BAB I LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT LAVALETTE

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

EVALUASI PERENCANAAN PENGADAAN ALAT MEDIS DI UNIT INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. komitmen pembangunan kualitas masyarakat di Indonesia. Sejalan dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Setiap kegiatan dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang berpenghasilan rendah dan negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN GRATIS BAGI PASIEN TIDAK MAMPU PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

BAB III GAMBARAN UMUM RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. aktif dalam mewujudkan derajat kesehatanyang optimal, dalam hal bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

SKRIPSI. GAMBARAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA 10 BESAR ANGKA KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat

prasarana, sumberdaya manusia, kefarmasian, dan peralatan. (2)

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 1 Kesehatan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan adanya keberpihakan dan perhatian pemerintah terhadap peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dapat bersifat promosi (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan

3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara

1 BAB I PENDAHULUAN. pengentasan kemiskinan. Tujuan MDGs di bidang kesehatan merupakan tujuan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa dengan seperangkat hak yang menjamin derajatnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencakup penekanan pada produk, biaya, harga, pelayanan, penyerahan tepat

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. intelejensi bagi setiap orang guna menjalani kegiatan serta aktifitas sehari-hari secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rumah sakit menghadapi suatu masalah global akan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

Transkripsi:

BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dimana setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional. 1 Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan dapat juga dipergunakan untuk kepentingaan pendidikan, pelatihan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan. Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tersebut adalah rumah sakit. Perlu diketahui, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 7 Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik, dan 1

2 pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap. Dalam perkembangannya, pelayanan rumah sakit tidak tidak terlepas dari pembangunan ekonomi masyarakat. Perkembangan ini tercermin pada perubahan fungsi klasik Rumah sakit yang pada awalnya hanya memberi pelayanan yang bersifat penyembuhan (kuratif) terhadap pasien melalui rawat inap. Pelayanan rumah sakit kemudian bergeser karena ilmu pengetahuan khususnya teknologi kedokteran, peningkatan pendapatan dan pendidikan masyarakat. Pelayana kesehatan di rumah sakit saat ini tidak hanya bersifat kuratif(penyembuhan) tetapi juga bersifat pemulihan (rehabilitatif). Keduanya dilaksanakan secara terpadu melalui upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Dengan demikian, sasaran pelayanan kesehatan rumah sakit bukan hanya untuk individu pasien, tetapi juga berkembang untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. Fokus perhatiannya memang pasien yang datang atau yang dirawat sebagai individu dan bagian dari keluarga. Atas dasar sikap seperti itu, pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (komprehensif dan holistik). (3) Yang dimaksud dengan pelayanan gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan penderita dalam waktu segera (imediately) untuk menyelamatkan kehidupannya(live saving). Unit kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan gawat darurat disebut unit gawat darurat (emergency unit). Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, keberadaan unit gawat darurat (UGD)tersebut dapat beraneka

3 macam. Namun yang lazim ditemukan adalah yang tergabung dalam rumah sakit (hospital based emergency unit). 5 Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung dengan baik. Peralatan akan berfungsi dengan baik apabila dioperasikan dengan benar sesuai dengan kemampuannya serta dipelihara sesuai dengan prosedur tenis secara berkala dan berkesinambungan. 6 Masalah manajemen rumah sakit akhir-akhir ini memang banyak disorot. Tidak saja atas keluhan-keluhan masyarakat yang merasa kecewa dengan pelayanan rumah sakit, baik dari segi mutu kemudahan, dan tarif. Tetapi juga perkembangan zaman yang memang sudah mendesak kearah perbaikan-perbaikan itu. 4 Dengan meningkatnya investasi untuk pembangunan rumah sakit, persaingan antara rumah sakit memperebutkan pasar juga akan semakin ketat. Jika rumah sakit ingin tetap berkembang menghadapi persaingan, rencana strategis rumah sakit harus disusun. Visi dan misi rumah sakit sebagai pedoman kerja pengembangan rumah sakit harus dengan jelas mengarahkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan rumah sakit agar lebih bermutu sehingga rumah sakit akan mendapat kepercayaan dari masyarakat karena sudah memuaskan pelanggannya. 3 Berikut ini adalah struktur organisasi Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang :

4 Gambar 1.1 Struktur Organisasi RS Roemani Muhammadiyah Semarang Bagian dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang yang memberikan penunjang medis dan pelayanan kesehatan 24 jam di Laboratorium Klinik, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Farmasi, Instalasi Radiologi, Instalasi Rehabilitasi medika, Instalasi Bedah Sentral. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan masih terdapat beberapa alat medis yang belum sesuai dengan standar Kementrian Kesehatan Republik Indonesia nomor 856/Menkes/SK/IX/2009 di unit IGD Rumah Sakit Roemani Muhammdadiyah Semarang. Diantaranya adalah berikut :

5 Tabel 1.1 Hasil survei awal kelengkapan alat medis Berdasarkan hasil survey tersebut, maka ruang Instalasi Gawat Darurat tersebut masih terdapat beberapa alat yang menurut standar Kementrian Kesehatan harus ada namun realisasinya masih belum dapat terlengkapi di unit Instalasi Gawat Darurat tersebut. Menurut wawancara dengan pihak penanggung jawab kepala ruang Instalasi gawat Darurat, beberapa alat tersebut sudah ada namun berada di ruang lain yang tidak tergabung dengan ruang Instalasi Gawat Darurat. Dampak dari kurang lengkapnya peralatan medis tersebut maka akan memperlambat proses pelayanan kepada pasien yang seharusnya pasien Gawat Darurat harus segera mendapatkkan pertolongan. Sehingga akan mempengaruhi mutu dari pelayanan rumah sakit tersebut. Sehingga nantinya banyak pasien yang akan minta dirujuk ke rumah sakit lain. Mutu pelayanan rumah sakit sangatlah penting mengingat Rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang merupakan Rumah Sakit Swasta yang notabene pemasukan utama berasal dari biaya berobat pasien. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang evaluasi Perencanaan Pengadaan alat medis di unit IGD Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang Tahun 2015.

6 B. Perumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan Bagaimana Perencanaan Pengadaan alat medis di unit IGD Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang Tahun 2015? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mendapatkan Informasi dan gambaran proses perencanaan pengadaan alat medis di Unit IGD Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Menjelaskan kebijakan perencanaan pengadaan alat medis di Unit IGD Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. b. Menjelaskan sumber daya manusia dalam perencanaan pengadaan alat medis di Unit IGD Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang.. c. Menjelaskan anggaran atau dana Perencanaan Pengadaan alat medis di Unit IGD Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. d. Menjelaskan Proses Perencanaan Pengadaan Alat Medis di Unit IGD Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang

7 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi Kesehatan (Rumah Sakit) Dapat dijadikan masukan dan pertimbangan serta menambah informasi dalam Perencanaan Pengadaan alat medis di Unit IGD Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. 2. Bagi Instansi Pendidikan Dapat untuk menambah kepustakaan dan wawasan ilmu di bidang kesehatan khususnya dalam Perencanaan Pengadaanalat medis di Unit IGD Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. 3. Bagi peneliti. Dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti dalam bidang Perencanaan Pengadaanalat kesehatan. E. Keaslian Penelitian No. Nama Peneliti 1 Saul Wisnu Pamun gkas Tabel 1.2 Keaslian Penelitian Judul Variabel Rancang an penelitia n Analisis 1. Perencanaan Deskriptif Fungsi dengan Perencan alat medis : pendekat aan dan SDM, an studi Pelaksana anggaran / kasus an biaya, Pemelihar kebijakan dan aan Alat prosedur Kesehatan fasilitas kerja di Instalasi dan suku Pemelihar cadang. aan 2. Pelaksanaan Sarana Rumah alat medis : Sakit SDM, Hasil Fungsi perencanaan belum sesuai dengan pelaksanaan alat kesehatan di instalasi sarana rumah sakit RSUD Ungaran

8 RSUD Ungaran anggaran / baiya, kebijakan dan prosedur, fasilitas kerja, suku cadang. 3. Kendalakendala penyelenggar aan Sasaran petugas pemelihara alat kesehatan di RSUD Ungaran 2 Intan pratiwi Evaluasi Pemelihar aan Alat Kesehatan di Instalasi gawat Darurat Rumah Sakit Banyuman ik Kota Semarang Tahun 2014 1. kebijakan alat kesehatan 2. SDM meliputi tenaga alat 3. Prosedur alat 4. anggaran alat 5. pelaksanaan. 6. Evaluasi. Sasaran petugas pengelola alat kesehatan di Rumah Sakit Banyumanik Kota Semarang Tahun 2014 Penelitia n Deskriptif dengan pendekat an studi kasus Evaluasi belum sesuai dengan pelaksanaan pemeilharaan alat kesehatan di bagian instalasi gawat darurat rumah sakit banyumanik Semarang terhadap kebijakan, SDM, anggaran/dana serta pelaksanaan alat kesehatan di RS Banyumanik serta belum Sesuainya dengan teori evaluasi yang ada.

9 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada judul, tempat penelitian, waktu penelitian dan tahun penelitian. judul penelitian ini adalah Evaluasi Perencanaan Pengadaanalat medis di Unit IGD Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang tahun 2016. dimana penelitian yang sebelumnya membahas tentang fungsi perencanaan dan pelaksanaan alat kesehatan, penelitian yang satunya dilaksanakan pada Rumah Sakit Banyumanik Kota Semarang. F. Lingkup Penelitian 1. Lingkup Keilmuan Penelitian yang dilakukan dalam lingkup ilmu kesehatan masyarakat mengenai evaluasi Perencanaan Pengadaan alat medis di Unit IGD Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang tahun 2015 yang meliputi : Perencanaan pengadaan, Evaluasi, Anggaran, SDM, dan Kebijakan. 2. Lingkup Materi Lingkup materi dalam penelitian ini tentang Perencanaan Pengadaanalat medis di Unit IGD Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang Tahun 2015 merupakan suatu penelitian dalam bidang manajemen logistik. 3. Lingkup Lokasi Penelitian dilakukan pada Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang tahun 2015.

10 4. Lingkup Metode Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. 5. Lingkup Sasaran Sebagai sasaran dari penelitian ini adalah mengidentifikasi masalah-masalah Perencanaan Pengadaanalat medis di Unit IGD Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. 6. Lingkup Waktu Waktu survei awal pada penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015.