HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Fitri Maulidia 1 ; Yugo Susanto 2 ; Roseyana Asmahanie 3 Fitriakfar.isfi@gmail.com Yugosan.blogspot.com ana_molent@yahoo.com Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Jl. Flamboyan III No 7B Kayutangi Banjarmasin INTISARI Hipertensi merupakan pembunuh diam-diam yang secara luas dikenal sebagai penyakit kardiovaskular yang sangat umum. Prevalensi hipertensi Kalimantan selatan menempati urutan kedua yaitu 30,8%. Kepatuhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan terapi Antihipertensi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepatuhan minum obat, tekanan darah dan hubungan kepatuhan minum obat dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin pada bulan April - Mei 2015. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif analitik. Pengambilan data pasien dilakukan secara prospektif (April-Mei). Sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 105 pasien dan kriteria yang eksklusi sebanyak 63 pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuisioner Morisky Medication Adherence Scale (MMAS) melalui wawancara. Data tekanan darah diambil dari data sekunder (rekam medik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi didominasi oleh tingkat kepatuhan rendah 47%. Tekanan darah bervariasi antara 110-190 (sistole) dan 60-110 (diastole), dengan rata-rata tekanan darah untuk sistole 144,8 mmhg dan 88,8 mmhg untuk diastole. Hubungan kepatuhan minum obat dengan tekanan darah sistolik dan diastolik sama-sama memiliki hubungan yang
bermakna. Arah korelasi dari kepatuhan minum obat dengan tekanan darah sistolik dan diastolik yaitu negatif. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan minum obat pada pasien yaitu kepatuhan tinggi 36%, kepatuhan sedang 22% dan kepatuhan rendah 47%. Rata-rata tekanan darah untuk sistole 144,8 mmhg dan 88,7 mmhg untuk diastole. Ada Hubungan yang bermakna antara kepatuhan minum obat dengan tekanan darah sistole dan diastole (p=0,000) dengan arah korelasi negatif. Kekuatan korelasi antara kepatuhan minum obat dengan tekanan darah sistole sedang (0,455) dan kekuatan korelasi kepatuhan minum obat dengan tekanan darah diastole lemah (0,360). Kata Kunci : Hipertesi, Tingkat Kepatuhan, MMAS, Tekanan Darah, Rawat Jalan
ABSTRACT RINKING DRUG RELATED COMPLIANCE BLOOD PRESSURE PATIENTS WITH HYPERTENSION IN POLYCLINIC OUTPATIENT DISEASE IN HOSPITAL Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Fitri Maulidia 1 ; Yugo Susanto 2 ; Roseyana Asmahanie 3 Fitriakfar.isfi@gmail.com Yugosan.blogspot.com ana_molent@yahoo.com Academy of Pharmacy ISFI Banjarmasin Jl. Flamboyan III No. 7B Kayutangi Banjarmasin Hypertension is a silent killer that is widely known as a common cardiovascular disease. The prevalence of hypertension in South Kalimantan ranks second by 30.8%. Adherence is one of the factors that determines the success of antihypertensive therapy The purpose of this study is to determine the relationship, blood pressure and level of medication adherence on ambulatory hypertensive patient at Internal disease Polyclinic general Dr. H. Moch Ansari Saleh Hospital of Banjarmasin in April - May 2015. This research was conducted by using descriptive analytic method. The data of the patients were collected prospectively (April-May). A sample of 105 patients met the inclusion criteria while a sample of 63 patients met the exclusion criteria. The data collection was conducted by completing the MMAS questionnaires through interviews. The data on blood pressure were taken from the secondary data (medical records). The result showed that the level of medication adherence in hypertensive patient is dominated by the low level of adherence 47%. Blood pressure varies ranging from 110-190 (systole) to 60-110 (diastole) in which the average systolic blood pressure is equal to 144.8 mmhg while the average diastolic blood pressure is equal to 88\.8 mmhg. Medication adherence has a significant relationship with both the systolic and diastolic blood pressure. The direction of the correlation between adherence and the systolic and diastolic blood pressure is negative.
Based on this research, it can be concluded that the level of the medication adherence in hypertensive patient are high level of adherence (36%), medium level of adherence (22%) and low level of adherence (47%). The average systolic blood pressure is equal to 144.8 mmhg while the average diastolic blood pressure is equal to 88.8 mmhg. There is a significant relationship between medication adherence with systolic and diastolic blood pressure ( p = 0.000 ) with a negative correlation direction. The strength of the correlation between medication adherence with systolic blood pressure is moderate ( 0,455 ) and strength of medication adherence correlation with diastolic blood pressure is weak ( 0.360 ) Keywords: Hypertension, Adherence Level, MMAS, Blood Pressure, Ambulatory
PENDAHULUAN Hipertensi merupakan silent killer (pembunuh diam-diam) yang secara luas dikenal sebagai penyakit kardiovaskular yang sangat umum. Dengan meningkatnya tekanan darah dan gaya hidup yang tidak seimbang dapat meningkatkan faktor risiko munculnya berbagai penyakit seperti arteri koroner, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Salah satu studi menyatakan pasien yang menghentikan terapi anti hipertensi maka lima kali lebih besar kemungkinannya terkena stroke (Depkes, 2007) Menurut data dari Laporan Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 bahwa prevalensi Hipertensi di Indonesia adalah 25,8%. Prevalensi hipertensi di Kalimantan selatan menempati prevalensi hipertensi tertinggi kedua yaitu sebesar (30,8 %) (Kemenkes, 2013). Diperkirakan tingkat kepatuhan terhadap terapi hipertensi berkisar antara 30-50%. Penyebab ketidakpatuhan sangat kompleks termasuk kompleksitas regimen obat, perilaku, biaya obat, usia, rendahnya dukungan sosial, dan problem kognitif (WHO, 2003). Skala self-report untuk menilai kepatuhan terapi obat antihipertensi telah dikembangkan oleh Morisky et al., (2008). Penelitian untuk menguji psikometri dan prediksi validitas dari struktur self report medication adherence diujikan pada 1367 pasien hipertensi. Self report kepatuhan penggunaan obat diukur dengan new 8 item self report Morisky Medication Adherence Scale (MMAS). Berdasarkan daftar 10 besar penyakit pasien instalasi rawat jalan di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh, penderita hipertensi selama tahun 2013 menempati posisi pertama sebesar 3.944 pasien atau 16,75 %. Pada tahun 2014 penderita hipertensi di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh masih menempati posisi pertama dan meningkat dibanding tahun 2013 dengan jumlah pasien 8201 atau 22,53%. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan kepatuhan minum obat dengan tekanan darah pasien hipertensi rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin.