Formulir 1 Data dan Informasi Hasil Kegiatan Penelitian tahun 2010 Puslit Bioteknologi LIPI

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI TEKNIK ENKAPSULASI PADA BENIH SENGON (Paraserianthes falcataria)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari

Pendahuluan. ACARA I Perkecambahan Benih. (eksternal). Faktor Dalam Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

OPTIMALISASI PRODUKSI SEL RHIZOBIUM DARI TUMBUHAN LEGUMINOSA LAHAN GAMBUT SEBAGAI BIOFERTILIZER

Formulir 1 Data dan Informasi Hasil Kegiatan Penelitian [tahun ] Puslit Bioteknologi LIPI

I. ISOLASI MIKROBA. Pembuatan Biofertilizer & Bioaktivator PRINSIP PEMBUATAN BIOFERTILIZER 1/1/2013

Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ A0 T1 20,75 27,46 38,59 86,80 28,93 T2 12,98 12,99 21,46 47,43 15,81 T3 16,71 18,85 17,90 53,46 17,82

Optimalisasi Panen Pada Tanaman Tua di Lingkup Kebun PT. Asam Jawa. Presentation by P.T. Asam Jawa

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tipe perkecambahan epigeal

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

VIABILITAS Azospirillum brasilense PADA ENKAPSULASI MENGGUNAKAN CAMPURAN NATRIUM ALGINAT DAN TEPUNG TAPIOKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan. daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan

SKRIPSI. Persyaratan Sarjana-1. Disusun Oleh: VINA A FAKULTA

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. jerami padi dan feses sapi perah dengan berbagai tingkat nisbah C/N disajikan pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hutan menurut Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999 adalah suatu kesatuan

Mikroba Penghasil Fitohormon

Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si

BAB I. PENDAHULUAN. menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Pemanasan tersebut

I. LATAR BELAKANG MASALAH. Tanaman kelapa sawit mulai dibudayakan secara komersial pada tahun 1911.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

PENDAHULUAN. Mucuna bracteata adalah salah satu tanaman Leguminosae Cover Crop

Efikasi Burkholderia cepacia GL3 dalam Memacu Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max)

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan sentra penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

PERBANDINGAN MEDIA TANAM TOP SOIL DAN PUPUK KANDANG PADA WADAH BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA BRACTEATA

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang terletak km di utara kota Yogyakarta. Gunungapi Merapi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REGENERASI TANAMAN SENGON (Albizia falcataria) MELALUI MULTIPLIKASI TUNAS AKSILAR DENGAN PENGGUNAAN KOMBINASI ZPT DAN AIR KELAPA SKRIPSI.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tiram (Pleurotus ostreatus) berupa jumlah tubuh buah dalam satu rumpun dan

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL HASIL FERMENTASI GAPLEK SINGKONG KARET (Monihot glaziovii Muell) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU BERBEDA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. pangan masyarakat antara lain dengan penganekaragaman pola makan sehari-hari

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

I.20 PENGEMBANGAN METODE DETEKSI DAN DETOKSIFIKASI SENYAWA SIANOGEN DALAM PENGOLAHAN UBI KAYU

LAPORAN AKHIR MATA KULIAH TEKNOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN PUPUK HAYATI MIKORIZA MIRPROB

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini mendorong permintaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan tegakan berkayu banyak tumbuh dalam ekosistem hutan.

S I L A B U S. Menjelaskan pengertian pertanian secara umum Menunjukkan kedudukan dan keterkaitan pertanian dengan ilmu-ilmu

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Singkong ( Manihot esculenta) merupakan salah satu komoditas yang memiliki

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN MUTU BIBIT TANAMAN HUTAN

F1-35 PENINGKATAN PRODUKSI DAN APLIKASI BAHAN AKTIF PENGENDALI JAMUR FITOPATOGEN PADA TANAMAN KAKAO. Peneliti Utama : Rofiq Sunaryanto

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

TERM OF REFFERENCE (TOR) PENINGKATAN SERAPAN HARA, PENGISIAN TONGKOL, DAN PENCEGAHAN SERANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam al-qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa (Cocos nucifera L) disebut pohon kehidupan, karena hampir semua

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang berasal dari biji, contohnya yaitu padi. Dalam Al-Qur'an telah

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

TINJAUAN PUSTAKA. menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman

Restorasi Organik Lahan. Aplikasi Organik Untuk Pemulihan Biofisik Lahan & Peningkatan Sosial Ekonomi Melalui Penerapan Agroforestri.

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri. Menurut Napiah (2009) ketersediaan BBM indonesia hanya akan mencapai

PENDAHULUAN. hingga mencapai luasan 110 ribu Ha. Pengurangan itu terlihat dari perbandingan

Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan menggunakan

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga untuk mendukung

Modul satu Aspek Ekonomi dan Botani Tanaman Serealia Modul dua Lingkungan Tumbuh Tanaman Serealia

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Lampiran 1 Rekapitulasi data tegakan akasia (Acacia mangium)

STUDI PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI BENIH DENGAN SKARIFIKASI MEKANIK DAN KIMIAWI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu berasal dari Brazilia. Ilmuwan yang pertama kali melaporkan hal ini

BAB I PENDAHULUAN. produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan bahan kimia yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sangat berperan penting sebagai sumber asupan gizi yang dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar mata pencarian

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanah marginal merupakan tanah yang memiliki mutu rendah karena

I. PENDAHULUAN. perkebunan tebu terbesar di Lampung adalah PT. Gunung Madu Plantation

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan makanan pada saat masa penggantian dari makanan kuning telur ke

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan utama di Indonesia yang sampai saat ini

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Jawa, Maluku, dan Irian Jaya (Iskandar, 2006). Menurut Martawijaya dan

Transkripsi:

Formulir 1 Data dan Informasi Hasil Kegiatan Penelitian tahun 2010 Puslit Bioteknologi LIPI Tahun Anggaran 2010 Sumber Dana PROGRAM INSENTIF PENELITI DAN PEREKAYASA LIPI Bidang kegiatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Judul kegiatan penelitian Pengembangan Produksi Benih Kehutanan Menggunakan Enkapsulasi "Pupuk Bio" dan Produksi Mikroba Penghasil Hormon Tumbuh Tanaman dan Peranannya dalam Menunjang REDD (Reduced Emission From Deforestration and Degradation) Penanggung jawab Anggota Jenis Hasil Kegiatan Drs. Dody Priadi 1. Ir. Nurul Sumiasri, APU 2. Dra. Harmastini I. Sukiman, M.Agr. 3. Drs. Arif Soeksmanto 4. Sylvia J.R. Lekatompessy, S.Si Benih sengon dan mangium berenkapsulasi yang mengandung mikroba penyubur tanah Deskripsi hasil kegiatan Mikroba tanah seperti rhizobium yang mempunyai kemampuan menambat nitrogen dari udara dan memproduksi hormon IAA (Indole Acetyc Acid) serta jamur mikorisa yang mempunyai kemampuan menambat fosfat dari tanah dapat dikembangkan menjadi pupuk bio yang dapat diaplikasikan pada teknik enkapsulasi benih. Enkapsulasi benih kehutanan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti tanah, dedak, kompos dan tepung tapioka yang mengandung pupuk bio dalam bentuk biomassa sel mikroba tersebut. Perbanyakan biomassa sel kedua jenis mikroba tersebut dilakukan dengan teknik fermentasi ganda yang menggunakan substrat pati ubi kayu (Manihot esculenta). Benih berenkapsulasi dapat diaplikasikan untuk penghutanan kembali (reforestation) hutan yang gundul akibat manusia dan bencana alam. Penghutanan kembali lahan yang luas dan mempunyai topografi yang sulit dijangkau seperti lereng terjal dan terpencil tidak mungkin dilakukan secara langsung di lahan sasaran sehingga harus menggunakan teknik penyebaran dari udara (aeroseeding) yang menggunakan benih yang mampu bertahan hidup di lahan sasaran dengan viabilitas yang masih tinggi yaitu dengan membekali benih tersebut dengan bahan cadangan hara pada bahan enkapsulatnya sampai kondisi yang kondusif untuk mengambil hara dari dalam tanah.

Pada tahun 2010 telah dilakukan optimasi jenis dan konsentrasi bahan enkapsulat yang ramah lingkungan berbasis bahan tanah dan agar (YEMA) dengan penambahan rhizobium dan mikorisa menggunakan benih sengon (Paraserianthes falcataria) dan mangium (Acacia mangium) sebagai model. Hasil pengujian daya kecambah benih dari lapangan menunjukkan bahwa benih sengon mempunyai daya perkecambahan yang lebih tinggi dari mangium, sedangkan daya perkecambahan sengon tertinggi (97,3%) pada media kertas tisu dan 61,7% pada media lahan berumput diperoleh dari benih sengon asal Cianjur. Daya perkecambahan benih sengon berenkapsulasi tanpa mikroba tertinggi (24,7%) sedangkan mangium adalah 86,7.% diperoleh dari perlakuan enkapsulasi G (100 g tanah + 100 g kompos + 100 g tepung tapioka) sedangkan untuk benih, sedangkan terendah (5,3%) diperoleh dari perlakuan D (100 g tanah + 100 g dedak + 300 g tapioka). Daya perkecambahan tertinggi benih sengon berenkapsulasi berbasis tanah yang menggunakan mikroba adalah 19% diperoleh dari benih asal Tasikmalaya, sedangkan terendah (4%) masing-masing diperoleh dari benih asal Bogor dan Cianjur. Daya perkecambahan tertinggi benih sengon berenkapsulasi berbasis agar (YEMA) yang menggunakan mikroba adalah 16% diperoleh dari benih asal Bogor, sedangkan perlakuan lainnya terkontaminasi oleh jamur. Hasil skrining IAA (Indole Acetyc Acid) pada rhizobium menunjukkan bahwa isolat DBM 10.3 memproduksi IAA paling tinggi (OD=0,502) dari 6 isolat rhizobium yang memproduksi IAA. Hasil perbanyakan bakteri Rhizobium yang menghasilkan IAA tertinggi menunjukkan bahwa kerapatan biomassa sel tertinggi (OD=2,108) dicapai pada hari ke 6, sedangkan jumlah populasi sel tertinggi (1,85 MM 10 8 sel/ml) dicapai pada hari ke 4. Pada tahun selanjutnya akan dilakukan produksi benih kehutanan berenkapsulasi hasil penelitian tahun 2010 dan aplikasinya di lahan marginal. Spesifikasi Tabel 1. Daya Perkecambahan, Kecepatan Perkecambahan, dan Vigor Kecambah Benih yang Dienkapsulasi Menggunakan Tanah (Kapsul Tanah) Perlakuan DK (%) KCT (% /etmal) Kontrol Kondisi Vigor Ketega kan Warna Bogor 33 6.630 Baik Tegak Hijau Cianjur 61 14.158 Baik Tegak Hijau Tasik 47 9.564 Baik Tegak Hijau G Bogor 13 2.318 Baik Tegak Hijau

Cianjur 37 4.894 Baik Tegak Hijau Tasik 36 4.480 Baik Tegak Hijau H Bogor 4 0.401 Baik Tegak Hijau Cianjur 4 0.485 Baik Tegak Hijau Tasik 19 2.228 Baik Tegak Hijau Bogor 5 0.453 Baik Tegak Hijau Cianjur 13 1.362 Baik Tegak Hijau Tasik 14 1.578 Baik Tegak Hijau Keterangan: DK= Daya Perkecambahan; KCT = Kecepatan Perkecambahan Tabel 2. Daya Perkecambahan, Kecepatan Perkecambahan, dan Vigor Kecambah Benih yang Dienkapsulasi Menggunakan Agar (Kapsul Agar) Perlakuan DK (%) KCT (% /etmal) I Kontrol Kondisi Vigor Ketega kan Warna Bogor 28 5.314 Baik Tegak Hijau Cianjur 42 5.902 Baik Tegak Hijau Tasik 51 8.571 Baik Tegak Hijau Bogor 16 1.445 Baik Tegak Hijau Cianjur 7 0.621 Baik Tegak Hijau Tasik 11 1.493 Baik Tegak Hijau Bogor - - - - - Cianjur 2 0.254 Baik Tegak Hijau Tasik - - - - - Bogor 15 1.827 Baik Tegak Hijau Cianjur 2 0.311 Baik Tegak Hijau Tasik 2 0.310 Baik Tegak Hijau J K L

Keunggulan Keterangan: DK= Daya Perkecambahan; KCT = Kecepatan Perkecambahan - - Meningkatkan nilai tambah benih dalam rangka mendukung program penghutanan kembali di daerah yang mempunyai kendala topografis dan geografis Aplikasi dan manfaat - Mengurangi penggunaan pupuk anorganik yang dapat menyebabkan kerusakan tanah - Meningkatkan penggunaan pupuk organik berbasis mikroba. Info lainnya Gambar terkait Gambar 1. Alur Kegiatan Enkapsulasi Benih Kehutanan A B Gambar 2. Benih sengon berkecambah yang dikecambahkan di dalam ruangan (A) dan benih sengon tidak berkecambah, yang dikecambahkan di dalam growth chamber (B)

Publikasi terkait/hasil Priadi, D. 2010. Aplikasi Teknik Enkapsulasi Pada Benih Sengon (Paraserianthes falcataria). Teknologi Indonesia 33(2):92-99. ISSN 0126-1533. Terakreditasi LIPI 262/AUI/P2MBI/05/2010. Lab/Kelti terkait Kontak person Sub Bidang Kebun Plasma Nutfah Tumbuhan dan Hewan Dody Priadi