IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA STKIP MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA SINETRON PREMAN PENSIUN. Veria Septianingtias STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

PRINSIP KERJA SAMA, IMPLIKATUR PERCAKAPAN, DAN KESANTUNAN ANTARA GURU DAN SISWA DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SEKOLAH MASTER ABSTRAK

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2015 IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR BAMBU KUNING BANDAR LAMPUNG.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

IMPLIKATUR PERTANYAAN MAHASISWA PRODI BAHASA INDONESIA DI UNIVERSITAS TADULAKO

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan. Keberadaan bahasa ditengah-tengah manusia sangatlah berperan

TINDAK TUTUR LANGSUNG LITERAL DAN TIDAK LANGSUNG LITERAL PADA PROSES PEMBELAJARAN MICRO TEACHING

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penggunaan bahasa merupakan realitas interaksi komunikasi antara penutur

BAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

III. METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA IKLAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA. Naskah Publikasi

Gambar tersebut adalah sebuah hati, ditengah-tengahnya terdapat sebuah gedung dan disamping kiri gambar tersebut ada angka satu besar sekali.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

KAIDAH KESANTUNAN DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR: KAJIAN PRAGMATIK. Nanik Setyawati, S.S., M.Hum. Universitas PGRI Semarang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

Keindahan Seni Pendatang Baru

bahasa indonesia Kelas X MEMPRODUKSI DAN MENGANALISIS TEKS NEGOSIASI K-13 SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

I. PENDAHULUAN. produk atau jasa yang tentunya menjadikan bahasa sebagai sarananya.

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi

Wawancara Partisipan 1

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN KOMISIF DI KALANGAN ANAK TK BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA DI KECAMATAN POLANHARJO KLATEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN KESOPANAN DALAM TUTURAN TRANSAKSI PEMBIAYAAN DI PT BFI FINANCE TBK. CABANG SOLO NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. merupakan cara untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan semula suatu

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA IKLAN PEMASARAN GEDUNG PERKANTORAN AGUNG PODOMORO CITY NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: FENDY ARIS PRAYITNO NIM A

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

TINDAK TUTUR IMBAUAN DAN LARANGAN PADA WACANA PERSUASI DI TEMPAT-TEMPAT KOS DAERAH KAMPUS

menafsirkan makna homonim dan homofon, kesalahan dalam menafsirkan makna indiom, kesalahan dalam menafsirkan arti peribahasa, pengembalian stimulus,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V DATA 5.1. Elemen-Elemen Komunikasi Interpersonal Sumber-Penerima Encoding-Decoding

ANALISIS PENGGUNAAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM NOVEL CERITA KESTING GOKIL KARYA MPOK MERCY SITANGGANG : (TINJAUAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada

JENIS KALIMAT IMPERATIF PADA TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMK N 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

TINDAK TUTUR KOMISIF PADA WACANA KAMPANYE TERBUKA DI KALANGAN BAKAL CALON KEPALA DESA DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROSES PERKULIAHAN DI POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA

PRAANGGAPAN DAN IMPLIKATUR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA UNTUK MEMBENTUK PEMIKIRAN KRITIS IDEOLOGIS PEMUDA INDONESIA: SEBUAH PENDEKATAN PRAGMATIK

KESANTUNAN BERTUTUR DIALOG TOKOH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO. Oleh

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

terhubung dengan manusia lainnya di berbagai daerah yang berbeda, dengan menggunakan sebuah bahasa yang telah disepakati bersama.

MODUS TINDAK TUTUR PADA MAHASISWA PRODI BATRASIA FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BERBICARA DI PERGURUAN TINGGI.

PERWUJUDAN TINDAK KESANTUNAN PRAGMATIK TUTURAN IMPERATIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMK NEGERI 8 SURAKARTA

KESANTUNAN DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI SMP NEGERI 21 BANDARLAMPUNG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan sarana yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR BAHASA INDONESIA DI SMA DAN IMPLIKASINYA. Oleh

BENTUK DAN STRATEGI PENOLAKAN DI KALANGAN MASYARAKAT BERBUDAYA JAWA DI SOLO DALAM KONTEKS NONRESMI NASKAH PUBLIKASI

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KOMUNIKASI ANTARSISWA DI SMP N 1 SAWAN SINGARAJA

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

KESANTUNAN DAN FUNGSI PRAGMATIK WACANA TANYA JAWAB KONSULTASI REMAJA RUBRIK DEAR MBAK PIPIET KORAN SUARA MERDEKA SKRIPSI

Transkripsi:

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA STKIP MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG Dwi Fitriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email: dwifitriyani2221@gmail.com Abstract This research is pragmatic study which investigate conversational implicature of students of STKIP Muhammadiyah Pringsewu, Lampung. This study is aimed to investigate type and function of students conversational implicature. The researcher used pramatic-in-dividing. The indicator is inter locutor. In collecting the data, the researcher used recording, observation, and writing technique. In analysing the data, the researcher recorded the source data, observed, wrote, and examined the conversation which is related to type and function of impilacture. The result indicated that many students of STKIP Muhammadiyah Pringsewu, Lampung used nonconventional implicature. While the conversational implicature function that students used was communicative and informative. Keywords: conversational implicature, students, Pringsewu, and pragmatic. 1. PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam kapasitasnya sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki fungsi yang spesifik, seperti untuk menjalin hubungan dengan orang lain, menyatakan keinginan, dan sebagainya. Tanpa bahasa tentu akan sangat sulit bagi manusia untuk menyatakan kamauan, perasaan, pendapat, dan sebagainya. Bahasa sebagai penjalin hubungan dengan orang lain banyak memiliki fungsi atau tujuan yang beraneka ragam. Misalnya seperti permintaan, perintah, bertanya, dan lainnya. Bahasa sebagai alat komunikasi haruslah dipahami penutur dan mitra tuturnya sehingga penggunaannya tidak menimbulkan salah pengertian. Pesan seorang penutur kepada mitra tuturnya dapat berjalan baik apabila antara mitra tutur dengan penutur saling memahami maksud tuturan yang sedang dituturkan. Pemahaman tuturan tidak hanya pada makna tersurat saja tetapi juga harus paham dengan makna tersiratnya. Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 53

Kajian bahasa yang mengkaji tentang makna tersirat adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu bahasa yang mengkaji satuan bahasa secara eksternal yaitu ilmu bahasa yang mempelajari tentang makna yang terikat konteks (Sam Mukhtar Chaniago, 1998: 18). Beberapa ahli bahasa, seperti Kunjana Rahardi (2006) dan George Yule (2014) memaparkan bahwa dalam pragmatik terdapat makna tersirat yang dikenal dengan implikatur konvensional dan implikatur percakapan nonkonvensional. Implikatur konvensional adalah implikatur yang secara konvensional suatu ucapan atau ungkapan telah memberi konotasi atau ditentukan oleh arti konvensional kata-kata yang dipakai, sedangkan implikatur percakapan adalah propoposisi atau pernyataan implikatif, yaitu apa yang mungkin diartikan, disiratkan atau yang dimaksudkan penutur berbeda dengan apa yang sebenarnya dikatakan oleh penutur dalam suatu percakapan. Implikatur suatu ujaran ditimbulkan akibat adanya pelanggaran prinsip percakapan. Prinsip percakapan merupakan prinsip yang harus diperhatikan dan digunakan oleh pengguna bahasa dalam melakukan percakapan agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan lancar. Selain itu agar komunikasi berjalan dengan lancar, antara penutur dengan mitra tutur memiliki semacam kesamaan latar belakang pengetahuan tentang sesuatu yang dipertuturkan. Di antara penutur dan mitra tutur terdapat semacam kontrak percakapan tidak tertulis bahwa apa yang sedang dipertuturkan itu saling dimengerti. Penutur dan mitra tutur pun harus memahami kaidah-kaidah pragmatik, dengan demikian penutur dan lawan tutur akan terbiasa menggunakan kalimat-kalimat bentuk implikatur dalam komunikasi sehari-sehari. Penutur akan lebih efektif dalam menyampaikan apa yang diinginkan. Bagi mitra tutur akan lebih responsif menanggapi pembicaraan penutur. Mitra tutur dapat memperkirakan arah pembicaraan orang lain lebih tepat. Pemahaman terhadap implikatur juga sangat bergantung pada situasi dan kondisi saat tuturan berlangsung. Apakah antara penutur dan lawan tutur sudah saling mengenal dan pada saat percapakan menggunakan intonasi yang tepat atau tidak, karena intonasi memegang peranan penting dalam percapakapan lisan. Manusia sebagai 54

mahluk sosial dalam berkomunikasi sering menggunakan bentuk implikatur. Ini terlihat dalam percakapan mahasiswa STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung (STKIP MPL). STKIP MPL terletak di jalan KH. Gholib Pringsewu kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung dengan mahasiswa berbagai prodi. Progam studi yang ada di STKIP MPL terdiri dari empat prodi yaitu Prodi Matematika, Prodi BK, Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia serta Prodi Bahasa Inggris. Mahasiswanya pun beraneka ragam latar belakang pengetahuan, sosial dan ekonominya. Para mahasiswa ini menggunakan bahasa pragmatik tanpa menyadari dan mengetahui bahwa kalimat-kalimat yang digunakan bentuk implikatur yang merupakan kajian pragmatik. Kadangkala percakapan yang dilakukan tidak berjalan lancar. Mitra tutur tidak memahami makna tersirat yang diucapkan penutur. Semua ini disebabkan karena latar belakang pengetahuan mahasiswa berbeda-beda. Bahkan banyak mahasiswa yang tidak memahami kaidah-kaidah pragmatik. Akan tetapi tidak semua percakapan tidak berjalan lancar. Ada sebagaian mahasiswa yang telah memahami makna tersirat yang terkadung dalam kalimat yang dituturkan penutur. Karena kaidahkaidah pragmatik telah dipelajari mahasiswa dalam mata kuliah pragmatik. Penelitian ini mengkaji bentuk implikatur yang digunakan dalam percapakan mahasiswa STKIP MPL dan fungsi dari implikatur dalam percapakan mahasiswa STKIP MPL. Tujuan penelitian yang diakukan di STKIP MPL pada mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan Indonesia semester V (lima) adalah untuk mengetahui bentuk implikatur yang digunakan dan mengetahui fungsi implikatur tersebut. Melalui penelitian yang peneliti lakukan, diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca tantang kajian pragmatik. Khususnya bentuk-bentuk implikatur. 2. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan yang bersifat pragmatis (Sudaryanto, 1993: 13). Metode padan merupakan metode yang digunakan dalam upaya menemukan kaidah dalam tahap analisis data yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Alat penentu dalam penelitian ini dikaitkan dengan metode 55

yang digunakan adalah mitra wicara. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa STKIP MPL Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia semester V (lima) yang keseluruhan berjumlah 74 mahasiswa. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel 20 percakapan dari populasi tersebut. Adapun teknik untuk mengumpulkan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik rekam dan catat. Peneliti merekam sumber data dari subjek penelitian kemudian mencatat tuturan yang ada dalam rekaman. Setelah itu peneliti melakukan kajian yang dikaitkan dengan bentuk implikatur yang ada dalam tuturan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu implikatur percakapan mahasiswa di SKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung yang terangkum dalam 20 percakapan di bawah ini: 1. Percapakan antara dosen dengan mahasiswa dalam situasi proses perkuliahan di dalam kelas. Dosen : Ada yang punya spidol? Mahasiswa : Spidolnya mana? (menanyakan pada sekretaris kelas). Pada percakapan antara dosen dengan mahasiswa di atas merupakan bentuk implikatur percakapan dengan fungsi perintah. Kalimat-kalimat yang dituturkan oleh dosen dan mahasiswa mengimplikasikan perintah untuk mengambil atau mencarikan spidol. 2. Percakapan antara dua mahasiswa dalam situasi akan diadakan tes atau kuis dalam perkuliahan di ruang kelas. Mahasiswa 1: He...ada dosen! Mahasiswa 2: Aku duduk di belakang ya. Pada percakapan antara ke dua mahasiswa di atas merupakan implikatur percakapan dengan fungsi perintah. Kalimat yang dituturkan mahasiswa 1, mengimplikasikan memerintah temannya untuk duduk, sedangkan kalimat yang dituturkan oleh mahasiswa 2 mengimplikasikan bahwa dosen tersebut sangat disiplin dan ketat pada saat melakukan pengawasan tes atau kuis. 56

3. Percakapan antara dua mahasiswa dalam situasi mengikuti perkuliahan di ruang kelas. Mahasiswa 1: Jam berapa? Mahasiswa 2: Bentar lagi selesai. Pada percakapan di atas terlihat sekali pelanggaran prinsip-prinsip percakapan karena jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan tersurat tetapi sesuai dengan makna tersirat. Percakapan tersebut di sebut dengan implikatur percakapan (nonkonvensional) dengan fungsi bertanya. Pada tuturan mahasiswa 1, mengimplikasikan sudah akan berakhir atau belum proses perkulihan. Mahasiswa 1 sudah ingin keluar kelas. 4. Percakapan antara dua mahasiswa pada saat baru keluar kelas. Mahasiswa 1: Eh ke kantin yuk. (Sambil memukul pudak temennya dengan keras). Mahasiswa 2: Anggap aja ini patung (Sambil mengelus pudaknya yang dipukul). Mahasiswa 1: He...he...Maaf ya. (Mengelus pudak temennya). implikatur percakapan dengan fungsi perintah. Terlihat pada kalimat mahasiswa ke dua tersirat untuk tidak memukul pada saat mengajak ke kantin, karena sakit. 5. Percakapan antara dua mahasiswa pada saat baru keluar kelas. Mahasiswa 1: Aku jengkel lo sekelompok sama dia. Dia tuh orang apa sih? Mahasiswa 2: Kayaknya jawa lo, emang kenapa? Mahasiswa 1: Lelet banget orangnya jadi males banget aku. implikatur konvensional dengan fungsi informatif. Terlihat pada kalimat yang dituturkan mahasiswa 2. Kalimat tersebut mengimplikasikan bahwa orang Jawa pasti lelet atau lambat kerjanya. 6. Percakapan antara mahasiswa pada saat istirahat. Mahasiswa 1: Si Dian aja yang kita jadikan ketua 57

kelompok, Dia kan oke apa lagi dengan penampilan yang pake kaca mata. Mahasiswa 2: Emang hubungnnya apa? Mahasiswa 3: Iya emang apa ngaruhnya lo? Mahasiswa 1: La kamu orang tuh kok g pada ngerti. Mahasiswa 2: Ooo... iya ya dah aku setuju. Mahasiwa 3: Sip, oke banget deh. implikatur konvensional yang memiliki fungsi menginformasikan. Kalimat yang dituturkan oleh mahasiswa 1 mengimplikasikan bahwa orang yang menggunakan kaca mata adalah orang pintar. dengan fungsi informatif. terlihat pada percakapan keduanya mengimplikasikan bahwa Hp (handphone) yang dibeli mahasiswa 2 lebih murah dibanding HP yang ditawarkan mahasiswa 1. 8. Percakapan antara mahasiswa pada saat akan mengikuti perkuliahan. Mahasiswa 1 : Eh ada Bu Dwi. Ketua Tingkat: Ambil LCD! implikatur percakapan (non konvensional) yang berfungsi sebagai tuturan perintah dan tuturan informatif. Percakapan di atas mengimplikasikan bahwa Bu Dwi pada saat memberikan perkuliahan selalu menggunakan LCD. 7. Percakapan antara dua mahasiswa pada saat istirahat. Mahasiswa 1: HP mu baru ya? Kok gak beli Samsung aja. Mahasiswa 2: Ah kemahalan. 9. Percakapan antara mahasiswa pada saat perkulihan akan mengadakan diskusi. Mahasiswa 1: Kamu aja si Tur yang jadi moderator kan kamu yang cowok 58

sendiri terus badanmu yang paling gede! Mahasiswa 2: Iya bener tuh. Mahasiswa 3: Cepet Tur! implikatur konvensional yang berfungsi perintah. Kalimat mahasiswa 1 mengimplikasikan bahwa yang berbadan besar pasti suaranya lantang. 10. Percakapan antara satpam dan mahasiswa di lapangan parkir. Satpam : Parkirnya di belakang Mas, ini parkiran dosen. Mahasiswa: Maaf Pak saya cuma sebentar. yang berfungsi perintah dan informatif. Kalimat yang dituturkan Satpam mengimplikasikan bahwa yang parkir di tempat itu hanya dosen. 11. Percakapan antara dua mahasiswa pada saat istirahat. Mahasiswa 1: Besok mata kuliah telaah buku teks ada tambahan ya? Mahasiswa 2: Mudah-mudahan Bu Dwi gak berangkat soalnya aku belum ngerjain. dalam bentuk pertanyaan. Tuturan di atas berfungsi sebagai tuturan yang bertujuan mencari informasi. Tuturan yang dituturkan oleh mahasiswa 2 mengimplikasikan bahwa tugas yang diberikan Bu Dwi untuk dikerjakan di rumah belum dikerjakan. 12. Percakapan dua mahasiswa di saat akan mengikuti perkuliahan. Mahasiswa 1 : Jam berapa? Mahasiswa 2: Nayantai aja Bapaknya belum berangakat. yang berfungsi perintah dan meminta informasi. Kalimat yang dituturkan mahasiswa 2 mengimplikasikan bahwa dosennya sering terlambat. 59

13. Percakapan mahasiswa di waktu istirahat. Mahasiswa 1: Aku mau beli HP baru yang bagus merek apa ya? Mahasiswa 2: Jangan beli HP yang enggak bermerek, beli tuh yang merek terkenal. yang berfungsi menginformasikan. Kalimat yang dituturkan oleh mahasiswa 2 mengimplikasikan bahwa merek tidak terkenal tidak bagus dibandingkan dengan yang merek terkenal. 14. Percakapan antara dosen dengan mahasiswa pada saat perkuliahan. Dosen: Telaahlah buku teks pelajaran bahasa Indonesia I sampai 3 tingkat SMP dan SMA! Dikumpulkan minggu depan! Mahasiswa: Bu, kumpulnya jangan minggu depan ya Bu! dengan fungsi permintaan. Kalimat yang dituturkan mahasiswa mengimplikasikan bahwa mereka banyak tugas. 15. Percakapan antara dua mahasiswa pada saat istirahat. Mahasiswa 1: Selamat ya kamu sekarang sudah punya suami. Mahasiswa 2: Makasih ya. yang berfungsi memberi ucapan selamat atau tuturan informatif. Kalimat yang dituturkan mahasiswa 1 mengimplikasikan bahwa mahasiswa 2 dulu belum mempunyai suami. 16. Percakapan antara dua mahasiswa pada saat istirahat. Mahasiswa 1: Ee...kalo mau minta tuh jangan sama dia, dia kan kuciran. Mahasiswa 2: Ha...ha..haa.. 60

implikatur konvensional yang berfungsi informasi. Kalimat yang dituturkan mahasiswa 1 mengimplikasikan bahwa kalo orang kuciran, rambut yang berbentuk kerucut di bawah bagian leher bagi laki-laki menandakan pelit. 17. Percakapan antara dua mahasiswa pada saat akan mengikuti perkuliahan. Mahasiswa 1: Keren lo laptopmu. Mahasiswa 2: Ya iya dunk kan baru. yang memiliki fungsi pujian. Kalimat yang dituturkan mahasiswa 1 mengimplikasikan bahwa laptop yang keren atau bagus pasti mahal harganya. yang berfungsi perintah walaupun bentuknya pertanyaan. Kalimat yang dituturkan dosen menyiratkan perintah kepada mahasiswa untuk menyalakan kipas angin. 19. Percakapan antara dua mahasiswa pada saat istirahat. Mahasiswa 1: Mbak, semester 6 nanti ada mata kuliah pewara gak ya? Mahasiswa 2: Emang kenapa? Mahasiswa 1: Aku mau ngulang soalnya aku dapet D. Mahasiswa 2: Ya enggak ada lah, kan adanya di semester 3. 18. Percakapan antara dosen dengan mahasiswa pada saat perkuliahan. Dosen : Ruangan ini panas sekali ya? Mahasiswa : Baik saya nyalakan kipas anginnya. implikatur konvensional yang berfungsi informasi. Kalimat yang dituturkan oleh mahasiswa 2, mengimplikasikan bahwa mata kuliah pewara hanya ada di semester tiga, tidak di semester lainnya. 61

20. Percakapan antara dosen dengan mahasiswa pada saat akan melakukan perkuliahan. Dosen : Tidak ada LCD? Mahasiswa: Permisi BU. (Menuju ke prodi untuk mengambil LCD). implikatur percakapan nonkonvensional, berfungsi memerintah. Dari percakapan di atas memunculkan makna yang tersirat, terlihat pada kedua kalimat yang dituturkan. Kalimat yang dituturkan dosen menyiratkan maksud perintah untuk mengambil LCD, sedangkan kalimat yang dituturkan mahasiswa menyiratkan bahwa dosen tersebut selalu menggunakan LCD pada saat melakukan perkuliahan. 4. SIMPULAN Berdasarkan permasalahan, hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa STKIP MPL dalam melakukan percakapan banyak menggunakan implikatur, walaupun tidak semua mahasiswa melakukan percakapan dengan lancar karena perbedaan latar belakang pengetahuan tentang pragmatik itu sendiri tetapi tidak menyurutkan mahasiswa untuk menggunakan implikatur dalam berkomunikasi sehingga mahasiswa telah terbiasa menggunakannya. Terbukti dengan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Mahasiwa STKIP MPL Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia dalam melakukan komunikasi banyak menggunakan bentuk implikatur. Hasil penelitian terhadap mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia menghasilkan banyaknya bentuk implikatur percakapan (nonkonvensional) dibanding dengan bentuk implikatur konvensional. 5. DAFTAR PUSTAKA George Yule. 2014. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kunjana Rahardi. 2002. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Sam Mukhtar Chaniago, dkk. 1997. Pragmatik. Jakarta: Universitas Terbuka. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. 62