PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI MATHEMATICAL INVESTIGATION SISWA KELAS V SD SD NEGERI 032 SEI GARO KECAMATAN TAPUNG KABUPATEN KAMPAR Mufarizuddin,M.Pd. 1 1 STKIP Tuanku Tambusai, Bangkinang ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 032 Sei Garo Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar yang berjumlah 30 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Agustus 2014. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 032 Sei Garo Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar pada pembelajaran matematika. Pada penelitian ini, peneliti menerapkan Strategi Mathematical Investigation. Hal yang menarik dari Strategi pembelajaran ini adalah adanya harapan selain memiliki dampak pembelajaran, yaitu berupa peningkatan prestasi atau hasil belajar peserta didik, juga mempunyai dampak pengiring seperti relasi sosial, penerimaan terhadap peserta didik yang di anggap lemah, harga diri, norma akademik dan pemberian pertolongan pada yang lain. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua Siklus yaitu Siklus I dan Siklus II. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa adanya peningkatan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan ke siklus I dan adanya peningkatan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan ke siklus I dan ke siklus II. Sebelum dilakukan tindakan hasil belajar siswa tergolong Kurang Baik dengan persentase 53.3%, terjadi peningkatan pada siklus I menjadi 73.3% dengan kriteria Cukup. Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus II juga terjadi peningkatan mencapai 93% dengan kategori Baik, hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan Strategi Mathematical Investigation dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 032 Sei Garo Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation Jurnal Pendidikan Dasar STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai Riau Page 1
BAB I PENDAHULUAN Pendidikan sekolah dasar bertujuan untuk menyiapkan peserta didik yang beriman, bertaqwa, kreatif dan inovatif serta berwawasan keilmuan dan juga bersiap melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Usaha menyiapkan peserta didik untuk tujuan tersebut diperlukan seperangkat pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Salah satu pelajaran yang dimaksud adalah pelajaran matematika. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang mempunyai keterkaitan paling banyak dengan cabang ilmu yang lain, ilmu yang bersifat universal. Matematika merupakan ilmu yang mendasari pengembangan tekhnologi moderen, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang tekhnologi informasi dan komunikasi ini dilanslasi oleh perkembangan Matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis teori peluang dan Matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Untuk itu diperlukan adanya motivasi yang tinggi untuk mencapai basil belajar yang optimal. Salah satu faktor rendahnya hasil belajar matematika siswa pada SDN 032 Sei Garo Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar khususnya pada kelas V disebabkan oleh penerapan strategi pembelajaran yang kurang pas. Usaha yang telah dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa seperti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menggunakan media penunjang untuk peningkatan pembelajaran, menyiapkan buku-buku pedoman, berkomunikasi dengan baik, memberikan respons, melibatkan siswa dalam aktivitas, mengadakan penyesuaian dengan kondisi siswa, melaksanakan dan mengelola pembelajaran, menguasai materi pelajaran, memperbaiki dan mengevaluasi pembelajaran, dan memberikan bimbingan, serta berinteraksi dengan sejawat. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa guru telah berusaha meningkatkan basil belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Namun berdasarkan hasil pengamatan penulis di kelas V SDN 032 Sei Garo, penulis menemukan gejalagejala dalam proses pembelajaran Matematika, yaitu sebagai berikut : 1. Siswa tidak dapat menyelesaikan tugas dari guru dengan baik. 2. Siswa kurang memahami pembelajaran yang sudah diajarkan oleh guru, hal ini terlihat diantara 30 siswa hanya 11 orang tuntas menyelesaikan soal ketika dilakukan evaluasi. 3. Siswa memerlukan waktu yang lama untuk menyelesaikan satu soal 4. Dari 30 siswa hanya 16 orang (53.3%) yang mampu mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 65 yang telah ditetapkan dengan perolehan ratarata kelas 61%. 5. Hanya 15 orang siswa (50%) dari 30 orang siswa yang dapat menjelaskan PR. Jurnal Pendidikan Dasar STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai Riau Page 1
Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah menerapkan tipe pembelajaran yang bertujuan mengaktifkan siswa yaitu supaya siswa mau bertanya tentang materi yang sedang dipelajari terlebih dahulu kepada teman kelompoknya, bersemangat untuk mengerjakan latihan serta mempunyai rasa tanggung jawab dengan tugas dan kelompoknya. Maka perlu digunakan pembelajaran kooperatif. Salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif yaitu Mathematical Investigation. Strategi ini merupakan penyelidikan tentang suatu masalah yang dapat dikembangkan menjadi model matematika, berpusat pada tema tertentu berorientasi pada kajian atau eksplorasi mendalam dan bersifat Open-ended. Kegiatan belajar yang dilaksanakan dapat berupa cooperative learning. Siswa dibentuk dalam 3-5 orang (cooperative learning). Mereka diminta membahas atau membicarakan cara menyelesaikan. Setelah hasil penyelidikan dari kelompok yang sudah bisa menjawab diminta untuk menyampaikan kepada teman lainnya. Gatot (2007:1.31). Berdasarkan pengamatan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian, dengan menerapkan strategi pembelajaran Mathematical Investigation yang dapat dilaksanakan dengan cooperative learning dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar matematika, dengan judul Penerapan Strategi Mathematical Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 032 Sei Garo Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Apakah penerapan strategi Mathematical Investigation dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 032 Sei Garo Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar? 2. Bagaimanakah proses peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan strategi Mathematical Investigation pada mata pelajaran matematika kelas V SD Negeri 032 Sei Garo Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 032 Sei Garo Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar melalui penerapan pembelajaran Mathematical Investigation. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan strategi Mathematical Investigation dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 032 Sei Garo Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini bersifat kolaboratif, maksudnya dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan rekan sejawat. Rekan sejawat bertindak sebagai observasier, yang tugasnya untuk mengamati dan menilai segala Jurnal Pendidikan Dasar STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai Riau Page 2
aktivitas peneliti selama proses penelitian ini. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 032 Sei Garo Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Agustus 2014. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 032 Sei Garo Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar yang berjumlah 30 orang. Prosedur penelitian Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, daur siklus penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Arikunto (2006:16) adalah sebagai berikut : Gambar 1. Daur Siklus PTK 1. Perencanaan Tindakan Perencanaan merupakan persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan. Adapun yang akan dipersiapkan yaitu: a. Menyusun RPP berdasarkan langkah-langkah Strategi Mathematical Investigation. b. Meminta kesediaan teman sejawat untuk menjadi observasier dalam pelaksanaan pembelajaran. c. Menyiapkan format pengamatan atau lembar observasi terhadap aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dan kisi-kisi soal berkaitan dengan materi yang dipelajari. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan RPP yang telah disusun sebelumnya. Langkah-langkah pelaksanaan tindakan atau kegiatan pembelajaran ini terdiri atas tiga tahap yakni: (1) kegiatan pendahuluan, (2) kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 3. Observasi Selama berlangsungnya perbaikan pembelajaran, dilakukan pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan oleh guru kelas V yang mengajar di Sekolah Dasar Negeri 032 Sei Garo Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Hasil pengamatan ini digunakan sebagai sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan pembelajaran berikutnya yang termuat pada lembar pengamatan. 4. Refleksi Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Tujuannya adalah mengetahui kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang dilakukan untuk dapat diperbaiki pada siklus berikutnya. Jurnal Pendidikan Dasar STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai Riau Page 3
Instrumen Pengumpul Data Instrumen dalam penelitian ini berbentuk lembaran observasi aktivitas guru dan aktivtias siswa. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, peneliti memberikan ulangan harian pada setiap akhir siklus. Instrumen penelitian tersebut adalah: 1. Lembaran tes tertulis Tes tertulis di perlukan untuk mengetahui hasil belajar siswa telah mencapai nilai KKM atau belum, dan untuk mengetahui peningktan kemampuan siswa di dalam memahmi dan menjawab pertayaan dari guru di dalam belajar. 2. Lembaran Observasi Untuk menilai kegiatan yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian, observer akan mengisi lembaran obsevasi yang mencatat kegiatan peneliti dari awal sampai akhir dalam penyajian materi pembelajaran. Lembar observasi terdiri dari dua bagian, yaitu lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi siswa. HASIL PENELITIAN Sebelum Tindakan Setelah penulis menganalisa hasil observasi awal hasil belajar sebelum tindakan, yang telah diketahui secara klasikal dalam mata pelajaran Matematika masih tergolong rendah dengan ketuntasan klasikal 53.3% artinya secara keseluruhan hasil belajar Matematika siswa belum mencapai KKM yang telah di tetapkan yaitu 65. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang diperoleh pada pertemuan pertama dengan total skor 74 dengan persentase 49.33%. pada pertemuan kedua aktivitas siswa meningkat dengan skor 91 dengan persentase 60.67%. Sedangkan pada Siklus II pertemuan pertama diperoleh total skor 117 dengan persentase 78%. Pada pertemuan kedua meningkat dengan skor 127 dengan persentase 84.67%. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan hasil tes yang dilakukan terhadap siswa, setelah proses pembelajaran diketahui bahwa pada siklus I hasil belajar siswa masih tergolong Cukup dengan nilai ratarata siswa 67.7. Ketuntasan klasikal 73.3%, pada interval 56% - 75%. Sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa tergolong Baik dengan persentase 93%, pada interval 76% - 100%. Hasil Observasi Aktivitas Guru Berdasarkan hasil observasi pada siklus pertama yang menunjukkan bahwa tingkat aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama mencapai persentase 80% dan pada pertemuan kedua memperoleh persentase 100%. Sedangkan pada Siklus II pertemuan pertama dan kedua sebanyak 5 kali dengan persentase 100%. Pembahasan Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil observasi pada siklus I pertemuan pertama yang menunjukkan bahwa tingkat aktivitas siswa hanya mencapai skor 74 dengan persentase 49.3% dan pada pertemuan kedua aktivitas siswa meningkat dengan perolehan skor 91 dengan persentase 60.67%. Sedangkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus II Jurnal Pendidikan Dasar STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai Riau Page 4
pertemuan pertama terjadi peningkatan yaitu mencapai skor 117 dengan persentase 78% dan pada pertemuan kedua meningkat dengan perolehan skor 127 dengan persentase 84.67%. Perbandingan aktivitas siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada gambar histogram berikut ini: Gambar 4.2 Grafik Aktivitas Siswa Aktivitas Guru Berdasarkan hasil observasi pada siklus pertama yang menunjukkan bahwa tingkat aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama mencapai persentase 80% dan pada pertemuan kedua memperoleh persentase 100%. Sedangkan hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama dan kedua memperoleh 100%. Perbandingan aktivitas guru pada siklus I dan II dapat dilihat pada gambar historam berikut ini: Gambar 4.1 Grafik Aktivitas Guru Hasil Belajar Berdasarkan hasil observasi sebelum tindakan hasil belajar siswa diperoleh nilai rata-rata 61.7 dengan ketuntasan klasikal 53.3% berada pada interval 40%-55% dengan kategori Kurang Baik. Kemudian berdasarkan hasil tes pada siklus pertama yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mencapai nilai rata-rata 67.7 dengan ketuntasan klasikal 73.3% berada pada interval 56%-75% dengan kategori Cukup. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan dengan perolehan nilai rata-rata siswa 76 dengan ketuntasan klasikal 93.3% berada pada interval 76%-100% dengan kategori Baik. Peningkatan hasil belajar siswa pada data awal, Siklus I dan Siklus II secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel IV.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa N Hasil Ketuntasan o Belajar Klasikal 1 Sebelum 53.3 Tindakan 2 Siklus I 73.3 3 Siklus II 93.3 Sumber: Data Olahan Penelitian, Tahun 2014 Berdasarkan tabel IV.8, dapat diketahui pada data awal atau sebelum tindakan hasil belajar siswa secara klasikal belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu mencapai angka 85%, begitu juga pada siklus I secara klasikal siswa belum mencapai angka indikator keberhasilan yang ditetapkan, namun secara individu hasil belajar siswa meningkat dari 16 orang siswa yang tuntas sebelum tindakan meningkat menjadi 22 orang siswa yang tuntas pada siklus I. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas menjadi 28 dari 30 orang siswa dengan nilai rata-rata individu mencapai 76 dengan ketuntasan 93%. Secara klasikal hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 85%. Jurnal Pendidikan Dasar STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai Riau Page 5
Perbandingan hasil belajar siswa pada data awal, siklus I dan II juga dapat dilihat pada gambar histogram ini: Gambar 4.3 Grafik Hasil Belajar Siswa Berdasarkan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa kelemahan-kelemahan penerapan Strategi Mathematical Investigation pada data awal dan siklus I, dapat diperbaiki pada siklus II dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui perbaikan proses penerapan Strategi Mathematical Investigation pada siklus II tersebut, rata-rata hasil belajar siswa mencapai 76, dengan ketuntasan klasikal 93%. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 93.3% maka penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan Strategi Mathematical Investigation dapat meningkatkan hasil belajar pada pelajaran Matematika siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 032 Sei Garo Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Keberhasilan ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan ke siklus I dan ke siklus II. Sebelum dilakukan tindakan hasil belajar siswa tergolong Kurang Baik dengan persentase 53.3%, terjadi peningkatan pada siklus I menjadi 73.3% dengan kriteria Cukup. Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus II juga terjadi peningkatan mencapai 93% dengan kategori Baik. Saran Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan hasil penelitian yang berkaitan dengan penerapan Strategi Mathematical Investigation yang telah dilaksanakan, peneliti mengajukan beberapa saran yaitu: 1. Siswa Siswa harus lebih berkonsentrasi dalam mengikuti proses belajar mengajar yang disampaikan guru serta dapat meningkatkan hasil belajar tentang materi selanjutnya. 2. Guru Guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi di dalam kelas agar siswa tidak merasa jenuh atau bosan mengikuti pelajaran serta melakukan pendekatan kepada siswa yang sulit dalam memahami pelajaran. 3. Sekolah Sekolah seharusnya menyediakan sarana dan prasarana atau alat peraga yang memadai untuk guru dan siswa dalam menjelaskan atau memahami materi pelajaran serta melengkapi kebutuhan setiap kelas agar siswa nyaman daalam menerima pelajaran. 4. Peneliti Peneliti sebaiknya menggunakan strategi atau metode yang berbeda dalam menjelaskan materi pelajaran sehingga siswa terus tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diberikan. Jurnal Pendidikan Dasar STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai Riau Page 6
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, dkk, 2006, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Bahri Djamarah, Syaiful. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang. Depdiknas Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hartono. 2000. Strategi Pembelajaran. Pekanbaru: LSFK2P. Dewi, 2012. Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar. http://www.scribd.com/doc/ 27950433/Pengertian- Tujuan-dan-Prinsip- Penilaian-Hasil-Belajar diakses pada tanggal 27 Maret 2014 Jerri, 2001. Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar. http://www.scribd.com/do c/54928456/11/prinsip- Prinsip-Penilaian-Hasil- Belajar. di akses pada tanggal 26 maret 2014) Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Muhsetyo, Gatot. 2007. Pembelajaran Matematika di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Sudjana, Nana, 2005. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Kencana. Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta. Rineka Cipta Slavin, Robert E. 2008. Cooperatif Learning Teori Riset dan Praktis. Bandung: Nusa Media Surya. 2001. Kapita Selekta Kependidikan SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers. Jurnal Pendidikan Dasar STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai Riau Page 7
Tuu. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Murid. Jakarta: Grasindo Trianto 2009, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif (KTSP), Jakarta: Kencana Wardani dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Jurnal Pendidikan Dasar STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai Riau Page 8