BAB 1 PENDAHULUAN. menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), industri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan akan sangat ditentukan oleh kinerja karyawan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Dewasa ini perekonomian pada era globalisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kemudahan dan pelayanan yang diberikan. Mulai dari kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kapabilitas yang akan berujung pada kompetensi inti yang akan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting bagi perekonomian dan dianggap sebagai aktivitas dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha

BAB I PENDAHULUAN. mesin-mesin maupun materi lain, tetapi justru pada sumber daya insaninya.

BAB I PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia, khususnya sepeda motor, sedang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang saat ini semakin lama semakin ketat. Terdapat berbagai. konsumen untuk menggunakan suatu produk.

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi Dealer Otomotif terbaik di Indonesia dengan praktek usaha & pelayanan pelanggan bertaraf International.

BAB I PENDAHULUAN. sedang pada triwulan III-2012 sebesar 5,6% jika dibandingkan dengan periode. pertumbuhan industri kendaraan bermotor sebesar 29,7%.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekilas AUTO2000 Body Paint

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/korporat (corporate social responsibilities ), workforce diversities,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting bagi negara,

I. PENDAHULUAN. Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam organisasi, para manajer menghabiskan hampir 80 persen

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini terdapat banyak sekali

I. PENDAHULUAN. perkembangan dunia bisnis semakin pesat yang didukung oleh kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjabarkan pendahuluan penelitian. Pendahuluan berisi latar

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 : Penjualan Kendaraan Domestik Kuartal I 2011

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya daya beli masyarakat. Tabel 1.1 Tren Penjualan Industri Komponen Otomotif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan kondisi pasar Indonesia yang akan memasuki era

BAB I PENDAHULUAN. membantu mereka dalam kebutuhan finansial apalagi dengan didukungnya

BAB I PENDAHULUAN. elektronik menjadi lebih pendek. Digitalisasi mempercepat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap hasil kerja yang berkualitas tinggi, merupakan salah satu faktor penentu dari

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, dapat tumbuh dan berkembang serta tetap eksis dalam menghadapi

BAB I. Pendahuluan. Indonesia juga semakin meningkat, pada tahun 2013 lalu tercatat produksi mobil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat sentral dalam

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN... ii. ABSTRAK... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pelayanan purnajual yang bagus pula. Ketersediaan sparepart dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi semakin berkembang pesat seiring kemajuan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia atau karyawan merupakan kekayaan (asset) utama

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainable competitive advantage) agar dapat berkompetisi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan dewasa ini berusaha memadukan konsep marketing

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan pemakai. Perkembangan sistem informasi tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, telah membawa dampak positif terhadap kehidupan bangsa dan negara

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat ekonomi dunia sedang menghadapi proses peralihan besar -besaran

BAB I PENDAHULUAN. dan ketatnya persaingan antar organisasi, sumber daya manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan bermotor merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Angka produksi dan angka

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan barang dan jasa agar dapat melayani permintaan konsumen akan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya dunia industri saat ini banyak perusahaan yang muncul

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan peningkatan jasa layanan service suatu perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tersebut telah membangun citra merek dalam mengiklankan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kepuasaan pelanggan sangatlah sengit. Terbukti dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan jasa berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan, dan perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingginya penjualan mobil ditahun 2010 sebesar 763,751 unit. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia mulai berkembang pada tahun Ketika itu Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Keuntungan bisa didapat antara lain dengan cara meningkatkan performance

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Bab 6 ini akan membahas mengenai simpulan, keterbatasan, implikasi dan saran pada

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Setiap organisasi berlomba-lomba dalam mencapai target yang

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia usaha pada era globalisasi sekarang ini

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN BATIK DEWI BROTOJOYO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian women-friendly HRM (Human Resource Management) dorongan organisasi, golongan kecil itu yang menguji bagaimana pekerja

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL MEREK TOYOTA PADA UD. DUA TIGA TUJUH MOTOR. Oleh : VINA SORAYA A

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini perubahan perekonomian dunia semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku positif, seperti terjadinya kelekatan emosional terhadap produk dan

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

Bab I. Pendahuluan. Negara Jepang adalah negara yang maju dibidang teknologinya. Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. penuh pada kualitas (Gaspersz, 2001). Agar perusahaan mampu secara konsisten

I. PENDAHULUAN. manusia yang ada di dalamnya. Apabila sumberdaya manusia tersebut diperhatikan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dunia usaha belakangan ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di jaman yang semakin modern seperti saat ini dalam menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1


BAB I PENDAHULUAN. jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan negara.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecil, menengah, maupun besar, menjadi semakin ketat dan telah memberikan dampak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha menunjukkan terjadinya persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan industri saat ini mendapat tantangan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang direspon oleh kemajuan teknologi telekomunikasi (Kasali, 2010). Di abad ini,

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Perkreditan Rakyat berbeda dengan bank umum lainnya

BAB I PENDAHULUAN. pemulihan kondisi ekonomi Indonesia. satunya adalah perusahaan yang bergerak dalam jasa pelayanan pengiriman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh

BAB I PENDAHULUAN. ada pada produk yang telah di berikan perusahaan kepada konsumen. Sepeda

BAB I PENDAHULUAN. dan unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli barang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara berkembang seperti Indonesia, kemajuan sektor industri sangat berpengaruh bagi perekonomian negara. Salah satu industri yang menunjukan perkembangan pesat di Indonesia adalah industri otomotif. Dalam tiga tahun terakhir, menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), industri otomotif mengalami peningkatan produksi yang signifikan. Tabel 1.1 Produksi kendaraan roda empat di Indonesia 702.508 837.948 1.065.557 2010 2011 2012 Sumber: Data Gaikindo, diolah 2013 Selain peningkatan angka produksi, permintaan pasar kendaraan bermotor terus meningkat dari tahun ketahun. Potensi pasar industri komponen otomotif khususnya kendaraan roda empat tidak terlepas dari peningkatan penjualan kendaraan di dalam negeri dan untuk memenuhi permintaan luar negeri (ekspor). Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir peningkatan penjualan kendaraan roda empat di dalam negeri ditunjukkan pada Tabel 1.2. 1

Tabel 1.2 Penjualan kendaraan roda empat di Indonesia 764.710 894.164 1.116.230 2010 2011 2012 Sumber: Data Gaikindo, diolah 2013 Pasar mobil nasional pada tahun 2013 diperkirakan akan menembus hingga 1,2 juta unit. Artinya, jumlah itu mengalami kenaikan sekitar 10% apabila dibandingkan pencapaian penjualan pada tahun 2012 yang sebesar 1.116.230 unit (Sumber: Gaikindo, 2013). Dilihat dari total penjualan pada tahun 2012 yang mencapai lebih dari satu juta unit, tentunya Indonesia dinilai sebagai salah satu pasar yang potensial bagi produsen mobil. Pasar yang besar ini menarik para produsen mobil untuk melakukan invetasi besar-besaran di Indonesia. Selain mengembangkan kualitas, para produsen mobil juga berlomba-lomba dalam segi kuantitas barang. Hal tersebut tentunya dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia. Beberapa produsen mobil di Indonesia membangun pabrik-pabrik dan kantor cabang penjualan di seluruh Indonesia. Salah satu perusahaan yang menyerap banyak tenaga kerja dan memiliki banyak kantor cabang penjualan adalah PT. Nissan Motor Indonesia. Hingga saat ini PT Nissan Motor Indonesia memiliki lebih dari 60 dealer di seluruh Indonesia (Sumber: Nissan Indonesia). PT. Nissan Motor Indonesia merupakan salah satu dari sepuluh perusahaan otomotif terbesar di Indonesia dengan kompetitif yang tinggi. Dari delapan merek 2

Jepang yang ada, Nissan merupakan agen tunggal pemegang merek (ATPM) yang mencatatkan pertumbuhan pasar cukup signifikan yakni 16,6% dari 5.300 unit pada bulan Mei 2013 melesat menjadi 6.180 unit (Sumber: Gaikindo). Kesuksesan ini tidak terlepas dari kinerja yang dilakukan seluruh karyawan Nissan. Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peran penting dalam kemajuan dan keberhasilan perusahaan. Di era globalisasi saat ini, fungsi manajemen sumber daya manusia menjadi semakin penting bagi perusahaan. Adanya globalisasi bidang ekonomi dan tren lain memicu perusahaan melakukan perubahan dalam hal mengorganisasikan, mengelola, dan memanfaatkan departemen sumber daya manusia mereka (Dessler, 2012). Tugastugas dan prioritas sumber daya manusia berkembang dari waktu ke waktu untuk menyesuaikan arah strategis perusahaan. Manajemen sebuah perusahaan tidak akan berkembang jika kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki tidak mendukung. Untuk menjadi sebuah perusahaan yang terus maju dan berkembang diperlukan adanya SDM yang berkualitas dan produktif. Kebijakan dan praktik menentukan aspek SDM dalam posisi manajemen terangkum dalam manajemen sumber daya manusia (MSDM). Yang dimaksud dengan MSDM adalah proses memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memerhatikan hubungan kerja mereka, kesejatan, keamanan, dan masalah keadilan (Dessler, 2012). Untuk mendukung MSDM agar sesuai tujuan strategis perusahaan digunakan manajemen kinerja yang tepat. Manajemen kinerja adalah proses mengkonsolidasikan penetapan tujuan, penilaian, dan pengembangan kinerja ke dalam satu sistem tunggal bersama, yang bertujuan memastikan kinerja karyawan mendukung tujuan strategis 3

perusahaan (Dessler, 2012). Salah satu aspek dalam manajemen kinerja adalah penilaian karyawan. Hampir setiap perusahaan melakukan penilaian kinerja terhadap karyawan mereka secara berkala. Penilaian kinerja bersama dengan penetapan tujuan dan pengembangan menjadi sebuah sistem yang bertujuan untuk memastikan kinerja karyawan secara konsisten mengarah pada pencapaian tujuan stratejik perusahaan (Dessler, 2012; Anthony dan Govindarajan 2007). Menurut Dessler, penilaian kinerja berarti mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan/atau di masa lalu relatif terhadap standar kinerjanya. Dengan melakukan penilaian kinerja, manajer dapat memberi solusi yang tepat bagi karyawan untuk meningkatkan kinerja sesuai dengan standar kinerja. Penilaian kinerja seringkali dipandang manajer hanya sebagai ritual tahunan. Beberapa manajer memberikan waktu seminimal mungkin dalam memberikan umpan balik (feedback) kepada karyawan karena mereka tidak menyukai konfrontasi dan merasa sulit dalam memberikan evaluasi yang efektif (Noe et al, 2010). Persepsi maupun reaksi karyawan dalam hal penilaian kinerja mengenai target, hasil, dan penggunaan hasil penilaian kinerja juga penting untuk diperhatikan. Karyawan akan lebih cenderung menerima dan mendukung program penilaian kinerja yang diberikan jika mereka menganggap proses penilaian kinerja sebagai sumber yang berguna dan dapat memberikan umpan balik yang membantu untuk meningkatkan kinerja mereka (Mullins, 2010). Penelitian oleh Ahmed et al (2010) menemukan bahwa kegagalan perusahaan dalam menetapkan tujuan dan memberikan umpan balik yang berkelanjutan akan 4

membuat karyawan menjadi tidak puas sehingga menurunkan kinerja mereka. Sistem penilaian kinerja yang efektif akan membantu mencapai visi perusahaan dan menjadikan karyawan berkeinginan untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus serta memberikan kinerja yang terbaik. Sistem penilaian kinerja yang efektif merupakan salah satu kunci sukses dalam peningkatan kinerja karyawan. Apabila sistem penilaian kinerja yang digunakan telah mengacu pada elemen kunci kinerja yang terdiri dari tujuan kinerja dan pengembangan karir, umpan balik dan imbalan, maka akan menciptakan kinerja yang optimal karena telah memberikan kepuasan kerja dan meningkatkan motivasi bagi karyawan yang dinilai (Dessler, 2012). Persepsi positif karyawan terhadap penilaian kinerja yang dilakukan oleh perusahaan akan berpengaruh besar terhadap sikap karyawan dalam bekerja. Penelitian Kuvaas (2011) yang meneliti mengenai pengaruh perceived helpfulness of performance terhadap outcomes karyawan dalam hal komitmen afektif organisasional dan kinerja karyawan menemukan bahwa persepsi positif karyawan terhadap penilaian kinerja mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja karyawan apabila karyawan mempersepsikan umpan balik reguler (regular feedback) dalam tingkat tinggi. Dalam penelitiannya tersebut, Kuvaas menyelidiki mengenai penilaian kinerja yang dirasa bermanfaat bagi karyawan, yang didefinisikan sebagai sejauhmana karyawan merasa bahwa umpan balik dan informasi penetapan tujuan dalam penilaian kinerja merupakan hal yang informatif, mudah dimengerti, relevan, akurat, dan diakui. Selain itu, pada saat yang sama hubungan antara persepsi atas penilaian kinerja dan kinerja karyawan juga diketahui umpan balik reguler persepsian 5

(regular feedback) sebagai pemoderasi. Terdapat kemungkinan bahwa dengan adanya umpan balik reguler persepsian yang tinggi akan meningkatkan efek persepsi positif terhadap penilaian kinerja (Kuvaas, 2011). Namun, di sisi lain tingginya umpan balik reguler persepsian dapat menurunkan efek persepsi atas penilaian kinerja pada kinerja karyawan karena umpan balik yang diperlukan sudah didapat sehari-hari secara informal. Dari latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk menganalisis pengaruh perceived helpfulness of performance appraisal terhadap kinerja karyawan dengan umpan balik reguler (regular feedback) sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini merupakan replikasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Kuvaas (2011) yang berjudul The Interactive Role of Performance Appraisal Reactions and Regular Feedback. Dalam hipotesisnya, Kuvaas menggunakan empat variabel yaitu perceived helpfulness of performance appraisal, komitmen afektif organisasional, umpan balik reguler, dan kinerja karyawan. Namun, dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti hanya menggunakan tiga variabel yaitu perceived helpfulness of performance aprraisal, umpan balik reguler, dan kinerja karyawan dikarenakan penelitian ini merupakan replikasi dari hasil temuan Kuvaas. 1.2 Rumusan Masalah Penilaian kinerja yang bertujuan mengevaluasi kinerja karyawan akan mampu meningkatkan kinerja karyawan jika penilaian kinerja tersebut efektif. Persepsi karyawan atas penilaian kinerja dan proses penilaian kinerja secara signifikan berdampak pada keefektifan sistem penilaian kinerja (Levy dan Williams, 2004 dalam 6

Kuvaas 2011). Telah banyak penelitian yang meneliti mengenai persepsi karyawan atas penilaian kinerja terhadap kinerja karyawan. Namun, belum banyak penelitian mengenai pengaruh perceived helpfulness of performance appraisal terhadap kinerja karyawan. Perceived helpfulness of performance appraisal dapat diartikan sebagai penilaian kinerja secara persepsian mampu memberikan pemahaman yang informatif, mudah dipahami, relevan, akurat, dan diakui (Kuvaas, 2011). Persepsi positif dari karyawan mengenai sistem penilaian kinerja yang digunakan dapat mengindikaskan bahwa sistem penilaian kinerja tersebut efektif untuk digunakan. Sesuai jurnal yang menjadi acuan replikasi, dikemukakan bahwa hubungan positif antara perceived helpfulness of performance appraisal dan kinerja karyawan hanya ditemukan pada karyawan yang memiliki pengalaman penerimaan umpan balik secara reguler atau harian dengan tingkat yang tinggi. Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka pertanyaan penelitian yang akan dijawab adalah sebagai berikut: 1. Apakah perceived helpfulness of performance appraisal memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan? 2. Apakah umpan balik reguler memberikan efek moderasi pada pengaruh perceived helpfulness of performance appraisal terhadap kinerja karyawan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai secara khusus adalah: 1. Menguji dan menganalisis pengaruh perceived helpfulness of performance appraisal terhadap kinerja karyawan. 7

2. Menguji dan menganalisis umpan balik reguler sebagai pemoderasi pada pengaruh perceived helpfulness of performance appraisal terhadap kinerja karyawan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan sebagai masukan dan informasi tambahan mengenai hubungan antara perceived helpfulness of performance appraisal dan kinerja karyawan sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan manajemen sumber daya manusia di perusahaan tersebut. 2. Bagi penulis merupakan sarana pengembangan wawasan serta pengalaman dalam menganalisis permasalahan khususnya di bidang sumber daya manusia. 3. Bagi kalangan akademis dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan bahan penyusunan penelitian yang serupa dan lebih mendalam, juga sebagai tambahan wacana mengenai tema yang serupa. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Bab ini menyajikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian. 8

Bab 2 Landasan Teori Bab ini membahas serangkaian teori konstruk yang menjadi landasan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Konstruk yang dielaborasi adalah perceived helpfulness of performance appraisal, kinerja karyawan dan umpan balik reguler persepsian. Juga dibahas mengenai pengaruh perceived helpfulness of performance appraisal kinerja terhadap kinerja karyawan, dan pengaruh umpan balik reguler sebagai variabel pemoderasi pada hubungan antara perceived helpfulness of performance appraisal dan kinerja karyawan. Bab 3 Metoda Penelitian Bab ini mengulas metodologi yang digunakan dalam penelitian ini, yang mencakup desain penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode pengukuran masing-masing variabel, pengujian instrumen penelitian yang meliputi uji validitas dan reliabilitas, dan juga metoda analisis data yang akan digunakan. Bab 4 Pembahasan Bab ini membahas hasil pengolahan data secara statistik dan juga pengujian hipotesis. Karakteristik responden dan pembahasan hasil-hasil pengujian hipotesis yang diajukan berdasarkan model penelitian tersebut akan disajikan secara rinci. Bab 5 Penutup Bab ini menyajikan simpulan dari hasil penelitin, saran-saran yang dimaksudkan untuk dapat memperbaiki kelemahan, keterbatasan, dan implikasi yang ada pada penelitian ini. 9