IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KERINGANAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT (HUMAS) KEPOLISIAN DAERAH (POLDA) SULTENG

IMPLEMENTASI PENGELOLAAN HIBAH PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI BOS TAHUN 2011 di SMP AL AZHAR 14, SMP 12 dan SMP 29 Kota SEMARANG

TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN DRIVE THRU DI SISTEM MANUNGGAL SATU ATAP KABUPATEN BANTUL JURNAL

Rinmawan (Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako)

BAB I PENDAHULUAN. tantang terbesar yang dihadapi oleh pemerintah khususnya pemerintah daerah

Implementasi Kebijakan Remidial Teaching pada Mata Pelajaran IPA Tahun Pelajaran di SMP Negeri 3 Gresik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Komunikasi Dalam Pelayanan Samsat Drive Thru pada. Dispenda Wilayah Kota Bandung Soekarno Hatta

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mempunyai kekuasaaan dan lembaga yang mengurus masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh 3 instansi

BAB I PENDAHULUAN. daerah, baik dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah maupun tugas

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya sendiri. Salah satu sumber

ANALISIS PELAYANAN PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB ) PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN SIGI

IMPLEMENTASI PERATURAN DISIPLIN PNS

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perkembangan yang terjadi. Dampak perubahan dan perkembangan ini sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bentuk usaha yang akan berimbas pada perkembangan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang

IMPLEMENTASI RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGANGKATAN SEKRETARIS DESA MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI

JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN Vol. 4, No. 1 (2015)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR TEPI JALAN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA PALU (STUDI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Program yang dilaksanakan oleh Ditlantas Polda DIY dalam menekan

ANALISIS IMPLEMENTASI PERUBAHAN ATAS PERDA TENTANG ALOKASI DANA DESA

V. SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI IZIN TRAYEK DI KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum

JURNAL TESIS. Oleh : RR. LAKSMI HANDAYANINGSIH NPM :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan peneliti pada bab sebelumnya mengenai

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PELAYANAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI UPTD SAMSAT KOTA KENDARI *Astin Abus **Muh. Zein Abdullah ***Sutiyana Fachrudin

BAB II GAMBARAN DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena Reformasi Birokrasi yang bergulir menuntut perubahan dalam

I. PENDAHULUAN. Pemerintahan yang berhasil adalah pemerintahan yang harus mampu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdaulat dimana wilayahnya

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 14 TAHUN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Umum UPT. SAMSAT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. PIPPK di Kecamatan Panyileukan, dapat kita analisa melalui teori implementasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah perubahan dari Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, dan

BAB 4 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri merupakan induk dari semua

BAB II DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. Berdasarkan surat keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian pada Bab I sampai dengan Bab VI, disusun

NEGARA S K R I P S I. Oleh

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MANADO JANWAR BINGKU PATAR RUMAPEA MARTHA OGOTAN

BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Sejarah Singkat Unit Pelaksana TeknisPendapatan Duri Dinas Pendapatan Provinsi Riau

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD UNDATA PROVINSI SULAWESI TENGAH

ANALISIS POTENSI SUBJEK PAJAK DAN KONTRIBUSI PAJAK ATAS PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI KOTA BATU

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PEMUTIHAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) DI KECAMATAN BABULU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANGKET PENELITIAN Pelaksanaan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap dalam Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Selatan.

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak Daerah. Pajak

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TUNJANGAN KHUSUS GURU DAERAH TERPENCIL DI DESA BATURUBE KECAMATAN BUNGKU UTARA KABUPATEN MOROWALI

BAB I PENDAHULUAN. potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERTIBAN TERMINAL PENUMPANG

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta

PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DIY DI KOTA YOGYAKARTA

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi. Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan dan tanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan masyarakatnya.

ANALISIS PAJAK HOTEL DALAM PARADIGMA PELAYANAN PUBLIK UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BATU

GUBERNUR JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

dan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pelayanan publik yang terjadi di Indonesia sudah menjadi

Implementasi Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 45 Tahun 2012 Tentang Perubahan Pedoman Penilaian PNS Berprestasi

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) didirikan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya membutuhkan pelayanan bahkan dapat dikatakan pelayanan tidak

BAB I PENDAHULUAN. kesejahtraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan adil dan makmur.

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI KANTOR SAMSAT MANADO

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA PALU

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sugiyono (2011: 8)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 45 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDAPATAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang nomor 34 tahun 2004

PENGARUH INSENTIF PAJAK BBN KB TERHADAP JUMLAH WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR YANG TERDAFTAR DI SURABAYA BARAT

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 61 TAHUN 2012

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN AKTE PERKAWINAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO.

PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN SLEMAN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

PERBEDAAN KEBIJAKAN KANTOR BERSAMA SAMSAT I DAN KANTOR BERSAMA SAMSAT II KOTA SURABAYA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat salah satunya adalah SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Pintu yang diselenggarakan oleh BPMPTSP Kabupaten Purwakarta belum

Transkripsi:

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KERINGANAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH Imran Wahyudy Alatas prince1mr4n@gmail.com Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Publik Program Pascasarjana Universitas Tadulako Abstract The purpose of this study was to determine the Implementation of Motor Vehicle Tax Relief Policy in the Office of Regional Revenue Office of Central Sulawesi Province. The main theory used in this study are those of Edward III on four factors influencing policy implementation is communication, resources, disposition and bureaucratic structure. This type of research uses a qualitative approach to survey techniques. Informants in this study of three people who choose with purposive sampling. The results showed the implementation of the Motor Vehicle Tax Relief Policy in the Office of Regional Revenue Office of Central Sulawesi Province which consists of four indicators of communication, resources, disposition and bureaucratic structure. Of the four sub indicators are still no indicators that still need to be improved, namely sub-indicators of physical facilities, the implementor of policies and attitudes that lead to policy-makers on the creation of good results. Keywords: Motor Vehicle Tax, Policy Implementation, Communication, Resources, Disposition and Bureaucratic Structure. Pemerintah Daerah menjalankan otonomi dalam upaya pemberdayaan Daerah dalam rangka pengambilan keputusan Daerah secara lebih leluasa untuk mengelola sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kepentingan, prioritas, dan potensi Daerah itu sendiri. Salah satunya pada Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 yang berkaitan dengan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah provinsi sulawesi tengah akan berusaha meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan memaksimalkan pemungutan pajak Daerah, yaitu seperti Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN - KB). Berbagai usaha yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah melalui UPTD Pendapatan bersama dengan Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah dan PT Jasa Raharja yang tergabung dalam Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat Sulawesi Tengah, diantaranya ialah dengan mensosialisasikan Peraturan Daerah tersebut pada saat sebelum implementasi dan diawal implementasi, dan memberikan akses yang lebih luas dengan mengadakan SAMSAT Keliling, sebagai bentuk inovasi pelayanan publik. Untuk melihat sejauh mana efektifitas implementasi kebijakan tersebut diatas maka dilakukan penelitian dengan judul Implementasi Kebijakan Keringanan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Adapun yang dimaksud dengan Keringanan Pajak Kendaraan Bermotor pada judul tersebut diatas adalah Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN KB). 150

151 e-jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 12, Desember 2015 hlm 150-156 ISSN: 2302-2019 METODE Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Menurut Satori dan Komariah (2011:22-25), bahwa penelitian kualitatif dapat didesain untuk memberikan sumbangannya terhadap teori, praktis, kebijakan, masalah-masalah sosial dan tindakan. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah. Dengan demikian, penelitian kualitatif tidak hanya sebagai upaya mendeskripsikan data tetapi deskripsi tersebut merupakan hasil dari pengumpulan data yang sahih yaitu melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen. Penelitian dilaksanakan di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling, yaitu memilih orang-orang yang dianggap mengetahui dan mampu memberikan informasi yang relevan dengan fokus permasalahan yang akan diteliti dengan jumlah informan yang dipilih dan dianggap mampu memberikan informasi yang relevan terkait dengan permasalahan penelitian. Definisi operasional konsep dari penelitian ini adalah Komunikasi, Sumber daya, Disposisi, dan Struktur Birokrasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi Kebijakan Keringanan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dalam penelitian ini difokuskan pada indikator Komunikasi, Sumber daya, Disposisi, dan Struktur Birokrasi sebagai berikut: 1) Komunikasi Implementasi akan berjalan efektif apabila ukuran-ukuran dan tujuan- tujuan kebijakan dipahami oleh individu-individu yang bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan kebijakan. Kejelasan ukuran dan tujuan kebijakan dengan demikian perlu dikomunikasikan secara tepat dengan para pelaksana. Konsistensi atau keseragaman dari ukuran dasar dan tujuan perlu dikomunikasikan sehingga implementors mengetahui secara tepat ukuran maupun tujuan kebijakan itu (George Edwards III dalam Winarno 2007:126). Faktor komunikasi dianggap faktor yang sangat penting dalam setiap proses kegiatan yang melibatkan unsur manusia dan sumber daya. Implementasi yang efektif baru akan terjadi apabila para pembuat kebijakan dan implementor mengetahui apa yang akan mereka kerjakan, dan hal itu hanya dapat diwujudkan melalui komunikasi yang baik. Berikut hasil pengamatan peneliti di lapangan dalam mengukur keberhasilan komunikasi. Implementor dalam penerapan proses transmisi dilakukan oleh K epala s ek si P enetap an d an Keringan an P aj ak yang m erupakan petugas Pelayanan Keringanan baik di Kantor Dinas maupun di Samsat. Surimas Lamakarate, S.E., yang merupakan Kepala Bidang Penerimaan Pajak Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dalam kutipan Wawancara menegaskan sebagai berikut: "Penyaluran (transmisi) yang baik akan menghasilkan kejelasan implementasi yang baik pula". Dispenda sebagai regulator dan implementor belum optimal dalam melakukan Transmisi Informasi kepada PNS yang bertugas sebagai Implementor,yang bersentuhan langsung dengan Wajib Pajak yang ingin mengurus Keringanan Pajak. Hal tersebut dapat dimengerti karena akibat kurangnya Transmisi Informasi yang diterima oleh pelaksana kebijakan dalam bentuk Sosialisasi yang berkaitan dengan Keringanan Pajak dan Tidak pernah dilakukan Bimbingan Teknis mengenai Keringanan Pajak.

Imran Wahyudy Alatas. Implementasi Kebijakan Keringanan Pajak Kendaraan Bermotor 152 Bimbingan teknis tentang Ketentuan Keringanan Pajak niscaya wajib dilakukan kepada seluruh petugas Dispenda karena kemampuan petugas dalam melalukan transmisi Informasi keringanan pajak tidak seragam dan up to date. Sehingga cenderung menyesatkan masyarakat. Selain itu Kepala Seksi Penetapan dan Keberatan Pajak pada Kantor Dinas Pendapatan Provinsi Sulawesi Tengah yang bertugas melayani pemohon Keringanan Pajak Kendaraan Bermotor yakni Ibu Djintan Lembah, M.M., menyatakan: "Adanya kejelasan yang diterima oleh pelaksana kebijakan sehingga tidak membingungkan dalam pelaksanaan kebijakan sulit terwujud, akibat dari keterbatasan tersebut diatas sehingga Penyaluran informasi (transmisi) yang baik kurang dapat terwujud atau kurang jelas dalam menghasilkan implementasi informasi yang baik kepada Wajib pajak yang berakibat maksud dan tujuan dari regulasi Keringanan Pajak tidak dapat di informasikan secara maksimal kepada wajib pajak. Masih adanya oknum-oknum pejabat maupun pengusaha yang mencoba mencari celah dari Kebijakan Keringanan Pajak, tapi dengan adanya regulasi yang jelas dan konsisten dari Pergub dan Pejabat Implementor sehingga hal tersebut dapat dihindari. Ketika dalam sebuah organisasi sudah terjalin komunikasi yang sinergis dan jelas antar sesama pegawai maka tujuan dari organisasi tersebut akan mudah tercapai, disini Kepala Seksi Penetapan dan Keberatan Pajak pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah sebagai pemberi informasi Pajak Kendaraan Bermotor kepada masyarakat akan baik dalam penyampaiannya lagi. Konsistensi merupakan pelaksanaan kebijakan yang dilakukan oleh elemen terkait untuk melaksanakan kebijakan sesuai dengan isi kebijakan tersebut dan jangan sampai keluar dari yang sudah di gariskan. 2) Sumber Daya Selain itu dalam mengukur keberhasilan implementasi kebijakan adalah dengan variabel sumber daya yang diungkapkan oleh George C. Edward III dalam Agustino (2006:158-159). Staf merupakan bagian dalam, sebuah organisasi yang kemudian menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan bidang kajiannya masing- masing. Di lingkungan Kepala Seksi Penetapan dan Keberatan Pajak pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah para pegawainya diharapkan mempunyai kecakapan dalam bekerja. Sebagai aparatur daerah yang memberikan pelayanan secara langsung kepada masyarakat, maka salah satu faktor yang mendukung dalam pelaksanan kerja adalah latar belakang pendidikannya. Betapa tidak, seseorang yang memang berpendidikan sesuai dengan klasifikasi yang ditentukan akan mampu memberikan pelayanan dalam bentuk apapun kepada masyarakat secara efektif dan efisien. Kepala Seksi Penetapan dan Keberatan Pajak Ibu Djintan Lembah, MM mengatakan: Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah memiliki Staf yang belum cukup jumlahnya dan mutunya belum terpenuhi, dengan Petugas yang sejumlah 3 (tiga) orang dengan mutu pendidikan tersebut hanya mampu melayani maksimal 3(tiga) orang dalam sehari. Memang bukan menjadi patokan utama seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih mampu memberikan pelayanan lebih baik dari yang berpendidikan di bawahnya, namun dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat haruslah efektif. Kepala Seksi Penetapan dan Keberatan Pajak Ibu Djintan Lembah,MM mengatakan bahwa: Kita sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat sudah menjadi kewajiban untuk terus menambah pengetahuan tentang pajak kendaraan bermotor. Bisa melalui buku-buku pedoman atau melalui Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah No. 27 Tahun 2012 ataupun dengan melakukan obrolan-obrolan dengan pegawai lain seputar tugas kami. Fasilitas adalah alat-alat yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan. Ketika sarana pendukung memadai maka pelayanan pun akan lebih baik lagi, ini merupakan suatu hal yang

153 e-jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 12, Desember 2015 hlm 150-156 ISSN: 2302-2019 sangat perlu dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Pada kenyataannya di lapangan, peneliti melihat fasilitas di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah sudah baik dan sebagai contoh penggunaan komputer dan Sistem Samsat Online yang secara cepat mengakses d a t a apa saja yang diperlukan untuk melayani wajib pajak. Jika faktor-faktor yang mendukung dalam pemberian pelayanan kepada masyakat terpenuhi maka semua roda kegiatan pembangunan akan semakin lancar. 3) Disposisi Disposisi atau sikap pelaksana merupakan komitmen pelaksana terhadap program. Suatu disposisi dalam implementasi dan karakteristik, sikap yang dimiliki oleh implementor kebijakan, seperti komitmen, kejujuran, komunikatif, cerdik dan sifat demokratis. Implementor harus memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan dan ditetapkan oleh pembuat kebijakan. Variabel disposisi merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan. Kepala Bidang Penerimaan pajak Ibu Surimas Lamakarate,S.E., menyatakan: Kami Kepala Bidang Penerimaan Pajak dan Kasi Penetapan Keberatan Pajak mempunyai komitmen Pelayanan terhadap wajib pajak dengan selalu berusaha jujur dan se-objektif mungkin memberikan pelayanan, namun terkadang masih didapatkan Oknum Pejabat, Oknum Anggota Dewan maupun Oknum Pengusaha yang mencoba mempengaruhi Disposisi mereka untuk melayani dengan komitmen dan jujur sesuai dengan petunjuk Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah No.27 Tahun 2012 Bab IX Pasal 20 & 21 Tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan sanksi administrasi dan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak. Disposisi atau sikap pelaksana Petugas Pelayanan Keringanan Pajak penuh cobaan dan Godaan dari Oknum Wajib pajak untuk main mata dengan petugas dispenda dalam hal penentuan besaran keringanan pajak. Komitmen dan Kejujuran dipertaruhkan disini. 4) Struktur Birokrasi Struktur birokrasi didasarkan pada prosedur operasional standar yang mengatur tata aliran pekerjaan dan pelaksanaan kebijakan. Organisasi, menyediakan peta sederhana untuk menunjukkan secara umum kegiatankegiatannya dan jarak dari puncak menunjukkan status relatifnya. Kebanyakan peta organisasi bersifat hierarkis yang menentukan hubungan antara atasan dan bawahan dan hubungan secara diagonal langsung organisasi. Struktur Birokrasi yang ada di Dispenda baru merupakan Struktur Secara Umum yang mengatur hubungan mulai dari Kepala dinas hingga kepala seksi. Struktur Birokrasi belum dibuat berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) sehingga tidak adanya kejelasan antara Jenjang Hierarki,Pelembagaan, komunikasi, Jaringan Informasi, Hubungan. Hal ini diperkuat oleh Ibu Surimas Lamakarate, SE selaku Kepala Bidang Penerimaan Pajak, sebagai berikut: Jenjang Hierarki, pada dasarnya pada proses pelayanan keringanan pajak siapa bertanggung jawab dengan siapa' telah cukup jelas yakni Kepala Seksi Penetapan dan Keberatan Pajak bertanggung jawab terhadap Kepala Bidang Penerimaan Pajak dan selanjutnya bertanggung jawab terhadap Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah. Namun menjadi tidak jelas ketika salah satu dari ketiga jabatan manajerial tersebut tidak ditempat karena Tugas Dinas maka proses Keringanan Pajak terhenti. Pelembagaan, Membagi habis pekerjaan atau "Siapa melakukan apa", pada Pelembagaan Pelayanan Keringanan Pajak terdiri dari Penanggungjawab Keringanan Pajak (Kepala Bidang Penerimaan pajak), Koordinator Keringanan Pajak (Kepala Seksi Penetapan dan Keberatan Pajak), Petugas Pelayanan Keringanan pajak (Staf Bidang Penerimaan Pajak), pengaturan siapa melakukan apa hanya secara lisan sehingga terkadang lupa pada saat pelaksanaan. Berbagai saluran komunikasi yang terdapat dalam organisasi sebagai jawaban terhadap pertanyaan siapa yang berhubungan dengan siapa dan untuk kepentingan apa masih

Imran Wahyudy Alatas. Implementasi Kebijakan Keringanan Pajak Kendaraan Bermotor 154 terbatas, permasalahan dibawah pada tingkat staf pelayanan hanya terbatas berkomunikasi dengan kasi Penetapan dan Keberatan Pajak sehingga Respon Time Solusi dari atasan (Kepala Dinas) pengambil kebijakan menjadi lama akibat saluran komunikasi yang terbatas dan berjenjang (panjang). Jaringan informasi yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, baik yang sifatnya institusional maupun individual, terdapat situs resmi dispenda namun belum dimanfaatkan untuk memaksimalkan pelayan keringanan pajak baik dalam bentuk informasi maupun media komunikasi antara dispenda terhadap wajib pajak. Hubungan antara satu satuan kerja dengan berbagai satuan kerja yang lain. SAMSAT terdiri dari 3 (tiga) satuan kerja yakni Dirlantas Polda Sulteng; Dispenda Sulteng; PT. Jasa Raharja Cabang Sulteng, namun hubungan komunikasi belum maksimal akibat kurangnya intensitas pertemuan dari ketiga pucuk pimpinan, hanya sekali dalam tiap triwulan di Rapat Tim Pembina Samsat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kurang maksimalnya KOMUNIKASI di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah karena kurangnya Bimbingan Teknis Keringanan pajak untuk petugas pelayanan pajak dan Sosialisasi Keringanan Pajak bagi Wajib Pajak sehingga mengakibatkan: 1. Belum Optimalnya Transmisi Informasi pada Wajib Pajak dan Petugas Pelayanan Pajak contoh, Jarang terjadi seorang wajib pajak yang ingin mengurus keringanan pajak membawa berkas yang lengkap ke Dispenda akibat kurang nya informasi mengenai tata cara pengurusannya,baik Informasi dari Kantor Samsat dan Kantor Dispenda serta juga tidak adanya informasi baik dari media cetak maupun elektronik.; 2. Penyaluran informasi (transmisi) yang baik kurang dapat terwujud atau kurang jelas dalam menghasilkan implementasi informasi yang baik kepada Wajib pajak yang berakibat maksud dan tujuan dari regulasi Keringanan Pajak tidak dapat di informasikan secara maksimal kepada wajib pajak.; 3. Kurangnya pemahaman terhadap regulasi dan konsistensi Pergub. 2. Dapat disimpulkan bahwa Sumber Daya di Kantor Dinas Pendapatan : 1.Staf yang Masih sangat kurang; 2. Staf yang mutu pendidikannya belum terpenuhi; 3. Informasi sebagai penentu pengambilan keputusan masih minim; 4. Tanpa adanya SOP Keringanan Pajak dapat dipastikan adanya Kewenangan yang tumpang tindih sehingga dapat merugikan wajib pajak. ; 5.Fasilitas Pelayanan Keringanan Pajak tanpa ruang tunggu yang layak sehingga berkesan tidak nyaman bagi wajib pajak. 3. Disposisi atau sikap pelaksana merupakan komitmen pelaksana terhadap program. Sebagai petugas pelayanan keringanan pajak, banyak godaan untuk berbuat curang dengan bermain mata dengan wajib pajak untuk menentukan besaran penetapan besarnya keringanan denda pajak. 4. Tidaknya adanya SOP sebagai dasar struktur organisasi yang mengatur Jenjang Hierarki, Pelembagaan, Komunikasi, Jaringan Informasi, Hubungan, sehingga mengakibatkan tata aliran pekerjaan yang tidak teratur dan pelaksanaan kebijakan yang tumpang tindih. 5. Rapat Tim Pembina Samsat sebagai wadah konsolidasi Struktur Birokrasi dan permasalahan di SAMSAT belum optimal karena hanya dilakukan pertemuan sekali setahun dan hanya diwakili oleh pimpinan masing-masing (DIRLANTAS POLDA SULTENG, DISPENDA SULTENG, PT. JASARAHARJA SULTENG), Sehingga Permasalahan Jenjang Hierarki, Pelembagaan, komunikasi, Jaringan Informasi, Hubungan, yang di bahas kurang tajam dan mendalam.

155 e-jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 12, Desember 2015 hlm 150-156 ISSN: 2302-2019 Rekomendasi 1. Implementasi kebijakan publik agar dapat mencapai keberhasilan mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus dilakukan secara jelas, apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus diinformasikan kepada kelompok sasaran (target group) sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. 2. Optimalnya Transmisi Informasi pada Wajib Pajak dan Petugas Pelayanan Pajak dapat terjadi jika dibuat Sosialisasi kepada wajib pajak tentang keringanan pajak secara periodik dan terukur bisa melalui media cetak dan elektronik atau tatap muka langsung serta Bimbingan Teknis pun seperti itu agar Petugas Pelayanan pajak menguasai aturan dan mekanisme tentang Keringanan pajak. contoh, Tidak akan terjadi lagi seorang wajib pajak yang ingin mengurus keringanan pajak membawa berkas yang tidak lengkap ke Dispenda akibat kurang nya informasi mengenai tata cara pengurusannya,baik Informasi dari Kantor Samsat dan Kantor Dispenda serta juga tidak adanya informasi baik dari media cetak maupun elektronik. 3. Penyaluran informasi (transmisi) yang baik dapat terwujud dengan jelas juga dengan cara Sosialisasi dimedia cetak dan elektronik atau tatap muka langsung dengan wajib pajak sehingga dapat di implementasikan informasi yang baik kepada Wajib pajak sehingga maksud dan tujuan dari regulasi Keringanan Pajak dapat di informasikan secara maksimal kepada wajib pajak. 4. Pemahaman yang konsisten benar dan baik terhadap regulasi dan Pergub mutlak diperlukan, salah satu cara dengan peningkatan Sumber daya manusia melalui Bimbingan Teknis Keringanan Pajak untuk petugas pelayanan. 5. Staf yang cukup dapat terpenuhi bila ditambah jumlahnya dari yang ada sekarang 3 Orang menjadi 10 Orang. Mutu pendidikan harus di upgrade, selain pendidikan formal didukung dengan pendidikan non formal seperti pelatihan pengetahuan keringanan pajak dan lain sebagainya. Kedepan setelah berkas permohonan lengkap selanjutnya dilakukan verifikasi berkas dengan kelapangan untuk mengetahui kebenaran alamat pemohon dan kondisi kendaraan yang dimohonkan pemohon apakah betul dalam kondisi rusak. 6. Dibuat SOP (Standar Operasional Prosedur) sebagai patron mekanisme pemberian keringanan pajak,sehingga kewenangan menjadi jelas "siapa bertanggung jawab dengan apa". Dispenda membuatkan ruang loket khusus untuk pengurusan keringanan pajak, dengan ruang tunggu yang nyaman dan petugas yang ramah. 7. Dalam penempatan jabatan posisi sebagai petugas penetapan keringanan pajak, hendaknya Kepala Dinas Pendapatan Daerah provinsi Sulawesi Tengah memilih PNS yang memiliki track record yang baik karena dibutuhkan komitmen, kejujuran, komunikatif dalam rangka DISPOSISI Pelaksana terhadap Kebijakan tersebut. 8. Rapat Tim Pembina Samsat sebaiknya dibuat setiap triwulan dengan perwakilan sampai tingkat samsat kab/kota agar pembahasan lebih tajam dan mendalam. 9. Dalam SOP sebaiknya diatur jenjang hierarki, sehingga jabatan manajerial dapat diwakili jika berhalangan. Dalam SOP sebaiknya diatur secara tertulis "siapa melakukan apa" agar tidak membingungkan Petugas dan Wajib pajak. 10. Dalam SOP sebaiknya diatur secara efisien dan efektif Berbagai saluran komunikasi yang terdapat dalam organisasi sebagai jawaban terhadap

Imran Wahyudy Alatas. Implementasi Kebijakan Keringanan Pajak Kendaraan Bermotor 156 pertanyaan siapa yang berhubungan dengan siapa dan untuk kepentingan apa masih terbatas, permasalahan dibawah pada tingkat staf pelayanan hanya terbatas berkomunikasi dengan kasi Penetapan dan Keberatan Pajak sehingga Respon Time Solusi dari atasan (Kepala Dinas) pengambil kebijakan menjadi lama akibat saluran komunikasi yang terbatas dan berjenjang (panjang). 11. Jaringan informasi yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, baik yang sifatnya institusional maupun individual, terdapat situs resmi dispenda Harus dimanfaatkan lebih maksimal agar pelayanan keringanan pajak baik dalam bentuk informasi maupun media komunikasi antara dispenda dan wajib pajak. 12. Hubungan antara satu satuan kerja dengan berbagai satuan kerja yang lain. SAMSAT terdiri dari 3 (tiga) satuan kerja yakni Dirlantas Polda Sulteng; Dispenda Sulteng; PT. Jasa Raharja Cabang Sulteng, namun hubungan komunikasi belum maksimal akibat kurangnya intensitas pertemuan dari ketiga pucuk pimpinan, hanya sekali dalam tiap triwulan di Rapat Tim Pembina Samsat. Rapat Tim Pembina Samsat sebaiknya dibuat setiap triwulan dengan perwakilan sampai tingkat samsat kab/kota agar pembahasan dan Komunikasi lebih tajam dan mendalam. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis banyak mendapatkan arahan, saran dan bimbingan dari dosen pembimbing, untuk itu penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Dr. Moh. Irfan Mufti, M.Si dan Bapak Dr. Nawawi Natsir, M.Si. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah- Nya kepada mereka atas kebaikan yang telah diberikan sehingga artikel ini dapat diselesaikan. DAFTAR RUJUKAN Agustino, Leo. 2012. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, cetakan Ketiga. Dunn, N William. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Terjemahan Wibawa, Samodra, dkk. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Edisi Kedua. Keputusan Kepala Dinas P e n d a p a t a n D a e r a h P r o v i n s i S u l a w e s i T e n g a h No. 9 7 3 / 4 2 / P aj ak Tahun 2014 tentang Syarat Pemberian Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Administrasi Dan Pengurangan Atau Pembatalan Ketetapan Pajak Kendaraan Bermotor Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Nugroho, Riant. 2011. Public Policy: Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan, Kebijakan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Peraturan Pelaksanaan Atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 01 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, Khusus Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Satori, D. dan Komariah. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, Cetakan ke-3. Soemitro, Rochmat, 2000, Asas dan Dasar Perpajakan 1, Bandung: Refika Aditama. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.