Oleh Devi Maria Tri Putri Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Winaya (2013: 3) yang mencakup keterampilan berbicara dan menulis.

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK

percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun

Dwi Pratama Sari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENDAHULUAN Pendidikan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

Oleh Adelita Purba Dra. Rosmaini, M.Pd

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

Oleh: Asher Liparawinto Pasaribu Drs. Syahnan Daulay, M.Pd.

Oleh Pestauli Gultom Kata Kunci: pengaruh, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, teks eksplanasi

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Oleh Nike Yesika Saragih ABSTRAK

Oleh : Novita Sari Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL

memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

PENGARUH MODEL PETA PIKIRAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS IX SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELJARAN 2016/2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

Oleh ISNAYANTI LUBIS ABSTRAK

Oleh Cinta Pasaribu Drs. M. Joharis Lubis, M.M.,M.Pd.

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

pembelajaran sejak dasar. Sehubungan dengan empat keterampilan berbahasa, sesungguhnya sangat jarang suatu jenis keterampilan berbahasa digunakan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

Oleh Basa Elisa Febriani Sirait Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd. Kata kunci: model pembelajaran berbasis masalah, menulis teks diskusi

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

PDF created with pdffactory Pro trial version

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK

PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

Oleh Sariduma Sinaga Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd.

Oleh Elisda Betharia Marpaung Atika WAsilah, S.Pd., M.Pd. ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE MODELLING THE WAY

PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

Oleh Desi Khairani Drs. Sanggup Barus, M.Pd.

Oleh Devi Srita Ulina Br Bangun Dr. Syahnan Daulay, M.Pd.

Oleh Dewi Astuti. Drs. Syamsul Arif, M. Pd. ABSTRAK

Istarani (2012 : 87), memaparkan pendapatnya mengenai keunggulan model pembelajaran Group Investigation, yaitu:

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP SWASTA ISTIQLAL DELITUA TAHUN PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

Data Mentah Skor Posttes Kelas Eksperimen

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan menggunakan one group pretes-posttest design,

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

ARTIKEL PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS X SMA NUSANTARA LUBUKPAKAM T.

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd

Oleh Alfiandie Sinaga Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

Ernanda Ariyatna Drs. Malan Lubis, M.Hum.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan peserta didik kelas X menulis cerpen menggunakan metode latihan terbimbing, (3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

hitung = 6,71 > t tabel = 2,01 maka hipotesis nihil (H o ditolak, sedangkan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi

BAB III METODE PENELITIAN A.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Oleh Dwi Budi Mulyono

Oleh Rosmindo Sitorus Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penggunaan metode yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian

Oleh Desty Junita Sitohang Dra. Rosdiana, Siregar, M.Pd. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Discovery

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan Oleh : LESTIKA DEWI NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat Untuk Diunggah pada Jurnal Online

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH

Oleh : Maria Krisnauli Manik Dr. Rosmawaty, M.Pd. Abstrak

PENGARUH METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI OLEH SISWA KELAS VIII SMP SWASTA MULIA PRATAMA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA OLEH SISWA KELAS VIII SMP PGRI 9 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 OLEH

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Model Pembelajaran, discovery learning, Memahami Teks Prosedur Kompleks

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Ulfah Khamidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: efektivitas, teknik, media, kompetensi, teks cerita petualangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN STRATEGI DISCOVERY- INQUIRY. Abstrak

Dian Vitayana, Yusuf Kendek dan Fihrin Abstrak Kata Kunci :

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang proses pengambilan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yakni metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

PENGARUH METODE JIGSAW II (JIG II) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS IX SMP SINAR HUSNI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Transkripsi:

0

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Devi Maria Tri Putri Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi oleh siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah one gruop pretest posttest design yaitu model eksperimen yang melibatkan perlakuan berbeda terhadap satu kelas yang sama. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan yang terdiri dari 10 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 354 siswa. Berdasarkan jumlah populasi tersebut maka ditetapkan sampel sebanyak 34 siswa. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan menggunakan teknik acak kelas atau random sampling class. Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan adalah tes esai. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, data pretes memperoleh rata-rata sebesar 65,26 dan standar deviasi sebesar 11,36 sedangkan data postes memperoleh rata-rata sebesar 80,17 dan standar deviasi sebesar 8,61. Berdasarkan uji normalitas data pretes diperoleh L hitung < L tabel yaitu 0,14 < 0,15 maka dapat dinyatakan bahwa data pretes berdistribusi normal. Sedangkan uji normalitas yang dilakukan pada data postes diperoleh L hitung < L tabel yaitu 0,10 < 0,15 hal ini menunjukkan bahwa data postes berdistribusi normal. Kemudian berdasarkan uji homogenitas variabel penelitian diperoleh nilai F hitung < F tabel pada taraf signifikansi α = 0,05 yaitu 1,74 < 1,80, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel homogen. Setelah uji normalitas dan homogenitas dilakukan maka diperoleh t o sebesar 5,98 setelah t o diketahui, kemudian dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf signifikasi 5% dengan dk = (n-1) = 34-1= 33, dari dk 33 diperoleh t tabel pada taraf signifikansi 5% = 2,035. Karena t o yang diperoleh lebih besar dari t tabel yaitu 5,98>2,035, maka hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nihil (H o ) ditolak dan hipotesis alternatif (H a ) diterima yang berarti model inkuiri berpengaruh signifikan terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Kata Kunci: model inkuiri, teks wawancara, paragraf narasi. PENDAHULUAN Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik. Keterampilan menulis perlu dikuasai karena keterampilan ini merupakan keterampilan dasar yang diperlukan baik di sekolah maupun dalam kehidupan 1

sehari-hari. Menurut Winaya (2013: 3) dalam pembelajaran bahasa peserta didik diharapkan memiliki dua kemampuan yakni kemampuan reseptif dan kemampuan produktif. Kemampuan reseptif mencakup keterampilan mendengarkan dan membaca, serta kemampuan produktif yang mencakup keterampilan berbicara dan menulis. Nurgiantoro (dalam Winaya, 2013: 1) menyatakan, bahwa dibanding dengan keterampilan mendengarkan dan membaca, keterampilan berbicara dan menulis merupakan keterampilan yang paling rendah penguasaannya. Sejalan dengan uraian di atas, rendahnya penguasaan keterampilan menulis juga dibuktikan dengan masih sulitnya siswa mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Keterampilan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dalam Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa dan Sastra Indonesia terdapat dalam Standar Kompetensi 11 yaitu menulis, dengan Kompetensi Dasar 12.1 yakni mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Dalam hal ini siswa dituntut tidak hanya mampu untuk mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, tetapi siswa juga dituntut untuk mampu mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan memperhatikan kekoherenan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, pilihan kata yang sesuai, serta tanda baca dan penggunaan ejaan yang tepat. Rendahnya kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi juga dibuktikan oleh beberapa penelitian sebelumnya, yakni penelitian yang dilakukan oleh Gusniar dengan judul, Efektifitas metode pembelajaran problem promoting terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi SMP Negeri 30 Medan tahun pembelajaran 2011/2012. Hasil penelitian tersebut menunjukkan nilai kemampuan peserta didik dalam mengubah teks wawancara ke dalam bentuk narasi hanya mencapai nilai 64,25 sedangkan KKM di sekolah tersebut mencapai 75. Rendahnya perolehan nilai tersebut disebabkan karena siswa belum memahami cara mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, selain itu siswa juga tidak memahami cara penulisan paragraf narasi yang baik dan benar. Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Lamria dengan judul, Penerapan Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) dalam Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi SMP Negeri 45 Bandung. Hasil penelitian tersebut menunjukkan nilai kemampuan peserta didik mengubah teks wawancara ke dalam bentuk narasi mencapai 69,90 dengan KKM 75. Adapun rendahnya perolehan nilai tersebut disebabkan oleh siswa tidak memperhatiakan pengubahan kalimat langsung, siswa juga tidak memperhatikan informasi 2

yang terkandung di dalamnya dikarenakan siswa tidak mendengarkan penjelasan guru dengan baik. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Huda dengan judul, Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi Siswa Kelas VII SMP Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat Hasil penelitian tersebut menunjukkan nilai kemampuan peserta didik mengubah teks wawancara ke dalam bentuk narasi dinyatakan lebih dari cukup yakni 72,13 dengan tingkat penguasaan berada pada 66-75. Ketidakmaksimalan perolehan nilai tersebut disebabkan karena siswa tidak tahu membedakan tulisan narasi dan tulisan lain, guru cenderung masih berceramah dalam mengajar sehingga siswa merasa bosan. Oleh sebab itu, peneliti mencoba menerapkan sebuah model pembelajaran yang diyakini dapat mengatasi masalah-masalah tersebut. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajarn inkuiri. Beberapa peneliti sebelumnya memperoleh peningkatan hasil pembelajaran, setelah menerapkan model pembelajaran ini. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ratna Dewi dengan judul, Pengaruh Penggunan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Air Putih Tahun Pembelajaran 2013/2014. Hasil penelitian tersebut menunjukkan nilai kemampuan peserta didik sebelum menerapkan model inkuiri adalah 64,8 dan sesudah menerapkan model inkuiri menjadi 76,9. Penelitian sebelumnya yang juga dilakukan oleh Dina Syahfitri dengan judul Pengaruh Model Inkuiri Terhadap Keterampilan Menulis Surat Siswa Resmi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padangsidimpuan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Hasil penelitian tersebut menunjukkan nilai kemampuan peserta didik sebelum menerapkan model inkuiri adalah 67,76 dan sesudah menerapkan model inkuiri menjadi 84,66. Dari hasil penelitian tersebut, peneliti akhirnya mencoba untuk menerapkan model pembelajaran inkuiri untuk mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Menurut Seif (dalam Ngalimun 2012:33), Inkuiri berarti mengetahui bagaimana menemukan sesuatu dan bagaimana mengetahui cara untuk memecahkan masalah. Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang mampu mengiring peserta didik untuk menyadari apa yang didapatkan selama belajar. Model pembelajaran inkuiri ini menempatkan peserta didik sebagai subjek yang aktif. Model pembelajaran inkuiri juga akan melatih peserta didik secara mandiri atau kelompok untuk mencari penyelesaiaan dari suatu masalah atau pelajaran tersebut. Untuk menemukan penyelesaian dari masalah yang ada maka peserta didik akan menggunakan pengetahuan yang sudah ada dan menggabungkannya dengan ide-ide baru yang ditemukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Proses ini 3

bermula dari merumuskan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan sementara, menguji kesimpulan sementara supaya sampai pada kesimpulan yang pada taraf tertentu diyakini oleh peserta didik yang bersangkutan (Gulo, 2008: 93-94). Fokus masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi sebelum menggunakan model pembelajaran inkuiri siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan tahun pembelajaran 2014/2015?, (2) Bagaimana kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi sesudah menggunakan model pembelajaran inkuiri siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan tahun pembelajaran 2014/2015?, (3) Apakah model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan tahun pembelajaran 2014/2015?. Tujuan Penelitian ini sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi sebelum menggunakan model pembelajaran inkuiri siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan tahun ajaran 2014/2015. (3) Untuk mengetahui kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan tahun pembelajaran 2014/2015. (3) Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan tahun pembelajaran 2014/2015. Model pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang mengajarkan siswa untuk menemukan sesuatu dan mengetahui cara menyelesaikan suatu masalah dengan mengaitkan pengetahuan yang telah ada sebelumnya dengan ide-ide yang baru ditemukan. Model pembelajaran inkuiri dijelaskan oleh Sanjaya (2011:196) adalah Rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Model pembelajaran ini sering juga dinamakan heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. Gulo (2008:84) mengartikan, Model inkuiri sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. 4

Langkah-langkah model pembelajaran inkuiri dikemukakan oleh Sanjaya (2011: 201-205) yang terdiri atas orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan. (1) Orientasi; Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. (2) Merumuskan Masalah; Merumuskan masalah merupakan langkah-langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. (3) Merumuskan Hipotesis; Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. (4) Mengumpulkan Data; Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. (5) Menguji Hipotesis; Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. (6) Merumuskan Kesimpulan; Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal penting dalam satu penelitian, hal ini disebabkan semua rangkaian kegiatan sangat bergantung pada metode penelitian. Sesuai dengan pendapat Arikunto (2010:203) yang mengatakan bahwa Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jalan eksperimen. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2005: 207) yang menyatakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Eksperimen dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode one grup pretest dan post-test 5

design, dengan tujuan untuk melihat akibat atau pengaruh dari model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara statistik dengan langkah-langkah analisis yaitu data hasil pre-test dan post-test disusun dalam bentuk tabel, menentukan nilai rata-rata dan standar deviasi dari kedua data sampel, menghitung uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Setelah t diketahui maka nilai tersebut akan dikonsultasikan dengan tabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan dk = (n-1) pada taraf nyata α = 0,05. Dengan demikian, jika t o < t t pada taraf nyata α = 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak sebaliknya jika t o > t t pada taraf nyata α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil Penelitian a. Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Data Pretest adalah data yang didapat dari hasil kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Berdasarkan nilai kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi sebelum menggunakan model inkuiri, diperoleh nilai terendah 41 dan nilai tertinggi 83. Mean sebesar 65,25; Standar Deviasi sebesar 11,36; dan Standar Error sebesar 1,99. Selanjutnya, data pretest dapat dikategorikan menjadi lima kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang. Rincian nilai siswa pada hasil sebelum menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam menggubah teks wawancara menjadi paragraf narasi; 5 siswa atau 14,71% termasuk dalam kategori kurang, 18 siswa atau 52,94% termasuk dalam kategori cukup,11 siswa atau 32,35% termasuk dalam kategori baik. Dari identifikasi di atas data pretest yang diperoleh tergolong dalam kategori cukup yakni 52,94%. b. Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Data post-test adalah data yang didapat berdasarkan hasil kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi setelah menggunakan model inkuiri. Berdasarkan nilai kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi setelah menggunakan model inkuiri, diperoleh nilai terendah 59 dan nilai tertinggi 91. Mean sebesar 80,17; Standar Deviasi sebesar 8,61; dan Standar Error sebesar 1,51. Selanjutnya, data posttest dapat dikategorikan menjadi lima kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang. 6

Rincian nilai siswa pada hasil setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam menggubah teks wawancara menjadi paragraf narasi; 4 siswa atau 11,76% termaksuk dalam kategori cukup, 18 siswa atau 52,94% termasuk dalam kategori baik,12 siswa atau 35,30% termasuk dalam kategori sangat baik. c. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 Berdasarkan hasil uji normalitas data pretest diketahui, L hitung < L tabel yaitu 0,14 < 0,15 dan data posttest diketahui L hitung < L tabel yaitu 0,10 < 0,15 hal ini membuktikan bahwa data pre-test dan post-test berdistribusi normal. Dari hasil uji homogenitas diperoleh t tabel = 1,80. Karena F hitung = 1,74 dan F tabel = 1,80 maka dapat disimpulkan bahwa varians kedua variabel tersebut homogen. Hal ini dikarenakan 1,74 < 1,80. Setelah data terbukti normal dan homogen maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Setelah t 0 diketahui, maka nilai tersebut dikonsultasikan dengan tabel t taraf signifikan 5% dengan dk = N-1 = 34 1 = 33 diperoleh taraf signifikan 5% = 2,035. Karena t 0 diperoleh lebih besar dari t tabel yaitu 5,98 > 2,035, maka hipotesis penelitian yang mengatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model inkuiri terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 dapat diterima. Hal ini membuktikan bahwa model inkuiri efektif digunakan dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Pembahasan Hasil Penelitian a. Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Dari hasil penelitian, kemampuan tes awal siswa dalam menggubah teks wawancara menjadi paragraf narasi sebelum menggunakan model pembelajaran inkuiri berada pada kategori cukup. Berikut ini rincian nilai siswa pada hasil sebelum menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam menggubah teks wawancara menjadi paragraf narasi; 5 siswa atau 14,71% termasuk dalam kategori kurang, 18 siswa atau 52,94% termasuk dalam kategori cukup,11 siswa atau 32,35% termasuk dalam kategori baik. Dari identifikasi di atas data pretest yang diperoleh tergolong dalam kategori cukup yakni 52,94%. Pada hasil seebelum menggunakan model pembelajaran inkuiri siswa belum optimal dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dilihat dari aspek kesesuaiaan paragraf dengan isi teks 7

wawancara, mengubah kalimat langsung menjadi tidak langsung, kohesi dan koherensi, diksi dan pilihan kata, ejaan, ciri-ciri paragraf narasi (alur, penokohan, setting). Hal itu dikarenakan siswa hanya mendengar penjelasan dari guru tanpa mendapat umpan balik untuk mempertegas pemahaman yang telah mereka terima, siswa juga masih kaku dan tidak memiliki keberanian untuk menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami. Selain itu sejumlah siswa yang telah memahami penjelasan guru tidak mendapat kesempatan untuk menyampaikan pendapat kepada teman-temannya, padahal dalam proses pembelajaran penjelasan yang diperoleh dari teman sekelas dapat membantu meningkatkan penalaran siswa terhadap materi pelajaran tersebut. b. Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Kemampuan siswa dalam menggubah teks wawancara menjadi paragraf narasi setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri berada pada kategori baik. Berikut ini rincian nilai siswa pada hasil setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam menggubah teks wawancara menjadi paragraf narasi; 4 siswa atau 11,76% termaksuk dalam kategori cukup, 18 siswa atau 52,94% termasuk dalam kategori baik,12 siswa atau 35,30% termasuk dalam kategori sangat baik. berbeda dengan hasil sebelum menggunakan model pembelajaran inkuiri, setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri ditemukan bahwa siswa lebih optimal dan lebih berperan aktif melakukan diskusi dan tanya jawab untuk memperoleh penyelesaian dari masalah yang mereka temukan. Siswa juga memiliki kemampuan yang jauh lebih baik dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi bila dilihat dari aspek kesesuaiaan paragraf dengan isi teks wawancara, mengubah kalimat langsung menjadi tidak langsung, kohesi dan koherensi, diksi dan pilihan kata, ejaan, ciri-ciri paragraf narasi (alur, penokohan, setting). c. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 Berdasarkan hasil uraian di atas pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri ternyata berpengaruh positif. Hal tersebut dilihat dari hasil nilai rata-rata siswa sebelum menggunakan model hanya mencapai nilai 65,26 dengan kategori cukup. Sedangkan hasil sesudah menggunakan model pembelajaran inkuiri nilai rata-rata siswa menjadi 80,17 dengan kategori baik. Selisih nilai kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi sebelum menggunakan 8

model inkuiri dan setelah menggunakan model inkuiri sebesar 14,91 atau meningkat sebesar 15%. Hal ini dikarenakan pembelajaran dengan model inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan penyelesaiaan terhadap masalah yang mereka hadapi. Siswa berperan secara aktif untuk menemukan penyelesaiaan tehadap masalah yang mereka temukan dengan melalui serangkaian proses yang dimulai dari orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan. Bukti lain yang menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri berpengaruh positif terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi adalah, terjadi peningkatan perolehan nilai siswa sebesar 15% setelah pelaksanaan model pembelaaran inkuiri, sedangkan dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rumiana dalam jurnal Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi Dengan Metode Pencarian Informasi Melalui Media Kartun Bercerita Pada Kelas VII D SMP Negeri 30 Semarang (2013:2) perolehan rata-rata setelah diterapkan model hanya mencapai 14,6%. Selain itu dapat terlihat bahwa setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri nilai ratarata pada aspek kesesuaian isi teks wawancara dengan paragraf narasi mampu mencapai 87,5% dengan nilai maksimal pada aspek ini sebesar 100%, pada aspek mengubah kalimat langsung menjadi tidak langsung sebesar 78,5% dengan nilai maksimal pada aspek ini sebesar 100%, pada aspek kohesi dan koherensi sebesar 74% dengan nilai maksimal pada aspek ini sebesar 100%, pada aspek diksi dan pilihan kata 77,5% dengan nilai maksimal 100%, pada aspek ejaan sebesar 63,5 dengan nilai maksimal 100%, pada aspek ciri-ciri paragraf narasi sebesar 91,5% dengan nilai maksimal 100%. Sedangkan dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ihsainil Huda dalam jurnal Kemampuan mengubah teks wawancara Menjadi karangan narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat (2013:5) diperoleh nilai rata-rata pada aspek kesesuaian isi teks wawancara dengan paragraf narasi hanya mencapai 72,5% dengan nilai maksimal pada aspek ini sebesar 100%, pada aspek mengubah kalimat langsung menjadi tidak langsung sebesar 75% dengan nilai maksimal pada aspek ini sebesar 100%, pada aspek kohesi dan koherensi sebesar 70% dengan nilai maksimal pada aspek ini sebesar 100%, pada aspek diksi dan pilihan kata 76,2% dengan nilai maksimal 100%, pada aspek ejaan sebesar 65,2% dengan nilai maksimal 100%, pada aspek ciri-ciri paragraf narasi sebesar 85,5% dengan nilai maksimal 100%. Peningkatan nilai siswa juga dapat dibuktikan dengan pengujian hipotesis, yaitu T hitung > t tabel yaitu 5,98 > 2,035 yang membuktikan bahwa hipotesis alternatif (H a ) diterima dan hal ini membuktikan adanya peningkatan signifikan dari tes awal. 9

PENUTUP Kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi sebelum menggunakan model inkuiri oleh siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 memperoleh nilai rata-rata sebesar 65,26, tergolong dalam kategori cukup. Kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi setelah menggunakan model inkuiri oleh siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 memperoleh nilai rata-rata sebesar 80,17, tergolong dalam kategori baik. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi sebelum dan sesudah menggunakan model inkuiri oleh siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Dengan pengujian hipotesis diperoleh nilai t tabel yaitu 2,035 dan t hitung 5,98, pada taraf signifikan 5% dengan dk = N-1 = 34 1 = 33 maka diperoleh taraf signifikan 5% = 2,035. Karena t 0 diperoleh lebih besar dari t tabel yaitu 5,98 > 2,035, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini membuktikan adanya peningkatan yang signifikan dari tes awal. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Balai Pustaka. Gulo. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo. Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Winaya. 2013. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Video Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Menulis Narasi Siswa Kelas VII5 SMP Negeri 3 Banjar Tahun 2012/2013. dalam Jurnal Teknologi Pembelajaran Universitas Pendidikan Ganesha. Vol 3. Denpasar. 10