A. LATAR BELAKANG MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

MUDHARABAHPERSPEKTIF EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa pembayaran serta peredaran uang

BAB II PRODUK PENGHIMPUNAN DANA

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

ANALISIS PEMBIAYAAN MITRA USAHA DENGAN AKAD MUDHARABAH DI BMT BISMILLAH KANTOR CABANG CEPIRING

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. menyatakan ijab dan yang kedua menyatakan qabul, yang kemudian

MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. membayangkan mesti di dasarkan pada dua konsep hukum Mudhârabah dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. Al-dunyā mażra ah al-akhirat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 Tabungan

PENERAPAN AKAD WADI AH YAD DHAMANAH PADA. PRODUK TABUNGAN ib HIJRAH DI PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembukaan sampai Penutupan Tabungan Harian Mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

monay, dalam perbankan dan pembolehan sepekulasi menyebabkan penciptaan uang

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Musyarakah dalam Fiqh Muamalah. tanggung jawab yang sama. Musyarakah bisa berbentuk mufawadhah atau

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB II LANDASAN TEORI. tata cara dan proses di dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN BAGI HASIL MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KSPS BMT LOGAM MULIA

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB I PENDAHULAN. adil, profesional, saling bekerjasama (ta awun), sabar dan tabah. Sesuai

BAB I PENDAHULUAN. usaha prospektif namun padanya tidak memiliki permodalan berupa keuangan

BAB I PENDAHULUAN. mempermudah masyarakat dalam bertransaksi. Namun masih banyak juga

ض ذ ل ولا ف ام ش وا ف ي م ن اآ ب ه ا و آ ل وا م ن ر ز ق ه و إ ل ي ه ال نش و ر (الملك: ١٥)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. konsekuensi yang mengikutinya sebagai badan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kelahiran nya, perbankan syariah yang dilandasi dengan dua

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH

BAB II LANDASAN TEORI. skim pembiayaan syari ah. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian tentang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah. penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut

BAB I PENDAHULUAN. membedakan pengelolaan lembaga keuangan Islam (syariah) dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah muamalah (akad,

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. umat agama lain. Islam adalah rahmatan lil alamin rahmat bagi alam semesta.

PENERAPAN AKAD WADI AH YAD DHAMANAH PADA PRODUK SIMPANAN MASA DEPAN (SIMAPAN) DI BMT MARHAMAH CABANG KERTEK WONOSOBO

BAB II PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB I PENDAHULUAN. lembaga tersebut mencakup bagian dari keseluruhan sistem sosial masyarakat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan masyarakat yang semakin berkembang merupakan efek dari era

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB III TRANSAKSI SERTIFIKAT INVESTASI MUD}A<RABAH ANTARBANK

BAB I PENDAHULUAN. Islam belum mampu menjalankan syariat Islam secara total (kaffat) dalam

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. rizki guna memenuhi kebutuhan kehidupannya. Agama telah menganjarkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang menerapkan prinsi-prinsip ekonomi yang didasarkan pada nilai-nilai Islam

BAB I PENDAHULUAN. banyak para bisnisman yang persaingan secara tidak sehat dengan cara saling

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi dalam usaha-usaha yang berkaitan dengan media dan barang yang tidak

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONAL WADI< AH PADA TABUNGAN ZAKAT DI PT. BPRS BAKTI MAKMUR INDAH

Raja Grafindo Persada, 2016, hlm.99

BAB IV STOCK INDEX FUTURE TRADING DI CENTRAL CAPITAL FUTURES DALAM PERSPEKTIF MADZHAB SYAFI I

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. mencapai falah berdasarkan pada prinsip dan nilai-nilai dalam Al-Qur an dan

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB II PRINSIP PRINSIP BAGI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. semenjak kemunculnya pada tahun Walaupun perkembangannya

PENETAPAN BAGI HASIL PADA AKAD MUDHARABAH DALAM KEGIATAN PERTANIAN DI KSPPS TAMZIS BINA UTAMA CABANG BATUR BANJARNEGARA

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB III TINJAUAN TENTANG IMPLEMENTASI SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO)

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah

Transkripsi:

28 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dengan melarang riba, Islam berusaha membangun sebuah masyarakat berdasarkan kejujuran dan keadilan. Pada ayat Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat: 239, ف ا ن خ ف ت م ف ر ج الا أ و ر ك ب ان ا ف ا ذ ا أ م ن ت م ف اذ ك ر وا الل ه ك م ا ع ل م ك م م ا ل م ت ك ون وا ت ع ل م ون (239 ( Artinya: jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah) sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. 1 Suatu pinjaman memberikan kepada si pemberi pinjaman suatu keuntungan yang pasti, tanpa peduli dengan hasil usaha si peminjam. Jauh lebih adil kalau sama-sama 40 1 Departemen Agama RI, Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005, h. 1

2 27 menanggung keuntungan dan kerugian. Keadilan dalam konteks ini memiliki dua dimensi: 1. Pemodal berhak untuk mendapatkan imbalan, tetapi imbalan ini harus sepadan dengan resiko dan usaha yang dibutuhkan, dan dengan demikian ditentukan oleh keuntungan dari proyek yang dimodalinya. Jadi, yang dilarang dalam Islam adalah keuntungan yang ditetapkan sebelumnya. 2. Pembagian keuntungan adalah sah dan akseptabilitas dari praktik ini telah menjadi fondasi untuk pengembangan dan implementasi perbankan Islam. Dalam Islam, pemilik modal dapat secara sah mendapatkan bagian dari keuntungan yang dihasilkan oleh pelaksana usaha. Yang menjadikan sistem profitsharing boleh dalam Islam, sementara sistem bunga tidak, adalah karena dalam sistem profit-sharing, yang

26 3 BAB IV : Analisis Penentuan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah Perspektif Ekonomi Islam Di BMT Bintoro Madani Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisis kerangka metodologi analisis penentuan nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah dalam perspektif ekonomi Islam di BMT Bintoro Madani. ditetapkan sebelumnya adalah profit-sharing ratio (rasio bagi hasil), bukan tingkat keuntungannya. 2 Sementara itu, prinsip mudharabah dalam Islam didasarkan pada firman Allah dalam ayat Al-Qur an surat Al-Muzammil ayat:20, و آ خ ر ون ي ض ر ب ون ف ي الا ر ض ي ب ت غ ون م ن ف ض ل الل ه Artinya:...dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah. 3 BAB V : Penutup Bab ini merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dari penyajian masalah tersebut dan saran yang berkaitan dengan skripsi ini dan penutup. Mudharabah merupakan wahana utama bagi lembaga keuangan syariah (termasuk BMT) untuk memobilisasi dana masyarakat yang terserak dalam jumlah besar dan untuk menyediakan berbagai fasilitas, antara lain fasilitas pembiayaan bagi para pengusaha. 4 2 Latifa MA, Perbankan Syariah, Jakarta: PT SERAMBI ILMU SEMESTA, 2004, h. 63-64 3 Departemen Agama RI, op.cit, h. 576 4 Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2002, h. 32

4 25 Selanjutnya prinsip-prinsip ekonomi Islam yang sering disebut dalam literatur ekonomi Islam dapat dirangkum menjadi lima, yaitu: 1) Hidup hemat dan tidak bermewah-mewah 2) Menjalankan usaha-usaha yang halal 3) Implementasi zakat 4) Penghapusan/pelarangan riba 5) Pelarangan maysir (judi/spekulasi) Berdasarkan penjelasan diatas sistem ekonomi Islam berbeda dengan sistem ekonomi konvensional. Sesuai dengan paradigma ini, ekonomi dalam Islam tak BAB I BAB II : Pendahuluan Dalam bab ini akan membahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. : Sistem Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah dalam Perspektif Ekonomi Islam Dalam bab ini membahas masalah tentang pengertian bagi hasil, mudharabah dan ekonomi Islam dari kitab-kitab fiqih dan fatwa DSN. lebih dari sebuah aktivitas ibadah dari rangkaian ibadah pada setiap jenis aktivitas hidup manusia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketika ada istilah ekonomi Islam, yang berarti beraktivitas ekonomi menggunakan aturan dan prinsip Islam, dalam aktivitas ekonomi manusia, maka ia merupakan ibadah manusia dalam berekonomi. BAB III : Penentuan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah Di BMT Bintoro Madani Demak Bab ini merupakan penyajian data mengenai Latar belakang objek penelitian dan produkproduk BMT Bintoro Madani.

24 5 4. Metode Analisis Data Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan Sebagai alternatif sistem bunga dalam ekonomi konvensional, ekonomi Islam menawarkan sistem bagi hasil (profit sharing) ketika pemilik modal (surplus spending unit) bekerja sama dengan pengusaha (deficit sebagai akhir pembahasan. 15 Metode analisis yang spending unit) untuk melakukan kegiatan usaha. Apabila digunakan penulis dalam menganalisis data atau hasil penelitian, yaitu menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu penelitian mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu yang dinamakan survai normatif (normative survey). 16 F. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk mempermudah pembahasan dan penelaahan terhadap skripsi ini, maka penulis membuat sistematika sebagai berikut: 15 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 85 16 Moh. Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia. 1988).Hlm. 64. kegiatan usaha menghasilkan, keuntungan dibagi berdua, dan apabila kegiatan usaha menderita kerugian, kerugian ditanggung bersama. Sistem bagi hasil menjamin adanya keadilan dan tidak ada pihak yang tereksploitasi (didzalimi). 5 Dalam praktiknya di perbankan modern, tawarmenawar nisbah antara pemilik modal (yakni investor atau deposan) dengan bank syariah hanya terjadi bagi deposan/investor dengan jumlah besar, karena mereka ini memiliki daya tawar yang relatif tinggi. Kondisi ini disebut sebagai special nisbah. Sedangkan untuk 5 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2008, h. 26

6 23 nasabah deposan kecil, biasanya tawar-menawar tidak terjadi. Bank syariah hanya akan mencantumkan nisbah yang ditawarkan, setelah itu deposan boleh setuju atau tidak. Bila setuju maka ia akan melanjutkan menabung. Bila tidak setuju, ia dipersilahkan mencari bank syariah lain yang menawarkan nisbah yang lebih menarik. 6 Islam mendorong masyarakat ke arah usaha nyata dan produktif. Firman Allah surat Lukman ayat: 34, إ ن الل ه ع ن د ه ع ل م الس اع ة و ي ن ز ل ال غ ي ث و ي ع ل م م ا ف ي الا ر ح ام و م ا ت د ر ي ن ف س م اذ ا ت ك س ب غ د ا و م ا ت د ر ي ن ف س ب ا ي أ ر ض ت م و ت إ ن الل ه ع ل يم خ ب ير (34 ( sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. 7 6 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010, h. 206-209 7 Departemen Agama RI, op. cit., h. 415 mengajukan pembiayaan sampai proses pencairan pembiayaan. c. Dokumentasi (Documentation) Metode dokumentasi dilakukan dengan cara pengumpulan beberapa informasi pengetahuan, fakta dan data. Dengan demikian maka dapat dikumpulkan data-data dengan kategorisasi dan klasifikasi bahanbahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen, bukubuku,website dan lain-lain. 14 Dengan menggunakan metode dokumentasi ini peneliti akan mengutip data, berupa dokumentasi yang ada hubungannya dengan BMT Bintoro Madani, baik mengenai sejarah berdirinya, visi dan misi, motto dan tujuan yang ada di dalam BMT Bintoro Madani. 14 Ibid. h. 13

22 7 majalah ilmiah yang masih berkaitan dengan materi penelitian. 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah: a. Wawancara (Interview) Wawancara dilaksanakan dengan anggota dan pengelola BMT Bintoro Madani. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan pihak BMT kabag pembiayaan dan anggota yang menjalankan usaha. b. Observasi (observation) Merupakan suatu proses pengamatan yang komplek, dimana peneliti melakukan pengamatan langsung ditempat penelitian. Pengamatan dilaksanakan dengan anggota dan pengurus BMT Bintoro Madani. Proses pengamatan yang dilakukan peneliti mulai dari anggota datang ke BMT Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa manusia itu tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya. Namun demikian mereka tetap diwajibkan untuk tetap berusaha. Jika dalam mekanisme ekonomi konvensional menggunakan instrumen bunga, maka dalam mekanisme ekonomi Islam dengan menggunakan sistem bagi hasil. Salah satu bentuk instrumen kelembagaan yang menerapkan instrumen bagi hasil adalah bisnis dalam lembaga keuangan Syariah. Mekanisme lembaga keuangan Syariah dengan menggunakan sistem bagi hasil, nampaknya menjadi salah satu alternatif pilihan bagi masyarakat bisnis. 8 Sistem bagi hasil menjadi karakteristik tersendiri yang memiliki keunggulan yang dibanding bunga. 8 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002, h. 101

8 21 Keunggulan ini tidak saja karena telah sesuai dengan akidah Islam, tetapi secara ekonomi juga memiliki keunggulan. Oleh karenanya, lembaga keuangan syariah semestinya tidak hanya menjadi lembaga keuangan alternatif melainkan menjadi suatu keharusan (keniscayaan), sebagaimana keharusan umat Islam terhadap pilihan barang konsumsi yang harus halal, cara mencari rezeki harus benar. Bagi hasil biasa dikenal dengan istilah profit sharing, yaitu pembagian laba. Namun secara istilah profit sharing merupakan distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai dari suatu perusahaan. Bentuk-bentuk distribusi ini dapat berupa pembagian laba akhir tahun, bonus prestasi. Dalam mekanisme keuangan syariah model bagi hasil ini berhubungan dengan usaha pengumpulan dana (funding) maupun pembiayaan (financing). Terutama yang berkaitan dengan produk penyertaan atau kerjasama 2. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah: a. Data primer Data primer yaitu data yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti. 13 Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari nasabah dan pihak BMT Bintoro Madani, berupa penjelasan dari pihak pengelola BMT, brosur, dan modul. b. Data sekunder Data sekunder yaitu data yang tidak didapatkan secara langsung oleh peneliti tetapi diperoleh dari orang atau pihak lain, misalnya berupa dokumen laporan-laporan, artikel dan 13 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, (Semarang: Fakultas Syariah IAIN Walisongo, 2010), h. 12

20 9 produk deposito wadi ah di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna adalah menyalahi konsep yang ada dalam ekonomi Syariah, karena dalam akad wadi ah baik itu wadi ah yad al-amanah maupun wadi ah yad dhamanah tidak mengenal adanya sistem bagi hasil, akan tetapi hanya pemberian bonus. usaha. Di dalam pengembangan produknya, dikenal dengan istilah shohibul maal dan mudharib. Dalam sistem ini, lembaga keuangan akan memerankan fungsi sistem ganda. Pada tahap funding, ia akan berperan sebagai mudharib dan karenanya dana yang terkumpul harus dikelola secara optimal. Namun pada financing, lembaga keuangan akan berperan selaku shohibul maal E. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yakni studi mendalam mengenai unit sosial tertentu, yang hasil penelitian ini memberikan gambaran luas dan mendalam mengenai unit sosial tertentu dengan pendekatan kualitatif. Dalam metode kualitatif penelitian dilakukan dengan penelitian lapangan. 12 dan karenanya ia harus menginvestasikan dananya pada usaha-usaha yang halal dan menguntungkan. 9 Untuk mengetahui tingkat pembagian hasilnya, lembaga keuangan akan menghitung setiap bulan atau setiap periode tertentu sesuai dengan periode perhitungan pendapatan usaha. Berapapun tingkat pendapatan usaha, itulah yang kemudian didistribusikan kepada para anggota. Oleh karenanya, anggota perlu mengetahui tingkat nisbah masing-masing produk. 12 SudarwanDanim, Menjadi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 55 9 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wattamwil, Yogyakarta: UII Press, 2004, h. 119-120

10 19 Nisbah merupakan proporsi pembagian hasil. Begitu pula dalam pembiayaan bagi hasil. Debitur harus melaporkan pembukuan usahanya, sehingga dapat diketahui nilai bagi hasilnya. Nisbah ini akan ditetapkan dalam akad atau perjanjian. Sebelum akad di tanda tangani, anggota dapat menawar sampai pada tahap kesepakatan. Hal ini tentunya berbeda dengan sistem bunga, yakni anggota selalu pada posisi pasif, karena pada umumnya bunga menjadi kewenangan pihak bank. Kesepakatan tentang nisbah ini selanjutnya tertuang dalam akad. Atas dasar laporan dari anggota, manajemen lembaga keuangan syariah akan membuat perhitungan bagi hasilnya sesuai dengan nisbah tersebut. 10 Disamping itu, kekuatan pergerakan ekonomi Islam terletak pada konsep keadilan, kebersamaan dalam usaha dalam bentuk sharing modal dan keuntungan secara berimbang, amanah (trust, kepercayaan), tidak terhadap usaha para pedagang kecil dan menengah. Apabila ternyata nasabah tidak mempunyai laba dari hasil usahanya, maka nasabah hanya berkewajiban menyetorkan pokok modal yang diberikan Lembaga Keuangan Islam. Bahkan apabila terjadi kerugian yang bukan dikarenakan kesalahan nasabah maka pihak Lembaga Keuangan Islam juga ikut menanggung kerugian (loss sharing). Abdul Ghofir Ismail (2009) Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Bagi Hasil Deposito Wadi ah, obyek kajiannya adalah Praktek Bagi Hasil Deposito Wadi ah di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna. Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa penerapan akad wadi ah pada produk deposito berjangka, sebagaimana dipraktekkan oleh BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna adalah tidak sesuai dengan teori wadi ah yang ada dalam perekonomian syariah, karena sifat produk dan akad yang digunakan saling bertolak belakang. Penggunaan istilah bagi hasil pada 10 Ibid., h. 121

18 11 Anis Mustaghfiroh (2013) Analisis Pengaruh Sistem Bagi Hasil dan Jangka Waktu Pencairan Dana Pada Pembiayaan Mudharabah Terhadap Minat Nasabah, obyek kajiannya adalah pengaruh sistem bagi hasil dan jangka waktu pencairan dana pada pembiayaan mudharabah terhadap minat nasabah studi kasus di BMT Artha Salsabil Ngaliyan. Dalam skripsi tersebut, terdapat pengaruh yang signifikan antara variable sistem bagi hasil dan jangka waktu pencairan dana pada pembiayaan mudharabah terhadap minat nasabah di BMT Artha Salsabil Ngaliyan. M.Harirulilalbab (2006) Studi Analisis Terhadap Pelaksanaan Bagi Hasil Pinjaman di Lembaga Keuangan Islam Buana Kartika Mranggen Demak, obyek kajiannya adalah Penerapan Prinsip Bagi Hasil Pinjaman di Lembaga Keuangan Islam Buana Kartika Mranggen. Dalam skripsi ini dijelaskan tentang penerapan prinsip bagi hasil pinjaman dilakukan pada akad musyarakah melalui pembiayaan mendzalimi, dan tidak adanya unsur riba. Bentuk kerjasama dalam usaha yang berimbang dan adil dengan konsep bagi hasil (profit sharing) yang diaplikasikan dalam lembaga keuangan syariah diantaranya adalah akad mudharabah. 11 Salah satu akad yang dipraktekkan dalam lembaga keuangan syariah dengan konsep bagi hasil adalah akad mudharabah. Secara singkat mudharabah atau penanaman modal adalah penyerahan modal uang kepada orang yang berniaga sehingga ia mendapatkan persentase keuntungan. Sebagai suatu bentuk kontrak, mudharabah merupakan akad bagi hasil ketika pemilik modal, biasa disebut shahibul maal, menyediakan modal (100%) kepada pengusaha sebagai pengelola, biasa disebut mudharib untuk melakukan aktifitas produktif` dengan syarat bahwa keuntungan yang dihasilkan akan 11 M. Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Tazkia Cendekia, 2001, h. 90

12 17 dibagi diantara mereka menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad (yang besarnya juga dipengaruhi oleh kekuatan pasar). Shohibul mal adalah pihak yang memiliki modal, tetapi tidak bisa berbisnis, dan mudharib adalah pihak yang pandai berbisnis, tetapi tidak memiliki modal. Apabila terjadi kerugian karena proses normal b. Bagi Perguruan Tinggi Sebagai kontribusi wawasan kepada berbagai pihak mengenai penentuan nisbah bagi hasil perspektif ekonomi Islam. c. Bagi Lembaga Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu tolak ukur bagi BMT Bintoro Madani terkait dengan dari usaha, dan bukan karena kelalaian atau kecurangan ekonomi Islam. Dengan demikian, hasil dari pengelola, kerugian ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal, sedangkan pengelola kehilangan tenaga dan keahlian yang telah dicurahkannya. Apabila terjadi penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan penentuan nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah. kerugian karena kelalaian dan kecurangan pengelola, maka pengelola bertanggung jawab sepenuhnya. Pengelola tidak ikut menyertakan modal, tetapi menyertakan tenaga dan keahliannya, dan juga tidak meminta gaji atau upah dalam menjalankan usahanya. D. TINJAUAN PUSTAKA Untuk menghindari adanya duplikasi, maka penulis sertakan beberapa judul skripsi yang ada relevansinya dengan penelitian ini, yaitu: Pemilik dana hanya menyediakan modal dan tidak

16 13 2. Bagaimana penentuan nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah dalam perspektif ekonomi Islam di BMT Bintoro Madani? dibenarkan untuk ikut campur dalam manajemen usaha yang dibiayainya. Kesediaan pemilik dana untuk menanggung risiko apabila terjadi kerugian menjadi dasar untuk mendapatkan bagian dari keuntungan. C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui teknis penentuan nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah di BMT Bintoro Madani. b. Untuk mengetahui penentuan nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah dalam perspektif ekonomi Islam di BMT Bintoro Madani. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Mahasiswa Dapat menjadi sumber wacana bagi setiap mahasiswa sehingga dapat memberikanwawasan terkait ekonomi Islam. Sebagaimana dijelaskan di atas, konsep bagi hasil (profit sharing) merupakan konsep dasar operasionalisasi lembaga keuangan syari ah yang membedakan dengan sistem bunga yang mendasari pada operasionalisasi lembaga keuangan konvensional. Dalam konteks penelitian ini, penentuan nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah juga diterapkan pada lembaga keuangan BMT Bintoro Madani. Dalam konsep bagi hasil, lembaga keuangan BMT Bintoro Madani menerima dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian dana tersebut digulirkan kepada para pedagang kecil dan menengah sebagai pembiayaan modal usaha. Lembaga keuangan ini mendasarkan pada penentuan nisbah bagi

14 15 hasil dalam perspektif ekonomi Islam. Dalam hal ini masyarakat banyak yang menggunakan jasa lembaga keuangan BMT Bintoro Madani dalam menitipkan dananya maupun dalam pembiayaan usaha. BMT Bintoro Madani banyak memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat dalam bentuk penyediaan produk kepada masyarakat. Salah satu produk di BMT Bintoro Madani yaitu pembiayaan mudharabah, dengan sistem kerjasama antara BMT Bintoro Madani selaku pemilik modal dengan mudharib (anggota) yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola suatu usaha yang produktif dan halal, hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi untuk melakukan kegiatan usaha menghasilkan, keuntungan dibagi berdua, dan apabila kegiatan usaha menderita kerugian, kerugian ditanggung bersama. Sistem bagi hasil menjamin adanya keadilan dan tidak ada pihak yang tereksploitasi (didzalimi). Sedangkan sistem bagi hasil di BMT Bintoro Madani belum dijelaskan kepada anggota jika usaha yang dijalankan menderita kerugian, dan berdasarkan teori mengenai sistem bagi hasil tersebut, maka penulis akan mengkaji tentang Analisis Penentuan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah dalam Perspektif Ekonomi Islam studi kasus di BMT Bintoro Madani Demak. bersama berdasarkan nisbah yang disepakati. Menurut Ascarya, di dalam bukunya Akad dan Produk Bank Syari ah, bahwa sistem bagi hasil (profit sharing) ketika pemilik modal bekerja sama dengan pengusaha B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana teknis penentuan nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah di BMT Bintoro Madani?