BAB I PENDAHULUAN. 230 juta. Angka ini akan mengalami kenaikan sebesar 3% atau bertambah

dokumen-dokumen yang mirip
DISERTASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Doktor di Program Doktor Ilmu Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat praktis. Salah satu contohnya dalam memenuhi kebutuhan nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah pengidap diabetes melitus (diabetesi) di dunia saat ini terus

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

BAB I PENDAHULUAN. penderita DM pada tahun 2013 (2,1%) mengalami peningkatan dibandingkan

I. PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat mengkonsumsi mie sebagai bahan pangan pokok

BAB I PENDAHULUAN. dasar tepung terigu yang digemari oleh semua kalangan usia (subagjo,

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya untuk menanggulangi permasalahan gizi dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data WHO (2000), 57 juta angka kematian di dunia setiap

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

PENDAHULUAN. Sumber utama karbohidrat, diantaranya adalah serealia (contoh gandum, jagung,

I. PENDAHULUAN. Pada abad modern ini, filosofi makan telah banyak mengalami pergeseran. Makan

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia menurut World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara, angka harapan hidup (AHH) manusia kian meningkat. AHH di

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

PENDAHULUAN mg/dl. Faktor utama yang berperan dalam mengatur kadar gula darah

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

Seimbangkan Kadar Gula Darah Anda Sekarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mendesain Pangan untuk Atlit Berdasarkan Indek Glikemik. Oleh : Arif Hartoyo HP :

BAB I PENDAHULUAN. dan metabolisme dalam tubuh. Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya peningkatan akumulasi lemak tubuh yang disebabkan oleh asupan kalori

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah gizi merupakan masalah global yang terjadi di sebagian besar belahan

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, pola penyakit bergeser dari

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah pengidap diabetes mellitus tipe 2 dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB I PENDAHULUAN. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan beras sebanyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh

4. PEMBAHASAN 4.1. Formulasi Cookies

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

CARA MUDAH, MURAH DAN LUMRAH DALAM MENGELOLA DIABETES. Djadjat Tisnadjaja PUSLIT BIOTEKNOLOGI - LIPI

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu. permasalahan gizi di Indonesia (Herman, 2007). Balita yang menderita KEP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah

BAB I PENDAHULUAN. antara lain serealia, palmae, umbi-umbian yang tumbuh subur di hampir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

7 Manfaat Daun Singkong

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV

BAB 1 PENDAHULUAN. kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. (Awad,

BAB I PENDAHULUAN. makanan. Dalam sejarah, kehidupan manusia dari tahun ke tahun mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NILAI NUTRISI DAN SIFAT FUNGSIONAL KESEHATAN PROTEIN RICH FLOUR (PRF) KORO KRATOK (Phaseolus lunatus L.) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan palawija sumber karbohidrat yang memegang peranan penting kedua setelah beras.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

OHM PELANGSING OBAT HERBAL MAMI PELANGSING

BAB I PENDAHULUAN. gaya makanan junk food dan fast food yang tren di tengah masyarakat.

FORMULASI PANGAN DARURAT BERBENTUK FOOD BARS BERBASIS TEPUNG MILLET PUTIH (Panicum milliaceum L.) DAN TEPUNG KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penderita diabetes mellitus diseluruh dunia telah mencapai angka 230 juta. Angka ini akan mengalami kenaikan sebesar 3% atau bertambah 7 juta setiap tahunnya. Diabetes mellitus telah menjadi penyebab kematian terbesar keempat di dunia (Tandra, 2009). WHO memprediksikan di Indonesia akan terjadi peningkatan jumlah penyandang diabetes mellitus yang cukup besar untuk tahun-tahun mendatang. Kenaikan jumlah tersebut dari 8,4 juta penderita pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (Perkeni, 2011). American Diabetes Association (2011), menyatakan sekitar 90-95% dari angka kejadian diabetes di seluruh dunia merupakan diabetes mellitus tipe 2. Tingginya prevalensi diabetes mellitus umumnya disebabkan ketidak seimbangaan asupan makan, dimana konsumsi makanan yang cenderung tinggi lemak, gula, dan rendah serat dapat menyebabkan obesitas serta mengakibatkan peningkatan glukosa darah 2 jam postprandial (Satoto, 1997; Fitri, 2012; Jeremy et al., 2013). Selain dengan terapi farmakologis, terapi nonfarmakologis melalui pengaturan diet sangat efektif dalam mengendalikan kadar glukosa darah salah satunya melalui konsumsi makanan yang tidak menimbulkan peningkatan glukosa darah secara cepat (Franz, 2012; Siagian, 2004). Konsumsi pangan dengan kandungan amilosa tinggi (>25%) serta IG rendah (<55) mampu memperbaiki sensitivitas insulin pada penderita diabetes mellitus, menurunkan laju penyerapan glukosa, serta bermanfaat

dalam pengendalian glukosa darah sehingga dapat menurunkan risiko komplikasi pada penderita DM tipe 2 (Franz, 2012; Zhang et al., 2007; dan Riccardi, 2008). Salah satu sumber bahan pangan yang tinggi amilosa dapat diperoleh dari ubi jalar ungu. Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Poir) adalah jenis umbi-umbian yang memiliki banyak keunggulan dibanding umbi lainnya karena memiliki indeks glikemik (IG) terendah (44) jika dibandingkan dengan sumber karbohidrat lainnya seperti ubi kayu (46), beras (51), jagung (59), dan kentang (74) (Siagian, 2004; Gropper et al., 2009). Karbohidrat utama yang terdapat pada ubi jalar adalah pati, yang terdiri dari 30-40% amilosa (Nintami, 2012). Menurut Nisviaty (2006) dan Jawe et al., (2008) bahwa tingginya amilosa pada makanan dapat menurunkan daya cerna pati in vitro. Daya cerna pati yang rendah akan menentukan aktivitas hipoglikemik, karena akan menghasilkan glukosa lebih sedikit dan lebih lambat, sehingga insulin yang diperlukan lebih sedikit untuk mengubah glukosa menjadi energi. Dengan demikian kadar glukosa didalam darah tidak mengalami kenaikan secara drastis sesaat setelah makanan tersebut dicerna dan dimetabolisme oleh tubuh. Pangan yang memiliki daya cerna pati yang rendah mempunyai indeks glikemik yang cenderung lebih rendah sehingga aman untuk penderita DM tipe 2. Kandungan lain pada ubi jalar dimana terdapat gula pereduksi seperti fruktosa, glukosa dan rafinosa (Margareth, 2006; Anggita W, 2008). Gula pereduksi akan berikatan dengan asam amino dan menghasilkan senyawa yang dapat menguap, sehingga dapat menyebabkan penurunan kadar protein pada makanan (Muchtadi, 2010), sehingga perlu didampingi 2

oleh penambahan bahan pangan lain yang berprotein tinggi (Ginting et al., 2011). Penambahan kacang merah mampu meningkatkan kandungan protein pada food bar karena protein yang tinggi serta terdapat kandungan gizi lain seperti asam folat, kalsium, dan serat (Afriansyah, 2007). Konsumsi protein bernilai biologis tinggi dapat meningkatkan penyerapan dan penggunan nitrogen, sehingga mengurangi sisa hasil metabolisme protein dalam tubuh dan tidak memperberat ginjal penderita DM tipe 2. Selain itu kacang merah mampu berkontribusi positif terhadap efek fisiologis penurunan gula darah (Pomeranz, 1991). Hal ini disebabkan kandungan senyawa aktifnya seperti arginin, yaitu 600mg/100g (Audu dan Aremu, 2011). Arginin berperan sebagai anti-diabetik yaitu regenerasi sel β pankreas untuk meningkatkan stimulasi sekresi insulin (Monti et al., 2013). Arginin sebagai asam amino terminal hormonal GLP-1 (Glucagon-Like- Peptide-1) berfungsi merangsang ekspresi gen pro-insulin dan sintesis insulin. Setelah terjadi sekresi insulin maka kadar glukosa di sirkulasi segera menurun, dengan demikian efek GLP-1 akan hilang dengan sendirinya (Istiqamah, 2015). Potensi unggul yang secara alami dimiliki oleh kacang merah dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan pangan fungsional terlebih dengan meningkatkan mutu kacang merah melalui proses pemasakan. Menurut (Syndr dan Kwon,1987 dalam Mustikaningrum, 2011) salah satu teknik pengolahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu bahan pangan yaitu dengan proses pratanak. Proses instanisasi atau pratanak merupakan salah satu alternatif metode untuk memperpendek waktu pemasakan kacang-kacangan. Penerapan proses instanisasi ini akan mengurangi waktu 3

pemasakan, meningkatkan sifat organoleptik dan berpengaruh pada sifat fungsional kacang merah sebagai bahan pangan kaya akan kandungan amilosa dan pati resisten. Selain itu menurut Hoover et al., (2010) amilosa pada pati kidney bean (kacang merah) berkisar dari 34,0-41%. Perkembangan teknologi dalam bidang pangan yang semakin maju telah menghasilkan berbagai produk makanan, dengan inovasi produk yang tidak hanya praktis untuk dikonsumsi namun dapat direkomendasikan sebagai food bar bagi penderita diabetes mellitus. Produk makan yang praktis namun kaya akan gizi yang dapat dibuat dari ubi jalar ungu dan kacang merah pratanak ini adalah food bars menurut Ladamay (2014) food bars awalnya merupakan pangan darurat untuk bencana alam dengan komposisi cukup energi dan nutrisi serta bersifat ready to eat. Oleh karena itu makanan padat (foodbars) merupakan salah satu alternatif bentuk makanan yang dapat dikembangkan dengan kecukupan kalori, protein, lemak dan nutrisi lainnya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai makanan fungsional. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui formulasi food bar sebagai makanan alternatif penderita diabetes mellitus berbahan ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Poir) dan kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) pratanak dilihat dari kadar amilosa dan gula reduksi. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh formulasi food bar sebagai snack bagi penderita diabetes mellitus berbahan ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Poir) 4

dan kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) pratanak dilihat dari kadar amilosa? 2. Apakah ada pengaruh formulasi food bar sebagai snack bagi penderita diabetes mellitus berbahan ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Poir) dan kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) pratanak dilihat dari kadar gula reduksi? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui formulasi food bar sebagai snack bagi penderita diabetes mellitus berbahan ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Poir) dan kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) pratanak dilihat dari kadar amilosa dan gula reduksi. 2. Tujuan Khusus a. Mengukur kadar amilosa. b. Mengukur kadar gula reduksi. c. Menganalisis pengaruh formulasi yang berbeda terhadap kadar amilosa food bar. d. Menganalisis pengaruh formulasi yang berbeda terhadap kadar gula reduksi food bar. e. Menginternalisasi nilai nilai keislaman yang terkandung pada penelitian. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain: 1. Bagi Peneliti 5

a. Dapat mengetahui formulasi food bar sebagai snack bagi penderita diabetes mellitus berbahan ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Poir) dan kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) pratanak dilihat dari kadar amilosa dan gula reduksi.. b. Menambah pengetahuan bagi peneliti tentang penganekaragaman produk lokal berbasis ubi jalar ungu dan kacang merah pratanak. 2. Bagi Masyarakat Menambah keanekaragaman produk baru khususnya food bar berbahan dasar ubi jalar ungu dan kacang merah pratanak sebagai makanan alternatif bagi penderita diabetes mellitus. 3. Bagi Industri Dapat digunakan sebagai acuan untuk menciptakan produk pangan baru berbasis bahan pangan lokal yaitu ubi jalar ungu dan kacang merah. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai formulasi food bar sebagai snack bagi penderita diabetes mellitus berbahan ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Poir) dan kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) pratanak dilihat dari kadar amilosa dan gula reduksi. 6