BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. ketika melakukan observasi dan wawancara. dengan demikian dapat diketahui. untuk Menangani Anak Middle Child Syndrome. Tabel 4.

BAB IV ANALISIS DATA 1. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG AYAH

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

BAB III BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI PADA ANAK

BAB IV ANALISIS DATA. Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENGATASI KEJENUHAN ISTRI MENGURUS

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF DALAM MENANGANI SIKAP EGOIS PADA SEORANG REMAJA

BAB IV ANALISIS DATA. keefektifan dalam bimbingan dan konseling islam dengan terapi reward berbasis hobi

Menangani Kecemasan pada Korban Perkosaan. membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.

BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG. proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Tentang Proses Konseling Keluarga Dalam Mengatasi Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun secara psikis. Perkembangan adalah perubahan-perubahan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis dari proses pelaksanaan Family Therapy dalam Menangani. Wilayah Perumnas Sukomulyo Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut : A. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam dengan pendekatan

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENANGANI FRUSTRASI

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian

BAB IV ANALISIS DATA. analisis sesuai dengan fokus penelitian kali ini yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI RENDAH DIRI SEORANG SANTRI

BAB IV ANALISIS TERAPI REALITAS UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN DIRI SANTRI MADRASAH DINIYAH

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional. TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo

BAB IV ANALISIS DATA. C. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan. Pemuda di Desa Putat Kec Kebomas Kab. Gresik).

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan BKI (Bimbingan dan Konseling Islam)

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam untuk Meningkatkan Motivasi

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi maka konselor/peneliti melakukan analisis data. Analisis data

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan analisis deskriptif komparatif

BAB IV ANALISIS DATA. Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

BAB IV BKI DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF ANAK YANG TIDAK MENERIMA AYAH TIRINYA

A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan. Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Trauma Seorang Remaja

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan. di Desa Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI KESENJANGAN KOMUNIKASI SEORANG ADIK TERHADAP

BAB IV ANALISIS DATA. dengan Teknik Biblioterapi Dalam Mengatasi Dekadensi Ke-Imanan

BAB IV ANALISIS DATA. dari lapangan berdasarkan fokus permasalahan yang diteliti. Berikut dibawah ini merupakan analisis data tentang faktor, proses

yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

BAB IV ANALISIS PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN TERAPI SABAR UNTUK MENGATASI STRES

BAB IV ANALISA DATA. dengan analisa deskriptif. Adapun datayang dianalisis sesuai dengan dua focus

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi seperti yang sudah dipaparkan peneliti maka peneliti. Anak Berkebutuhan Khusus (Down Syndrom) di SDN ۱ Inklusi

2. Faktor pendidikan dan sekolah

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. membandingkan kondisi klien sebelum dan sesudah dilakukannya proses konseling. Berikut ini

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi yang disajikan pada awal bab yang telah dipaparkan oleh

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. observasi yang disajikan pada awal bab, adapun data yang di analisis. sesuai dengan fokus penelitian yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA

Bab 5 PENUTUP. 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd. a. Ayah Hd melakukan poligami. contoh yang baik bagi anaknya.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dalam

BAB IV ANALISIS DATA. Dengan Teknik Token Economy Dalam Membentuk Disiplin Shalat

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor yang menyebabkan perilaku maladaptif di TPA Baitul Hamid

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis proses dari pelaksanaan bimbingan dan konseling islam dengan

NO. Hal yang diungkap Daftar Pertanyaan

BAB IV ANALISA DATA. 1. Analisis Tentang Faktor yang Mempengaruhi Seorang Siswa Pelaku. Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis data tentangproses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB IV ANALISIS KONSELING KELUARGA BAGI LANSIA YANG MENGALAMI EMPTY NEST SYNDROME DI DESA KATERBAN NGANJUK

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM MELALUI ISLAMIC STORYTELLING DALAM MENANGANI PERILAKU MALADAPTIF

BAB IV ANALISIS DATA KONSELING BEHAVIOR DALAM MENANGANI SELECTIVE MUTISM SISWA SD RADEN PATAH SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA. peneliti, maka peneliti menganalisis dengan analisis deskriptif komparatif.

BAB IV ANALISIS DATA. data-data yang sudah diperoleh dan dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Analisis

BAB IV ANALISIS DATA. broken home di SMP Al Amanah Bilingual, maka analisis tersebut adalah

BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

BAB III BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS UNTUK MENINGKATKAN SELF CONTROL SEORANG ANAK. a. Kondisi Geografis dan Demografis

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Metode konseling karier Nur Cita Qomariyah Membina Skill. Mahasiswa di IQMA IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Komunikasi Koseling Islam dengan Analisis Ego State. Remaja pada Teks di Beranda Media Sosial Facebook

BAB IV ANALISA DATA. konselor sekaligus peneliti. Analisa ini disajikan dalam bentuk penulisan analisa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan sebuah kewajiban bagi manusia. Dalam proses

Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

BAB IV ANALISA DATA. Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. klien, ditemukan bahwa klien di usia yang ke- 60 sudah mengalami

Psikologi Konseling MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10

BAB III PENYAJIAN DATA. prakteknya. Membangun hubungan ini juga sangat penting bagi klien untuk

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Proses Konseling Tawakal Untuk Meningkatkan Motivasi Hidup

BAB III BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG REMAJA AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI SIKAP FIKSASI ANAK DENGAN PENDEKATAN MORAL DEVELOPMENT DI DESA WOTSOGO KECAMATAN JATIROGO KABUPATEN TUBAN

TABEL IV Hasil Observasi Awal Perilaku Datang Terlambat Sekolah Sebelum Treatment. Sebelum Treatment Nama Tanggal Waktu Datang

BAB II LANDASAN TEORI. dalam mengekspresikan perasaan, sikap, keinginan, hak, pendapat secara langsung,

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI PADA ANAK (STUDI KASUS ANAK YANG SELALU BERGANTUNG PADA ORANG LAIN)) A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Realitas dalam Menangani Perilaku Fiksasi pada Anak (studi kasus; anak yang selalu bergantung pada orang lain di Desa Sarangan Kanor Bojonegoro). Berdasarkan penyajian data pada proses Bimbingan dan Konseling Islam dalam menangani perilaku fiksasi pada anak di Desa Sarangan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro konselor menentukan waktu dan tempat karena waktu menentukan kefektifitasan proses konseling. sama halnya tempat, karena kenyamanan tempat bagi konseli sangat dibutuhkan saat proses konseling dilaksanakan agar konseli merasa nyaman sehingga kenyamanan tersebut bisa membuat konseli leluasa mengungkapkan semua permasalahan yang dialami. Proses analisa data dalam proses konseling ini menggunakan analisis deskriptif komparatif sehingga peneliti membandingkan data teori dan data yang terjadi di lapangan. 96

97 Tabel 4.1 Perbandingan Proses Pelaksanaan di Lapangan dengan Teori Bimbingan dan Konseling Islam No Data Teori Data Empiris 1 Identifikasi masalah. Konselor mengumpulkan data yang Langkah identifikasi masalah diperoleh dari berbagai sumber data, digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber yang berfungsi untuk mengenal kasus serta mengetahui gejala-gejala yang nampak pada diri konseli. yang diperoleh dari konseli, informan yang terdiri dari keluarga konseli, dan teman dekat. Dari hasil data yang diperoleh di lapangan melalui proses wawancara dan observasi menunjukkan bahwa konseli memang anaknya malas, mudah tersinggung, cepat marah, mengalami cemas ringan, dan kadang cepat putus asa. 2 Diagnosis. Langkah ini merupakan langkah dalam menetapkan masalah yang dialami oleh konseli beserta latar belakangnya 3 Prognosis. Langkah ini merupakan langkah dalam menetapkan jenis bantuan atau terapi yang sesuai dengan permasalahan konseli. Langkah ini ditetapkan berdasarkan kesimpulan dari diagnosis 4 Treatment atau terapi. Proses pemberian bantuan terhadap konseli berdasarkan prognosis. Adapun terapi yang Melihat dari hasil identifikasi masalah maka dapat disimpulkan bahwasanya konseli mengalami perilaku fikasi, yaitu perilaku yang sering bergantung kepada orang lain secara berlebihan. Perilaku konseli yang selalu bergantung kepada orang lain (Fiksasi) ini memiliki dampak negatif bagi konseli, yaitu konseli menjadi anak yang tidak bisa mandiri, tidak bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri, dan konseli juga menjadi seorang anak yang mudah frustasi karena ketidak mampuannya melakukan segala sesuatu dengan sendiri. Dan itu semua bisa menghambat perkembangan konseli untuk menjadi seorang anak yang bisa mandiri dan bertanggung jawab. Menetapkan jenis bantuan berdasarkan diagnosis, yaitu berupa Bimbingan Konseling Islam dengan menggunakan terapi realitas. Terapi ini berpusat pada tingkah laku sekarang, membantu konseli menghadapi kenyataan yang ada dan memenuhi kebutuhan dasar tanpa merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Tehnik yang digunakan yaitu permainan peran, pada tehnik permainan peran ini konselor membuat konsep sebagai langkah melakukan konseling. Berikut

98 digunakan adaah terapi realitas adalah 5 langkah-langkah yang konselor dalam tehnik permainan peran: 1) Menghangatkan Suasana dan memotivasi konseli. Menghangatkan suasana saat akan melakukan proses konseling, supaya konseli merasa nyaman dan akrab dengan konselor. Termasuk juga menghantarkan konseli terhadap masalah yang saat ini dialami. Pada langkah menghangatkan suasana ini juga dapat dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau mengeksplorasi masalah. Pada langkah ini bertujuan untuk memotivasi konseli agar tertarik dalam menyelesaikan masalahnya, karena tahap ini sangat penting dalam bermain peran dan juga akan menentukan keberhasilan.tehnik 1) Memilih peran Konselor memilih peran dalam langkah kedua, konselor meminta konseli berperan menjadi seorang anak yang sifatnya penurut dan sanggup mengerjakan apa yang telah konselor perintahkan. Tujuannya dalam memilih peran ini adalah supaya konseli bisa mandiri dan mengerti apa yang harus dikerjakan. 2) Permainan Peran pertama Pada langkah ketiga ini adalah bermain peran pertama yaitu konseli akan beraksi secara spontan, sesuai dengan perannya. Tujuannya adalah sama dengan langkah kedua yaitu memilih peran, menjadikan konseli supaya menjadi anak yang mandiri dan bisa bertanggung jawab dengan dirinya sendiri. Permainan peran dapat berhenti apabila konseli telah merasa cukup. 3) Permainan peran kedua Pada langkah permainan peran yang kedua ini tujuannya sama saja dengan permainan peran yang pertama, hanya saja pada langkah permainan peran yang kedua ini konselor menginginkan adanya perkembangan baru dalam diri konseli upaya pemecahan masalah.

99 5 Follow Up atau tindak lanjut. Langkah ini untuk mengetahui sejauh mana langkah terapi yang dilakukan dalam mencapai hasil setelah dilakukan beberapa pertemuan dari proses konseling. 4) Mengambil kesimpulan Setelah dilakukan konseling menggunakan tehnik permainan peran dari awal kesepakatan memilih peran sampai dilakukan permainan peran terjadi perubahan pada konseli secara bertahap. Konseli mau mengikuti permainan yang telah dikonsep dan direncanakan oleh konselor demi berhasilnya konseling. Melihat perubahan pada konseli setelah diakukannya proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan terapi realitas Berdasarkan tabel diatas bahwa analisis proses Bimbingan dan Konseling Islam dilakukan konselor dengan langkah-langkah konseling yang meliputi tahap identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, terapi dan tindak lanjut. Dalam paparan teori pada langkah identifikasi masalah yakni langkah yang digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber yang berfungsi untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala yang nampak pada konseli. Melihat gejala-gejala yang ada di lapangan maka konselor disini menetapkan bahwa masalah yang dihadapi konseli adalah perilaku ketergantungan kepada orang lain dalam melakukan sesuatu yang disebut perilaku fiksasi. Pemberian treatment disini digunakan untuk memperbaiki perilaku konseli pada dirinya sendiri, serta menyadarkan konseli bahwasannya perilakunya tersebut merupakan perilaku yang tidak baik untuk dilakukan karena bisa menghambat perkembangannya menjadi anak yang mandiri. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa perilaku anak tersebut sudah sangat buruk karena perilakunya yang negatif dan selalu bergantung pada orang lain. Untuk itulah

100 konselor disini hanya bisa mengupayakan bantuan secara maksimal, yakni melakukan proses konseling upaya memperbaiki perilaku negatif konseli dengan menggunakan tehnik-tehnik yang ada pada terapi realitas. Maka berdasarkan perbandingan antara data dari teori dan lapangan pada saat proses bimbingan konseling ini diperoleh kesesuaian dan persamaan yang mengarah pada proses bimbingan dan konseling islam. B. Analisis Hasil Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Realitas dalam Menangani Perilaku Fiksasi pada Anak (studi kasus; anak yang selalu bergantung pada orang lain di desa sarangan kanor bojonegoro). Untuk lebih jelas tentang analisis data tentang hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling islam dengan menggunakan terapi realitas dalam menangani perilaku fiksasi pada anak dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Gejala yang nampak pada diri konseli sebelum dan sesudah koneling No Sebelum Konseling Sesudah konseling 1 Konseli sering malas-malasan dalam Konseli saat ini kadang masih malasmalasan, mengerjakan tugas sekolah dan akan tetapi meskipun malas keseharian dirumah konseli masih mau berusaha mengerjakan semua pekerjaannya. 2 Konseli sering marah-marah kalau keinginannya tidak dikabulkan oleh orang tua 3 Tidak semangat dalam mengerjakan PR dan belajar 4 Cemas kalau tidak bisa mengerjakan tugas sekolah (PR) Konseli kadang-kadang masih marah dengan orang tuanya, akan tetapi marahnya biasa, tidak sampai membentak orang tua. Konseli juga saat ini sudah bisa menghormati orang tuanya dan sopan kepada mereka. Konseli saat ini semangat dalam mengerjakan tugas sekolahnya, konseli setiap malam selalu belajar dan mengerjakan PRnya dengan sendiri. Saat ini konseli terkadang masih merasa cemas kalau tidak bisa mengerjakan PR,

101 akan tetapi kecemasannya tersebut tidak membuat konseli menjadi frustasi, konseli masih mau berusaha untuk mengerjakannya. 5 Nongkrong malam diwarung kopi Konseli sudah tidak pernah nongkrong diwarung kopi bersama teman-temannya yang lebih tua dari konseli, konseli sudah bisa mengatur waktu malamnya buat belajar. 6 Membantah Orang tua Konseli sudah tidak pernah membantah kepada kedua orang tua, karena konseli sadar perbuatan itu sangat tidak baik. 7 Minta bantuan orang tua ketika dirumah dalam melakukan sesuatu yaitu, mandi, makan, dan berpakaian harus selalu disiapkan. Konseli sudah bisa mandiri yaitu sekarang sudah bisa melakukan aktifitas kesehariannya dengan sendiri, yaitu mulai dari akan, mandi dan berpakaian. Konseli sudah tidak pernah menyuruh kepada orang tuanya untuk menyiapkan. 8 Minta bantuan teman mengerjakan tugas sekolah dan memberi imbalan. Konseli saat ini sudah mampu mengerjakan tugas sekolahnya secara mandiri, tanpa bantuan temannya. Dan konseli juga tidak pernah memberi imbalan baik berupa uang maupun traktiran kepada temannya. Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa setelah mendapatkan Bimbingan dan Konseling Islam tersebut terjadi perubahan pada perilaku konseli, hal ini dapat dibuktikan dengan kondisi konseli yang pada mulanya sering malasmalasan, sering marah-marah dengan orang tua, tidak semangat, mengalami kecemasan kalau tidak bisa mengerjakan PR, sering nongkrong malemmalem bersama teman-temannya yang lebih tua darinya di warung kopi, sering membantah orang tua, selalu meminta disiapkan semua pekerjaan dirumah oleh orang tua dan selalu meminta bantuan temannya untuk mengerjakan tugas sekolahnya dengan cara memberi imbalan. Saat ini konseli sudah menyadari perilakunya yang salah dan sedikit-demi sedikit sudah bisa madiri dalam melakukan pekerjaannya baik dirumah maupun disekolah, dan

102 konseli juga sudah bisa menjadi anak yang bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Selain itu konseli juga sangat menghormati kedua orang tua, dengan bukti saat ini konseli tidak pernah marah-marah lagi dan tidak membantah kepada kedua orang tua. Perlahan konseli mulai merubah perilakunya yang buruk menjadi perilaku yang baik untuk mencapai identitas keberhasilan. Dan kini kehidupan konseli menjadi baik dari pada sebelumnya setelah melakukan proses konseling.