II. TINJAUAN PUSTAKA. Kayu afrika merupakan jenis pohon yang meranggas atau menggugurkan daun

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi dari tanaman Aren ( A. pinnata Merr ) adalah sebagai berikut:

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon,

Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 HST

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

I. Judul Pematahan Dormansi Biji II. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit keras dengan fisik dan kimiawi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai banyak manfaat. Dalam taksonomi tumbuhan, Staples dan. Elevitch (2006) mengklasifikasikan trembesi sebagai berikut.

TINJAUAN PUSTAKA. (United States Department of Agriculture, 2011). vertikal dan horizontal. Bagian akar yang aktif adalah pada kedalaman cm,

TINJAUAN PUSTAKA. Sirsak (AnnonamuricataLinn) berasal dari wilayah Amerika tropis,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Uji perkecambahan benih padi dengan menggunakan konsentrasi larutan Kalium Nitrat (KNO 3 ) 3%

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon

Lampiran 1. Deskripsi kacang hijau varietas Camar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi dua yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak

Pokok Bahasan. Tambahan

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera dan Kalimantan, itu pun dalam jumlah sedikit (Sinar Harapan, 2003).

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom : Plantae; Subkingdom : Tracheobionta; Super Divisi : Spermatophyta;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketinggian m dpl, pada tempat-tempat yang bervariasi keadaan

PEMATAHAN DORMANSI BENIH

BAB I PENDAHULUAN. Kenari merupakan Family dari Burseraceae. Famili ini terdiri dari 16

Tipe perkecambahan epigeal

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut :

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau

Pendahuluan. ACARA I Perkecambahan Benih. (eksternal). Faktor Dalam Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. saat ini. Kedelai berasal dari Asia, diperkenalkan ke Amerika Utara, Eropa,

MAKALAH BIOLOGI PENGARUH JENIS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

MENGAMATI PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU

I. PENDAHULUAN. multiguna karena hampir seluruh bagian pohonnya dapat dimanfaatkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hermawan (2013), klasifikasi botani tanaman sorgum (Sorghum bicolor

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman

1. Kecambah Normal. adalah kecambah yang menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal jika ditanam dalam kondisi optimum.

TINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Viabilitas dan Vigoritas

PENGARUH PERLAKUAN PENGAMPLASAN TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH BENIH AREN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

BAB I PENDAHULUAN. Hutan memiliki banyak fungsi ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, ekologi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

I. PENDAHULUAN. Tengah dan Amerika Selatan sebelah utara, tetapi pohon trembesi banyak

2014/10/27 O OH. S2-Kimia Institut Pertanian Bogor HERBISIDA. Company LOGO HERBISIDA PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. kecoklatan, dan memiliki bintil akar berwarna merah muda segar dan sangat

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 2 No. 1. Januari 2014 ( )

BENIH DAN PERKECAMBAHAN KAYU KUKU (Pericopsis mooniana THW)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TEKNIK PEMBIBITAN MERBAU (Intsia bijuga) Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat

TINJAUAN PUSTAKA. secara umum dapat dikeringkan hingga kadar air 5% tanpa kerusakan. Karena sifat ini,

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

MATERI 3. VIABILITAS, VIGOR DAN UJI TZ

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman rosela diklasifikasikan dengan kingdom Plantae, divisio

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan tanaman diawali oleh proses perkecambahan, ada beberapa

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

Pengujian Daya Berkecambah

PENGERTIAN. tanaman atau bagian tanaman akibat adanya

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Steenis (2006) Ki Hujan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Regenerasi merupakan salah satu upaya mahluk hidup untuk. mempertahankan eksistensinya. Regenerasi tumbuhan dapat

MATERI 3. VIABILITAS, VIGOR DAN UJI TZ

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis

STUDI PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI BENIH DENGAN SKARIFIKASI MEKANIK DAN KIMIAWI

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Klasifikasi dari tanaman kedelai menurut Rukmana dan Yuyun, : Dicotyledoneae/Archichlamydae

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kayu Afrika (Maesopsis eminii) Kayu afrika merupakan jenis pohon yang meranggas atau menggugurkan daun tinggi mencapai 45 m dengan batang bebas cabang 2 per 3 dari tinggi total, kulit batang berwarna abu-abu pucat, beralur dalam, kulit dalam merah tua. Kayu afrika mempunyai daun sederhana, duduk daun saling berhadapan, panjang 6--15 cm dengan tepi daun bergerigi, tandan terdiri banyak bunga, sepanjang ketiak daun, panjang 1--5 cm. Bunga kayu afrika merupakan bunga kecil, berkelamin ganda, mahkota putih kekuningan. Buah bertipe buah batu lonjong, panjang 20-- 35 mm pohon dan bagian dari kayu afrika dapat dilihat pada Gambar 1 (Departemen Kehutanan, 2002). Gambar 1. Pohon kayu afrika dan bagian-bagiannya (Foto Departemen Kehutanan, 2002) Keterangan : 1). Bentuk pohon 2). Cabang dengan bunga 3). Bagian bawah daun; 4).Bunga 5).Cabang dengan buah.

Pembungaan dan pembuahan dimulai ketika pohon berumur 4--5 tahun terdapat 6 dua periode musim berbunga, di Malaysia pada bulan Februari -- Mei dan bulan Agustus -- September, di Indonesia musim berbunga pada bulan Februari -- Juni. Musim buah di Jawa Barat terjadi pada bulan Juli -- Agustus, buah masak dicirikan oleh warna kulit buah ungu kehitaman. Perubahan warna pada buah kayu afrika dari muda sampai dengan tua yaitu hijau, kuning, merah keunguan dan ungu kehitaman benih yang berasal dari buah berwarna ungu menunjukkan keadaan yang mendekati masak fisiologis, sedangkan mencapai puncak masak fisiologis pada benih yang berasal dari buah berwarna ungu kehitaman, buah kayu afrika yang sudah masak fisiologis dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Buah kayu afrika yang berwarna ungu kehitaman dan telah masak fisiologis. Buah berukuran panjang 2--2.5 cm dengan satu bagian meruncing, dan sebagian lain menumpul (ovoid) dengan lubang kecil bekas tangkai buah, sedangkan benihnya berukuran 1.8--2 cm.

B. Cara Ektraksi Benih Kayu Afrika 7 Buah kayu afrika yang masak dikumpulkan dengan cara mengambil buah di atas pohon atau memungut buah yang jatuh. Benih dikeluarkan dari buah masak dengan cara merendam buah dalam air selama 1 hari dan membersihkan daging buahnya dengan food processor atau manual, sisa daging buah yang menempel pada kulit benih harus dibersihkan dengan sikat atau pasir untuk mencegah serangan jamur (Gambar 3). Benih dapat disimpan pada ruangan dan temperatur rendah (4 0 --8 0 C) dengan wadah yang disimpan tertutup (Nurhasybi, 2011). Gambar 3. Benih kayu afrika yang telah diektraksi. C. Taksonomi Kayu Afrika Kayu afrika memiliki nama lokal pohon payung, musizi, afrika dan manii. Dalam sistem klasifikasi, tanaman kayu afrika mempunyai penggolongan sebagai berikut (Departemen Kehutanan, 2002). Divisi Kelas = Spermatophyta = Angiospermae

Sub-kelas Famili Genus Spesies = Dicotyledoneae = Rhamnaceae = Maesopsis = Maesopsis eminii Engl. 8 Terdapat dua sub jenis kayu afrika yaitu Maesopsis eminii subsp. eminii dan Maesopsis eminii subsp. berchemioides (Pierre) N. Halle. Jenis kayu afrika yang dapat ditemukan di wilayah Indonesia adalah kayu afrika dari sub jenis eminii Engl. D. Penyebaran dan habitat kayu afrika Kayu afrika merupakan jenis kayu endemik dari Afrika, kayu ini tumbuh alami pada bentang geografis antara 8 LU dan 6 LS, kebanyakan ditemukan di hutan tinggi dalam ekoton antara hutan dan sabana. Merupakan jenis suksesi yang tumbuh pada areal hutan yang terganggu ekosistemnya. Pada sebaran alami jenis ini tumbuh di dataran rendah sampai hutan sub pegunungan sampai ke-tinggian 1.800 m dpl. Pohon kayu afrika di Indonesia diintroduksikan pertama kali di Jawa Barat. Jenis ini tumbuh baik pada ketinggian 100--1500 m dpl dengan curah hujan 1400--3600 mm/tahun. Tumbuh baik pada tanah yang subur dan bebas genangan air, toleran terhadap tanah yang tidak subur, tanah berpasir, dan keasaman (Burahman dkk., 2011). E. Manfaat Kayu Afrika Kayu afrika mempunyai kegunaan yang luas, kegunaan utamanya adalah untuk bahan konstruksi ringan, peti kemas, kotak, dan sudah digunakan untuk bahan plywood. Dilihat dari potensi yang dimilikinya, kayu afrika mempunyai prospek

9 yang baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman (Winarni dan Elia, 2009). Daun kayu afrika digunakan untuk pakan ternak karena kandungan bahan keringnya mencapai 35% dan dapat dicerna dengan baik oleh ternak. Pada pola agroforestri kayu afrika ditanam sebagai penaung coklat, kopi, kapulaga dan teh, juga ditanam untuk pengendali erosi (Departemen Kehutanan, 2002). F. Perkecambahan benih Benih adalah biji yang dapat berfungsi dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan tanaman (Indriyanto, 2008). Bahan tanaman dapat berasal dari sumber yang baik, yaitu pohon plus, tegakan benih, area pengumpulan benih, kebun benih semai, kebun benih klon, dan kebun benih pangkas. Jika bahan tanaman suatu jenis pohon tidak terdapat pada keenan sumber tersebut maka dapat diperoleh dari bank klon (Santoso, 1991 dikutip oleh Indriyanto, 2008). Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologis, dan biokimia. Menurut Daniel et al., (1995), proses perkecambahan benih adalah sebagai berikut. 1. Penyerapan air terjadi sebagian besar oleh imbibisi. 2. Perbesaran sel dan pembelahan sel dimulai. 3. Enzim diaktifkan. 4. Karbohidrat, pati, lemak dan protein yang tidak larut dihidrolisis menjadi subtansi lebih sederhana larut dalam air yang diangkut dari endosperma ke embrio.

5. Kecepatan respirasi bertambah dengan cepatnya energi dibebaskan. 10 6. Pertambahan terjadi dalam pembesaran sel dan pembelahan sel. 7. Kehilangan berat terjadi dengan cepat. 8. Diferensiasi sel menjadi berbagai jaringan dan terbentuknya organ semai 9. Perkecambahan sesungguhnya lengkap ketika semai telah menghasilkan cukup tempat untuk menyediakan kebutuhan karbohidratnya sendiri. Menurut Sutopo (1998), tipe-tipe pertumbuhan awal perkecambahan tanaman dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Tipe epigeal (epigeous), yaitu munculnya radikula diikuti dengan memanjangnya hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah. 2. Tipe hipogeal (hypogeous), yaitu munculnya radikula diikuti dengan pemanjangan plumula, hipokotil tidak memanjang ke atas permukaan tanah, sedangkan koteledon tetap berada di dalam kulit biji di bawah permukaan tanah. Kriteria untuk mengevaluasi kecambah menurut Sutopo (2004) adalah sebagai berikut: a. Kecambah normal, yaitu kecambah yang memiliki perkembangan sistem perakaran baik terutama akar primer, dan untuk tanaman yang secara normal menghasilkan akar seminal maka akar ini tidak boleh kurang dari dua kali panjang benih, perkembangan hipokotil yang baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan-jaringannya, pertumbuhan plumula yang sempurna dengan daun hijau dan tumbuh baik, di dalam atau muncul dari koleoptil atau

11 pertumbuhan epikotil yang sempurna dengan kuncup yang normal, memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil. b. Kecambah abnormal, yaitu kecambah yang rusak, tanpa kotiledon, embrio yang pecah dan akar primer yang pendek, kecambah yang bentuknya cacat, perkembangannya lemah atau kurang seimbang dari bagian-bagian yang penting, plumula yang terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon yang membengkok, akar yang pendek, koleoptil yang pecah atau tidak mempunyai daun, kecambah yang kerdil, kecambah yang tidak membentuk klorofil. Kecambah yang lunak, untuk benih pohon-pohonan bila dari mikropyle keluar daun bukannya akar. c. Kecambah mati kriteria ini ditujukan pada benih-benih yang busuk sebelum berkecambah atau tidak tumbuh setelah jangka waktu pengujian yang ditentukan, tetapi bukan dalam keadaan dorman. d. Benih keras merupakan benih yang pada akhir uji daya kecambah masih keras karena tidak menyerap air disebabkan oleh kulit biji yang impermeable, dianggap sebagai benih keras. e. Benih yang belum busuk tetapi tidak berkecambah, kriteria ini dilihat pada benih yang tidak busuk, atau masih hidup dan sudah mengalami pembengkakan tatapi belum berkecambah. Untuk benih-benih yang demikian harus disebutkan sebagai persentase tersendiri dan dapat diberi perlakuan tertentu yaitu diperpanjang waktu pengujiannya, diberi perlakuan khusus atau uji biokimia.

G. Dormansi pada benih 12 Dormansi benih adalah suatu keadaan benih tidak dapat berkecambah walaupun diletakkan pada kondisi yang memenuhi syarat untuk berkecambahan (Indriyanto, 2011). Menurut Budi dkk. (2010), benih yang mengalami dormansi umumnya ditandai oleh: a. Rendahnya atau tidak adanya proses imbibisi air, b. Proses respirasi tertekan atau terhambat, c. Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan, d. Rendahnya proses metabolisme cadangan makanan. Selanjutnya menurut Budi dkk. (2010), mengelompokkan dormansi menjadi 2 tipe yaitu sebagai berikut. 1. Dormansi fisik, disebabkan oleh pembatasan struktural terhadap perkecambahan biji, seperti kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas ke dalam biji. 2. Dormansi fisiologis penyebabnya adalah embrio yang belum sempurna pertumbuhannya atau belum matang. Dormansi fisiologis disebabkan oleh zat pengatur tumbuh, baik berupa penghambat maupun perangsang tumbuh. H. Viabilitas benih Viabilitas benih merupakan tolak ukur apakah benih viabel atau tidak, dengan cara melakukan pengujian benih, dan mengetahui kondisi pertumbuhan benih pada lingkungan yang optimal. Daya hidup benih yang dapat ditunjukkan melalui

gejala metabiolisme atau gejala pertumbuhan, selain itu daya kecambah juga 13 merupakan tolak ukur parameter viabilitas potensial benih. Viabilitas benih pada umumnya diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah (Kamil, 1982). Parameter untuk viabilitas benih yang digunakan adalah persentase perkecambahan yang cepat dan perkecambahan kuat. Hal ini mencerminkan kekuatan benih tumbuh yang dinyatakan sebagai laju perkecambahan. Penilaian dilakukan dengan membandingkan kecambah satu dengan kecambah lainnya sesuai kriteria kecambah normal, abnormal, dan mati (Sutopo, 2002). I. Perendaman dalam Air Air merupakan kebutuhan dasar yang utama untuk perkecambahan. Kebutuhan air berbeda-beda tergantung dari spesies tanaman. Beberapa benih dapat bertahan pada kondisi air yang berlebihan, dan juga ada benih yang peka terhadap air. Menurut Pranoto dkk. (1990), fungsi dari air pada benih adalah sebagai berikut: 1. Melunakkan benih sehingga embrio dan endosperma membengkak dan menyebabkan retaknya kulit benih 2. Memungkinkan pertukaran gas sehingga suplai oksigen ke dalam benih terjadi 3. Mengencerkan protoplasma sehingga terjadi proses-proses metabolisme di dalam benih 4. Mentranslokasikan cadangan makanan ke titik tumbuh yang memerlukan, perkecambahan terjadi bila air yang cukup diserap benih.

Menurut Sutopo (2004), beberapa jenis benih terkadang diberi perlakuan 14 perendaman dalam air dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih. Schmidt (2000), menyatakan perendaman merupakan prosedur yang sangat lambat untuk mengatasi dormansi fisik, dan ada resiko besar bahwa benih akan mati jika dibiarkan dalam air sampai seluruh benih menjadi permiabel. Akan tetapi, banyak jenis tanpa dormansi atau dormansinya yang telah dipatahkan memperoleh manfaat dari perendaman dalam air, biasanya 12--24 jam sebelum penaburan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Musradi (2006), menyatakan perlakuan perendaman benih merbau darat dalam air selama 24 jam dengan suhu 25 0 C, 35 0 C, 45 0 C, 55 0 C, 65 0 C, dan 75 0 C, didapatkan benih yang direndam pada suhu 75 0 C dengan lama waktu perendaman 24 jam memberikan nilai persentase kecambah yang cukup besar yaitu 81%. Pada suhu 25 0 C, 35 0 C, 45 0 C, 55 0 C, dan 65 0 C menghasilkan persentase kecambah yang lebih rendah yaitu rata-rata 65%. Sadjad (1975), menyatakan faktor penting dalam perkecambahan benih adalah air, oksigen dan cahaya, tetapi jika melakukan perendaman benih pada waktu yang lama, akan mengurangi persentase kecambah.