BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian bulan Maret - Juli 2015, Tempat yang diteliti adalah Kantor Kepegawaian Kota Administrasi Jakarta Barat, yang beralamat di Jl. Raya Kembangan No.2 Jakarta Barat Blok B Lt.13. B. Desain Penelitian Metode yang di gunakan penulis adalah metode deskriptif analisis, yaitu meneliti fenomena yang terjadi dengan mengumpulkan data yang aktual dan mengolahnya, kemudian menganalisis data, sehingga dihasilkan suatu kesimpulan. Desain dari penelitian ini adalah penelitian kausal, penelit bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh lingkungan kerja (X1) dan karakteristik individu (X2) / ( variable independen) terhadap kinerja pegawai (Y) / (variable dependen). C. Devinisi dan Operasional Variable 1. Devinisi Variabel Penelitian Pengertian variabel menurut Sugiyono (2014) adalah sebagai berikut: 17
18 Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti atau suatu atribut, sifat, nilai dari orang objek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu: a. Variabel bebas (variabel X) Yaitu variabel yang mempunyai pengaruh atau hubungan sebab-akibat dengan variabel-variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah Lingkungan Kerja (X1), dan Karakteristik Individu (X2) b. Variabel terikat (variabel Y) Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Kinerja Pegawai (Y). 2. Operasional variabel penelitian a. Lingkungan Kerja (X1) Lingkungan kerja menurut Sunyoto (2012:43) adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, musik, penerangan, dan lain-lain.
19 Menurut Sedarmayanti (2009:21) menyatakan bahwa: Secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni: 1) Lingkungan kerja fisik Menurut Sedarmayanti (2009:21) menjelaskan bahwa: Lingkungan kerja fisik adalah semua yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung. 2) Lingkungan kerja non fisik Menurut Sedarmayanti (2009:21) menyatakan bahwa: lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan. Tabel 3.1 Tabel Operasional Variable Lingkungan Kerja Variable Dimensi indikator Skala Lingkungan kerja (X1) lingkungan kerja fisik Kondisi kebisingannya Penerangan dan pencahayaan Sirkulasi udara dan temperatur Kebersihan Kesehatan ketersediaan toilet Lingkungan Hubungan karyawan kerja non yang baik dengan atasan fisik maupun sesama rekan kerja Peraturan kerja yang baik dan jelas Rasa aman Rasa Nyaman Sumber: Sunyoto (2012), Sedarmayanti (2009:21) Ordinal Ordinal
20 b. Karakteristik Individu (X2) Karakteristik individu menurut Robbins, (2008:56) bahwa karakteristik individu adalah kemampuan, karakteristik-karakteristik biografis, pembelajaran, sikap, kepribadian, persepsi, dan nilai. Persepsi adalah adalah proses mengatur dan mengartikan informasi sensoris untuk memberikan makna (King, 2014:225). Menurut Mathis (2005:33) ada empat karakteristik Individu yang mempengaruhi bagaimana orang-orang dapat berprestasi. a. Minat, orang cenderung mengejar karir yang mereka yakini cocok dengan minat mereka. b. Jati diri, karir merupakan perpanjangan dari jati diri seseorang juga hal yang membentuk jati diri. c. Kepribadian, faktor ini mencakup orientasi pribadi karyawan (sebagai contoh karyawan bersifat realistis, menyenangkan dan artistik) dan kebutuhan individual, latihan, kekuasaan dan kebutuhan prestis. d. Latar belakang sosial, status social ekonomi dan tujuan pendidikan pekerjaan orang tua karyawan merupakan faktor yang berfungsi dalam kategori.
21 Tabel 3.2 Tabel operasional variable karakteristik individu variabel Dimensi indikator Skala Karakteristik individu Minat Jenjang karir Ordinal Jati diri Kemampuan Ordinal intelektuan Kemampuan fisik Kepribadian Latar belakang social Sumber: Mathis (2005:33) Individu yang menyenangkan, ulet dan bersungguhsungguh dalam mengerjakan pekerjaan Usia yang memadai (tidak terlalu muda atau terlalu tua) Pendidikan Keahlian yang sesuai dengan pekerjaan Status keluarga yang disandang Gender Ordinal Ordinal c. Kinerja Pegawai (Y) Menurut Mangkunegara (2007) kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
22 Tabel 3.3 Tabel operasional variable kinerja pegawai Variabel Dimensi indikator skala Kinerja Kualitas Ketepatan Ordinal Ketelitian Ketrampilan Kebersihan Kuantitas Output Ordinal Dapat diandalkan atau tidak Sikap Sumber: Mangkunegara (2009:75) Mengikuti instruksi Inisiatif Hati-hati Terhadap pegawai lain Kerjasama Ordinal Ordinal D. Pengukuran Variable Untuk mengukur peringkat dalam penelitian ini maka penulis menggunakan skala likert. Menurut sugiyono (2007:86) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau tentan fenomena sosial. Skala ini menggunakan 5 (lima) tingkatan yaitu sebagai berikut:
23 Jawaban Table 3.4 Skala likert Skor Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Setuju 2 Netral 3 Setuju 4 Sangat Setuju 5 Sumber: Sugiyono (2007:86) E. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi Sugiyono (2014), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : Obyek atau Subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.. Populasi penelitian ini adalah pegawai Kantor Kepegawaian Kota Administrasi Jakarta Barat yang berjumlah 97 orang. 2. Sampel Sugiyono, (2014) menyatakan bahwa: Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Tujuan pengambilan sampel adalah supaya sample yang diambil dapat memberikan informasi yang cukup untuk dapat mengestimasi jumlah populasinya. Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah metode convenience sampling yaitu prosedur sampling yang memilih sampel dari orang atau unit yang paling mudah dijumpai.
24 Penentuan ukuran sampel menggunakan rumus slovin sanusi (2011:101), sebagai berikut: = 1 + Dimana: n= ukuran sampel N= ukuran populasi = toleransi kesalahan (10%) 97 = 1 + (10%) = 97 1 + 0,97 = 49,238 dibulatkan menjadi 50 Menurut Sanusi (2011) pada penelitian ini menggunakan batas kesalahan sebesar 10%. Hasil dari jumlah pengambilan sampel yang didapat menurut rumus slovin adalah 49,238 jika dibulatkan jumlah minimal pengambilan sampel adalah 50 responden pada pegawai Kantor Kepegawaian Kota Administrasi Jakarta Barat. F. Teknik Pengumpulan Data Penulis Menggunakan data primer dalam penelitian ini, Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari karyawan berupa jawaban terhadap kenyataan dari angket/kuesioner. Maka Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik survei, dengan membagikan kuesioner kemudian diisi oleh responden.
25 Kuesioner atau Angket, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam laporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui. G. Metode Analisis Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa Metode deskriptif kuantitatif. Karena penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan kuesioner untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunaka SPSS 21.0 dengan tahapan sebagai berikut: 1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji validitas Menurut Sugiyono (2009:455) uji validitas derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat di laporkan oleh peneliti. Uji Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur variabel yang akan diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkap suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghazali, 2011) Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antar skor masingmasing butir pertanyaan dengan total skor. Apabila koefisien Person yang diperoleh memiliki signifikan dibawah level 0,05 maka data yang diperoleh adalah valid
26 Rumus uji validitas : = ( )( ) ( ( ) )( ( ) ) Dimana: n = jumlah responden x = skor masing-masing pernyataan dari setiap responden y = skor total dari tiap pernyataan dari responden b. Uji Reliabilitas Uji realibilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu kontrak yang sama atau stabilitas kuesioner. Dalam penelitian ini pengukuran realibilitas hanya dilakukan sekali saja (one short) dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan penyataan. Reabilitas instrument penelitian dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien crobach s Alpha. Jika nilai koefisien alpha > 0,6 maka disimpulkan bahwa instrument penelitian tersebut handal atau reliable (sujarweni:2012). 2. Uji Asumsi Klasik Pada kaidah statistik, apabila menggunakan regresi linear berganda, perlu melakukan pengujian terlebih dahulu terhadap kemungkinan pelanggaran asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik
27 dimaksudkan untuk memastikan bahwa model regresi linear berganda dapat digunakan atau tidak. a. Uji Normalitas Data Uji Normalitas Data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dan garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinearitas dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain pada model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi antar variabel idependen. Uji Multikolinearitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melihat VIF (Variabel Inflation Factors)dan nilai tolerance. Jika VIF >10 dan nilai tolerance <0,10 Maka terjadi gejala multikolinearitas (Ghozali 2006) seperti yang dikutip oleh Maulida (2013).
28 c. Uji Heteroskedastisitas Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi linear digunakan analisa residual berupa grafik sebagai dasar pengambilan keputusan dalam sebuah penelitian. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, dan kemudian rnenyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tida ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Uji Regresi Berganda Analisis regresi linier berganda adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen dan memprediksi variable dependen dengan menggunakan variable independen. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Y = a + b₁x₁ + b₂x₂ +e
29 Dimana: Y = kinerja karyawan a = Bilangan Konstanta b1, b2 = Koefisien regresi X1, X2 X1 = lingkungan kerja X2= karakteristik individu 4. Uji hipotesis a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji F atau uji regresi simultan yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama, uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Adapun prosedurnya sebagai berikut: a) Menentukan Ho dan Ha (Hipotensis nihil dan Hipotensis Alternatif) b) Menentukan level of significans (Misal a = 5%) c) Kriteria uji F, dengan melihat hasil print out computer, jika hasil sig value < 5% berarti signifikansi. Maka jika Pvalue >0,05 maka Ho diterima, jika P value < 0,05 maka Ho ditolak.
30 b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Uji t atau test of significance digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial (individu) berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen, derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 kriteria yang digunakan sebagai berikut: jika P value < 0,05 maka Ho ditolak, jika Pvalue > 0,05 maka Ho diterima.