Pemanfaatan Analisa Spasial Untuk Kesesuaian Lahan Tanaman Jarak Pagar (Studi Kasus: Kabupaten Sumenep Daratan)

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Alfian Sukri Rahman Dosen Pembimbing: Ir. Yuwono, MT Udiana WD, ST, MT

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Pemetaan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Parameter Indeks TVDI Data Citra Satelit Landsat-8 (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara

ANALISA PERBANDINGAN NILAI TANAH DENGAN NJOP UNTUK MENINGKATKAN POTENSI PAD (PENDAPATAN ASLI DAERAH) KHUSUSNYA PBB DAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Pemetaan Pola Hidrologi Pantai Surabaya-Sidoarjo Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu dan Peristiwa Lapindo Menggunakan Citra SPOT 4

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) C78

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA BATAS DAERAH ALIRAN SUNGAI DARI DATA ASTER GDEM TERHADAP DATA BPDAS (STUDI KASUS : SUB DAS BUNGBUNTU DAS TAROKAM)

STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)

Analisis DEM SRTM untuk Penilaian Kesesuaian Lahan Kopi dan Kakao: Studi Kasus di Kabupaten Manggarai Timur. Ari Wahono 1)

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

STUDI PEMANTAUAN LINGKUNGAN EKSPLORASI GEOTHERMAL di KECAMATAN SEMPOL KABUPATEN BONDOWOSO dengan SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG

Gambar 2 Sebaran Sawah Irigasi dan Tadah Hujan Jawa dan Bali

METODE. Waktu dan Tempat

BAB II METODE PENELITIAN

Abstrak PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

III. METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

Pengaruh Perubahan UU 32/2004 Menjadi UU 23/2014 Terhadap Luas Wilayah Bagi Hasil Kelautan Terminal Teluk Lamong antara

IDENTIFIKASI KEMIRINGAN LERENG Di KAWASAN PERMUKIMAN KOTA MANADO BERBASIS SIG

EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGANN PARIWISATA DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT FELIK DWI YOGA PRASETYA

STUDI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN SATELIT AQUA MODIS

Penentuan Batas Pengelolaan Wilayah Laut Antara Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN I-1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Mei, 2013) ISSN:

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Analisa Kesesuaian Lahan Dan Potensi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Tanah Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

STUDI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) EKSPLORASI GEOTHERMAL DI KECAMATAN SEMPOL, KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

III. KEADAAN UMUM LOKASI

Sistem Informasi Geografis Potensi Produktivitas Pertambakan Di Kota Surabaya

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi. Diajukan Oleh : Mousafi Juniasandi Rukmana E

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Studi Perubahan Fisik Kawasan Pesisir Surabaya dan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Citra Satelit

Ayesa Pitra Andina JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

BAB I PENDAHULUAN. satu diantara tiga anggota Allium yang paling populer dan mempunyai nilai

TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUIH NOPEMBER SURABAYA

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Kajian Nilai Indeks Vegetasi Di Daerah Perkotaan Menggunakan Citra FORMOSAT-2 Studi Kasus: Surabaya Timur L/O/G/O

Pemetaan Daerah Risiko Banjir Lahar Berbasis SIG Untuk Menunjang Kegiatan Mitigasi Bencana (Studi Kasus: Gunung Semeru, Kab.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA

I. PENDAHULUAN. masyarakat dengan memperhatikan tiga prinsip yaitu secara ekologi tidak merusak. waktu, aman dan terjangkau bagi setiap rumah tangga.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI

HASIL DAN PEMBAHASAN Luas DAS Cileungsi

Pengujian Ketelitian Hasil Pengamatan Pasang Surut dengan Sensor Ultrasonik (Studi Kasus: Desa Ujung Alang, Kampung Laut, Cilacap)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan Kecamatan Sampang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN PETA LOKASI PERTANIAN DAN INDUSTRI

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Analisis Kondisi Hidrologi Daerah Aliran Sungai Kedurus untuk Mengurangi Banjir Menggunakan Model Hidrologi SWAT

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus: Daerah Industri di Surabaya)

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan)

2.7.6 Faktor Pembatas BAB III METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat Bahan Lokasi Penelitian...

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

BAB III METODE PENELITIAN. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o LS-6 o LS

Gambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012)

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

Perhitungan Potensi Energi Angin di Kalimantan Barat Irine Rahmani Utami Ar a), Muh. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR

EVALUASI ALIH FUNGSI TANAMAN BUDIDAYA TERHADAP POTENSI DAERAH RESAPAN AIRTANAH DI DAERAH CISALAK KABUPATEN SUBANG

Pemetaan Potensi Sumber Daya Perkebunan untuk Komoditas Strategis di Provinsi Jawa Barat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Data. B. Data Hujan

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

Transkripsi:

Pemanfaatan Analisa Spasial Untuk Kesesuaian Lahan Tanaman Jarak Pagar (Studi Kasus: Kabupaten Sumenep Daratan) 1 Alfian Sukri Rahman, Yuwono, dan Udiana Wahyu Deviantari Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail : yuwono@geodesy.its.ac.id Abstrak Krisis energi yang melanda dunia termasuk Indonesia menyebabkan terus naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). Dengan demikian, tentu suatu saat nanti APBN yang dianggarkan untuk subsidi BBM tidak akan mampu mencukupi karena terus bertambah naiknya harga minyak dunia. Dampak lain dari masalah BBM ini adalah angka kemiskinan di Indonesia khususnya di daerah pedesaan dan daerah terpencil terus meningkat, salah satunya adalah penduduk pedesaan di wilayah Kabupaten Sumenep daratan Provinsi Jawa Timur yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Sebagai solusi dari masalah-masalah tersebut, pembudidayaan tanaman jarak pagar dinilai cocok dalam mengatasi masalah kelangkaan BBM dan kemiskinan karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya. Dalam penelitian ini, analisa kesesuaian lahan tanaman jarak pagar di Kabupaten Sumenep daratan dilakukan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan mengoverlay peta curah hujan, peta temperatur, peta tekstur tanah, peta elevasi, dan peta kemiringan lereng. Sebelum melakukan overlay, kelima peta tersebut dilakukan penilaian kelas kesesuaian lahan tanaman jarak pagar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten Sumenep daratan terbagi dalam 3 kelas kesesuaian lahan, yaitu kelas S2 (cukup sesuai) dengan luas 100152,162 ha, kelas S3 (sesuai marginal) dengan luas 2141,993 ha, dan kelas N (tidak sesuai) dengan luas 12265,207 ha. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa terdapat beberapa desa di Kabupaten Sumenep daratan yang wilayahnya tergolong lebih dari satu kelas kesesuaian lahan yang disebabkan oleh faktor elevasi dan kemirigan lereng yang beragam meskipun dalam lingkup satu desa yang sama, faktor pembatas kesesuaian lahan terberat yang mendominasi di tiap desa juga beragam meskipun tergolong dalam jenis kesesuaian lahan yang sama. Kelangkaan BBM ini juga mengakibatkan angka kemiskinan di Indonesia terus mengalami peningkatan khususnya di pedesaan daerah Jawa Timur. Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur adalah sebanyak 4,96054 juta (13,08% dari total jumah penduduk Jawa Timur) [2]. Salah satu daerah yang memiliki angka kemiskinan tinggi di pedesaan adalah Kabupaten Sumenep daratan dengan mayoritas mata pencahariannya adalah bertani. Pengembangan tanaman jarak yang merupakan sumber energi alternatif dinilai sangat cocok untuk menangani masalah-masalah tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SIG dengan mengoverlay peta-peta yang menjadi parameter dalam analisa kesesuaian lahan tanaman jarak pagar yang terdiri dari peta curah hujan tahunan, temperatur, tekstur tanah, elevasi, dan peta kemiringan lereng. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kesesuaian lahan untuk tanaman jarak pagar dan menyajikan peta kesesuaian lahan tanaman jarak pagar sehingga dapat diketahui daerahdaerah yang cocok untuk tanaman jarak pagar di daerah Kabupaten Sumenep daratan. II. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini adalah mengambil daerah studi di Kabupaten Sumenep daratan (di wilayah Pulau Madura) yang mempunyai luas 1.146,927065 km 2 dan memiliki 18 kecamatan, 242 desa, dan 4 kelurahan [3]. Kata Kunci BBM, Jarak Pagar, Penilaian Kelas Kesesuaian Lahan, SIG. K I. PENDAHULUAN RISIS energi yang melanda dunia termasuk Indonesia menyebabkan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Ketergantungan Indonesia pada BBM impor semakin memberatkan pemerintah ketika harga minyak dunia terus meningkat, karena semakin besarnya subsidi yang harus diberikan terhadap harga BBM nasional [1]. Gambar 1. Lokasi Penelitian [4] Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah 16 Peta RBI digital Kabupaten Sumenep skala 1:25.000 tahun 1998-2001 terbitan BAKOSURTANAL, data curah hujan tahunan (mm) daerah Kabupaten Sumenep tahun 2012, data

2 temperatur tahunan rata-rata ( o C) daerah Kabupaten Sumenep tahun 2012, dan data tekstur tanah daerah Kabupaten Sumenep. Dari data-data tersebut kemudian dilakukan pengolahan data menggunakan software ArcGIS 10 sehingga diperoleh peta curah hujan, peta temperatur, peta tekstur tanah, peta elevasi, dan peta kemiringan lereng. Kemudian dilakukan penilaian kelas kesesuaian lahan (S1, S2, S3, dan N) terhadap kelima peta tersebut. Selanjutnya adalah mengoverlay kelima peta tersebut dan melakukan pengkelasan ulang terhadap hasil dari overlay sehingga diperoleh peta kesesuaian lahan tanaman jarak pagar. Tahap pengolahan data tugas akhir ini ditunjukkan pada diagram alir berikut. Tabel 1. Luas Masing-Masing Kelas Kesesuaian Lahan Pada Peta Kelas Curah Hujan 1. S1 (sangat sesuai) 114559,362 100 2. S2 (cukup sesuai) 0 0 3. S3 (sesuai marginal) 0 0 Jumlah 114559,362 100 Untuk penilaian kelas kesesuaian lahan terhadap peta temperatur diperoleh hasil bahwa seluruh Kabupaten Sumenep daratan terklasifikasi hanya dalam satu kelas kesesuaian lahan, yaitu kelas S2 (cukup sesuai) dengan temperatur tahunan rata-rata sebesar 28,1 o C. Untuk luas dan persentase masing-masing kelas kesesuian lahan pada peta kelas temperatur ditampilkan pada tabel berikut. Tabel 2. Luas Masing-Masing Kelas Kesesuaian Lahan Pada Peta Kelas Temperatur 1. S1 (sangat sesuai) 0 0 2. S2 (cukup sesuai) 114559,362 100 3. S3 (sesuai marginal) 0 0 Jumlah 114559,362 100 Dari penilaian kelas kesesuaian lahan yang dilakukan terhadap peta tekstur tanah diperoleh hasil bahwa wilayah Kabupaten Sumenep daratan terklasifikasi dalam 4 kelas kesesuaian lahan, yaitu S1 untuk tekstur tanah halus, agak halus, dan agak kasar, S2 untuk tekstur tanah sedang, S3 untuk tekstur tanah sangat halus, dan N untuk tekstur tanah kasar. Untuk luas dan persentase masing-masing kelas kesesuian lahan pada peta kelas tekstur tanah ditampilkan pada tabel berikut. Tabel 3. Luas Masing-Masing Kelas Kesesuaian Lahan Pada Peta Kelas Tekstur Tanah 1. S1 (sangat sesuai) 69771,552 60,904 2. S2 (cukup sesuai) 30685,150 26,785 3. S3 (sesuai marginal) 1837,939 1,604 4. N (tidak sesuai) 12264,721 10,707 Jumlah 114559,362 100 Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Data III. HASIL DAN ANALISA A. Penilaian Kelas Kesesuaian Lahan Tanaman Jarak Pagar Terhadap Pada Peta Curah Hujan, Temperatur, Tekstur Tanah, Elevasi, Dan Kemiringan Lereng Dari penilaian kelas kesesuaian lahan terhadap peta curah hujan diperoleh hasil bahwa seluruh Kabupaten Sumenep daratan terklasifikasi hanya dalam satu kelas kesesuaian lahan, yaitu kelas S1 (sangat sesuai) dengan curah hujan tahunan sebesar 2208,9 mm. Untuk luas dan persentase masing-masing kelas kesesuian lahan pada peta kelas curah hujan ditampilkan pada tabel berikut. Dari penilaian kelas kesesuaian lahan terhadap peta elevasi diperoleh hasil bahwa wilayah Kabupaten Sumenep daratan terklasifikasi dalam 2 kelas kesesuaian lahan, yaitu 1) S1 (sangat sesuai). Dalam peta kelas elevasi, yang tergolong dalam kelas S1 meliputi: 0 400 m dpl. 2) S2 (cukup sesuai). Elevasi yang tergolong dalam kelas S2 adalah elevasi dengan interval 400 500 m dpl. Untuk luas dan persentase masing-masing kelas kesesuian lahan pada peta kelas elevasi ditampilkan pada tabel berikut.

3 Tabel 4. Luas Masing-Masing Kelas Kesesuaian Lahan Pada Peta Kelas Elevasi 1. S1 (sangat sesuai) 114481,561 99,933 2. S2 (cukup sesuai) 77,801 0,067 3. S3 (sesuai marginal) 0 0 Jumlah 114559,362 100,000 Dari penilaian kelas kesesuaian lahan terhadap peta kemiringan lereng diperoleh hasil bahwa wilayah Kabupaten Sumenep daratan terklasifikasi dalam 3 kelas kesesuaian lahan, yaitu 1) S1 (sangat sesuai) Yang tergolong dalam kelas S1 adalah kemiringan lereng <15%. 2) S2 (cukup sesuai) Yang tergolong dalam kelas S2 adalah kemiringan lereng 15 30 %. 3) S3 (sesuai marginal) Yang tergolong dalam kelas S3 adalah kemiringan lereng 30 40 %. Untuk luas dan persentase masing-masing kelas kesesuian lahan pada peta kelas kemiringan lereng ditampilkan pada tabel berikut Tabel 5. Luas Masing-Masing Kelas Kesesuaian Lahan Pada Peta Kelas Kemiringan Lereng 1. S1 (sangat sesuai) 110621,178 99,932 2. S2 (cukup sesuai) 3622,987 3,163 3. S3 (sesuai marginal) 315,197 0,275 Jumlah 114559,362 100,000 B. Perbandingan Hasil Analisa Kesesuaian Lahan Tanaman Jarak Pagar Dengan Penelitian Lain Setelah diperoleh hasil dari analisa kesesuaian lahan tanaman jarak pagar di Kabupaten Sumenep daratan, maka perlu dilakukan pengecekan kebenaran (validasi) terhadap hasil tersebut, salah satu caranya adalah dengan melakukan perbandingan hasil penelitian ini yang berupa peta kesesuaian lahan tanaman jarak pagar dengan penelitian lain. Penelitian lain tersebut dilakukan oleh Ilman Nafian D (2007) dengan judul Kajian Parameter Iklim Wilayah Jawa Timur Untuk Mencari Area Potensial Tanaman Jarak Pagar Berbasis Sistem Informasi Geografis. Data utama yang digunakan adalah data observasi BMG untuk wilayah Jawa Timur (berupa data bulanan dari curah hujan, temperatur, dan radiasi matahari) mulai tahun 1971 hingga tahun 1985 dan citra satelit SRTM wilayah Jawa Timur. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa hanya sebagian kecil daerah di Kabupaten Sumenep yang potensial ditanami tanaman jarak pagar. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan hasil antara penelitian ini dengan penelitian lain, yaitu: 1) Perbedaan data curah hujan dan temperatur yang digunakan untuk kedua penelitian tersebut. Penelitian ini menggunakan curah hujan dan temperatur tahun 2012, sedangkan penelitian lain menggunakan data curah hujan dan temperatur tahun 1971-1985. Perbedaan tahun data antara kedua penelitian tersebut mengakibatkan nilai curah hujan dan temperatur yang berbeda mempengaruhi hasil dari klasifikasi area yang sesuai untuk tanaman jarak pagar. 2) Perbedaan parameter yang digunakan dalam penelitian. Untuk penelitian ini menggunakan parameter curah hujan, temperatur, tekstur tanah, elevasi, dan kemiringan lereng. Sedangkan penelitian lain tersebut menggunakan parameter curah hujan, temperatur, radiasi matahari, dan elevasi. Perbedaan parameter yang digunakan sangat mempengaruhi hasil analisa kesesuaian lahan, hal ini berhubungan dengan ketentuan pengkelasan ulang terhadap hasil overlay seperti yang terdapat pada tabel 2.1 di bagian kajian pustaka. Sebagai contoh, misalnya dari penilaian kesesuaian lahan terhadap radiasi matahari diperoleh hasil bahwa seluruh wilayah Kabupaten Sumenep tidak sesuai untuk tanaman jarak pagar. Maka apabila radiasi matahari tersebut dijadikan sebagai parameter dalam penelitian ini maka hasil dari penelitian ini akan menjadi seluruh wilayah Kabupaten Sumenep daratan tidak sesuai untuk tanaman jarak pagar. Padahal sebelum radiasi matahari digunakan sebagai parameter dalam penelitian ini, sebagian besar wilayah Kabupaten Sumenep sesuai untuk tanaman jarak pagar. 3) Perbedaan acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian kesesuaian lahan tanaman jarak pagar terhadap parameter-parameter kesesuaian lahan. Dalam penelitian ini, acuan penilaian kesesuaian lahan yang digunakan adalah kriteria kesesuaian lahan menurut Mulyani tahun 2007 dan 2006 seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.2 dan tabel 2.3 di bagian tinjauan pustaka. Sedangkan penelitian lain tersebut menggunakan acuan syarat tumbuh tanaman jarak pagar menurut Hambali Elrliza dkk (2006) Jika diteliti, perbedaan dari kedua acuan tersebut adalah dalam hal temperatur udara ratarata dan curah hujan tahunan. Hal ini berpengaruh terhadap proses penilaian kesesuaian lahan terhadap tiap parameter yang digunakan. Sebagai contoh yaitu penilaian kesesuaian lahan terhadap temperatur rata-rata Kabupaten Sumenep tahun 2012 yang mempunyai nilai 28,1 o C, maka tergolong cukup sesuai menurut tabel kriteria kesesuaian lahan tanaman jarak pagar pada tabel 2.2. Tetapi jika penilaian kesesuaian lahan dilakukan dengan menggunakan acuan dalam penelitian lain, maka temperatur rata-rata 28,1 o C tidak sesuai untuk tanaman jarak pagar. C. Hasil Analisa Luas Masing-Masing Kelas Kesesuaian Lahan Tanaman Jarak Pagar Dari hasil analisa kesesuaian lahan untuk tanaman jarak pagar di wilayah Kabupaten Sumenep daratan, diperoleh luas dari masing-masing kelas kesesuaian lahan. Berikut ini tabel dari luas masing-masing kelas kesesuaian lahan. Tabel 6. Luas Masing-Masing Kelas Kesesuaian Lahan Tanaman Jarak Pagar No Kelas Kesesuaian Lahan Luas (Ha) 1. S1 (sangat sesuai) 0 2. S2 (cukup sesuai) 100152,648 3. S3 (sesuai marginal) 2141,993 4. N (tidak sesuai) 12264,721 Jumlah 114559,362

4 Berikut ini adalah persentase dari luas masing-masing kelas kesesuaian lahan tanaman jarak pagar. 1.870% 10.706% 99.932% 87.424% Gambar 3. Persentase Luas Masing-Masing Kelas Kesesuaian Lahan Tanaman jarak Pagar D. Hasil Analisa Faktor Pembatas Terberat Dalam Kesesuaian Lahan Tanaman Jarak Pagar Di Tiap Desa Wilayah Kabupaten Sumenep Daratan Yang ditentukan sebagai faktor pembatas terberat di tiap desa adalah parameter-parameter yang tergolong dalam kelas kesesuaian lahan terendah yang luasnya mendominasi kelas kesesuaian lahan lainnya. Jadi dalam hal ini faktor luasan dari masing-masing kelas kesesuian lahan juga diperhitungkan. Apabila dalam suatu desa terdapat parameter yang tergolong dalam kelas kesesuaian lahan terendah tetapi luasnya hanya sebagian kecil dari luas keseluruhan desa tersebut, maka parameter kesesuaian lahan tersebut bukan merupakan faktor pembatas yang terberat. Karena di Kabupaten Sumenep daratan terdapat 242 desa dan 4 kelurahan, maka berikut ini hanya disajikan tabel dari hasil analisa faktor pembatas terberat kesesuaian lahan di beberapa desa bukan seluruh desa yang berada di wilayah Kabupaten Sumenep Daratan. Faktor Pembatas Terberat Desa / Kelurahan Curah Tekstur Suhu Hujan Tanah Elevasi Slope Aeng Daka - V V - V Aeng Merah - V V - - Aeng Panas - V V - V Aeng Baja Kenek - V V - - Aeng Baja Raja - V - - - Aeng Tongtong - V - - - Duko - V - - V Dungkek - V - - - Ellak Daya - V V - V Ellak Laok - V V - V Errabu - V - - - Gadding - - V - - Gading - V - - - Gadu Barat - V - - V Gadu Timur - V - - V Banasare - - V - - Bangkal - V - - - Bantelan - V - - - Banuaju Barat - V V - - Banuaju Timur - V V - - Baringin - V - - - Batuampar - - - - V Batuan - V - - - Batuputih Daya - V - - V Batuputih Kenek - V - - - Batuputih Laok - V - - - Bakeyong - V V - V Keterangan: V = Ya, - = Tidak S1 S2 S3 N IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang analisa kesesuaian lahan tanaman jarak pagar di Kabupaten Sumenep daratan, maka didapatkan beberapa kesimpulan akhir dari penelitian ini, yaitu: 1) Wilayah Kabupaten Sumenep daratan terbagi dalam 3 kelas kesesuaian lahan untuk tanaman jarak pagar, yaitu S2 (cukup sesuai), S3 (sesuai marginal), dan N (tidak sesuai. 2) Luas masing-masing kelas kesesuaian lahan tanaman jarak pagar di Kabupaten Sumenep adalah 100152,648 ha untuk kelas S2, 2141,993 ha untuk kelas S3, dan 12264,721 ha untuk kelas N. LAMPIRAN Gambar 4. Peta curah hujan tahunan Kabupaten Sumenep daratan tahun 2012. Gambar 5. Peta temperatur tahunan rata-rata Kabupaten Sumenep daratan tahun 2012.

5 Gambar 6. Peta tekstur tanah Kabupaten Sumenep daratan. Gambar 10. Peta kelas temperatur Kabupaten Sumenep daratan. Gambar 7. Peta elevasi Kabupaten Sumenep daratan. Gambar 11. Peta kelas tekstur tanah Kabupaten Sumenep daratan. Gambar 8. Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Sumenep daratan. Gambar12. Peta kelas elevasi Kabupaten Sumenep daratan. Gambar 9. Peta kelas curah hujan Kabupaten Sumenep daratan. Gambar 13. Peta kelas kemiringan lereng Kabupaten Sumenep Daratan.

6 Gambar 14. Peta overlay curah hujan dan temperatur Kabupaten Sumenep daratan. Gambar 17. Peta kesesuaian lahan tanaman jarak pagar Kabupaten Sumenep daratan. DAFTAR PUSTAKA [1] Ardana, I.K., dkk, 2008. Pengembangan Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas L) Mendukung Kawasan Mandiri Energi Di Nusa Penida, Bali. Jurnal Littri 14(4), Desember2008. Hlm. 155 161. [2] Badan Pusat Statistik. 2013. Profil Kemiskinan Di Jawa Timur September 2012, Available: http://jatim.bps.go.id/index.php/pelayanan-statistik/brs-jawa-timur/brs kemiskinan-jatim/256--profil-kemiskinan-di-jawa-timur-september- 2012. [3] Letak Geografis Kabupaten Sumenep. Available: http://www.sumenep.go.id/?page=geografis.html>. [4] http://bpnjatim.files.wordpress.com/2008/03/jatim-2.jpg Gambar 15. Peta overlay curah hujan, temperatur, dan tekstur tanah Kabupaten Sumenep daratan. Gambar 16. Peta overlay curah hujan, temperatur, tekstur tanah, dan elevasi Kabupaten Sumenep daratan.