BAB IV ANALIS IS. IV.1. Pendekatan Perancangan Arsitektural Terhadap Topik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Dasar dari perencanaan dan perancangan Kos Kosan Hotel ini adalah konsep

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP. berkunjung menjenguk anaknya. Kostel yang mengangkat tema mengefisiensikan energi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB IV ANALIS IS. IV.1.1. Situasi Lingkungan dan Bangunan Eksisting. Gambar 7. Jalur angkutan umum sekitar tapak

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Penentuan konsep perencanaan dan perancangan di dasar kepada:

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. a. Kelompok kegiatan pribadi. pribadi, seperti : tidur, mandi, makan, belajar. b. Kelompok kegiatan bersama (sosial)

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP. Zoning dibagi menjadi 4 bagian, yaitu : menyumbangkan ruang terbuka untuk kota. langsung ke jalan besar.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

Transkripsi:

BAB IV ANALIS IS IV.1. Pendekatan Perancangan Arsitektural Terhadap Topik Bangunan hunian yang berupa kos kosan hotel ini merupakan salah satu solusi untuk memberikan tempat tinggal yang dapat memenuhi kebutuhan khususnya mahasiswa yang berkuliah di Universitas Bina Nusantara. Dengan isu global warming yang semakin merebak akhir akhir ini, maka bangunan kos kosan hotel ini beradaptasi dengan masalah pemanasan global tersebut. Salah satu caranya adalah dengan mengefisiensikan penggunaan air. Untuk bangunan yang berskala cukup besar ini, pengefisiensian air merupakan hal yang penting, karena di dalam bangunan ini terdapat kurang lebih 500 orang. Semakin banyak orang di dalam bangunan tersebut maka akan semakin banyak air yang digunakan, sehingga semakin banyak air kotor yang dihasilkan. Air kotor ini dapat digunakan kembali setelah diolah, sehingga air kotor ini tidak membawa dampak buruk terhadap lingkungan melainkan membawa keuntungan kepada para penggunanya. Oleh karena itu topik water efficiency ini tepat diterapkan pada bangunan berskala besar seperti kos kosan hotel ini. Sehingga, diharapkan bangunan dengan topik water efficiency ini dapat membawa keuntungan untuk manusia yang tinggal di dalam bangunan maupun yang tinggal di lingkungan sekitar tapak. 31

IV.2. Analisis Manusia, Tapak dan Bangunan Analisis dilakukan pada beberapa aspek, dengan tujuan untuk mendapatkan kesimpulan dari data data dan pemasalahan yang ada. Aspek aspek yang dianalisis adalah : Aspek manusia yang menganalisis kebutuhan, keinginan dan kegiatan penghuni. Aspek lingkungan yang menganalisis kondisi dan potensi lingkungan sekitar. Aspek bangunan yang menganalisis gaya, bentuk dan sistem bangunan. IV.2.1. Analisis Manusia IV.2.1.1. Pelaku, Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Kostel BINUS ini ditujukan untuk mahasiswa, orang tua mahasiswa dan karyawan Universitas Bina Nusantara. PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG PENGHUNI Parkir kendaraan atau Tempat parkir mobil dan motor, plaza berjalan kaki Masuk ke bangunan Lobby Istirahat Kamar tidur Mandi dan buang air Kamar mandi Mencuci piring, minum, Pantry + ruang makan makan Berbincang bincang, Ruang duduk menonton tv Belajar Kamar tidur Menerima tamu Ruang tamu Memakai fasilitas Kolam renang, fitness center, sauna Mencuci pakaian Laundry room Membeli makanan Food court Berbelanja Mini maket Bersosialisasi Taman, food court PENGELOLA Parkir kendaraan atau Tempat parkir khusus pengelola dan plaza berjalan kaki Masuk ke lobby Lobby 32

TAMU SERVICE PEMILIK FOOD COURT Masuk ke kantor Bekerja Rapat Istirahat, makan, minum Buang air Pulang Parkir kendaraan atau berjalan kaki Masuk ke lobby M enunggu Menikmati fasilitas umum Pulang Parkir kendaraan atau berjalan kaki Bersiap siap, menyimpan barang Mengambil dan menyimpan perlatan Bekerja membersihkan bangunan Buang air Makan, minum, beristirahat Parkir kendaraan atau berjalan kaki Menyiapkan masakan, Kantor Kepala pengalola Wakil kepala pengelola Building Division: -. Mengatur cleaning service, parking, security Facility Division: -. Mengatur fasilitas kolam renang, fitness center, sauna, laundry center Rent Division: -. Mengatur tempat sewa food court dan mini market Administrasion Division: -. Mengatur keuangan dari penyewaan kamar, food court dan mini market, dan fasilitas. Front Office: -. Memberikan informasi -. Kasir Ruang rapat Food court toilet Tempat parkir dan plaza Tempat parkir khusus tamu dan plaza Lobby Ruang tamu fasilitas Tempat parkir, plaza Tempat parkir dan plaza Ruang karyawan Gudang peralatan Bangunan hunian, fasilitas, taman Toilet Food court Tempat pakir dan plaza dapur 33

PENJAGA KOS KOSAN TAMU SERVICE Penyuplai bahan makanan Penyuplai barang Pengangkut sampah Penyuplai bahan bakar mencuci piring Menyimpan bahan makanan Transaksi jual beli Memajang barang dagangan Buang air Beristirahat Masak, makan, minum Mandi dan buang air Menjaga kos Parkir kendaraan Menurunkan bahan makanan Menurunkan barang Mengangkut sampah Dapur Kasir Elatase Toilet Kamar tidur Dapur + ruang makan Kamar mandi Ruang jaga Parkir kendaraan khusus service Loading dock food court Loading dock mini market Tempat sampah Menurunkan bahan bakar Loading dock gudang penyimpangan bahan bakar Tabel 21. Analisis Pelaku, Kegiatan dan Kebutuhan Ruang IV.2.1.2. Ruang dan Persyaratan Ruang S IFAT RUANG RUANG PERS YARATAN RUANG PUBLIK Tempat parkir mobil dan motor, plaza Lobby: front desk ruang tamu toilet Food court Parkir -. Aman, ada pos jaga -. Nyaman, peneduh untuk mobil Plaza -. Aman, terpisah dari jalur kendaraan bermotor -. Nyaman, peneduh -. Mudah terlihat -. Berada di bagian depan bangunan -. Penutup lantai tahan gores -. Bersih -. Sirkulasi udara yang baik, agar asap dari hasil memasak dapat keluar. 34

Mini maket SEM I PUBLIK Fasilitas : Kolam renang Fitness center Sauna Laundry center Kantor: Kepala pengalola Wakil kepala pengelola Building Division Facility Division Rent Division Administrasion Division Front Office Ruang rapat Toilet PRIVAT Hunian : -. Tipe single : -. Ruang tidur -. Kamar mandi -. Tipe standart : -. Ruang tidur -. Pantry + ruang Makan -. Kamar mandi -. Tipe deluxe : -. Ruang tidur utama -. Ruang tidur -. Pantry + ruang makan -. Ruang duduk -. Penutup lantai tahan gores -. Mudah diakses oleh penghuni dan masyarakat dari luar -. Punya ruang untuk penyimpanan barang -. Punya loading dock untuk menurunkan barang -. Memiliki akses langsung dari area hunian -. Memiliki pintu masuk tersendiri, agar ada pengawasan terhadap tamu yang masuk ke dalam area fasilitas. Kolam renang: -. Penutup lantai di sekitar kolam menggunakan bahan yang berpermukaan kasar. Sauna : -. Harus tertutup sehingga panas tidak keluar. -. Bersih -. Ada ruang untuk penjaga dan kasir Kantor : -. Pencahayaan cukup -. Kenyamanan thermal dan audio -. Saling berdekatan Toilet : -. Bersih dan kering -. Bahan penutup lantai yang kedap air dan tidak licin -. Bahan penutup dinding yang tahan air. -. Sirkulasi udara yang baik Ruang tidur : -. Privasi -. Kenyamanan audio -. Kenyamanan thermal -. Pencahayaan cukup Kamar mandi : -. Privasi -. Ada bersih dan kering -. Sirkulasi udara -. Penutup lantai tahan air dan tidak licin -. Finishing dinding tahan air Pantry + ruang makan : -. Pencahayaan cukup -. Sirkulasi udara sehingga asap dari hasil memasak dapat keluar Ruang duduk : 35

SERVICE -. Kamar mandi -. Tipe family : -. Ruang tidur utama -. Ruang tidur (2) -. Dapur + ruang makan -. Ruang duduk -. Kamar Mandi (2) Kamar Penjaga kos: -. Kamar tidur -. Pantry + ruang makan -. Kamar mandi -. Ruang ME -. Gardu listrik -. Ruang generator -. Gudang bahan bakar -. Ruang Panel -. Ruang pompa air -. Ruang water Treatment -. Ruang sampah -. Ruang jaga -. Ruang karyawan -. Gudang peralatan -. Toilet karyawan -. Kenyamanan audio dan thermal -. Privasi Ruang tidur : -. Privasi -. Ketenangan -. Pencahayaan cukup Kamar mandi : -. Privasi -. Ada bersih dan kering -. Sirkulasi udara -. Penutup lantai tahan air dan tidak licin -. Finishing dinding tahan air Dapur + ruang makan : -. Pencahayaan cukup -. Sirkulasi udara sehingga asap dari hasil memasak dapat keluar Gardu Listrik : -. Dekat dengan ruang panel Ruang generator : -. Dekat dengan gudang bahan bakar -. Jauh dari area hunian yang butuh ketenangan -. Memiliki sound barrier -. Harus dapat dijangkau oleh kendaraan. Gudang bahan bakar : -. Dekat dengan ruang generator -. Harus dapat dijangkau oleh kendaraan pengangkut bahan bakar. -. Tersedia parkir dan loading dock -. Jauh dari sumber api seperti dapur food court -. Menggunakan material yang tahan api Ruang panel : -. Dekat dengan bangunan hunian Ruang pompa air : -. Harus dapat dicapai oleh kendaraan 36

-. Dekat dengan bangunan hunian Ruang water treatment : -. Berhubungan langsung dengan penampungan air kotor. -. Memiliki bak penampungan air hujan Ruang sampah : -. Jauh dari bangunan hunian dan fasilitas -. Tidak terlihat oleh pengunjung dan penghuni -. Mempunyai akses tersendiri -. Harus dapat dicapai oleh kendaraan pengangkut sampah (truk) Ruang jaga : -. Harus dapat menjangkau keseluruhan tapak -. Dekat dengan pintu masuk utama Ruang karyawan : -. Harus memiliki akses sendiri, sehingga karyawan masuk tidak melalui lobby. -. Letak strategis dekat dengan bangunan hunian dan fasilitas Gudang peralatan : -. Terdapat di setiap lantai bangunan -. Memiliki sirkulasi udara yang baik Toilet karyawan : -. Dekat dengan ruang karyawan. -. Bersih dan kering -. Penggunaan bahan penutup lantai yang tidak licin -. Penggunaan bahan penutup dinding yang kedap air Tabel 22. Analisis Ruang dan Persyaratan Ruang Mempertimbangkan kebutuhan, keamanan dan kenyaman penghuni kos kosan hotel ini, maka untuk perletakan unit hunian akan dibedakan antara unit untuk laki laki, perempuan dan keluarga. Jumlah mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang berasal dari luar kota Jakarta, menurut data yang didapat dari ATL Universitas Bina Nusantara (dijumlah dari tahun 2004 2007 ) adalah sebagai berikut : Jumlah mahasiswa laki laki Jumlah mahasiswa perempuan = 4842 orang = 2574 orang 37

Sedangkan jumlah penduduk Jakarta Barat menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kotamadya adalah sebagai berikut : Jumlah penduduk laki laki WNI Jumlah penduduk perempuan WNI Jumlah penduduk laki laki WNA Jumlah penduduk perempuan WNA = 793.738 orang = 777.237 orang = 531 orang = 451 orang Mempertimbangkan data yang didapat di atas maka pembagian unit untuk laki laki dan perempuan adalah dengan perbandingan 1 : 1. Memperimbangkan jenis kegiatan dan fungsi ruangan maka pembagian area adalah seperti demikian : Gambar 3. Pembagian area 38

IV.2.1.3. Dimensi Ruang Perhitungan dimensi ruang menggunakan cara layout. Cara ini dipilih atas pertimbangan optimalisasi hasil dimensi ruang yang didapatkan. RUANG JUMLAH DIMENS I RUANG LOBBY +40 orang 250 m 2 Lift (7 lantai) 2 unit 4.06 m 2 /lt 56.84 m 2 Tangga darurat (7 lantai) 8 unit 15 m 2 /lt 840 m 2 Tangga (7 lantai) 1 unit 16.2 m 2 /lt 113.4 m 2 Toilet 2 unit 7.5 m 2 15 m 2 UNIT HUNIAN Tipe single Tipe standart Tipe deluxe Tipe family FOOD COURT Counter + dapur Areal makan Toilet 238 unit 80 unit 16 unit - 7 unit 250 orang 2 unit 15 m 2 25 m 2 54 m 2-18 m 2 LUAS TOTAL RUANG 3570 m 2 2000 m 2 864 m 2-126 m 2 325 m 2 4.5 m 2 2.25 m 2 MINI MARKET 1 unit 120 m 2 LAUNDRY CENTER 1 unit 80 m 2 FASILITAS Kolam renang: Kolam renang rekreasi Ruang loker, ruang ganti dan bilas, toilet Gudang peralatan Fintness center + sauna : Ruang fitness Ruang sauna Ruang loker, ruang ganti, toilet 1 buah 1 unit 50 orang 2 unit 200 m 2 15 m 2 3.5 m 2 /orang 4 m 2 200 m 2 30.8 m 2 15 m 2 1925 m 2 8 m 2 71.5 m 2 KANTOR Kepala pengelola Kantor Ruang rapat Toilet RUANG SERVICE Gardu listrik dan panel Ruang generator dan gudang bahan bakar 1 unit 3 unit 1 unit 1 unit 1 unit 12.75 m 2 27 m 2 63.6 m 2 12.75 m 2 81 m 2 63.6 m 2 24 m 2 25 m 2 25 m 2 25 m 2 25 m 2 39

Ruang pompa air Ruang sampah Ruang jaga Ruang karyawan Lift barang(7 lt) Toilet karyawan Ruang penjaga kos 1 unit 2 unit 1 unit 1 unit 1 unit 25 m 2 25 m 2 4 m 2 64 m 2 3.36 m 2 25 m 2 50 m 2 4 m 2 64 m 2 23.52 m 2 6.75 m 2 15 m 2 1 unit 15 m 2 WATER TREATMENT PLAN Clarifier 1 unit 14.5 m 2 PARKIR BASEMENT 55 mobil dan 12.5 m 2 dan 2 1089 m 2 m 2 110 motor Total 12138.16 m 2 Sirkulasi 20% 2427.63 m 2 TOTAL LUAS BANGUNAN 14565.79 m 2 Tabel 23. Analisis Dimensi Ruang Luas tapak 7547.75 m 2 KDB : 80% = 80% x 7547.75 m 2 = 6038.2 m 2 KLB : 3.5 = 3.5 x 7547.75 = 26417.125 m 2 Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa luas total bangunan memenuhi persyaratan KLB. Luas bangunan tersebut belum termasuk dengan luas parkir yang akan disediakan. Berikut adalah perhitungan kebutuhan parkir. Berdasarkan keputusan mentri pariwisata, pos dan telekomunikasi nomor KM.37/PW/MPPT-86 tanggal 7 Juni 1986, tentang kriteria hotel bintang 3, salah satu pasalnya berisi tentang kapasitas parkir. Untuk setiap 6 kamar, sekurang kurangnya disediakan 1 buah tempat parkir mobil untuk penghuni. Kebutuhan untuk parkir : 1 mobil : 12.5 m 2 1 motor : 2 m 2 40

1 truk : 24 m 2 1 mobil box : 18 m 2 Perhitungan jumlah tempat parkir : 1. Parkir untuk penghuni o Parkir mobil : 325 kamar :6 = 54.16 = 55 mobil o Parkir motor : 2 x dari jumlah parkir mobil = 2 x 55 = 110 motor 2. Parkir untuk pengelola o Parkir mobil untuk pengelola : 10% x 55mobil = 5 mobil o Parkir motor untuk pengelola : 2 x jumlah parkir mobil = 10 parkir motor 3. Parkir untuk tamu o Parkir mobil 10% x 55 mobil = 5 mobil o Parkir motor 25% x 110 motor = 27.5 = 28 motor 4. Parkir untuk service o Parkir motor untuk karyawan : 10 % x 110 motor = 11 motor 41

Perhitungan luasan tempat parkir Tempat parkir mobil pengelola = 5 x 12.5 m 2 = 87.5 m 2 Tempat parkir motor pengelola = 10 x 2 m 2 = 28 m 2 Tempat parkir mobil penghuni = 55 x 12.5 m 2 = 687.5 m 2 Tempat parkir motor penghuni = 110 x 2 m 2 = 220 m 2 + TOTAL LUAS PARKIR BASEMENT = 1023 m 2 Tempat parkir mobil tamu = 5 x 12.5 m 2 = 75 m 2 Tempat parkir motor tamu = 28 x 2 m 2 = 56 m 2 Tempat parkir motor karyawan = 11 x 2 m 2 = 12 m 2 + TOTAL LUAS PARKIR LAPANGAN = 143 m 2 42

IV.2.2. Analisis Tapak dan Lingkungan Analisis tapak berisi tentang pembahasan pemilihan pintu masuk keluar dari dan ke tapak, letak dan orientasi massa bangunan, dan peruntukan lahan. Dalam bab ini disimpulkan hasil dari analisa yang telah dilakukan. Analisis yang dilakukan harus mempertimbangkan banyak aspek, terutama masalah lingkungan sekitar tapak. Analisis ini dilakukan dengan tujuan agar dapat menghasilkan konsep desain yang memberikan dampak baik tidak hanya untuk para pengguna bangunan tetapi juga untuk lingkungan sekitarnya. IV.2.2.1. Pintu dari dan ke tapak NO GAMBAR 1 Kepadatan arus lalu lintas ANALIS IS Daerah yang dilingkari merupakan pertigaan yang biasanya menjadi sumber kemacetan. Oleh karena itu pintu masuk jika dianalisis dari kepadatan lalu lintas, sebaiknya tidak terlalu dekat dengan pertigaan. Gambar 4. Kepadatan arus lalu lintas 2 Undang undang dan peraturan Gambar 5. Undang undang dan peraturan Berdasarkan peraturan yang berlaku, pintu masuk berjarak sekitar 15 meter dari belokan. Menurut Neufert Architect Data : o Lebar jalan utama didalam sebuah pemukiman dengan lalu lintas 2 arah adalah 5,5m o Untuk jalan 2 arah bagi pintu samping yang terletak di daerah pemukiman serta terbatas bagi mobil, lebar jalan adalah 4m o Letaknya pada jalan yang kepadatan 43

arusnya relatif rendah o Letaknya harus mudah terlihat dan informatif 3 Bentuk dan ukuran tapak Bentuk tapak persegi panjang sehingga lebih memudahkan jika pintu masuk berada di sisi tapak yang lebih panjang. Gambar 6. Bentuk dan ukuran tapak 4 Arus kedatangan pemakai yang terbesar Kos kosan hotel ini diprioritaskan untuk mahasiswa. Sehingga arus kedatangan pemakai terbesar datang dari arah Kampus Syahdan dan Kampus Anggrek. kampus kampus Gambar 7. Arus kedatangan pemakai yang terbesar 5 Kondisi di sekitar tapak Sebelah utara tapak yang merupakan gang kecil, kurang cocok untuk pintu masuk utama. Kondisi di sekitar 2 jalan bersar tersebut hampir sama. Kebanyakan bangunan yang berada di sekitar jalan tersebut adalah toko dan rumah makan. Tetapi area yang dilingkari biasanya dipenuhi oleh metromini yang mengisi penumpang. U Gambar 8. Kondisi di sekitar tapak 44

6 Topografi tapak Tapak tidak memiliki kontur tanah yang terlampau miring. Kontur tanah pada tapak cenderung datar. Sehingga masalah topografi tidak membawa dampak besar dalam penentuan pintu masuk dan keluar tapak. Gambar 9. Topografi tapak KESIMPULAN Dari hasil analisis di atas, maka disimpulkan bahwa entarance yang terbaik adalah dari Jl. Rawa Belong, karena pertimbangan metromini yang suka berhenti disepanjang Jl. Kebon Jeruk, dan arus kedatangan pengguna terbesar datang dari Jl. Rawa Belong. Pertigaan juga merupakan sumber kemacetan sehingga sebisa mungkin pintu masuk jauh dari pertigaan. Tabel 4. Analisis Pintu Dari dan Ke Tapak Gambar 10. Pintu masuk tapak IV.2.2.2. Letak dan Orientasi Bangunan NO GAMBAR ANALIS IS 1 Orientasi matahari Jika ditinjau dari segi orientasi matahari, bentuk bangunan lebih baik jika sisi pendek yang menhadap ke arah barat dan timur, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi dampak negatif dari radiasi matahari. Gambar 11. Orientasi matahari U 45

2 Arah tiupan angin Jika ditinjau dari arah tiupan angin, sisi bangunan yg lebih panjang langsung berhadapan dengan arah angin datang, sehingga dapat memaksimalkan potensi alam tersebut. Gambar 12. Arah angin 3 Bentuk dan ukuran tapak Jika ditinjau dari bentuk dan ukuran tapak, maka bentuk bangunan yang berbentuk persegi panjang dan diletakan secara vertikal yang cocok dengan tapak. Gambar 13. Bentuk dan ukuran tapak 4 Kondisi lingkungan sekitar lingkungan di sekitar tapak sebagian besar adalah bangunan bangunan rumah, toko, dan rumah makan. Sehingga tidak ada view dari luar tapak yang dapat menentukan orientasi bangunan. Suara bising datang dari arah jalan, sehingga perletakan bangunan yang membutuhkan ketenangan diletakan jauh dari jalan. Sedangkan bangunan lainnya yang tidak membutuhkan ketenangan, diletakan di depan. Ada 2 jalan besar yang mengapit tapak, sehingga muka bangunan sebaiknya meghadap ke arah 2 jalan besar tersebut. Gambar 14. Kondisi lingkungan sekitar 46

5 Topografi tapak Gambar 15. Topografi tapak KESIMPULAN Mempertimbangkan hal haln yang telah dianalisa, maka letak dan orientasi bangunan yang terbaik adalah menghadap utara dan selatan untuk menghindari panas matahari. Tapak hampir rata. Hanya ada sedikit kemiringan pada tapak yaitu ke arah belakang tapak. Sehingga perletakan massa bangunan yang cocok dengan kontur adalah yang seperti digambarkan. Hal ini dimaksudkan agar air dapat mengalir mengikuti kemiringan tapak. Sehingga dapat dibuat bak penampungan air di belakang tapak agar air dapat digunakan kembali Gambar 16. Kesimpulan letak dan orientasi bangunan Tabel 5. Analisis Letak dan Orientasi Bangunan 47

IV.2.2.3. Peruntukan Lahan NO ZONING HORISONTAL ANALISIS 1 Alternatif 1 privat semi publik publik service Gambar 17. Alternatif zoning horizontal 1 2 Alternatif 2 Gambar 18. Alternatif zoning horizontal 2 3 Alternatif 3 Gambar 19. Alternatif zoning horizontal 3 Tabel 6. Analisis Zoning Horizontal -.zona privat di belakang tapak dapat memberikan ketenangan yang memang dibutuhkan oleh zona privat. -.zona publik di bagian depan jalan dapat memberi kemudahan kepada para pengunjung agar dapat mudah menemukan lobby. -.Zona semi publik yang berisi fasilitas diletakan di bagian sudut tapak diapit oleh jalan besar dan gang kecil, adalah agar dapat mengurangi tingkat kebisingan. -.Zona service dekat dengan jalan, dimaksudkan agar service dapat memiliki entrance tersendiri sehingga tidak mengganggu arus kendaraan pengunjung atau penghuni yang masuk ke dalam tapak. -. Zona publik berada di depan jalan besar mempermudah pencapaian -. Zona semi publik berada di antara publik dan privat -. Zona privat berada di belakang dilindungi oleh zona publik dan semi publik yang bertidak sebagai sound barrier -. Zona service berada di ujung belakang tapak, tidak terlihat dari keramaian jalan raya. -. Zona publik berada di pertigaan jalan sehingga dapat terlihat dari 2 arah jalan besar. -. Zona semi publik berada di sudut tapak antara jalan besar dan gang kecil -. Zona privat berada di belakang untuk memberikan ketenangan yang lebih -. Zona service berada di sudut dan agak dekat dengan jalan agar dapat mempunyai entrance. 48

NO ZONING VERTIKAL ANALISIS 1 Alternatif 1 privat semi publik -. Zona publik berada di lantai dasar, mempertimbangkan pengawasan dan memudahkan pengunjung. -. Zona semi publik berada di lantai dasar agar pengunjung yang dapat menggunakan fasilitas tidak perlu melewati ke area hunian. -. Zona privat berada di lantai atas untuk memberikan privasi kepada para penghuni. -. Zona service berada di setiap lantai, karena tiap lantai membutuhkan gudang peralatan, tangga darurat dan ruang lift. publik service Gambar 20. Alternatif zoning vertikal 1 2 Alternatif 2 Gambar 21. Alternatif zoning vertikal 2 -. Zona publik berada di bagian depan bangunan untuk memudahkan pengunjung, mempertimbangkan pula adanya mini market dan food court yang mejadi fasilitas umum agar mini market dan food court dapat digunakn juga oleh orang lain selain penghuni. -. Zona semi publik berada di bagian tengah, mempertimbangkan privasi saat menggunakan fasilitas. Dan pengawasan terhadap orang orang yang dapat menggunkan fasilitas. -. Zona privat berada di lantai atas, untuk memberikan privasi yang lebih kepada penghuni. -. Zona service berada di tiap lantai dan di belakang bangunan, bagian yang terletak di belakang bangunan adalah zona service yang butuh dihampiri kendaraan service. 49

3 Alternatif 3 -. Zona publik berada di lantai dasar, mempertimbangkan pengawasan dan memudahkan pengunjung. -. Zona semi publik agak ke belakang untuk memberi privasi yang lebih kepada penggunan fasilitas -. Zona privat berada di lantai atas, untuk memberikan privasi yang lebih kepada penghuni. -. Zona service berbagi side entrance dengan zona semi publik. Gambar 22. Alternatif zoning vertikal 3 Tabel 7. Analisis Zoning Vertikal KESIMPULAN Mempertimbangkan kebutuhan tiap tiap zona maka zoning horizontal yang dipilih adalah alternative 3, namun perlu diperhatikan masalah zona service yang perlu disembunyikan agar tidak terlalu terlihat mencolok dari jalan. Sedangkan untuk zoning vertikal dipilah alternatif 2, mempertimbangkan kebutuhan service akan parkir service, pengawasan terhadap pengguna fasilitas, penggunaan food court dan mini market untuk orang luar. 50

IV.2.3. Analisis Bangunan IV.2.3.1. Analisis Bentuk Massa Bangunan NO GAMBAR ANALISIS 1 Bentuk tapak Bentuk tapak dalah persegi panjang, bentuk tapak seperti ini memberikan kemudahan dalam menentukan massa bangunan. Akan tetapi berdasarkan dengan bentuk tapak yang persegi panjang, maka bentuk massa bangunan yang cocok adalah bentuk persegi panjang juga. Gambar 23. Bentuk tapak 2 Fungsi bangunan dan efisiensi penggunaan ruang Fungsi bangunan ini adalah bangunan hunian yang disewakan. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan masalah bentuk ruang di dalam bangunan agar memaksimalkan efisiensi fungsi ruang. Bentuk ruang yang tingkat efisiensinya paling tinggi adalah bentuk persegi dan persegi panjang. Bentuk seperti ini dapat mengurangi kemungkinan terciptanya ruang ruang sisa yang dapat merugikan karena tidak dapat disewakan. Gambar 24. Fungsi bangunan dan efisiensi penggunaan ruang 3 Water efficiency Mempertimbangkan bentuk tapak yang persegi, maka bentuk bangunan yang persegi pula yang dapat mengefisiensikan penggunaan lahan. Dengan bentuk bangunan yang persegi maka akan lebih banyak air hujan yang dapat ditampung karena luasan atap lebih besar. Tabel 8. Analisis Bentuk Massa Bangunan KESIMPULAN Berdasarkan analisa di atas maka dapat disimpulkan bentuk yang sesuai dengan tapak dan fungsi serta efisiensi penggunaan lahan dan mempertimbangkan tema water efficiency adalah bentuk kotak atau persegi panjang. 51

IV.2.3.2. Analisis Massa Bangunan NO GAMBAR ANALISIS 1 Massa tunggal Gambar 25. Massa tunggal Dengan penggunaan massa tunggal ada beberapa keuntungan yang didapatkan, diantarnya adalah penggunaan lahan lebih efisien, pemeliharaan dan pengawasan terhadap bangunan lebih mudah. Tetapi disamping itu ada pula kekurangannya antara lain adalah tidak adanya pengelompokan massa bangunan, sehingga tidak jelas apa fungsi dari massa bangunan tersebut, massa yang terbentuk tidak dinamis, serta ruang terbuka hijau yang dihasilkan akan lebih sedikit dari pada massa majemuk. 2 Massa majemuk Gambar 26. Massa majemuk Sama halnya dengan massa tunggal, massa majemuk juga memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dari penggunaan massa majemuk adalah pengelompokan massa bangunan terlihat jelas, perletakan massa bangunan lebih dinamis sehingga terlihat lebih estetik, dan ruang antara jarak massa bangunan dapat menjadi ruang terbuka hijau. Kekurangannya adalah pengawasan terhadap bangunan akan lebih sulit, sehingga diperlukan lebih banyak sumber daya manusia, dan penggunaan lahan akan lebih boros, tidak seefisien massa tunggal. Tabel 9. Analisis Massa Bangunan KESIMPULAN Mempertimbangkan efisiensi lahan karena ukuran lahan yang relatif kecil dan kemudahan untuk pemeliharaan bangunan, massa bangunan yang cocok adalah massa bangunan tunggal. 52

IV.2.3.3. Analisis Struktur Bangunan NO STRUKTUR ANALISIS 1 Struktur rangka Gambar 27. Struktur rangka 2 Struktur dinding pemikul Gambar 28. Struktur dinding pemikul Keuntungan: Ruang lebih fleksibel, karena dinding dapat dipasang atau dihilangkan Pondasi dapat dibuat lebih sederhana dengan menggunakan pondasi setempat Kerugian : Sistem rangka memerlukan kolom dan balok yang mempunyai jarak yang sama, sehingga bentuk ruang sebaiknya berukuran sama dengan jarak kolom tersebut agar tidak perlu menambah kolom praktis pada dinding. Keuntungan: Tidak perlu meletakan kolom kolom di tengah ruang. Tumpuan beban tidak hanya pada satu titik seperti struktur rangka. Kerugian : Bentuk ruang tidak fleksibel, karena terikat pada dinding dinding pemikul yang ada. Pondasi relatif besar dimensinya dan mahal Konstruksi dinding lebih tebal, sehingga biaya akan lebih mahal. Tabel 10. Analisis Struktur Bangunan KESIMPULAN Struktur yang dipilih adalah struktur dinding pemikul (bearing wall), karena mempertimbangkan pengaturan letak ruang dan perletakan perabotan di dalam ruang. Mempertimbangkan topik sustainability, untuk menghindari perubuhan bangunan pada masa yang akan datang, maka dipilih struktur bearing wall agar ruangan lebih fleksible dan dapat digunakan untuk ruangan yang berfungsi lain. 53

NO PONDASI ANALIS IS 1 Pondasi setempat 2 Pondasi lajur Gambar 29. Pondasi setempat (sumber : www.ftsp1.uii.ac.id) Gambar 30. Pondasi lajur (sumber : www.ftsp1.uii.ac.id) 3 Pondasi bidang Gambar 31. Pondasi bidang (sumber : www.ftsp1.uii.ac.id) Tabel 11. Analisis Jenis Pondasi Ada beberapa jenis pondasi setempat: Bore pile Keuntungan : -. Tidak membawa dampak buruk pada saat pengerjaannya. Kerugian : -. Butuh waktu yang lebih lama dalam pengerjaannya, karena harus memulai dari pengeboran, sampai dengan perakitan pondasi. -. Adukan beton kemungkinan dapat bercampur dengan tanah dan lumpur Tiang pancang Keuntungan : -. Lebih cepat dalam pengerjaannya -. Dapat menahan beban yang besar. -. Tidak perlu merakit pondasi di lokasi proyek Kerugian : -. Dapat mengganggu lingkungan sekitar karena proses pemasangannya perlu dipukul -. Perlu ruang yang besar untuk proses pemancangan, karena alat yang digunakan untuk memancang. Beberapa jenis pondasi lajur adalah : Batu kali Beton bertulang Pondasi seperti ini lebih cocok digunakan oleh struktur dinding pemikul, karena jika menggunakan struktur rangka yang memusatkan beban pada satu titik maka pondasi ini terlalu boros. Kecuali digunakan oleh bangunan berlantai banyak. Pondasi ini biasanya digunakan oleh bangunan yang berskala besar terutama bangunan yang menanggung beban yang besar seperti high rise. Pondasi ini juga digunakan jika daya dukung tanah terhadap bangunan kurang, misalkan di tanah yang berawa. 54

KESIMPULAN Mempertimbangkan sisi barat tapak yang langsung bersebelahan dengan bangunan lainnya, sehingga pondasi yang digunakan adalah pondasi yang tidak akan membawa dampak buruk untuk bangunan yang berada di sekitarnya. Penggunaan pondasi tiang pancang dengan cara dipukul akan menimbulkan getaran yang berdampak buruk pada lingkungan sekitarnya. Sehingga jika memilih menggunakan pondasi tiang pancang cara pemasangan yang tepat adalah dengan cara injection. Pondasi lainnya yang dapat digunakan adalah pondasi bore pile, yang tidak menimbulkan getaran ataupun dampak buruk lainnya. Sehingga jenis pondasi yang dipiliha adalah pondasi bore pile yang tidak membawa dampak buruk pada lingkungan sekitarnya. NO S TUKTUR ATAP ANALIS IS 1 Atap datar Bentuk atap datar biasanya digunakan jika atap ingin difungsikan sebagai tempat cuci dan jemur, taman atap, gudang, dan sebagainya. Dikarenakan fungsinya berhubungan dengan air, dan iklim daerah tropis yang bercurah hujan tinggi, maka atap bertulang biasanya dibentuk dengan menggunakan konstruksi beton bertulang yang kedap air. Tebal plat biasanya berkisar antara 7-15 cm, perbedaannya dengan plat biasa adalah penggunaan tulangan ganda agar dapat manghindari muai susut yang akan menyebabkan retak pada plat dan bocor. Finishing menggunakan bahan yang kedap air, seperti plaster PC atau pemasangan keramik, untuk menghindari rembesan. Gambar 32. Atap datar (sumber : www.ftsp1.uii.ac.id) 55

2 Atap miring Bentuk atap miring biasanya digunakan di daerah tropis, untuk mencegah kebocoran karena curah hujan yang tinggi. Atap miring biasanya menggunakan genteng keramik, genteng tanah liat, seng, asbes, alumunium, dan sebagainya. Penggunaan bahan penutup atap juga berdampak pada besar sudut atap. Atap miring juga membutuhkan kuda kuda. Kuda kuda atap terdiri dari 3 macam yaitu, kuda kuda kayu, kuda kuda baja, kuda kuda beton. Jika menggunakan kuda kuda kayu, maka bentang kuda kuda optimal ± 15m, dan jarak antar kuda kuda 4m, karena kayu untuk gording dipasaran hanya sampai dengan 4m. Sedangkan jika menggunakan kuda kuda baja, bentang kuda kuda dapat jauh lebih besar dan jarak atar kuda kuda pun dapat lebih jauh. Untuk kuda kuda beton, bentang optimalnya Gambar 33. Atap miring adalah sekitar 12m, jika bentangan semakin (sumber : www.ftsp1.uii.ac.id) besar maka dimensi balok yang digunakan juga semakin besar. Salah satu keuntungan menggunakan kuda kuda beton ini adalah ruangan di bawah atap dapat difungsikan. Tabel 12. Analisis Jenis Atap KESIMPULAN Atas pertimbangan topik yaitu water efficincy, dan tema sustainabilty maka digunakan atap datar. Dengan tujuan agar atap datar dapat dibuat penampungan air hujan yang dapat digunakan kembali serta dibuat green roof agar dapat menambah lahan hijau karena daerah sekitar tapak minim lahan hijau. 7 elemen dasar yang harus dimiliki green roof menurut William Mc Donough dalam buku Green Roofs (2004) adalah -. Water proofing membrane : untuk menjaga agar atap tidak bocor. Material yang digunakan adalah stryrene butadiene styrene 56

-. Root barrier : untuk mengontrol akar tanaman agar tidak merusak struktur bangunan. Material yang digunakan adalah polyethylene sheet. -. Insulation : penyimpan panas, tidak perlu digunakn untuk daerah yang beriklim tropis dimana matahari bersinar sepanjang tahun. -. Water retention layer -. Drainage : kemiringan atap minimal 5 o ke arah saluran air. -. Growing medium : Untuk menjaga agar tanaman tidak bertumbuh terlalu besar, yang perlu diperhatikan, pemilihan mineral dasar yang terkandung dalam media tanam dan pupuk, jumlah penyiraman air. -. Plant selection : memilih tanaman yang tidak berukuran besar. Tanaman yang di anjurkan adalah tanaman dengan berat maksimal 2.5pon/m 2. IV.2.3.4. Analisis Bahan Bangunan NO BAHAN BANGUNAN ANALISIS 1 LANTAI Keramik Keuntungan: -. Harga relatif lebih murah -. Perawatan lebih mudah -. Pemasangan lebih mudah -. Banyak pilihan motif dan warna. Kerugian : -. Mudah rusak atau pecah -. Mudah tergores -. Tidak terlihat mewah Foto 16. Keramik Marmer Keuntungan : -. Dapat menyimpan hawa dingin -. Terlihat mewah Kerugian : -. Mudah rusak jika terkena bahan kimia 57

-. Pemasangan lebih sulit -. Perawatan lebih sulit -. Harga relatif mahal Granit Foto 17. Marmer Keuntungan : -. Terlihat mewah -. Kuat dan tahan terhadap cuaca Kerugian : -. Mudah rusak jika terkena bahan kimia -. Sedikit pilihan warna -. Harga relatif mahal -. Perawatan lebih sulit. Foto 18. Granit Parket Foto 19. Parket 2 DINDING Dinding bata Foto 20. Dinding bata Dinding bata ringan (hebel) Gambar 34. Dinding hebel Keuntungan : -. Mampu menyerap panas -. Mampu meredam suara -. Mudah diperbaiki jika tergores -. Terlihat lebih natural -. Murah dan mudah dalam perawatan Kerugian : -. Harga relatif mahal -. Ada kemungkinan diserang rayap -. Tidak dapat digunakan diluar ruangan Keuntungan : -. Harga relatif murah -. Kuat Kerugian : -. Membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pemasangan Keuntungan : -. Waktu pemasangan lebih cepat -. Tahan terhadap air -. Mudah dalam pengangkutan Kerugian : -. Harga relatif lebih mahal 58

3 PLAFOND Triplek Keuntungan : -. Harga relative murah -. Mudah didapat -. Lebih mudah dalam pemasangan Kerugian : -. Retan terhadap rayap -. Kurang menarik secara arsitektural Gypsum Keuntungan : -. Kedap suara -. Terlihat menarik -. Mudah dalam pemasangan Kerugian : -. Tidak tahan air -. Harga relative lebih mahal GRC board Keuntungan : -. Kedap suara -. Harga relative lebih murah -. Kuat Kerugian : -. Berat -. Lebih sulit dalam pemasangan 4 FINISHING DINDING Cat Keuntungan : -. Banyak pilihan warna -. Harga relative lebih murah Kerugian : -. Ada kemungkinan warna tidak merata -. Sulit dibersihkan -. Warna mudah pudar Wallpaper Keuntungan : -. Mempunyai corak yang beragam -. Pemasangan relative lebih cepat -. Lebih menarik -. Terlihat lebih mewah -. Mudah dalam perawatan Kerugian : -. Harga relative mahal Tabel 13. Analisis Bahan Bangunan 59

KESIMPULAN Perlu dipilih bahan bahan yang mudah dan cepat dalam pemasangan, ramah lingkungan dan mempunyai daya tahan yang cukup lama. Oleh karena pertimbangan tersebut, dipilih dinding bata ringan, plafond gypsum untuk semua ruangan. Finishing dinding cat untuk semua ruangan sedangkan untuk ruang fitness menggunakan cermin dan gypsum untuk meredam suara, untuk ruang sauna menggunakan kayu. Penutup lantai untuk area hunian (dalam ruang hunian) menggunakan perket, untuk area kantor, koridor, minimarket, lobby menggunakan granit. Penutup lantai untuk are service dan laundry center, keramik. Untuk bagian fasilitas, kolam renang menggunakan batuan alam, untuk ruang fitness menggunakan karpet, dan sauna menggunakan parket. IV.2.3.5. Analisis Sirkulasi dalam Bangunan NO SIRKULASI ANALIS IS 1 Sirkulasi horisontal Sirkulasi linear Sirkulasi radial Sirkulasi utama berupa jalan lurus dari suatu deretan ruang. Jalan lurus ini dapat melengkung, berpotongan ataupun berbelok. Deretan ruangan disepanjang jalan lurus ini bisa hanya berderet di satu sisi saja (single loaded) ataupun di kedua sisinya (double loaded). Sirkulasi utama berupa jalan yang menuju pada satu titik pusat ataupun mulai dari satu titik pusat. 2 Jenis koridor 60

Single loaded -. Dapat membantu sirkulasi udara -. Dapat memaksimalkan cahaya matahari yang masuk ke dalam bangunan Double loaded -. Efisiensi lahan yang sempit -. Efisiensi air, luas bangunan yang dibersihkan dengan air lebih sedikit -. Aman -. Lebih hemat 3 Sirkulasi vertikal Tangga Sirkulasi vertikal yang menggunakan tangga efektif untuk bangunan maksimal 4 lantai. Tetapi tangga darurat tetap diperlukan dalam setiap bangunan. Lift Sirkulasi vertikal menggunakan lift cenderung lebih diminati tetapi perlu perhitungan yang tepat agar waktu tunggu lift tidak terlalu lama. Kapasitas lift juga perlu diperhatikan, kapasitas lift ada yang 9, 12, 16, 21, dan 24 orang dalam 1 liftnya Tangga berjalan (ekskalator) Tangga berjalan juga merupakan salah satu pilihan untuk sikkulasi vertical. Namun sirkulasi vertical dengan menggunakan tangga berjalan biasanya jarang digunakan dalam bangunan yang berbentuk hunian. Tangga berjalan biasanya digunakan pada bangunan seperti mall dan perkantoran. Tabel 14. Analisis Sirkulasi dalam Bangunan KESIMPULAN Untuk sirkulasi horisontal sirkulasi linear lebih menggambarkan bentuk kos kosan, dan penggunaan double loaded adalah cara yang efektif untuk memanfaatkan penggunaan koridor. 61

Mempertimbangkan tinggi massa bangunan yang mencapai 6 lantai, maka untuk memudahkan sirkulasi pengguna bangunan secara vertikal maka akan digunakan lift yang aktif dari lantai 1 sampai 6. Untuk memudahkan sirkulasi vertikal untuk pengguna bangunan yang hanya ingin turun 1 atau 2 lantai, disediakan tangga. PERHITUNGAN PERKIRAAN KEBUTUHAN JUMLAH LIFT T = (2h + 4s) (n 1) + s (3m + 4) S = (2 x 4 + 4 x 1) (6 1) + 1 ( 3 x 24 + 4) 1 = 136 N = 6625 x 4% x 136 300 x 4 x 24 = 1.25 = 2 lift KETERANGAN h : jarak antar lantai n : jumlah lantai m : jumlah orang dalam 1 lift s : kecepatan lift yang digunakan IV.2.3.6. Analisis Sistem Utilitas Bangunan NO SISTEM PENCAHAYAAN ANALIS IS 1 Pencahayaan alami Keuntungan : -. Cahaya terang tidak ada perubahan efek warna (asli) -. Sinar panas yang merupakan syarat mutlak bagi makhluk hidup. tetapi pnas matahari perlu dikendalikan agar tidak terjadi radiasi yang berlebihan di dalam ruangan -. Dapat membunuh bakteri dan virus Kerugian : 62

-. Silau, panas -. Intensitas cahaya tidak sama setiap waktu -. Sinar ultrsviolet yang berlebihan dapat menyebabkan penyakit. 2 Pencahayaan buatan Syarat teknik pencahayaan : -. Memenuhi kuat pencahayaan dan dapat disesuaikan dengan suasana -.tidak silau -. Efisiensi tinggi -. Dapat memberikan kesan sesuai dengan jenis lampu dan perletakannya. Untuk perumahan, ruangan seperti ruang makan, ruang tamu, ruang kerja membutuhkan kuat penerangan sebesar 120 150 lux. Jenis lampu yang cocok adalah TL bak, down light, TL bulat dekoratif. Sedangkan untuk ruangan seperti ruang tidur, kamar mandi, dapur, ruang cuci membutuhkan kuat penerangan sebesar 250 lux. Lampu yang cocok adalah TL bak, Down light dan TL bulat. Tabel 15. Analisis Sistem Pencahayaan KESIMPULAN Penggunaan cahaya matahari digunakan mempertimbangkan banyaknya keuntungan yang dapat di ambil, tetapi untuk mengurangi panasnya radiasi sinar matahari, maka akan digunakan sirip untuk penghalau sinar matahari, ataupun orientasi bangunan yang tidak langsung menghadap ke arah timur dan barat. Sedangkan untuk pencahayaan buatan akan menggunakan lampu jenis down light karena lampu jenis ini dapat memberikan penerangan yang merata ke seluruh ruangan. NO SISTEM ANALIS IS PENGHAWAAN 1 Penghawaan alami Penghawaan alami dapat dicapai dengan penggunaan cross ventilation sehingga sejumlah udara kotor yang ada di dalam ruangan dapat keluar dan di gantikan dengan udara baru. Mempertimbangkan tapak yang dekat dengan 63

jalan raya dan tapak yang berada pada iklim tropis, dimana sifat iklim tropis adalah suhu udara yang tinggi, kelembaban tinggi, dan rentan terhadap gangguan serangga, perlu perlakuan khusus pada bukaan bukaan seperti ventilasi dan jendela hidup, perlakuan khusus tersebut dapat berupa penggunaan kawat nyamuk yang menggunakan list, kaca nako yang dapat dibuka dan ditutup, dan beberapa cara lainnya. 2 Penghawaan buatan Mempertimbangkan penghawaan alami yang tidak dapat memberikan rasa nyaman yang cukup, maka digunakan penghawaan buatan. Dengan penggunaan exhaust fan sehingga udara kotor dalam ruangan dapat tersedot keluar dan di gantikan dengan udara yang bersih, dan penggunaan pendingin udara (AC). AC dapat mengatur temperatur, kelembaban sirkulasi udara dalam ruangan. Tabel 16. Analisis Sistem Penghawaan KESIMPULAN Sistem penghawaan alami tetap dilakukan, tetapi tidak menggunakan ventilasi. Bukaan berupa jendela hidup karena mempertimbangkan penggunaan AC dalam ruangan. Penempatan jendela hidup sebaiknya menghindari sumber debu dan asap, juga perlu diperhatikan cara pengaplikasian agar serangga tidak masuk ke dalam ruangan. Penggunaan AC dibutuhkan karena suhu rata rata kota Jakarta berkisar antara 27-28 o c, dengan kelembaban udara 80%-90%, sedangkan suhu yang nyaman bagi manusia adalah berkisar antara 24-28 o c, dan kelembaban udara sebersar 40%-60%. NO SISTEM INSTALASI ANALIS IS AIR 1 Sistem instalasi air bersih Air bersih berasal dari PAM. Kegunaan utama dari air bersih adalah untuk dikonsumsi (minum, masak) Air dari PAM disalurkan ke resevoir bawah kemudian dipompa ke resevoir atas lalu disalurkan ke unit unit hunian 2 Sistem instalasi air kotor Air kotor dibedakan menjadi 2 : -. Grey water : air kotor yang berasal dari cucian, air mandi, dan dari dapur. Air ini ditreatment dan akan di 64

gunakan kembali, kegunaan utamanya adalah untuk menyiram toilet dan menyiram tanaman -. Black water : air kotor yang berasal dari kloset. Air ini tidak dapat digunakan kembali. Sehingga air kotor ini disalurkan dari bak kontrol, resapan,septick tank, dan ke riol kota. 3 Sistem instalasi air hujan Air hujan ditampung, dan diolah sehingga dapat digunakan untuk menyiram toilet, mandi, dan mengisi air untuk kolam renang. Tabel 17. Analisis Sistem Instalasi Air Bersih, Air Kotor dan Air Hujan PERHITUNGAN PERKIRAAN KEBUTUHAN AIR BERS IH PER HARI JENIS PENGGUNAAN J.A.B J.A.K HUNIAN Kloset (3L dan 6L/flush) 3L x 6 x 500 orang 6L x 2 x 500 orang Shower 30L x 2 x15 menit x 500 orang Wastafel 4L x 10 x 500 orang Kitchen sink JUMLAH PENGG UNAA N AIR BERSIH JUMLAH AIR KOTOR YANG DIDAUR ULANG JUMLAH AIR KOTOR YANG DIBUANG RGW BW 15000L - >15000L PW GW 450000L 450000L - RW GW 20000L 20000L - PW GW 3500L 3500L - 35L x 100 orang Mengepel lantai 20L/100m 2 x 6625 m 2 RGW GW 1325L 1325L - KANTOR Kloset 3L x 3 x 5 orang RGW BW 45L - >45L Wastafel 4L x 3 x 5 orang RW GW 60L 60L - Mengepel Lantai 20L/100m 2 2 x 127.35 m RGW GW 25.47L 25.47L - LOBBY Mengepel Lantai 20L/100m 2 x 158.33 m 2 RGW GW 31.67L 31.67L - MINI MARKET Mengepel Lantai 20L/100m 2 x 47.5 m 2 RGW GW 9.5L 9.5L - 65

FOOD COURT Wastafel 4L x 2 x 300 orang RW GW 2400L 2400L - Toilet 3L x 100 orang RGW BW 300L - >300L Kitchen sink 35L x 300 orang PW GW 10500L 10500L - LAUNDRY CENTER Mesin cuci 44L x 300 cuci RW GW 14875L 14875L - 67L x 25 cuci FASILITAS Ruang bilas kolam renang 375L x 50 orang PW GW 18750L 18750L - Toilet kolam renang 3L x 50 orang RGW BW 150L - >150L Toilet fitness center 3L x 50 orang RGW BW 150L - >150L SERVICE Toilet karyawan 3L x 3 x 15 orang RGW BW 135L - >135L Mengepel Lantai 20L/100m 2 x 36 m 2 RGW GW 7.2L 7.2L - KORIDOR Mengepel lantai 20L/100m 2 2 x 2138.31 m RGW GW 427.66L 427.66L TOTAL 537691.5L 521911.5L >15780L Tabel 18. Perhitungan Perkiraan Kebutuhan Air Bersih per Hari Kolam renang 11m x 18m x 1.3m RGW +RW - 257400L - - KETERANGAN : J.A.B = jenis air bersih yang digunakan J.A.K = jenis air kotor yang dihasilkan PW RW = potable water, air bersih dari PAM = rain water, air hujan yang ditampung dan diolah RGW = Recyled grey water, air bersih hasil WTP 66

GW = grey water, air kotor yang dapat diolah dan digunakan kembali untuk kebutuhan tertentu BW = black water, air kotor yang tidak dapat digunakan kembali PERHITUNGAN PERKIRAAN JUMLAH AIR HUJAN YANG DIDAPATKAN Curah hujan kota Jakarta adalah sekitar 201mm 300mm. Mempertimbangkan kemungkinan curah hujan maksimal terjadi, dan untuk mencegah terjadinya luapan air dari bak penampungan, maka untuk perhitungan jumlah air hujan yang dapat ditampung ini menggunakan asumsi curah hujan yang terbesar, yaitu 300mm. Perkiraan luas atap 1325 m 2 = 1325000000 mm 2 x 300mm = 397.5 mm 3 = 397500L Air hujan yang ditampung di bawah Luas taman = luas tapak luas bangunan = 7547.75 m 2 3212.7 m 2 = 4335350000 mm 2 x 300mm = 1300.605 mm 3 Asumsi 50% = 50% x 1300.605 mm 3 = 650302.5L + TOTAL AIR HUJAN YANG TERTANGKAP = 1047802.5L Bak penampungan air hujan yang harus disediakan >1047.8 m 3, asumsi 20% dari total air. Ukuran bak penampungan 1257.36 m 3, dibulatkan menjadi 1300 m 3. 67

S KEMATIK UTILITAS Skematik Arus Listrik PLN GARDU PANEL HUNIAN PENUNJANG KANTOR LOBBY FASILITAS SERVICE ALAT ALAT ALAT ALAT ALAT ALAT LISTRIK LISTRIK LISTRIK LISTRIK LISTRIK LISTRIK 68

Skematik Air Bersih PAM METERAN AIR RESEVOIR BAWAH RESEVOIR ATAS HUNIAN PENUNJANG KANTOR FASILITAS SERVICE Skematik Air Kotor (black water) KLOSET BAK KONTROL STP RESAPAN RIOL KOTA 69

Skematik Pengolahan Air Hujan HUJAN ATAP TAMAN BASEMENT BAK ATAS BAK BAWAH RAIN WATER MANAGEMANT TREATED RAIN WATER WASTAFEL LAUNDRY KOLAM RENANG SPRINGKLER 70

Skematik Pengolahan Grey Water WATER TREATMENT PLAN BAK WASTAFEL KITCHEN SINK SHOWER RECYCLED GREY WATER KLOSET KOLAM RENANG SIRAM TANAM AN KESIMPULAN Atas pertimbangan topik water efficiency maka penggunaan air pada bangunan ini diefisiensikan semaksimal mungkin. Salah satu caranya adalah dengan mengolah air kotor untuk digunakan kembali, hal ini dapat mengurangi konsumsi air bersih. Cara lainnya adalah dengan penggunaan air hujan, air hujan ditampung dan diolah sehingga dapat digunakan untuk beberapa kebutuhan penghuni bangunan. 71

NO EMERGENCY SYSTEM ANALIS IS 1 Kebakaran Detektor : -. Heat detector untuk mendeteksi panas -. Smoke detector untuk mendeteksi asap -. Flame detector untuk mendeteksi lidah api Titik panggil manual : Tombol yang ditekan secara manual jika terjadi kebakaran Lampu darurat : Lampu yang akan menyala begitu alarm aktif Sistem komunikasi darurat Sistem yang akan mematikan sarana jika terjadi keadaan darurat. Petunjuk arah keluar bangunan Sringkler : Menyemprotkan air untuk memadamkan api, jarak maks, 6-9m luas pelayanagn 25m 2 Fire Hydrant : Diletakan di koridor jarak mak. 30m luas pelayanan 800 m 2 Pylar hydrant: Diletakan di luar bangunan dan mudah dicapai mobil pemadam kebakaran jarak maks. 30m Tangga darurat : -. Jarak titik terjauh 25m -. Lebar tangga kebakaran min.1.2m, pintu min. 90cm, tahan api min. 2jam -. Memiliki shaft asap dan intakefan untuk memberikan tekanan udara yang lebih tinggi di dalam ruang tangga darurat sehingga asap tidak masuk ke dalam. -. Pintu tangga darurat harus membuka ke arah dalam ruang tangga, sedangkan pintu di lantai bawah yang merupakan jalan keluar harus membuka ke arah luar ruang tangga darurat. -. Pintu, relling tangga harus tahan terhadap panas. Sumber listrik cadangan: Bekerja untuk menghidupkan lampu lampu darurat serta pompa hydrant. 2 Bahaya petir Sistem Franklin Rod Pemasangan satu tiang dengan memberi perlindungan membentuk sudut 45 o pada daerah banguan yang paling tinggi. Pada tiang terhubung kabel yang melewati sisi bangunan dan berakhir ke tanah Sistem Faraday Terdapat beberapa tiang yang saling dihubungkan dengan 72

kabel. Kabel kabel ini berakhir ke tanah. Sistem Thomas Menggunakan sistem elektromagnetik yang menjangkau arel sejauh 4-6m. Sehingga walaupun petir tidak mengenai tiang penangkal, petir tetap dapai dinetralisir apabila masih dalam areal jangkauan. Tabel 19. Analisis Emergency System KESIMPULAN Untuk menanggulangi bahaya kebakaran, akan digunakan heat detector, Titik panggil manual, Lampu darurat, Sistem komunikasi darurat, Petunjuk arah keluar bangunan, Sringkler, Fire Hydrant, Pylar hydrant dan Tangga darurat. Sedangkan untuk menanggulangi bahaya petir karena jenis atap yang digunakan adalah atap datar maka sistem penangkal petir yang tepat adalah Sistem Faraday. Tiang tiang akan dipasangkan di setiap sudut atap bangunan. 73

IV.2.3.7. Skema Hubungan Antar Ruang SIDE ENTRANCE MAIN ENTRANCE MAS UK/KELUAR PARKIR S ERVIC E PARKIR / PLAZA SERVICE KANTOR LOBBY FASILITAS HUNIAN PENUNJANG Lobby : -. Ruang tamu -. Front desk Hunian : Kantor : -. Unit unit hunian -. Kantor Kepala pengalola -. Kantor Wakil kepala pengelola -. Kantor Building Division -. Kantor Facility Division -. Kantor Rent Division -. Kantor Administrasion Division -. Front Office 74

-. Ruang rapat Service : -. Gardu listrik -. Ruang generator -. Gudang bahan bakar -. Ruang kontrol panel -. Ruang pompa air -. Ruang water treatment -. Ruang sampah -. Ruang karyawan -. Gudang peralatan -. Toilet karyawan Fasilitas : -. Kolam renang -. Fitness center dan sauna Penunjang : -. Mini market -. Food court -. Laundry center 75

BUBBLE DIAGRAM LOBBY DAN KANTOR PARKIR PLAZA RUANG TAMU KANTOR KEPALA PENGELOLA FRONT DESK KANTOR WAKIL KEPALA PENGELOLA TOILET RUANG RAPAT KANTOR BUILDING DIVISION KANTOR FACILITY DIVISION FRONT OFFICE KANTOR RENT DIVISION KANTOR ADMINISTRATION DIVISION 76

BUBBLE DIAGRAM FASILITAS ENTRANCE BUBBLE DIAGRAM RUANG HUNIAN Tipe Single (1 orang) ENTRANCE KAMAR TIDUR KAMAR MANDI Tipe Standart (2 orang) ENTRANCE KAMAR TIDUR KAMAR MANDI Tipe Deluxe PANTRY +R. MAKAN KAMAR TIDUR ENTRANCE RUANG DUDUK KAMAR MANDI KAMAR TIDUR 77

BUBBLE DIAGRAM SERVICE PARKIR SERVICE RUANG JAGA Gardu listrik Ruang panel LOADING DOCK MINI MARKET Ruang generator Gudang bahan bakar Ruang pompa air LOADING DOCK FOOD COURT Ruang water treatment Ruang karyawan Gudang peralatan Toilet karyawan Ruang sampah 78

IV.2.3.8. Analisis Tampak Bangunan WATER EFFICIENCY HOTEL BINTANG 3 KOS KOSAN o Menerapkan sistem recycling water, waterless urinals. o Menggunakan tanaman rambat pada sisi muka bangunan, memaksimalkan penghijauan o Single loaded o Bentuk massa bangunan o Jendela mati, tidak dapat di buka o Memiliki lantai podium o Massa bangunan tunggal o Jendela berbentuk sama, berulang pada jarak yang sama o Double loaded o Bentuk massa bangunan cenderung kotak o Bentuk atap datar o Jendela hidup, dapat dibuka o Massa bangunan tunggal o Jendela berbentuk sama dan berulang pada jarak yang sama o Double loaded o Bentuk masa bangunan kotak o Atap datar difungsikan sebagai ruang resevior, gudang, dan ruan g jemur. o Pada tampak menggunakan bentuk jendela yang sama dan balkon yang sama o Bentuk atap miring Tabel 20. Analisis Tampak Bangunan KESIMPULAN : Mempertimbangkan pengefisiensian penggunaan koridor maka digunakan sistem double loaded, sehingga bentuk bangunan berbentuk persegi panjang dan pipih. Bentuk jendela dan balkon yang digunakan sama dan berulang pada jarak yang 79

sama. Mempertimbangkan upaya untuk menambah penghijauan pada bangunan maka digunakan tanaman rambat yang akan diaplikasikan pada tampak bangunan. Warna warna yang dipilih cenderung warna warna lembut dan warna kecoklatan. Warna warna seperti ini akan terlihat cocok dengan tanaman rambat yang berdaun hijau. Warna kecoklatan memberi kesan teduh, natural, dan memberikan kesan bangunan hunian. IV.2.3.9. Analisis Gaya Bangunan Untuk bangunan kos kosan hotel ini, dipilih gaya post modern. Menurut www.geocities.com dalam artikelnya Pengaruh Arsitektur Modern Terhadap Aritektur Post Modern, arsitektur post modern memiliki ciri ciri yang dapat membedakannya dengan arsitektur modern. Ciri ciri tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (untuk lebih lengkapnya, lihat di lampiran) : Double coding of Style Bangunan post modern adalah suatu paduan dari dua gaya atau style, yaitu : Arsitektur modern dengan arsitektur lainnya. Semiotic form Penampilan bangunan mudah dipahami, Karena bentuk bentuk yang tercipta menyiratkan makna atau tujuan atau maksud. Elitist and participative Lebih menonjolkan suatu kebersamaan serta mengurangi sikap borjuis seperti dalam arsitektur modern. 80