BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah tumor malignan yang berasal dari epitel duktus

KUESIONER. 1. Ayah : a. Tidak Pernah Sekolah d. Tamat SLTP/MTS. b. Tidak tamat SD/MI e. Tamat SMA/MA. c. Tamat SD/MI f.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. payudara, sebenarnya dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi beban kesehatan masyarakat karena keberadaannya tersebar di

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi : inspeksi dan palpasi pada payudara. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH PUTRI PUI TALAGA TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka diharapkan masyarakat kelompok atau individu dapat memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan. presentase kasus baru tertinggi sebesar 43,3%, dan penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Kanker

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertanyaan Berikut Ini Untuk Mengukur Pengetahuan tentang SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kanker pada wanita. Kanker payudara merupakan keganasan terbanyak

Jurnal Kebidanan 07 (01) Jurnal Kebidanan http : //www. journal.stikeseub.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN. saudara Siti Rubiah mengenai Pengaruh Metode Simulasi Yang Disertai Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker payudara ialah sejumlah sel di dalam payudara dan berkembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kanker payudara. Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan yang sangat mudah

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedang milik wanita menjadi

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nama Rumah Sakit Jumlah Kasus

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. SADARI adalah pemeriksaan/ perabaan sendiri untuk menemukan. timbulnya benjolan abnormal pada payudara (Otto, S, 2005).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN INFORMASI DENGAN PERILAKU SADARI DI MTS MATHLA UL ANWAR KOTA TANGERANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dan diobati. Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto. menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif.

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Promosi kesehatan merupakan proses meningkatkan kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prof. Dr. Jhon Aryo Katili, Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

PERILAKU MAHASISWI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI PRODI D III KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 1 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

Kata kunci: Tingkat pengetahuan, Ketrampilan, SADARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PENERAPAN SADARI PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI PERTIWI PEMALANG TAHUN 2017

METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Karakteristik Responden

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono,2002).

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Pengetahuan Remaja Putri tentang Cara Melakukan Sadari

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011).

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dalam perkembangan selanjutnya berada di bawah control hormone-hormon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA TERHADAP KEMAMPUAN MELAKSANAKAN SADARI PADA IBU PKK DI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

WORKSHOP ANALISA JABATAN DAN ANALISA BEBAN KERJA TINGKAT KABUPATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

Novita Nining Anggraini 1), Ratih Sari Wardani 2), Wahyu Umiyati 3) 1)2)3)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

PENYULUHAN KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN WANITA DALAM USAHA MENCEGAH KANKER PAYUDARA DI KOTA PADANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perilaku Perilaku merupakan respon dari makhluk hidup terhadap suatu rangsangan yang bisa diamati secara langsung atau tidak langsung, (Notoatmodjo, 2007). Cara mengukur indikator perilaku dan memperoleh data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa cara, yaitu wawancara, mengamati perilaku, dan mengingat kembali perilaku yang telah dilakukan responden beberapa waktu yang lalu (hari, bulan, tahun) (Susilo, 2011). Lestari (2014), menyebutkan bahwa perilaku dibagi menjadi dua, yaitu : a. Perilaku pasif, perilaku yang bersifat tertutup dan tidak bisa diamati secara langsung oleh orang lain atau tanpa tindakan (berpikir, bersikap, berpendapat), contoh seorang mahasiswi kesehatan tahu tentang pentingnya SADARI. b. Perilaku aktif, perilaku yang bersifat terbuka dan bisa diamati secara langsung oleh orang lain atau melalui tindakan, contoh seorang ibu memberikan ASI kepada anaknya. Menurut Lawrence Green (1939) dalam Lestari (2014), menyebutkan bahwa terbentuknya suatu perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 12

13 a. Faktor predisposisi Faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang, yang terdiri dari pengetahuan, sikap, dan nilai budaya. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang karena perilaku akan berlangsung lama apabila didasari oleh pengetahuan, sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan maka tidak akan berlangsung lama. Sikap merupakan suatu domain yang secara nyata menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus. Kebudayaan merupakan domain yang mempunyai pengaruh besar di suatu lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan untuk pembentukan suatu perilaku. b. Faktor pemungkin Faktor yang memfasilitasi terjadinya suatu perilaku, yang terdiri dari lingkungan fisik, sarana dan prasana. Lingkungan fisik, sarana, dan prasarana tersebut sebagian harus digali dan dikembangkan dari masyarakat. Masyarakat harus mengorganisasi komunitasnya untuk berperan serta dalam penyediaan dan pengelolaan lingkungan fisik, sarana, dan prasarana. c. Faktor penguat Faktor yang memperkuat terjadinya suatu perilaku, yang terdiri dari perilaku petugas kesehatan, keluarga, teman, serta undangundang dan peraturan yang berlaku.

14 Notoatmodjo (2007), membagi perilaku menjadi tiga ranah (domain), yaitu: a. Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indranya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan, dan penciuman, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan melalui wawancara atau kuesioner yang berisi pertanyaan tentang isi materi yang akan diukur (Arikunto, 2010). Penilaian pengetahuan dibagi menjadi kategori baik ( 76% - 100 %), cukup baik (56% - 75%), dan kurang baik (<56%) (Arikunto, 2010). b. Sikap (attitude) Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung melalui wawancara dan tidak langsung melalui pernyataan - pernyataan hipotesis (Notoadmodjo, 2007). Arikunto (2010), membagi penilaian sikap menjadi baik ( 76% - 100 %), cukup baik (56% - 75%), dan kurang baik (<56%).

15 c. Tindakan atau praktik (practice) Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk mewujudkanya tindakan perlu faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Perilaku kesehatan merupakan respon seseorang terhadap suatu rangsangan yang berhubungan dengan masalah kesehatan (Notoadmodjo, 2007). Notoadmodjo (2007) membagi perilaku kesehatan menjadi tiga kategori, yaitu : a. Perilaku memelihara kesehatan Suatu upaya seseorang untuk memelihara kesehatan agar terhindar dari penyakit serta untuk mengetahui lebih awal jika terkena suatu penyakit. Perilaku memelihara kesehatan dibagi menjadi: 1) perilaku preventif 2) perilaku deteksi awal, 3) perilaku promotif, dan 4) perilaku gizi. b. Perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan Tindakan seseorang apabila menderita suatu penyakit atau kecelakaan dengan mencari pengobatan serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

16 c. Perilaku kesehatan lingkungan Respon seseorang terhadap lingkungannya agar mereka dapat beradaptasi serta dapat mengolah lingkungan tersebut sehingga dapat berdampak positif terhadap kesehatannya. Pengukuran perilaku SADARI pada penelitian ini berdasarkan dari hasil ukur yang digunakan oleh peneliti sebelumnya, yaitu Nugraheni (2016), hal ini dikarenakan peneliti mengadopsi kuesioner dari Nugraheni (2016). Hasil ukur perilaku SADARI dikategorikan menjadi perilaku SADARI baik (76% - 100%), perilaku SADARI cukup baik (56% - 75%), dan perilaku SADARI kurang baik (< 56%). 2. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) SADARI adalah pemeriksaan payudara oleh diri sendiri tanpa bantuan orang lain, dengan cara mengamati dan meraba kondisi payudara (Rasjidi, 2010). SADARI merupakan salah satu cara deteksi dini kanker payudara yang efektif, keabnormalan pada payudara banyak ditemukan melalui SADARI yaitu sekitar 85% (Rasjidi, 2010). SADARI merupakan cara termurah, aman dan sederhana untuk mendeteksi kanker payudara (American Cancer Society, 2011). Pengobatan kanker payudara akan lebih mudah dilakukan pada stadium awal dan akan memberikan harapan kesembuhan yang baik (80-90 %) (Reksoprodjo, 2009). Salah satu cara untuk mengetahui kanker payudara pada stadium awal adalah dengan melakukan deteksi dini kanker payudara (American Cancer Society, 2011). SADARI yang

17 dilakukan sejak dini dengan menggunakan langkah yang tepat dan dilakukan secara rutin, dapat membantu deteksi kanker payudara sejak stadium awal (Rizani, Ilmi, Sari, 2015). American Cancer Society (2011), menyebutkan bahwa SADARI sebaiknya dilakukan minimal usia 20 tahun, hal ini dikarenakan pada usia tersebut jaringan di payudara sudah terbentuk dengan baik. SADARI sulit dilakukan pada wanita usia kurang dari 20 tahun, disebabkan jaringan payudara masih berserabut (fibrous). Waktu pelaksanaan SADARI yaitu lima - tujuh hari setelah hari pertama menstruasi selama 10 menit, dilakukan satu kali setiap bulan (Brunner & Suddarth, 2000). Yayasan Kanker Indonesia (2012), menyebutkan langkah - langkah SADARI adalah : a. Melihat perubahan payudara di depan cermin 1) Langkah pertama, amati perubahan bentuk dan ukuran payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara dengan posisi berdiri tegak di depan cermin. Gambar 1. Pemeriksaan SADARI 2) Langkah kedua, angkat kedua tangan di atas kepala, untuk melihat adanya retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot. Gambar 2. Pemeriksaan SADARI

18 3) Langkah ketiga, letakkan tangan di pinggang, kemudian tegangkan otot - otot dada. Gambar 3. Pemeriksaan SADARI 4) Langkah keempat dengan metode vertical strip, periksa seluruh bagian payudara dengan cara vertikal, dari tulang clavicula ke bra-line di bagian bawah, dan dari garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak, tekan kuat untuk merasakan adanya benjolan. Gambar 4. Pemeriksaan SADARI 5) Langkah kelima dengan metode circular, dimulai dari bagian atas payudara, buat putaran yang besar. Bergeraklah ke sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang terasa. Buatlah minimal tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan sebanyak dua kali, sekali dengan tekanan ringan dan sekali lagi dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah aerola mammae. Gambar 5. Pemeriksaan SADARI

19 b. Melihat perubahan payudara dengan berbaring 1) Langkah pertama, berbaring menghadap ke kiri dengan membengkokan kedua lutut. Letakkan bantal di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan di bawah kepala, gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan. Gunakan telapak tangan dan jari - jari untuk memeriksa benjolan atau penebalan. Gambar 6. Pemeriksaan SADARI 2) Langkah kedua dengan metode vertical strip, periksa seluruh bagian payudara dengan cara vertikal, dari tulang clavicula ke bra-line di bagian bawah, dan dari garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak, tekan kuat untuk merasakan adanya benjolan. Gambar 7. Pemeriksaan SADARI 3) Langkah ketiga metode circular, berawal dari bagian atas payudara, buat putaran yang besar. Bergeraklah ke sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang terasa. Buatlah minimal tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan

20 sebanyak dua kali, sekali dengan tekanan ringan dan sekali lagi dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah aerola mammae. Sumber gambar : Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Negeri Brawijaya Malang, 2016 3. Mahasiswi Kesehatan dan Non Kesehatan Mahasiswi adalah seorang peserta didik berusia 18-30 tahun yang belajar di perguruan tinggi (Sarwono, 1978 dalam Putri, 2012). Mahasiswi secara umum dibagi menjadi dua, yaitu mahasiswi kesehatan dan non kesehatan (Nugroho, 2016). Undang - undang nomor 36 tahun 2014 pasal 11, tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan lain. Gambar 8. Pemeriksaan SADARI Berdasarkan pengertian tersebut maka mahasiswi kesehatan merupakan individu yang mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan secara mendalam. Mahasiswi non kesehatan adalah individu di luar kelompok (tenaga medis, psikologi klinis, keperawatan, kebidanan,

21 kefarmasian, kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan lain) dan tidak mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan pada proses pembelajaran di perguruan tinggi. Usia mahasiswi adalah usia yang tepat untuk dilakukannya SADARI. Apabila mahasiswi melakukan SADARI maka dia akan mengetahui keadaan payudaranya normal atau tidak. Sehingga, jika terdapat kanker payudara, maka dapat disembuhkan lebih mudah karena masih berada pada stadium awal (Reksoprodjo, 2009). Brunner dan Suddarth (2000), menyatakan bahwa hanya 25-30 % wanita yang melakukan SADARI secara rutin. Penelitian Baswedan dan Listiowati (2014) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menyatakan bahwa perilaku SADARI pada mahasiswi non kesehatan masih kurang (49,8 %), hal ini dikarenakan mereka merasa malu, malas, dan tidak mengetahui tentang SADARI. Penelitian Putri (2015) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menyatakan bahwa perilaku SADARI pada mahasiswi kesehatan sudah baik (61,3 %), mereka melakukan SADARI secara rutin sebanyak dua belas kali dalam satu tahun.

22 B. Kerangka Teori Mahasiswi (kesehatan dan non kesehatan) berusia 20 tahun mengalami perubahan jaringan payudara menjadi lebih matur Perilaku 1. Pengertian perilaku 2. Jenis perilaku 3. Faktor yang mempengaruhi perilaku 4. Domain perilaku 5. Perilaku kesehatan 6. Jenis perilaku kesehatan Perilaku SADARI Gambar 9. Kerangka Teori Penelitian Sumber : Nugroho, 2016; Putri, 2015; Rizani, Ilmi, Sari, 2015; Baswedan dan Listiowati, 2014; Lestari, 2014; Putri, 2012; Yayasan Kanker Indonesia, 2012; American Cancer Society, 2011; Susilo, 2011; Rasjidi, 2010; Reksoprodjo, 2009 ; Notoatmodjo, 2007; Brunner & Suddarth, 2000

23 C. Kerangka Konsep Mahasiswi Kesehatan Mahasiswi Non Kesehatan Perilaku SADARI 1. Baik 2. Cukup baik 3. Kurang baik Faktor yang mempengaruhi : 1. Faktor predisposisi - Pendidikan - Sikap - Nilai budaya 2. Faktor pemungkin - Lingkungan fisik - Sarana dan prasarana 3. Faktor penguat - Undang-undang - Sikap dan perilaku petugas kesehatan, keluarga, teman, tokoh masyarakat - peraturan Keterangan : Diteliti tidak diteliti Gambar 10. Kerangka Konsep Penelitian Diteliti Tidak diteliti D. Hipotesis Ha : Terdapat perbedaan perilaku SADARI antara mahasiswi kesehatan dan non kesehatan.

24