Formulir 1 Data dan Informasi Hasil Kegiatan Penelitian tahun 2010 Puslit Bioteknologi LIPI Tahun Anggaran 2010 Sumber Dana PROGRAM INSENTIF PENELITI DAN PEREKAYASA LIPI Bidang kegiatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Judul kegiatan penelitian Pengembangan Produksi Benih Kehutanan Menggunakan Enkapsulasi "Pupuk Bio" dan Produksi Mikroba Penghasil Hormon Tumbuh Tanaman dan Peranannya dalam Menunjang REDD (Reduced Emission From Deforestration and Degradation) Penanggung jawab Anggota Jenis Hasil Kegiatan Drs. Dody Priadi 1. Ir. Nurul Sumiasri, APU 2. Dra. Harmastini I. Sukiman, M.Agr. 3. Drs. Arif Soeksmanto 4. Sylvia J.R. Lekatompessy, S.Si Benih sengon dan mangium berenkapsulasi yang mengandung mikroba penyubur tanah Deskripsi hasil kegiatan Mikroba tanah seperti rhizobium yang mempunyai kemampuan menambat nitrogen dari udara dan memproduksi hormon IAA (Indole Acetyc Acid) serta jamur mikorisa yang mempunyai kemampuan menambat fosfat dari tanah dapat dikembangkan menjadi pupuk bio yang dapat diaplikasikan pada teknik enkapsulasi benih. Enkapsulasi benih kehutanan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti tanah, dedak, kompos dan tepung tapioka yang mengandung pupuk bio dalam bentuk biomassa sel mikroba tersebut. Perbanyakan biomassa sel kedua jenis mikroba tersebut dilakukan dengan teknik fermentasi ganda yang menggunakan substrat pati ubi kayu (Manihot esculenta). Benih berenkapsulasi dapat diaplikasikan untuk penghutanan kembali (reforestation) hutan yang gundul akibat manusia dan bencana alam. Penghutanan kembali lahan yang luas dan mempunyai topografi yang sulit dijangkau seperti lereng terjal dan terpencil tidak mungkin dilakukan secara langsung di lahan sasaran sehingga harus menggunakan teknik penyebaran dari udara (aeroseeding) yang menggunakan benih yang mampu bertahan hidup di lahan sasaran dengan viabilitas yang masih tinggi yaitu dengan membekali benih tersebut dengan bahan cadangan hara pada bahan enkapsulatnya sampai kondisi yang kondusif untuk mengambil hara dari dalam tanah.
Pada tahun 2010 telah dilakukan optimasi jenis dan konsentrasi bahan enkapsulat yang ramah lingkungan berbasis bahan tanah dan agar (YEMA) dengan penambahan rhizobium dan mikorisa menggunakan benih sengon (Paraserianthes falcataria) dan mangium (Acacia mangium) sebagai model. Hasil pengujian daya kecambah benih dari lapangan menunjukkan bahwa benih sengon mempunyai daya perkecambahan yang lebih tinggi dari mangium, sedangkan daya perkecambahan sengon tertinggi (97,3%) pada media kertas tisu dan 61,7% pada media lahan berumput diperoleh dari benih sengon asal Cianjur. Daya perkecambahan benih sengon berenkapsulasi tanpa mikroba tertinggi (24,7%) sedangkan mangium adalah 86,7.% diperoleh dari perlakuan enkapsulasi G (100 g tanah + 100 g kompos + 100 g tepung tapioka) sedangkan untuk benih, sedangkan terendah (5,3%) diperoleh dari perlakuan D (100 g tanah + 100 g dedak + 300 g tapioka). Daya perkecambahan tertinggi benih sengon berenkapsulasi berbasis tanah yang menggunakan mikroba adalah 19% diperoleh dari benih asal Tasikmalaya, sedangkan terendah (4%) masing-masing diperoleh dari benih asal Bogor dan Cianjur. Daya perkecambahan tertinggi benih sengon berenkapsulasi berbasis agar (YEMA) yang menggunakan mikroba adalah 16% diperoleh dari benih asal Bogor, sedangkan perlakuan lainnya terkontaminasi oleh jamur. Hasil skrining IAA (Indole Acetyc Acid) pada rhizobium menunjukkan bahwa isolat DBM 10.3 memproduksi IAA paling tinggi (OD=0,502) dari 6 isolat rhizobium yang memproduksi IAA. Hasil perbanyakan bakteri Rhizobium yang menghasilkan IAA tertinggi menunjukkan bahwa kerapatan biomassa sel tertinggi (OD=2,108) dicapai pada hari ke 6, sedangkan jumlah populasi sel tertinggi (1,85 MM 10 8 sel/ml) dicapai pada hari ke 4. Pada tahun selanjutnya akan dilakukan produksi benih kehutanan berenkapsulasi hasil penelitian tahun 2010 dan aplikasinya di lahan marginal. Spesifikasi Tabel 1. Daya Perkecambahan, Kecepatan Perkecambahan, dan Vigor Kecambah Benih yang Dienkapsulasi Menggunakan Tanah (Kapsul Tanah) Perlakuan DK (%) KCT (% /etmal) Kontrol Kondisi Vigor Ketega kan Warna Bogor 33 6.630 Baik Tegak Hijau Cianjur 61 14.158 Baik Tegak Hijau Tasik 47 9.564 Baik Tegak Hijau G Bogor 13 2.318 Baik Tegak Hijau
Cianjur 37 4.894 Baik Tegak Hijau Tasik 36 4.480 Baik Tegak Hijau H Bogor 4 0.401 Baik Tegak Hijau Cianjur 4 0.485 Baik Tegak Hijau Tasik 19 2.228 Baik Tegak Hijau Bogor 5 0.453 Baik Tegak Hijau Cianjur 13 1.362 Baik Tegak Hijau Tasik 14 1.578 Baik Tegak Hijau Keterangan: DK= Daya Perkecambahan; KCT = Kecepatan Perkecambahan Tabel 2. Daya Perkecambahan, Kecepatan Perkecambahan, dan Vigor Kecambah Benih yang Dienkapsulasi Menggunakan Agar (Kapsul Agar) Perlakuan DK (%) KCT (% /etmal) I Kontrol Kondisi Vigor Ketega kan Warna Bogor 28 5.314 Baik Tegak Hijau Cianjur 42 5.902 Baik Tegak Hijau Tasik 51 8.571 Baik Tegak Hijau Bogor 16 1.445 Baik Tegak Hijau Cianjur 7 0.621 Baik Tegak Hijau Tasik 11 1.493 Baik Tegak Hijau Bogor - - - - - Cianjur 2 0.254 Baik Tegak Hijau Tasik - - - - - Bogor 15 1.827 Baik Tegak Hijau Cianjur 2 0.311 Baik Tegak Hijau Tasik 2 0.310 Baik Tegak Hijau J K L
Keunggulan Keterangan: DK= Daya Perkecambahan; KCT = Kecepatan Perkecambahan - - Meningkatkan nilai tambah benih dalam rangka mendukung program penghutanan kembali di daerah yang mempunyai kendala topografis dan geografis Aplikasi dan manfaat - Mengurangi penggunaan pupuk anorganik yang dapat menyebabkan kerusakan tanah - Meningkatkan penggunaan pupuk organik berbasis mikroba. Info lainnya Gambar terkait Gambar 1. Alur Kegiatan Enkapsulasi Benih Kehutanan A B Gambar 2. Benih sengon berkecambah yang dikecambahkan di dalam ruangan (A) dan benih sengon tidak berkecambah, yang dikecambahkan di dalam growth chamber (B)
Publikasi terkait/hasil Priadi, D. 2010. Aplikasi Teknik Enkapsulasi Pada Benih Sengon (Paraserianthes falcataria). Teknologi Indonesia 33(2):92-99. ISSN 0126-1533. Terakreditasi LIPI 262/AUI/P2MBI/05/2010. Lab/Kelti terkait Kontak person Sub Bidang Kebun Plasma Nutfah Tumbuhan dan Hewan Dody Priadi