Impor Lokal Lokal Impor thd (%) Thd -16 Thd -17 15,000 12,400 8,640 6,600 9,439 9,000 10,348 11,333 0 0 12,977 12,371 0 11,576 10,778 10,000 11,200 8,640 6,632 9,358 9,017 10,038 11,500 0 0 12,200 12,550 0 10,524 10,612 10,000 11,200 8,640 6,652 9,333 8,922 10,000 11,517 0 0 12,000 12,500 0 10,443 10,612 : Ditjen PDN, Kemendag (i, ), diolah. -33.3-9.7 0.0 0.8-1.1-0.9-3.4 1.6 ts 0.0-7.5 1.0 0.0-9.8-1.5 Keterangan : *) tidak tersedia data harga kedelai impor Koefisien keragaman harga antar wilayah untuk kedelai lokal pada bulan i sebesar 21,5%, yang berarti disparitas harga kedelai lokal antar wilayah masih relatif besar, dan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan disparitas pada bulan-bulan sebelumnya (Gambar2). Disparitas harga yang cukup besar umumnya disebabkan oleh masalah distribusi. Harga kedelai di wilayah Indonesia Timur relatif lebih tinggi karena lokasinya yang cukup jauh dari sentra produksi kedelai yang mayoritas berada di wilayah Indonesia Barat, khususnya Pulau Jawa. Sedangkan untuk perkembangan harga rata-rata nasional untuk kedelai lokal cukup stabil, dengan koefisien keragaman harga bulanan untuk periode i - i sebesar 3,22%. Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan (il 2013), diolah 0.0 0.0 0.0 0.3-0.3-1.0-0.4 0.1 0.0 0.0-1.6-0.4 0.0-0.8 0.00 Kedelai

Kedelai i Kupang Mamuju Gorontalo Mataram Palu Samarinda Bengkulu Manokwari Palangkaraya Tanjung Pinang Bangka Belitung Banten Manado Pontianak Bandar Lampung Jambi Pakanbaru Banda Aceh Gambar 2. Koefisien Variasi Harga Kedelai di tiap Provinsi, Bulan i 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 Sumber : Ditjen PDN Kemendag (i, ), diolah. Perkembangan Pasar Dunia Bulan i suplai kedelai Amerika mengalami perubahan kenaikan dibandingkan proyeksi yang dilakukan tahun. Stok akhir kedelai diproyeksikan sebesar 450 juta bushel naik sekitar 15 juta bushel dibandingkan akhir bulan lalu. Produksi kedelai dunia pun mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun yang lalu, terutama karena terjadi hasil panen yang bagus didaerah produser kedelai Amerika Latin yaitu Brasil dan Argentina. Kenaikan produksi dan stok dunia menyebabkan harga kedelai dunia mengalami penurunan dalam tiga bulan terakhir ini. (USDA, i ). Harga kedelai dunia pada bulan i mengalami penurunan sebesar 2,6% dibandingkan dengan harga pada bulan. Jika dibandingkan dengan harga pada bulan i, harga kedelai dunia mengalami penurunan sebesar 19,9%. (BPS, Kemendag, i ) Gambar 3. Perkembangan Harga Bulanan Kedelai Dunia Bulan i i Isu dan Kebijakan Terkait Kementerian Pertanian menargetkan perluasan areal tanam kedelai lebih dari 200.000 hektar dengan panen lebih dari 300.000 ton pada tahun. Tujuannya mengurangi ketergantungan impor kedelai. Kementan juga menyiapkan penyuluh untuk petani agar produktivitas tanaman kedelai naik dari biasanya 1,5 ton per hektar menjadi 2,2 ton per hektar. Disusun Oleh: Yudha Hadian Nur US$/Ton 700 600 Kedele Dunia (US$/ton) 500 400 300 200 100 0 Agt Sumber: Chicago Board Of Trade/CBOT (i, ), diolah.

Minyak Goreng i Informasi Utama Harga BPS minyak goreng curah dalam negeri pada bulan i mengalami peningkatan sebesar 0,62% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan meningkat sebesar 5,52% jika dibandingkan harga i. Harga minyak goreng kemasan mengalami penurunan yaitu sebesar 0,39% dibandingkan bulan sebelumnya dan meningkat 4,06% jika dibandingkan i tahun. Harga minyak goreng relatif stabil selama bulan i i dengan koefisien keragaman (KK) harga rata-rata nasional sebesar 2,84% untuk minyak goreng curah dan 1,50% untuk minyak goreng kemasan. Disparitas harga minyak goreng curah antar wilayah pada bulan i relatif stabil dengan KK harga antar wilayah sebesar 10,01% dan disparitas harga minyak goreng kemasan pada i dengan KK sebesar 7,84%. Harga CPO (Crude Palm Oil) dunia mengalami penurunan sebesar 1,49% pada bulan i sedangkan harga RBD (Refined, Bleached and Deodorized) turun sebesar 1,26% dibandingkan dengan bulan sebelumnya karena penurunan permintaan. Perkembangan Pasar Domestik Harga rata-rata minyak goreng curah pada bulan i mengalami peningkatan sebesar 0,62% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pada bulan i, harga rata-rata minyak goreng curah adalah Rp 12.627,-/lt. Jika dibandingan dengan bulan i maka terjadi peningkatan harga sebesar 5,52%, dimana rata-rata harga bulan i adalah Rp 11.967,-/lt. Gambar 1. Perkembangan Harga Minyak Goreng Kemasan dan Curah Eceran (Rp/lt) Rp/lt 16.000 15.000 14.000 13.000 12.000 11.O00 10.000 9.000 8.000 Migor Kemasan Disperindag Curah BPS Migor Curah Disperindag Kemasan BPS May Aug Oct Dec May 2014 2015 Sumber: BPS dan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (), diolah Harga rata-rata minyak goreng kemasan pada bulan i mengalami penurunan sebesar 0,39% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Harga rata-rata minyak goreng kemasan pada bulan i adalah Rp14.176,-/lt. Jika dibandingkan dengan harga pada bulan i yang saat itu mencapai Rp 13.623,-/lt, maka terjadi peningkatan harga sebesar 4,06%. Harga rata-rata nasional minyak goreng curah relatif stabil pada periode bulan i i dengan koefisien keragaman harga rata-rata nasional minyak goreng curah sebesar 2,84%. Begitu pula koefisien keragaman harga rata-rata nasional untuk minyak goreng kemasan pada periode yang sama stabil dengan koefisien keragaman sebesar 1,50%. Fluktuasi harga rata-rata minyak goreng nasional masih berada di batas aman di bawah 5%-9%. Gambar 2. Fluktuasi Harga Minyak Goreng Beberapa di Indonesia Bandar Lampung Banten Palangkaraya Bengkulu Pontianak Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah Disparitas harga minyak goreng curah antar wilayah di Indonesia pada bulan i mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Koefisien keragaman harga antar wilayah minyak goreng curah pada bulan i sebesar 10,01%. Sedangkan disparitas harga antar wilayah untuk minyak goreng kemasan mengalami penurunan pada bulan i dimana koefisien keragaman menjadi sebesar7,84%. Tabel 1. Harga Minyak Goreng Curah di 8 Besar di Indonesia (Rp/lt) Makasar Rata-rata Nasional Migor Kemasan 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 11,244 11,786 10,566 11,565 10,838 12,629 10,500 10,727 11,528 IKU Kemendag 5-9 11,493 12,335 10,560 11,675 10,667 11,469 10,091 11,067 11,483 Gorontalo Banten Bengkulu Mataram Pontianak Samarinda Manado 11,503 12,367 10,394 11,491 10,637 10,890 9,915 11,022 11,479 Migor Curah -1,00 1,00 3,00 5,00 7,00 Perubahan (%) -16-17 2.31 4.92-1.63-0.64-1.85-13.77-5.57 2.75-0.43 IKU Kemendag 5-9 0.09 0.26-1.57-1.58-0.28-5.05-1.75-0.40-0.04 9,00 Minyak Goreng Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (), diolah

Minyak Goreng i Wilayah dengan harga minyak goreng curah yang relatif tinggi pada i adalah Manokwari dan Jayapua dengan tingkat harga masing-masing sekitar Rp 14.000,-/lt dan Rp 13.933,-/lt. Wilayah dengan tingkat harga minyak goreng curah yang relatif rendah adalah dan dengan tingkat harga sekitar Rp 8.880,-/lt dan Rp9.915,-/lt. Wilayah dengan harga minyak goreng kemasan yang relatif tinggi pada i adalah Manokwari dan Maluku Utara dengan tingkat harga sekitar Rp 18.500,-/lt dan Rp17.355,-/lt. Wilayah dengan tingkat harga minyak goreng kemasan yang relatif rendah adalah dan dengan tingkat harga sekitar Rp 12.955,-/lt dan Rp 13.107,-/lt. Perkembangan Pasar Dunia Harga CPO dunia pada bulan i mengalami penurunan sebesar 1,49% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan harga bulan i, harga mengalami peningkatan sebesar 3,87%. Sedangkan harga RBD dunia mengalami penurunan sebesar 1,26% pada bulan i jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan harga pada bulan i, maka harga mengalami peningkatan sebesar 7,97%. Harga CPO dan RBD dunia pada bulan i masing-masing mencapai US$ 725/MT dan US$ 693/MT. US$/ton 1,000 950 900 850 800 750 700 650 600 550 500 Gambar 3. Perkembangan Harga CPO dan RBD Dunia (US$/ton) CPO (RHS) RBD Olein Setelah terjadi penurunan harga minyak sawit dunia sejak il sampai i, harga mengalami peningkatan yang signifikan pada bulan Agustus dan kembali meningkat hingga uari namun turun sejak bulan ruari sampai il. Pada bulan i, harga minyak sawit dunia kembali mengalami penurunan. Pendorong penurunan harga adalah penurunan permintaan di negara-negara yang berpenduduk mayoritas beragama Islam setelah Ramadan karena persediaan menjelang lebaran dirasa cukup. Selain itu juga didorong oleh pelemahan harga kedelai dunia sebagai produk substitusi minyak sawit. (Kontan, ) Isu dan Kebijakan Terkait Tarif Bea Keluar (BK) CPO didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 136/PMK.010/2015 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar Dan Tarif Bea Keluar. Pada bulan i, tarif BK CPO sebesar US$ 0 per MT berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 35/M-DAG/PER/5/ tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar dengan harga referensi CPO sebesar US$ 723,37/MT karena berada di bawah ambang batas pengenaan Bea Keluar di level US$ 750 /MT. Disusun oleh: Dwi W. Prabowo Agt Agt Agt 2014 2015 Sumber: Reuters (), diolah

Telur Ayam i Informasi Utama Harga telur ayam ras di pasar dalam negeri bulan i adalah sebesar Rp20.599/kg, mengalami penurunan sebesar 2,69 persen dibandingkan bulan. Jika dibandingkan dengan bulan i, harga telur ayam ras mengalami penurunan sebesar 8,20 persen. Harga telur ayam kampung di pasar dalam negeri pada bulan i adalah sebesar Rp44.130/kg, mengalami penurunan sebesar 0,02 persen dibandingkan dengan bulan. Jika dibandingkan dengan bulan i, harga telur ayam kampung mengalami peningkatan sebesar 4,95 persen. Harga telur ayam ras di pasar dalam negeri selama periode i i relatif stabil, dimana seluruh kota yang diamati memiliki koefisien keragaman (KK) harga kurang dari 9 persen. Harga paling stabil terdapat di kota Jambi dan Gorontalo, sedangkan harga yang paling berfluktuasi terdapat di kota Pontianak namun masih berada dalam batas IKU Kemendag (5-9 persen). Harga telur ayam kampung pada periode i i relatif fluktuasi, dimana sebagian besar dari wilayah yang diamati memiliki KK kurang dari 9 persen. Harga paling stabil terdapat di kota, Banten, Mamuju, dan Manokwari sedangkan harga yang paling berfluktuasi terdapat di kota Banda Aceh. Disparitas harga telur ayam antar wilayah pada bulan i dengan KK harga antar kota pada bulan i sebesar 13,81 persen untuk telur ayam ras, dan 22,10 persen untuk ayam kampung. Perkembangan Pasar Domestik Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS, ), harga rata-rata nasional telur ayam ras pada bulan i adalah sebesar Rp20.599/kg. Harga telur ayam ras tersebut mengalami penurunan sebesar 2,69 persen dibandingkan harga rata-rata telur ayam ras pada bulan, sebesar Rp21.168/kg. Jika dibandingkan dengan harga pada periode yang sama tahun lalu (i ) sebesar Rp22.439/kg, maka harga telur ayam ras pada i mengalami penurunan sebesar 8,20 persen (Gambar 1). Adapun telur ayam kampung, berdasarkan data Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN) tahun, harga rata-rata nasional telur ayam kampung pada i adalah sebesar Rp44.130/kg. Harga telur ayam kampung tersebut mengalami penurunan sebesar 0,02 persen dibandingkan dengan harga pada bulan yaitu sebesar Rp44.139/kg. Jika dibandingkan dengan harga pada bulan i sebesar Rp42.047/Kg, harga telur ayam kampung pada bulan i mengalami peningkatan sebesar 4,95 persen (Gambar 2). Rp/Kg 24.500 23.500 22.500 21.500 20.500 19.500 18.500 17.500 Gambar 1 Perkembangan Harga Telur Ayam Ras May Sumber: Badan Pusat Statistik (), diolah Gambar 2. Perkembangan Harga Telur Ayam Kampung Rp/Kg 45.000 44.500 44.000 43.500 43.000 42.500 42.000 41.500 41.000 40.500 40.000 Sumber: Dirjen PDN (), diolah 2015 Disparitas harga telur ayam ras antar wilayah berdasarkan data Dirjen PDN () pada bulan i mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya ( ). Hal ini ditunjukkan dengan KK harga antar kota pada bulan i adalah sebesar 13,81 persen untuk harga telur ayam ras. KK tersebut melebihi target disparitas harga yang ditetapkan Pemerintah yaitu KK kurang dari 13,8 persen untuk tahun. Sedangkan untuk telur ayam kampung KK harga antar kota pada bulan i adalah sebesar 22,10 persen. Disparitas harga telur ayam ras mengalami peningkatan sebesar 0,58 persen dibandingkan bulan sebelumnya, disparitas harga telur ayam kampung mengalami penurunan sebesar 0,19 persen. Harga telur ayam ras tertinggi ditemukan di sebesar Rp30.978/kg, sedangkan harga terendahnya ditemukan di sebesar Rp18.422/kg. Adapun Harga telur ayam kampung tertinggi ditemukan di Tanjung Pinang sebesar Rp63.933/kg, sedangkan harga terendahnya ditemukan di sebesar Rp28.520/kg. Perkembangan harga telur ayam ras di pasar dalam negeri periode i sampai dengan i menunjukkan adanya fluktuasi yang berbeda-beda pada tiap wilayah. Harga telur ayam ras yang paling stabil terdapat di kota Jambi dan Gorontalo dengan KK harga bulanan sebesar 0,00 persen, sedangkan harga telur ayam ras. yang paling berfluktuasi terdapat di kota Pontianak dengan KK harga bulanan sebesar 7,71 persen. Aug Oct Dec May Aug Oct Dec 2015 Telur Ayam

Telur Ayam i Namun, masih berada dalam batas IKU Kemendag (5-9 persen). Secara keseluruhan wilayah Indonesia (100 persen) memiliki CV harga telur ayam ras kurang dari 9 persen (Gambar 3). Gambar 3 Koefisien Keragaman Harga Telur Ayam Ras di tiap Provinsi Pontianak Kupang Manokwari Banten Palu Bangka Belitung Mamuju Bandar Lampung Tanjung Selor Pakanbaru Banda Aceh Samarinda Manado Mataram Bengkulu Palangkaraya Tanjung Pinang Gorontalo Jambi 7,71 7,58 7,29 7,25 7,06 6,99 6,91 6,90 6,82 6,66 6,56 6,52 6,04 5,96 5,41 5,35 5,30 5,15 5,11 4,89 4,83 4,59 4,33 4,29 4,28 4,27 3,85 3,62 3,56 3,22 3,12 2,94 1.0 3.0 5.0 7.0 9.0 Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah Adapun Harga telur ayam kampung yang paling stabil terdapat di kota, Banten, Mamuju dan Manokwari dengan KK harga bulanan sebesar 0,00 persen. Harga telur ayam kampung yang paling berfluktuasi terdapat di kota Banda Aceh dengan KK harga bulanan sebesar 17,05 persen. Secara umum sebagian besar wilayah Indonesia (91,18 persen) memiliki KK harga telur ayam kampung kurang dari 9 persen, sedangkan sisanya (8,82 persen) memiliki KK lebih dari 9 persen. dengan fluktuasi harga telur ayam kampung yang perlu mendapatkan perhatian adalah Manado, Tanjung Selor, Banda Aceh karena nilai KK pada kota-kota tersebut melebihi batas atas nilai KK yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan sebesar 9 persen (Gambar 4). Tabel 1. menunjukkan perubahan harga telur ayam ras di 8 kota besar di Indonesia berdasarkan data Ditjen PDN (). Harga telur ayam ras di 8 kota besar pada bulan i dibandingkan bulan lalu ( ) hampir semua mengalami penurunan, kecuali di kota dan yang mengalami peningkatan harga masing-masing 8,38 persen dan 6,62 persen, dan tidak mengalami perubahan (0,00 persen). Jika dibandingkan dengan harga bulan i, harga telur ayam ras semua mengalami penurunan. Gambar 4 Koefisien Keragaman Harga Telur Ayam Kampung di tiap Provinsi Banda Aceh Tanjung Selor Manado Mataram 6.92 Jambi 6.92 Palangkaraya 6.81 6.81 Samarinda 6.48 6.48 Kupang 6.08 6.08 Bangka Belitung 5.78 5.41 5.41 4.80 4.61 Tanjung Pinang 4.40 4.36 4.36 3.82 3.82 Palu 2.25 2.00 Pakanbaru 2.00 Pontianak 1.10 Bandar Lampung 1.10 0.53 0.31 Gorontalo 0.08 Bengkulu 0.08 Manokwari Mamuju Banten Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah Tabel 1. Perubahan Harga Telur Ayam di Beberapa di Indonesia Perubahan (%) -16-17 Telur Ayam Ras Makasar Rata-rata Nasional Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah. Isu dan Kebijakan Terkait Harga daging dan telur ayam di tingkat peternak lebih rendah dari Harga Pokok Produksi (HPP). Disebutkan bahwa HPP untuk live bird (ayam hidup) di tingkat peternak berkisar Rp18.000 dengan asumsi BPP (Biaya Pokok Produksi) sekitar Rp16.500. Ketetapan ini merupakan bentuk perlindungan pemerintah bagi produsen, untuk mendapatkan nilai tukar yang layak sehingga mampu bertahan dan berkembang usahanya. Telur ayam ras asal Malaysia membanjiri Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menjelang Lebaran Idul Fitri 1438 Hijriyah karena tidak ada pasokan dari Sulawesi Selatan (Sulsel). Masuknya telur ayam ras disebabkan kurangnya pasokan dari Sulsel yang menyebabkan harga melambung dari Rp37.000 per 33 butir sebelum hingga pertengahan bulan suci Ramadhan 1438 H menjadi Rp40.000 per 33 butir pada H-6 lebaran hingga sekarang. Untuk memenuhi permintaan masyarakat setempat pengusaha mendatangkan telur ayam ras dari Malaysia dengan harga yang lebih murah. Harga telur ayam ras asal Malaysia dijual eceran sebesar Rp35.000 per 33 butir. (Republika.co.id, i). 22,400 22,796 22,036 20,995 20,500 20,755 21,915 22,939 24,134 20,800 22,023 21,370 20,945 21,147 20,065 19,828 19,967 22,725 20,800 21,788 20,607 19,340 18,900 20,000 21,490 21,289 22,999 11.60 4,00 9,00 14,00-7.14-4.42-6.49-7.88-7.81-3.64-1.94-7.19-4.70 17.05 15.37 19,00 0.00-1.07-3.57-7.66-10.63-0.32 8.38 6.62 1.21 Disusun Oleh: Try Asrini

Tepung Terigu i Informasi Utama Harga tepung terigu di pasar dalam negeri pada bulan i stabil dengan penurunan sebesar 0,51% dibandingkan dengan bulan dan 3,54% jika dibandingkan dengan bulan i. Selama periode i, harga tepung terigu secara nasional relatif stabil dengan koefisien keragaman harga bulanan pada periode tersebut sebesar 0,21%. Disparitas harga tepung terigu antar wilayah pada bulan i relatif tinggi dengan koefisien keragaman harga bulanan antar wilayah sebesar 13,96%. Harga gandum dunia pada i mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan harga bulan yaitu sebesar 10,97%. Demikian halnya jika dibandingkan dengan harga bulan i 2014 dan i 2015 mengalami penurunan masing-masing sebesar 22,43% dan 7,52%; sementara dibandingkan i naik 1,12%. Perkembangan Pasar Domestik Secara nasional, harga tepung terigu pada bulan i stabil dengan penurunan sebesar 0,51% dibandingkan dengan bulan. Harga pada bulan sebesar Rp 8.747,-/kg, sedangkan pada bulan i sebesar Rp 8.702,-/kg. Jika dibandingkan dengan harga pada i, juga terjadi penurunan harga sebesar 3,54% dimana harga pada bulan i sebesar Rp 9.021,-/kg (Tabel 1). Tabel 1. Perkembangan Harga Tepung Terigu di Beberapa di Indonesia (Rp/kg) -16-17 Rata-rata 33 kota 8,231 8,419 7,500 7,800 7,667 7,979 8,500 9,000 9,021 7,337 8,073 7,385 7,800 7,692 8,480 8,500 9,042 8,747 7.333 7.982 7.400 7.800 7.667 8.500 8.500 9.067 8.702-10.91-5.20-1.33 0.00 0.00 6.53 0.00 0.74-3.54 Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah -0.06-1.12 0.20 0.00-0.33 0.24 0.00 0.28-0.51 Harga rata-rata nasional tepung terigu relatif stabil yang diindikasikan oleh koefisien keragaman harga harian untuk bulan i sebesar 0,21%. Untuk koefisien keragaman per kota, Bangka Belitung memiliki nilai koefisien keragaman paling tinggi yaitu 4,50%, namn masih di bawah ambang batas 9% yang ditetapkan Kementerian Perdagangan. Sementara itu, di 21 kota lainnya seperti Gorontalo,, Banda Aceh, dan lain-lain relatif stabil dengan koefisien keragaman 0% (Gambar 1). Gambar 1. Koefisien Keragaman Harga Bulanan Tepung Terigu Dalam Negeri (%) Bangka Belitung Kupang Bengkulu Palu Manado Palangkaraya Pakanbaru Banten jakarta Tanjung Selor Tanjung Pinang Manokwari Mamuju Samarinda Pontianak Gorontalo Mataram IKU KEMENDAG 5-9% Bandar Lampung Jambi Banda Aceh 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah Tingkat perbedaan harga antara wilayah pada bulan i relatif tinggi yang ditunjukkan dengan koefisien keragaman harga antar wilayah pada bulan tersebut sebesar 13,96%. Wilayah dengan harga yang relatif tinggi antara lain kota Samarinda,, dan Tanjung Selor dengan harga rata-rata di atas Rp 10.000,-/kg. Sedangkan wilayah dengan tingkat harga yang relatif rendah antara lain Pekanbaru,,,, Banten dan Tanjung Pinang dengan harga di bawah Rp 8.000,-/kg (Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, i ). Gambar 2. Perkembangan Harga Bulanan Tepung Terigu Dalam Negeri dan Paritas Impor i 2015 i (Rp/kg) 10000 9500 9000 8500 8000 7500 7000 6500 6000 5500 5000 4500 4000 3500 3000 Oct Terigu Paritas Impor 2015 Dec Terigu Dalam Negeri Sumber: BPS (i ), diolah i i Oct Dec i Tepung Terigu

Tepung Terigu i Perkembangan Pasar Dunia Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa harga gandum dunia pada i mengalami kenaikan sebesar 10,97% bila dibandingkan dengan harga bulan dan bila dibandingkan dengan harga bulan i naik 1,12%, namun dibandingkan tahun 2015 dan 2014 mengalami penurunan masing-masing sebesar 7,52%, dan 22,43%. Gambar 3. Perkembangan Harga Bulanan Gandum Dunia (US$/ ton) Rp/Kg 350 300 250 200 150 100 Agt 2014 2015 Sumber: Chicago Board of Trade (i ), diolah Isu dan Kebijakan Terkait Pemerintah melalui kementerian dan instansi terkait melakukan 3 langkah utama dalam rangka mengontrol harga dan pasokan bahan pokok : Menentukan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk gula pasir (Rp 12.500/Kg), minyak goreng (Rp 11.000/Kg), daging beku (Rp 80.000/Kg), hal ini dilakukan dengan bekerjsama dengan retail modern Melaksanakan mekanisme pengawasan melalui Permendag 20 Tahun dimana distributor wajib mendaftarakan usahanya dan melaporkan pengadaan dan penyaluran barang, sehingga lonjakan harga akibat penimbunan barang bisa diminimalisir Perum BULOG melaksanakan Gerakan Stabilisasi Pangan dalam rangka menjaga pasokan selama Ramadhan untuk daging sapi dan kerbau, beras, minyak goreng, tepung terigu, gula serta bawang merah dan bawang putih Disusun oleh: Ranni Resnia

INFLASI i 21 Perkembangan Inflasi Bulan i Inflasi umum (headline inflation) bulan i sebesar 0,69% (mtm) dan 4,37% (yoy). Inflasi didorong oleh adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks khususnya pada Kelompok Pengeluaran Bahan Makanan; Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar; dan Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan. Kelompok Pengeluaran Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan menyumbang inflasi tertinggi sebesar 1,27% dan memberikan andil inflasi sebesar 0,23%. Berdasarkan karakteristiknya, Tabel inflasi 1 bulan i dipengaruhi Komoditi oleh kelompok Bahan barang Pangan volatile Penyumbang foods dan administered Inflasi/Deflasi prices. Pada Kelompok Pengeluaran Bahan Makanan, inflasi terutama disumbang oleh komoditi beras, daging ayam ras, daging sapi, ikan segar, dan bawang merah. Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Inflasi bulan i sebesar 0,69% dikarenakan terjadi peningkatan indeks dari 128,83 pada menjadi 129,72 pada i. Inflasi pada bulan i terutama disebabkan oleh naiknya indeks khususnya pada Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan yang menunjukkan tingkat inflasi tertinggi sebesar 1,27% dengan andil inflasi sebesar 0,23%. Kelompok Bahan Makanan memiliki tingkat inflasi sebesar 0,69% dengan andil inflasi sebesar 0,14%. Kelompok Pengeluaran Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau memiliki tingkat inflasi sebesar 0,39% dengan andil inflasi sebesar 0,07%. Kelompok Pengeluaran Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar menunjukkan tingkat inflasi sebesar 0,75% dengan andil inflasi sebesar 0,18%. Kelompok Pengeluaran Sandang, dan Kesehatan memiliki inflasi masing-masing sebesar 0,78%, dan 0,34% dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 dan 0,02%. Tabel 1. Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Inflasi Andil terhadap Inflasi Komoditi 2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015 INFLASI NASIONAL BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK, & TEMBAKAU PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN,REKREASI & OLAH RAGA TRANSPOR,KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 4.30 8.38 8.36 3.35 5.68 11.35 10.57 4.93 6.11 7.45 8.11 6.42 3.35 6.22 7.36 3.34 4.67 0.52 3.08 3.43 2.91 3.70 5.71 5.32 4.21 3.91 4.44 3.97 2.20 15.36 12.14-1.53 Ket: *Inflasi i (mtm) Sumber: Berita Resmi Statistik-BPS, i (diolah) 3.02 0.69 5.69 0.69 1.31 2.75 2.06 0.98 5.38 0.39 1.08 1.34 1.31 1.07 1.90 0.75 0.81 1.48 1.82 0.85 3.05 0.78 0.35 0.04 0.20 0.23 3.92 0.34 0.12 0.15 0.26 0.24 2.73 0.07 0.31 0.26 0.36 0.32-0.72 1.27 0.35 2.36 2.35-0.34 1.21 0.14 0.91 0.07 0.46 0.18 0.20 0.05 0.17 0.02 0.21 0.00-0.14 0.23 Komoditi Bahan Pangan Pokok Pendorong Inflasi Inflasi bulan i tercatat sebesar 0,69% yang terutama didorong oleh peningkatan indeks harga pada Kelompok Pengeluaran Bahan Makanan. Andil inflasi pada Kelompok Pengeluaran Bahan Makanan disumbang oleh peningkatan harga komoditi beras (0,22%); daging ayam ras (2,53%); daging sapi (1,01%); ikan segar (1,53%); dan bawang merah (5,17%). Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi, yaitu: cabai merah (-9,27%); cabai rawit (-14,71%) dan bawang putih (-10,49%). Faktor penyebab terjadinya dinamika harga pada komoditi Bahan Pangan Pokok Beberapa komoditi bahan pokok menunjukkan peningkatan harga namun tidak terlalu signifikan. Peningkatan beberapa komoditi tersebut secara umum lebih disebabkan oleh meningkatnya permintaan selama hari raya Idul Fitri. Namun demikian khusus untuk ikan segar, selain karena meningkatnya permintaan selama hari raya Idul Fitri, tersendatnya pasokan memicu kenaikan harga komoditi ikan segar. Sebagai komoditi yang sangat tergantung dengan kondisi cuaca, hasil tangkapan yang berkurang akan sangat mempengaruhi harga ikan segar di pasaran. Pada bulan i, di beberapa daerah sentra, kondisi cuaca kurang mendukung nelayan dalam meningkatkan hasil tangkapannya. Kondisi tersebut berimbas pada berkurangnya pasokan di pasar yang berakibat naiknya harga ikan segar di pasar. INFLASI

22 INFLASI Disusun oleh: Erizal Mahatama i Mencermati masih tingginya faktor risiko inflasi di Tahun Perkembangan harga komoditas khususnya volatile food menunjukkan kinerja yang baik hingga bulan i yang merupakan bulan yang sangat krusial karena terdapat perayaan hari raya Idul Fitri yang secara siklus menimbulkan gejolak harga setiap tahunnya. Kerjasama yang baik lintas instansi cukup berhasil dalam mendukung kebijakan stabilisasi harga pangan menjelang dan selama hari raya Idul Fitri. Bertolak belakang dibandingkan bulan, tarif listrik pada bulan i kembali menyumbang inflasi dengan angka yang cukup signifikan. Sementara, kebijakan di awal tahun terkait dengan cukai rokok yang diperkirakan akan menurun dan kembali normal menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, komoditi ini justru mengalami peningkatan harga kembali selama hari raya Idul Fitri. Namun demikian, diharapkan seiring kembali normalnya permintaan pasca hari raya Idul Fitri, harga komoditas rokok akan kembali stabil. Kebijakan Kementerian Perdagangan terkait harga eceran tertinggi untuk beberapa komoditi seperti gula, minyak goreng dan daging beku cukup memberi kestabilan harga di pasar. Namun, beberapa komoditas diperlukan penanganan khusus dalam rangka stabilitas harga. Harga daging sapi merupakan salah satu komoditas yang sangat sulit pengendalian harganya. Preferensi merupakan salah satu permasalahan dalam rangka stabilitas harga daging sapi. Preferensi masyarakat yang lebih cenderung menyukai daging segar mengakibatkan daging sapi cenderung memiliki fluktuasi yang tinggi karena tidak memiliki substitusi produk. Setelah hari raya Idul Fitri, dalam waktu dekat hari raya Idul Adha akan menjadi momen dinamika harga di Indonesia khususnya daging sapi. Disusun oleh: Nugroho Ari Subekti

Bawang Merah i 21 Informasi Utama Harga bawang merah di pasar dalam negeri pada bulan i mengalami kenaikan sebesar 3,17 % dibandingkan dengan bulan. Dan jika dibandingkan dengan i, harga bawang merah mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 11,50 %. Harga bawang merah secara nasional tidak stabil selama satu tahun ini. Kondisi ini ditunjukkan oleh koefisien keragaman (KK) harga bulanan untuk i sampai dengan i yang tinggi yaitu sebesar 13,56 %. Khusus bulan i, Koefisien Keragaman (KK) harga rata-rata harian untuk bawang merah secara nasional relatif rendah sebesar 2,97 %. Angka tersebut menunjukan bahwa sepanjang bulan i, harga bawang merah secara nasional cukup stabil. Disparitas harga antar wilayah pada bulan i cukup tinggi dengan Koefisien Keragaman (KK) harga bulanan antar wilayah untuk bawang merah mencapai 23,16 %. Hal ini menunjukan bahwa perbedaan harga bawang merah antar kota di seluruh wilayah Indonesia sepanjang bulan i masih tergolong tinggi. Perkembangan Pasar Domestik Rp/Kg 65.000 60.000 55.000 50.000 45.000 40.000 35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 il i i Gambar 1. Perkembangan Harga Bawang Merah Dalam Negeri (Rp/kg) il Harga Bawang Merah Lokal (BPS) i i il i i il i i il i Tabel 1 menunjukkan harga bawang merah pada i di 8 kota utama di Indonesia. Untuk bawang merah harga tertinggi tercatat di kota sebesar Rp 38.370,-/kg dan terendah tercatat di kota sebesar Rp 24.178,-/kg. Secara rata-rata nasional, fluktuasi harga bawang merah cukup tinggi selama periode i - i dengan Koefisien Keragaman sebesar 13,56 % untuk satu tahun terakhir. Khusus bulan i, Koefisien Keragaman harga rata-rata harian secara nasional untuk bawang merah cukup rendah sebesar 2,97 %. Disparitas harga antar daerah pada bulan i cukup tinggi dengan KK harga bulanan antar wilayah untuk bawang merah mencapai 23,16 %. Jika dilihat dari per kota (Gambar 2), fluktuasi harga bawang merah berbeda antar wilayah. Manokari dan Kupang adalah beberapa kota yang perkembangan harganya sangat stabil dengan koefisien keragaman sebesar 0% masing-masing. Di sisi lain Bengkulu, Mataram,, Palangkaraya, dan Pekan Baru adalah beberapa kota dengan harga paling berfluktuasi dengan koefisien keragaman lebih dari 9% (IKU Kementerian Perdagangan) yakni masing-masing sebesar 13,40 %; 12,10 %; 11,19 %; 9,49 %; dan 9,11 %. Rata-rata Tabel 1. Harga Rata-Rata Bawang Merah di Beberapa di Indonesia (Rp/Kg) Bawang Merah Koefisien Keragaman -16-17 -17 38,657 37,464 27,364 30,288 31,345 31,243 37,038 34,227 38,057 35,932 32,600 25,490 25,467 27,890 29,788 24,167 28,033 30,990 38.370 32.387 27.987 26.467 28.160 30.817 24.178 30.422 31.971-0.74-13.55 2.28-12.62-10.16-1.36-34.72-11.12-15.99 6.78-0.65 9.79 3.93 0.97 3.46 0.05 8.52 3.17 4.31 2.69 6.74 4.54 3.23 2.30 4.84 11.19 2.97 Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (), diolah ber: PDN (i ) 2013 2014 2015 Secara nasional harga rata-rata bawang pada bulan i relatif tinggi, yaitu sebesar Rp 31.971,-/kg untuk bawang merah. Tingkat harga tersebut masih berada di kisaran harga patokan yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan sebesar Rp. 32.000,-/kg untuk bawang merah (Permendag Nomor 27/M-DAG/PER/05/ tentang Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen). Tingkat harga bawang merah bulan i tersebut mengalami kenaikan sebesar 3,17 % dibandingkan dengan harga pada bulan sebesar Rp 30.990,-/kg untuk bawang merah. Jika dibandingkan dengan harga pada tahun sebelumnya yaitu harga bulan i, harga bawang merah mengalami penurunan sebesar 11,50 %. BAWANG MERAH

Bawang Merah Disusun oleh: Erizal Mahatama i Tanjung Selor Tanjung Pinang Manokwari Mamuju Bangka Belitung Banten Palu Manado Samarinda Palangkaraya Pontianak Gorontalo Kupang Mataram Bandar Lampung Bengkulu Jambi Pakanbaru Banda Aceh Gambar 2. Koefisien Keragaman Harga Bawang i Tiap Provinsi (%) Koefisien Keragaman Bawang Merah IKU Kemandag 5-9 Rata2 CV:2,43 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah Perkembangan Pasar Dunia Harga bawang di Indonesia Bagian Timur sangat penting untuk diperhatikan sebagai parameter pemerataan pembangunan di bidang logistik. Harga bawang rata-rata selama bulan i tahun di Indonesia bagian timur masih sangat tinggi di bandingkan dengan harga rata-rata bawang secara nasional. Harga rata-rata bawang merah tertinggi pada bulan i terdapat di yaitu Rp.47.911,-/Kg dan diikuti oleh sebesar Rp.47.667,- dan sebesar Rp. 35.355,-/Kg. Meskipun demikian fluktuasi harga bawang merah di Indonesia Timur relatif cukup rendah, Hal tersebut dicerminkan dari nilai koefisien keragaman yang masih relatif rendah meskipun masih ada daerah di Indonesia timur yang memiliki fluktuasi harga bawang merah cukup tinggi diatas IKU Kemendag. Fluktuasi harga bawang merah di Indonesia Timur paling stabil terdapat dengan Koefisien Keragaman sebesar 5,23 % diikuti dengan sebesar 6,03 % dan fluktuasi harga cukup tinggi di dengan Koefisien Keragaman sebesar 9,49 % Rata-rata Gambar 3. Harga Rata-Rata Bawang Merah di Indonesia Bagian Timur (Rp/Kg) 42,349 54,015 55,489 38,057 Bawang Merah -16-17 34,967 45,517 44,583 30,990 35.355 47.911 47.667 31.971-16.51-11.30-14.10-15.99 1.11 5.26 6.92 3.17 Sumber: Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (i ), diolah Koefisien Keragaman -17 5.23 9.49 6.03 2.97 Isu dan Kebijakan Terkait Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan pada tanggal 16 telah menetapkan 9 (sembilan) komoditas pangan dengan salah satunya adalah bawang merah dalam Permendag Nomor 27/M-DAG/PER/05/ tentang Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen. Peraturan tersebut merupakan tindak lanjut amanat Perpres No. 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting yang bertujuan menjamin ketersediaan, stabilitas, dan kepastian harga baik di tingkat petani maupun konsumen. Penetapan harga acuan tersebut diharapkan dapat mengendalikan harga di tingkat konsumen, tapi tetap menguntungkan bagi petani dan peternak. Harga acuan juga menjadi referensi bagi Perum BULOG dan/atau BUMN lainnya dalam melaksanakan penugasan Pemerintah terkait upaya stabilisasi harga. Adapun harga acuan pembelian bawang merah petani adalah Rp. 15.000,- (Konde Basah), Rp. 18.300,- (Konde Askip) dan Rp. 22.500,- (Rogol Askip) sedangkan harga acuan penjualan konsumen adalah Rp. 32.000,- (Bawang Merah). Disusun oleh: Michael Manurung