BAB 1 LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB III DESAIN AKHIR

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan mereka. Ada beberapa cara untuk menjaga kesehatan salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

BAB 1 LATAR BELAKANG

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kebutuhan sandang. Kehidupan sehari hari manusia tidaklah pernah terlepas

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. keamanan rumah. Namun, sebagai makhluk hidup, anjing memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB III BISNIS MODEL KANVAS

SIMPULAN. pemaparan model bisnis dan strategi pengembangan bisnis yang akan dijalankan

BAB III BUSINESS MODEL CREATION

BAB I PENDAHULUAN. dalam makanan terdapat komposisi seperti karbohidrat, lemak dan protein.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB III BUSINESS MODEL

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1. Pendahuluan. tinggi pola hidup sehat serta konsumsi makanan yang bergizi. Menurut badan

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan komunikasi dalam pemasaran berarti membicarakan. bagaimana pengaruh komunikasi dalam pemasaran dan bagaimana

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB I PENDAHULUAN. harapan sebuah bisnis. Sebuah bisnis plan yang akan mengoperasikan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah Unit Usaha di Indonesia Tahun (unit) (unit) 99,99 2. Usaha Besar (unit) (orang) (orang)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Fruitea Holic Sumber: Data Internal Fruitea Holic

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen.

BAB II PROFIL WIRAUSAHA BAKSO GORENG KRENYES. Bakso Goreng Krenyes ini berawal dari pembuatan bisnin plan, yang dimana

BUSINESS TECHNOLOGY INCUBATION CENTER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Indeks Beberapa Konsumsi Kelompok Barang/Jasa Triwulan III-2015 (BPS Jawa Barat, 2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Perusahaan

KATA PENGANTAR. Malang, Agustus Panitia

KATA PENGANTAR. Malang, Agustus Panitia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saat ini pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.

BAB I PENDAHULUAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PENERBANGAN DI INDONESIA. Soekarno-Hatta yakni 17,49 juta orang. Berdasarkan data dari Kementerian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN USAHA MODEL CANVAS

Modul Latihan Penyusunan Model Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. manusia semata. Pangan saat ini menjadi sebuah gaya hidup baru di kalangan

PERANCANGAN MODEL BISNIS AYAM KASHIBU MENGGUNAKAN MODEL BISNIS KANVAS DESIGN OF THE BUSINESS MODEL AYAM KASHIBU USING BUSINESS MODEL CANVAS

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan atau laba. Walaupun laba bukan merupakan satu-satunya aspek yang

PERANCANGAN BUSINESS MODEL CANVAS EUNIQE PICNICROLL

BAB 2 PRODUK DAN JASA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang semakin modern, dimana kemajuan iptek dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan antar kompetitor membuat perguruan tinggi terus

MANISNYA BISNIS MANISAN SALAK BALI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi convenience store, serta banyaknya kompetitor membuat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Ringkas Perusahaan Bakso Goreng Krenyeous

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan konsumen atau kebutuhan manusia merupakan dasar bagi semua

5 BAB V KESIMPULAN. HandyPro adalah sebuah bisnis yang menawarkan pelayanan jasa untuk mengatasi

Bisnis Sampingan Untung Besar dari Kreasi Cake 3D

BAB I LATAR BELAKANG. besar bagi perkembangan UMKM. UMKM merupakan tulang punggung

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Terbukti dengan banyaknya para perusahaan baik mikro

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan pertumbuhan usaha restoran di Indonesia sejak tahun 2008 hingga. Tabel 1-1 Pertumbuhan Restoran di Indonesia

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Bedasarkan data-data dari hasil wawancara dengan beberapa pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya bergerak di bidang pertanian dan perkebunan karena Negara

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat penjualan produk makanan.

PENGEMBANGAN WIRAUSAHA MAHASISWA MELALUI PROGRAM IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN DI UNS. Oleh : Yuniawan Hidayat, S.Si., M.Si ABSTRAK

(Diferentiated Marketing)

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016):

LAPORAN PRAKTEK BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berdirinya usaha-usaha baru di Kota Medan khususnya di bidang kuliner. lebih untuk mencapai keberhasilan dalam usaha ini.

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan

Transkripsi:

BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Membahas tentang kebutuhan utama manusia adalah salah satunya kebutuhan akan pangan. Pangan adalah kebutuhan yang paling utama secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Definisi pangan menurut UU No. 18 Tahun 2012 adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang di peruntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengelolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. Pangan sangat berkaitan dengan keberlangsungan hidup manusia. Kurangnya ketersediaan pangan yang mencukupi kebutuhan masyarakat dalam suatu negara akan mengakibatkan menurunnya kesejahteraan hidup, penyakit, kelaparan, bahkan bencana. Namun hal tersebut nampaknya tidak berlaku lagi sekarang. Pangan bukan lagi produk konsumsi untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia semata. Pangan saat ini menjadi sebuah gaya hidup baru di kalangan masyarakat saat ini. Pangan berubah menjadi sebuah industri kuliner yang memberikan tidak hanya cita rasa tapi juga kebutuhan lain manusia untuk bersosialisasi. Adapun jenis-jenis makanan itu sendiri terbagi menjadi dua yaitu makanan berat dan makanan ringan. Makanan berat yang sering kita makan setiap harinya yaitu makanan pokok (nasi) makanan yang bisa menghilangkan rasa lapar dalam waktu yang lama. Sedangkan makanan ringan yaitu menu utama (makan pagi, makan siang atau makan malam). Makanan yang dianggap makanan ringan merupakan makanan untuk menghilangkan rasa lapar seseorang sementara waktu, memberi sedikit pasokan tenaga ke tubuh, atau sesuatu yang dimakan untuk dinikmati rasanya. Industri kuliner sedang berkembang di Indonesia pada saat ini. Munculnya berbagai makanan yang unik, adanya wisata kuliner, dan tren kuliner sebagai gaya hidup masyarakat, membuktikan bahwa industri kuliner saat ini bertumbuh sangat pesat. Adanya beberapa hal yang mengindikasikan hal tersebut. Hal ini berdasarkan dari pola konsumsi masyarakat yang mulai bergeser ke masakan dan minuman jadi.

Table 1.1 Jenis Pengeluaran Tahun 2013-2014 Jenis Pengeluaran 2013 2014 Kota Desa Kota Desa Padi-padian 53 431 62 449 54 117 66 376 Telur dan susu 28 966 14 168 31 508 16 310 Buah-buahan 20 257 12 528 23 106 15 366 Minyak dan lemak 11 714 11 376 12 412 12 972 Makanan dan minuman jadi 130 449 54 331 142 784 64 593 Tembakau dan sirih 46 557 41 323 50 075 48 125 Sumber: BPS (2014) Berdasarkan jumlah pengeluaran makanan dan minuman jadi pada tahun 2013 di kota sebesar 130 449 dan di desa sebesar 54 331 sedangkan pada tahun 2014 di kota sebesar 142 784 dan di desa 64 593. Dapat dilihat dari data di atas bahwa pengeluaran masyarakat sangat besar pada jenis makanan dan minuman jadi. Pertumbuhan ekonomi dan tingkat konsumsi masyarakat yang selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya serta saat ini bermunculan kelas menengah baru yang tidak berpikir panjang untuk mengeluarkan uangnya untuk mendapatkan kepuasan pribadinya. Hal tersebeut memicu banyak pengusaha-pengusaha muda yang ingin mencoba kemampuannya dalam berwirausaha, maka dari itu lulusan SMA ataupun perguruan tinggi di tuntut untuk membekali diri dengan ilmu kewirausahaan. Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah sebuah ilmu, seni, dan keterampilan untuk mengelola semua keterbatasan sumber daya, informasi, dan dana yang ada guna mempertahankan hidup, mencari nafkah, atau meraih posisi puncak dalam karir. Dengan ilmu kewirausahaan ini tercipta mindset didalam diri untuk tidak hanya berorientasi pada mencari kerja saja, tetapi menyadarkan bahwa ada pilihan menarik lainnya selain mencari pekerjaan, yaitu menciptakan suatu lapangan pekerjaan (Hendro,2011). Seorang wirausaha (entrepreneur) bekerja dan mengembangkan bisnisnya selangkah demi selangkah, mengenali kelemahan dan kekuatan diri sebelum melangkah memasuki dunia usaha yang lebih besar dan penuh dengan tantangan. Pada umumnya kewirausahaan merupakan suatu proses dimana seseorang ataupun suatu kelompok individu menggunakan upaya yang terorganisir dan sarana untuk mencari sebuah peluang dan menciptakan suatu nilai yang tumbuh dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui sebuah inovasi dan

keunikan, tidak memperdulikan apapun sumber daya yang digunakan pada saat ini. Upaya kreatif seorang wirausaha menjadikan mereka pencipta perusahaan, produk yang dapat di perkenalkan dan pencipta lapangan pekerjaan. Sebagai mana diketahui dalam berwirausaha pasti akan mengalami suatu cobaan dan tantangan yang akan di hadapi seorang wirausaha saat menjalankan usahanya. Namun dengan adanya cobaan dan kegagalan membuat seorang wirausaha menjadi lebih kuat menghadapi persaingan usaha. Dalam menjalankan usaha harus memiliki sifat yang kuat, pantang menyerah, tidak putus asa, selalu berinovasi dan kreatif dan tidak lupa untuk selalu berdo a kepada ALLAH SWT. Dalam menjalankan suatau usaha yang harus di perhatikan adalah dapat membaca suatu peluang yang ada. Memiliki banyak teman, membangun suatu jaringan dalam oragnisai sangat membantu dalam mengembangkan atau menemukan suatu ide dari suatu usaha. Bisnis kuliner saat ini memang sangat menggiurkan karena menjanjikan keuntungan yang besar. Sehubungan dengan hal itu maka banyak bermunculan bisnis-bisnis baru, termasuk mempengaruhi saya untuk membangun suatu bisnis dalam bidang Industri Kreatif dibidang kuliner di Jakarta. Perkembangan kreatif kuliner di Jakarta sangatlah pesat dimana banyak sekali wadah-wadah yang menampung para pengusaha lokal dalam bidang Industri Kreatif di Jakarta. Adapun beberapa jenis-jenis wadah ferstival kuliner di Jakarta adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 Jenis-jenis wadah Festival Kuliner di Jakarta Jenis Deskripsi LOCAL.co.id Adalah gerakan bisnis yang bertujuan untuk mempromosikan potensi lokal dari Indonesia dalam industri kreatif. Ada beberapa bisnis unit yang di jalankan oleh LOCAL.co.id yaitu Local Talent, Local Brand dan salah satu bisnis unit yang bergerak di bidang festival kuliner adalah Local Taste. Market & Adalah sebuah event bazar yang mengadakan kegiatan retail Museum bersama ratusan tenant fashion, lifestyle dan food & beverages. HYPE HYPE sendiri merupakan suatu wadah atau platform yang dapat FESTIVAL menyatukan para komunitas dari local entrepreneur, local artist dan pecinta seni untuk dapat bergabung dalam suatu festival terbesar di kawasan Jakarta Utara, tepatnya di Pantai Indah Kapuk. Sumber: Penulis (2016)

Dengan adanya wadah atau platform yang dapat menyatukan para komunitas dari pengusaha lokal di Jakarta. Hal tersebut mendorong saya untuk bergabung menjadi salah satu talent pengusaha lokal dalam bidang kuliner dengan merek Chewme Squid. 1.2 Visi dan Misi Perusahaan 1.2.1 Visi: Menjadikan perusahaan makanan nomer 1 (satu) spesialis cumi-cumi 1.2.2 Misi: 1. Meningkatkan brand awareness Chewme Squid kepada masyarakat Indonesia 2. Mengutamakan mutu dan memberikan pelayanan terbaik dan selalu berinoivasi demi kepuasan pelanggan 3. Membuka outlet Chewme Squid sebagai spot tetap 4. Mengikuti dan menguasai seluruh festival kuliner di Jakarta 5. Meningkatkan jumlah outlet 6. Persiapan franchising 1.3 Nilai-nilai 1. Peduli Pelanggan 2. Mengutamakan kualitas produk 3. Selalu melakukan suatu inovasi baru 4. Mengedepankan integritas dalam segala hal 1.4 Tujuan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Perusahaan 1.4.1 Tujuan Jangka Pendek 1. Dapat menjual produk kepada seluruh kalangan masyaratakt baik pelajar, mahasiswa atau mahasiswi, karyawan, anak-anak dan masyarakat umum 2. Menjadi makanan favorit 3. Menguasai festival kuliner di Jakarta

1.4.2 Tujuan Jangka Panjang 1. Mengembangkan Chewme Squid dengan membuka Outlet di berbagai daerah di Indonesia 2. Menjadikan Chewme Squid sebagai perusahaan franchising 1.5 Kunci Kesuksesan 1. Pelayanan, kebersihan dan kualitas produk selalu diperhatikan 2. Sopan, dan ramah dalam melayani konsumen 3. Konsep penyajian makanan yang menarik sebagai daya tarik konsumen 4. Mengutamakan kepuasan pelanggan karna pelanggan bagi kami adalah mitra terbaik 5. Persepsi. Hal ini berkaitan dengan simbol atau ciri yang digunakan dalam eksterior dan interior, kemasan makanan, dan pelayanan terhadap konsumen. Cara ini akan memudahkan orang mengingat dan datang kembali ke bisnis kuliner kita 1.6 Sejarah Berdirinya Usaha Business start up yang akan diajukan ini adalah bisnis kuliner yang bernama Chewme Squid. Usaha ini didirikan pada tanggal 22 November 2015. Di rintis oleh penulis sebagai Direktur Utama dan sahabat. Awalnya penulis dan sahabat membangun bisnis ini dengan tujuan untuk mengaplikasikan apa yang sudah di pelajari di dalam dunia perkuliahan sekaligus untuk mencoba membangun sebuah bisnis dalam bidang industri kreatif kuliner. Diharapkan perusahaan dapat berkembang pesat dan mampu bertahan di persaingan industri kreatif kuliner. Chewme Squid saat ini sudah memiliki outlet tetap di Jalan U No. 31 Kemanggisan, Jakarta Barat. 1.7 Bentuk Kepemilikan Usaha Untuk saat ini usaha Chewme Squid belum meiliki bentuk badan usaha atau bentuk kepemilikan usaha. Namun untuk kedepannya usaha Chewme Squid akan membuat bentuk kepemilikan usaha sebagai perusahaan perseorangan. Chewme Squid sendiri sudah mematenkan merek dagang perusahaan di Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum Dan Hak Asasi Manusia serta Chewme Squid mempunayi surat izin usaha.

1.8 Analisis Logo Nama Chewme Squid sendiri terdiri dari 3 kata yaitu Chew yang artinya mengunyah, Me yang artinya saya dan Squid yang artinya cumi-cumi, jadi bahwa Chewme Squid dapat di artikan sebagai mengunyah cumi-cumi saya. Gambar 1.1 Logo Chewme Squid Sumber: Penulis (2016) 1.9 Bisnis Model Kanvas Bisnis model mendeskripsikan dasar pemikiran bagaimana organisasi diciptakan, disampaikan dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010) (Osterwalder dan Pigneur,2010). Bisnis Model Kanvas adalah salah satu alat untuk membantu kita melihat lebih akurat bagaimana rupa usaha yang sedang atau kita akan jalani. Dengan tool ini kita seakan melihat bisnis dari gambaran besar namun tetap lengkap dan mendetail tentang apa saja elmen-elmen kunci yang terkait dengan bisnis kita. Berikut adalah penjelasan mengenai 9 building blocks yang di terapkan bisnis model Chewme Squid:

Gambar 1.2 Bisnis Model Kanvas Sumber: Osterwalder & Pigneur (2010)

Gambar 1.3 Bagan Bisnis Model Kanvas Chewme Squid Sumber: Penulis (2016)

1. Customer Segment Menurut Osterwalder & Pigneur (2010) sebuah bisnis model akan menetapkan satu atau banyak customer segment. Perusahaan harus mampu dalam mengambil keputusan pelanggan yang akan di tuju. Customer segment yang di tuju oleh Chewme Squid adalah sebagai berikut: a. Mahasiswa atau mahasiswi sekitaran lokasi outlet Chewme Squid yang menjadi target sasaran produk kami, karena kebanyakan mahasiswa atau mahasiswi merupakan orang perantauan yang tinggal di kos/kontrakan. b. Pekerja kantoran yang berada di sekitar lokasi Outlet Chewme Squid yang tentunya tidak memiliki banyak waktu luang. c. Event-event kampus / SMA / perusahaan Dengan adanya event-event yang di adakan di kampus / SMA / perusahaan lebih memudahkan kami untuk menjual produk kami kepada mahasiswa/i, pelajar maupun karyawan. 2. Value Propositions Menurut Osterwalder & Pigneur (2010) seberapa jauh produk atau layanan yang ditawarkan mempunyai nilai yang tertinggi menurut target pelanggannya. Dengan kata lain seberapa jauh perusahaan dapat menawarkan produk yang berbeda dari pesaing. Tidak hanya berbeda tapi juga memiliki nilai tinggi dan disukai oleh customer. Value propositions Chewme Squid sendiri adalah: a. Keunikan dalam menikmati cumi-cumi Cumi-cumi yang di sajikan berbeda dari yang lain, karna kami menyajikan cumicumi seperti bentuk sate dengan bentuk yang melebar. b. Dikemas secara unik dan fleksibel Dalam menikmati cumi-cumi konsumen dapat menikmati dengan mudah untuk di bawa kemanapun dan tidak membutuhkan piring sebagai wadah karna kami menyajikan cumi-cumi dengan cup bowl. c. Harga yang sesuai dengan kualitas Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas penyajian. 3. Channel

Menurut Osterwalder & Pigneur (2010) channel ialah media dari sebuah perusahaan dalam berkomunikasi dengan pelanggannya untuk menyampaikan nilai dari proposisinya seberapa jauh produk atau layanan yang ditawarkan mempunyai nilai yang tinggi menurut target pelanggannya. Channel yang digunakan Chewme Squid adalah sebagai berikut: 1. Untuk memudahkan komunikasi dengan pelanggan, kami menggunakan dua cara yaitu secara online dan offline. Cara online kami menggunakan media sosial yaitu instagram dan kamipun mempromosikan melalui forum-forum kuliner. Sedangkan dengan cara offline kami menggunakan brosur dan x-benner 2. Membuka outlet yang berlokasi di Jalan U No. 31 kemanggisan, Jakarta Barat 3. Mengikuti festival-festival kuliner di Jakarta 4. Berpartisipasi dalam bazar kampus, SMA dan UKM 4. Customer Relationship Membangun suatu hubungan yang baik dengan pelanggan dilakukan untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan mendapatkan pelanggan baru. Dalam mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan cara yang Chewme Squid lakukan adalah sebagai berikut: 1. Media sosial seperti Instagram 2. Mengupload foto-foto pelanggan di media sosial seperti Instagram 3. Kedepan kami akan membuat kartu pelanggan serta vocer potongan harga setiap pembelian produk kita 5. Revenue Streams Revenue Stream ini adalah salah satu yang sangat penting karena tujuan yang ingin di capai agar usaha kita tetap hidup. Sebuah bisnis yang baik harus memiliki arus pendapatan (revenue stream) yang sangat jelas dan masuk akal, Osterwalder & Pigneur (2010), menjelaskan bahwa bila customer adalah jantung dari perusahaan, maka revenue streams adalah pembuluh darahnya.. Dalam hal ini aliran pendapatan dari Chewme Squid sendiri di dapatkan melalui penjualan yang di lakukan secara offline. 6. Key Resources

Menurut Osterwalder & Pigneur (2010) key resources dibagi menjadi 4 macam yaitu physical, intellectual, human and financial. Key resources yang digunakan Chewme Squid adalah sebagai berikut: a. Physical Sumber daya utama fisik yang dimiliki dalam bisnis Chewme Squid ini antara lain berupa peralatan masak, outlet Chewme Squid, sekaligus tempat untuk melakukan penjualan. Adapun, smartphone sebagi sumber daya utama dalam melakukan pemasaran produk secara online serta transportasi digunakan sebagai sumber daya utama dalam pembelian bahan baku. b. Intellectual Sumber daya intelektual yang dimiliki adalah terkait hak paten dan merek Chewme Squid, surat izin usaha dan legalitas sebagai perusahaan perseorangan. c. Human Tentunya usaha ini tidak akan berjalan dan berkembang tanpa adanya sumber daya manusia yang menggerakkannya. Sehingga dalam proses produksi di butuhkan juru masak (chief), perancang konten yang di butuhkan oleh Chewme Squid (designer), pengendalian mutu (quality control) dan karyawan. d. Financial Tidak kalah penting, tidak ada bisnis tanpa modal financial. Dalam hal membangun usaha ini dan proses produksi menggunakan modal pribadi. 7. Key Activities Menurut Osterwalder & Pigneur (2010) key activities mendeskripsikan aktifitas penting yang harus dilakukan perusahaan agar bisnis modelnya dapat berjalan dengan baik. Key activities yang di lakukan Chewme Squid dibagi menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut: a. Production Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi antara lain pembelian bahan baku, pengelolaan bahan baku, penyimpanan bahan baku, proses pemasakan bahan baku sehingga menjadi makanan siap saji dan yang terakhir adalah proses pengemasan produk yang menarik dan siap di sajikan. b. Selling Kegiatan penjualan dan pemasaran secara online dan offline. c. Support

Kegiatan yang dilakukan untuk mencari pelanggan baru dengan cara pemasaran melalui media sosial maupun media cetak. 8. Key Partnership Partnership adalah kesepakatan dan kerjasama antara kebelah dua pihak untuk mencapai suatu kepentingan bersama. Partner utama dalam usaha ini adalah supplier bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi. Adapun bentuk kerjasama yang dilakuakn Chewme Squid yaitu: 1. Supplier cumi-cumi 2. Supplier Tepung Kobe 3. Percetakan packhaging 4. Toko Plastik Mayestik 9. Cost Structure Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), dalam cost structure ini dijelaskan seluruh biaya yang anakn muncul dalam menjelaskan sebuah bisnis model. Biayabiaya yang timbul dalam bisnis Chewme Squid antara lain: 1. Biaya bahan baku 2. Biaya pengemasan 3. Biaya pembayaran gaji karyawan 4. Biaya listrik 5. Biaya transportasi 6. Biaya promosi melalu media sosial maupun media cetak