I. PENDAHULUAN. di SMA Persada Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

I. PENDAHULUAN. penguasaan konsep pada materi pokok Hidrokarbon pada tahun pelajaran 2008-

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bidang studi Kimia kelas

I. PENDAHULUAN. SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang berjumlah 35 orang siswa yang terdiri

I. PENDAHULUAN. Di SMK 2 Mei Bandar Lampung, mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

I. PENDAHULUAN. Hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas XI SMA YP Unila Bandar

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia SMA Al-Kautsar

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran adalah memberikan bimbingan dan fasilitas agar siswa

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru kimia kelas X 1 SMA Tri

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 semester genap SMA N 7

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 1 di

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan

I. PENDAHULUAN. Salah satu Standar Kompetensi (SK) pada bidang studi kimia kelas XI IPA

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

III. METODE PENELITIAN. di jalan Soekarno-Hatta No. 1 Tanjung Senang. Subyek dalam penelitian ini adalah

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia kelas X 1 SMA

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

I. PENDAHULUAN. cara-cara berkomunikasi yang efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai. kemampuan pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan.

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kimia SMA Surya

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

I. PENDAHULUAN. yang dekat dengan kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, pasti dijumpai

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar lampung pada kelas X 2

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia tidak hanya bertujuan menemukan zat-zat yang langsung bermanfaat

METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 15 Bandar

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

I. PENDAHULUAN. yang kuat antara tingkat pendidikan dengan perkembangan bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perkembangan bangsa adalah

III. METODE PENELITIAN. semester genap Tahun Pelajaran Kelas yang dijadikan subjek

I. PENDAHULUAN. yang lain. Kedua kegiatan tersebut merupakan proses pembelajaran. Dari proses

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran sains merupakan bagian dari pendidikan yang pada umumnya

I. PENDAHULUAN. media pembelajaran juga dalam penggunaan metode pembelajar. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di

BAB 1 PENDAHULUAN. Gejala umum yang terjadi pada peserta didik saat ini adalah malas berpikir

III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 semester ganjil SMA N 10

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada umumnya identik dengan tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains yang sangat erat kaitannya

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

III. METODE PENELITIAN. memberikan perlakuan terhadap sampel, kemudian dilakukan pengamatan. model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe NHT.

III. METODE PENELITIAN. Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 44 orang terdiri dari 22 siswa lakilaki

I. PENDAHULUAN. selama ini pada semester ganjil tahun pelajaran menunjukan bahwa

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Seorang pendidik memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 2 Kalianda Lampung Selatan. 2. Kelas yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah kelas VII 2 yang

I. PENDAHULUAN. tujuan tertentu yang hendak dicapai. Proses itu merupakan tindakan konkrit

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan berpusat pada siswa. Siswa antusias mengacungkan. merayakan keberhasilan mereka, bertukar informasi, dan saling

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

I. METODE PENELITIAN. Subjek dalam peneltian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 5 Talang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia tidak hanya bertujuan menemukan zat-zat yang langsung bermanfaat

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

I. PENDAHULUAN. Menurut Hasbullah (2009:2). Kegiatan pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, media pembelajaran mengalami kemajuan yang sangat pesat

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) disebut juga sains merupakan ilmu yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

1. PENDAHULUAN. berdasarkan pada fenomena alam. Ada tiga hal yang berkaitan dengan kimia

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan,

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam situasi

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran fisika di SMP Muhammadiyah 1 Kalianda guru sudah mencoba

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Sardiman (2001: 93) dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti adalah SMP. Muhammadiyah 2 Natar Lampung Selatan

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII, yang berjumlah 25 siswa yang

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. dapat belajar. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru diharapkan mengupayakan

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan pemahaman secara nyata. Pada pelajaran fisika, media

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di SMA Persada Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai tes formatif siswa kelas X2 pada materi pokok hidrokarbon tahun pelajaran 2009/2010 yaitu 61. Siswa yang memperoleh nilai 65 hanya mencapai 35% sementara Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SMA Persada Bandar Lampung yaitu sebesar 65 dan suatu kelas dikatakan tuntas apabila kelas tersebut 100% siswanya telah mencapai nilai 65. Dengan demikian siswa kelas X2 Tahun Pelajaran 2009/2010 masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep hidrokarbon. Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran kimia yang dilakukan di kelas X2 SMA Persada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011 aktivitas siswa yang dominan dalam pembelajaran adalah mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru, siswa tidak dilibatkan dalam menemukan konsep sehingga pembelajaran menjadi monoton dan siswa kurang termotivasi untuk belajar. Aktivitas yang relevan dalam pembelajaran (on task) seperti aktif bertanya, aktif mengemukakan pendapat, aktif menjawab pertanyaan, aktif dalam diskusi dan berbagi informasi dengan teman masih kurang terlihat.

2 Selama proses pembelajaran, hanya beberapa siswa saja yang terlihat dominan dalam menjawab pertanyaan, bertanya, menanggapi pertanyaan baik dari guru maupun temannya. Sementara siswa yang lainnya tidak terlibat didalam pembelajaran di kelas, bahkan beberapa siswa melakukan aktivitas diluar konteks pembelajaran (off task) seperti mengantuk, mengobrol, diam saja tanpa melakukan apa-apa, mengganggu teman dan melihat keluar kelas. Beberapa kompetensi dasar yang harus dicapai siswa kelas X semester genap adalah (1) mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon dan (2) menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat. Pembelajaran yang relevan agar siswa dapat mencapai kompetensi dasar tersebut adalah dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam membangun konsep, sehingga selaras dengan pendekatan konstruktivisme. Dalam proses pembelajaran berbasis konstruktivisme, siswa diarahkan mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon. Pada proses pembelajaran ini, siswa didorong untuk berpikir dan menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan prinsip berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan. Pada pembelajaran ini, siswa diarahkan untuk terlibat aktif di dalam proses belajar di bawah bimbingan guru untuk menemukan konsep. Dengan demikian aktivitas on task siswa yang meliputi aktif mengemukakan pendapat, aktif dalam diskusi, aktif bertanya, dan aktif menjawab pertanyaan diyakini dapat meningkat. Guru bertindak sebagai fasilitator yang menyediakan media pembelajaran untuk membantu siswa supaya mempergunakan ide,

3 konsep, dan pengetahuan yang sudah dipelajari sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Pembelajaran seperti contoh di atas adalah penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing. Pembelajaran dengan model penemuan terbimbing merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan sendiri prinsip-prinsip dan konsep materi tersebut. Model penemuan terbimbing ini dilakukan secara kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat sampai lima orang siswa. Pengelompokan dilakukan secara heterogen, dengan memperhatikan perbedaan kemampuan akademis siswa dan jenis kelamin. Untuk mengembangkan konsepnya, siswa membutuhkan bantuan dari orang lain. Oleh karena itu, pembentukan kelompok belajar diperlukan dalam pembelajaran. Agar siswa dapat menemukan konsep dengan model penemuan terbimbing ini, maka diperlukan suatu media. Salah satu media yang dapat digunakan dalam model penemuan terbimbing ini adalah LKS. LKS yang digunakan berisi pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara kronologis untuk membantu siswa menemukan konsep hidrokarbon. Beberapa hasil penelitian yang mengkaji penerapan model penemuan terbimbing adalah Noviyanti (2007) yang telah melakukan penelitian tindakan di SMP Negeri 22 Bandar Lampung pada kelas VIIc. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok asam, basa dan garam. Peneliti lain adalah Larasati (2008) yang melakukan penelitian tindakan di SMA Arjuna Bandar Lampung pada kelas X2, dan melaporkan

4 bahwa pada pembelajaran dengan model penemuan terbimbing dapat meningkatkan aktivitas on task siswa dan penguasaan konsep materi hukum dasar kimia. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan Pembelajaran Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Konsep Hidrokarbon (PTK Pada Siswa Kelas X2 SMA Persada Bandarlampung TP 2010-2011). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dalam meningkatkan persentase rata-rata setiap jenis aktivitas on task siswa dari siklus ke siklus? 2. Bagaimana penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dalam meningkatkan persentase rata-rata penguasaan konsep kimia siswa pada materi pokok hidrokarbon dari siklus ke siklus? 3. Bagaimana penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dalam meningkatkan persentase rata-rata ketuntasan belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon dari siklus ke siklus?

5 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dalam meningkatka persentase rata-rata: 1. Setiap jenis aktivitas on task siswa pada materi pokok hidrokarbon dari siklus ke siklus. 2. Penguasaan konsep hidrokarbon dari siklus ke siklus. 3. Ketuntasan belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon dari siklus ke siklus. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagi siswa Menumbuhkan motivasi belajar siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran, serta melatih kerjasama dan kemampuan berpikir siswa terkait materi hidrokarbon. Selain itu dapat pula meningkatkan kecakapan dalam menemukan informasi, mengolah informasi, kemampuan mengidentifikasi, kemampuan menjelaskan hubungan dan memecahkan masalah secara kreatif. 2) Bagi guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung bagi guru kimia sebagai alternatif teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep materi hidrokarbon.

6 3) Bagi Peneliti Memberikan pengalaman yang sangat berharga sebagai calon guru. 4) Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah 1. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 semester genap SMA Persada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010-2011. 2. Materi pokok dalam penelitian ini adalah hidrokarbon. 3. Model pembelajaran penemuan terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses penemuan konsep dalam pembelajaran. Model pembelajaran ini terdiri dari 3 kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti (penemuan dan penerapan konsep), dan kegiatan akhir (evaluasi). 4. LKS (Lembar Kerja Siswa) dalam penelitian ini adalah media pembelajaran yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara kronologis sehingga membantu siswa menemukan konsep pada materi pokok hidrokarbon. 5. Aktivitas yang diamati dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran (on task) yaitu:

7 a. Aktif mengemukakan pendapat Aktivitas siswa pada saat siswa memberikan pendapatnya terhadap sebuah permasalahan ketika diskusi kelas atau pada saat guru memberikan pertanyaan. b. Aktif dalam diskusi Aktif melakukan diskusi sesuai materi yang dipelajari pada saat proses pembelajaran berlangsung. c. Aktif bertanya Aktif mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran berlangsung. d. Aktif menjawab pertanyaan Aktif menjawab pertanyaan selama proses pembelajaran berlangsung. 6. Penguasaan konsep merupakan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan materi hidrokarbon yang dimiliki siswa setelah mengikuti suatu pembelajaran yang ditunjukkan oleh nilai tes formatif pada setiap akhir siklus.