BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki berbagai permasalahan perpajakan yang umumnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan melihat semakin bertambahnya jumlah penduduk. perpajakan, Indonesia menganut system self assessment yang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Dengan kemampuan kapasitas fiskal tinggi suatu negara akan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah. membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN ORISINALITAS... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK... vii. DAFTAR ISI...

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sunset Policy Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. non migas. Siti Kurnia Rahayu (2010) mengungkapkan bahwa Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mengandalkan berbagai pemasukan negara sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya berasal dari penerimaan pajak.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pajak merupakan bagian dari sumber penerimaan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan berbagai potensi itu. Bisa dilihat

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan di Indonesia berubah yang awalnya official assessment system menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan. Pengeluaran utama negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan self assessment system dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian.

ABSTRAK. DAFTAR ISI Halaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber penerimaan negara di peroleh dari berbagai sektor, baik sektor

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dibayarkan memiliki fungsi tertentu yaitu fungsi Budgetair (sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Rutin dan Pengeluaran Pembangunan. Dalam Negeri dan Hibah. Penerimaan Dalam Negeri terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut tertuang dalam Anggaran Penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Pengertian pajak adalah iuran kepada kas negara

BAB I PENDAHULUAN. setiap proyek pembangunan negara yang dilaksanakan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia memiliki peran vital yang menyangkut sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya suatu negara melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang. Pembayar

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemakmuran rakyat, dan memelihara fakir miskin dan anak-anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan, penerimaan negara bukan pajak, dan penerimaan hibah. Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana

BAB I PENDAHULUAN. Pembiayaan suatu Negara sangatlah bergantung kepada besarnya

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan. 2. Fungsi mengatur Fungsi stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pemerintahan suatu negara, terutama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia sebagai salah satu negara yang dikategorikan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam pembangunan, tidak akan tercapai apabila tidak ada kerja

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan lainnya yaitu penerimaan migas maupun penerimaan bukan pajak,

BAB I PENDAHULUAN. mengatur sumber penerimaan dan pengeluaran negara. Rencana keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara dapat dilihat dari dua sektor, yaitu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tanpa pajak, Negara tidak akan bisa melaksanakan kegiatan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan dan pembangunan nasional tersebut serta bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. maju dan sejahtera. Dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu instrumen suatu negara termasuk Indonesia dalam. memperoleh pendapatan untuk melaksanakan kegiatan pemerintahan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan sebuah pemerintahan, Negara membutuhkan dana

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara akan berkembang dan berjalan dengan lancar

BAB I PENDAHULUAN. yang adil, makmur dan sejahtera. Pemerintah membutuhkan dana yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. dari penerimaan dalam negeri maupun penerimaan luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 Penerimaaan Negara dalam Pembiyaan APBN. APBNP Uraian

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. objek pajaknya, seiring dengan meningkatnya perekonomian dan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 80% dari penerimaan negara. Direktorat Jenderal Pajak sebagai bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Menurut Gunadi (2012:9)

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suryani N. A., 2016 Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

BAB I PENDAHULUAN. uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Semakin tinggi pemasukan pajak

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang berpotensi besar yaitu pajak yang menyumbang rata-rata lebih dari

BAB 1 PENDAHULUAN. barang-barang yang dikuasai pemerintah, denda-denda atau warisan yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengamatan perpajakan Center Taxation analysis (CITA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi tinggi rendahnya kemauan Wajib Pajak. Bila setiap Wajib Pajak

PENGARUH TAX AMNESTY DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pembangunan negara. Meskipun pendapatan negara dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 Negara Indonesia merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan komponen penting dalam perekonomian Indonesia. Pajak. penerimaan negara terbesar adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, negara berkewajiban mendahulukan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. baik di tahun kedepannya. Dengan keyakinan tersebut, pemerintah membuat

BAB I PENDAHULUAN. pajak adalah senyawa dengan kepentingan umum. Pajak mengurangi penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Karena pajak mempunyai fungsi sebagai budgetair yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang berkelanjutan, guna mencapai tujuan masyarakat yang adil dan

BAB I. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan nilai (PPn), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar. Sumbangan pajak

Transkripsi:

A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Indonesia memiliki berbagai permasalahan perpajakan yang umumnya juga ditemui di negara lain, misalnya rendahnya kepatuhan pajak, rendahnya penerimaan pajak, hingga rendahnya kapasitas lembaga administrasi perpajakan. Di banyak negara, persoalan-persoalan tersebut diatasi dengan berbagai skema kebijakan, salah satunya dengan melaksanakan tax amnesty (B.Bawono Kristiaji, 2013). Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Kementerian Keuangan mencatat bahwa realisasi penerimaan pajak non migas 2014 mencapai Rp900 triliun namun kontribusi dari wajib pajak orang pribadi baru mencapai Rp4,7 triliun. Wakil Menteri Keuangan, Mardyasmo, mengakui bahwa setoran pajak dari kelompok wajib pajak orang pribadi sejauh ini terlalu rendah. Terutama, wajib pajak dari kalangan non karyawan atau memiliki pekerjaan sendiri termasuk usaha profesi. Hal ini menunjukkan bahwa wajib pajak orang pribadi seperti pengusaha dan profesi belum memenuhi kewajiban pajaknya dengan baik. Rendahnya tingkat kepatuhan pajak menjadi indikator rendahnya serapan pajak oleh pemerintah (Ngadiman dan Huslin, 2015). Pemerintah sedang berusaha meningkatkan pembangunan nasional dalam lima tahun ke depan. Sejumlah proyek besar seperti pembangunan tol laut, infrastruktur darat hingga revitalisasi desa dan pertanian menjadi proyek 1

2 unggulan. Namun pemerintah membutuhkan dana yang memadai untuk membiayai proyek pembangunan ini. Karena desakan publik agar pemerintah mengurangi besaran utang, maka sumber pembiayaan yang tersedia adalah iuran pajak serta bea-cukai. Menurut data dari Ngadiman dan Huslin (2015), Pemerintah menargetkan tambahan perolehan pajak sekitar Rp 600 triliun untuk tahun depan dari target awal sekitar Rp 140 triliun. Menurut Presiden Joko Widodo, tambahan itu hanya setengah dari total potensi yang ada yaitu mencapai Rp 1.200 triliun. Pemerintah berencana memberikan pengampunan pajak atau tax amnesty kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang diduga melakukan penghindaran pajak di luar negeri. Pemberian tax amnesty merupakan upaya pemerintah menarik dana masyarakat yang selama ini parkir di perbankan negara lain. Tax amnesty diberikan kepada mereka yang selama ini tidak membayar dengan benar, kebijakan ini masih perlu diselaraskan dengan instansi penegak hukum lain serta dibahas dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hal ini terkait pihakpihak yang dinilai pantas menerima pengampunan. Misalnya, apakah pelanggar pidana pajak boleh mendapatkan pengampunan jika tidak terkait dengan korupsi. Ini harus dibicarakan di sidang kabinet, kepolisian, dan penegak hukum kebijakan ini akan meningkatkan penerimaan pajak (Mardiasmo,2014). Tax amnesty memang seharusnya dapat meningkatkan penerimaan pajak, dengan pemberian insentif berupa penurunan tarif dan juga penghapusan sanksi administrasi dari tuntutan hukum, namun program tax amnesty pajak belum

3 memiliki kemampuan dalam mendeteksi objek pajak yang berada diluar sistem administrasi perpajakan untuk dapat berperan aktif dalam program, dari 240 juta lebih penduduk Indonesia, jumlah wajib pajak yang terdaftar masih kurang dari 30 juta orang, dan dari jumlah tersebut, hanya sepertiganya yang melaporkan SPT PPh 2015 atau kurang dari 10 juta penduduk, atau hanya 0,04% wajib pajak yang sudah lapor SPT (Safri, 2016). Keunggulan dari program Tax amnesty bagi wajib pajak yaitu membebaskan (penghapusan) pajak yang seharusnya terutang bagi wajib pajak, membebaskan wajib pajak dalam proses pemeriksaan atau penyidikan, bebas dari pajak penghasilan, membebaskan PPh untuk balik nama harta tambahan bagi wajib pajak dan tidak akan dikenai sanksi administrasi dan sanksi pidana perpajakan (Dhemas, 2016). Dalam praktiknya di Indonesia, selain pajak, sumber penerimaan negara juga berasal dari penerimaan negara bukan pajak. Menurut UU Nomor 17 tahun 2003, pendapatan negara merupakan hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan negara terdiri dari penerimaan dalam negeri dan hibah. Penerimaan dalam negeri adalah penerimaan yang terdiri dari penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

4 Tabel 1.1 REALISASI PENERIMAAN PERPAJAKAN TAHUN ANGGARAN 2015 Tanggal: 1 Januari s.d 31 Desember 2015 (dalam triliun rupiah) URAIAN APBNP* REALISASI JUMLAH % A. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.489,3 1.240,4 83,3 I. Pajak Dalam Negeri 1.440,0 1.205,5 83,7 1. Pajak Penghasilan 679,4 602,3 88,7 - Migas 49,5 49,7 100,3 - Non Migas 629,8 552,6 87,7 2. Pajak Pertambahan Nilai 576,5 423,7 73,5 3. Pajak Bumi dan Bangunan 26,7 29,3 109,6 4. BPHTB 0,0 0,0 0,0 5. Cukai 145,7 144,6 99,2 6. Pajak lainnya 11,7 5,6 47,5 II. Pajak Perdagangan Internasional 49,3 34,9 70,9 1. Bea masuk 37,2 31,2 83,9 2. Bea Keluar 12,1 3,7 30,9 Sumber: Data Anggaran penerimaan dan belanja Negara-Perubahan tahun 2015 Berdasarkan Tabel 1.1 pemerintah menganggarkan penerimaannya berasal dari pajak sebesar 83,3%. Realisasi pencapaian penerimaan perpajakan tersebut disumbang oleh penerimaan pajak penghasilan (Pph) minyak dan gas

5 serta pajak non migas, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan, BPHTB, Penerimaan bea dan cukai serta Pajak Perdagangan Internasional. Kepatuhan Wajib Pajak selalu menjadi masalah klasik, seperti ketidaktaatan wajib pajak sering menyebabkan penggelapan pajak. Sebuah Survei yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 2014, yang menyatakan bahwa kepatuhan pajak baik individu, korporasi, dan pajak pertambahan nilai tidak mencapai 80%. Menurut data dari Kementerian Keuangan mengungkapkan pendapatan rasio pajak dari wajib pajak orang pribadi hanya 0,04% dari total pendapatan pajak tahun 2013 (Ortax.org). Tahun Data WP OP terdaftar Tabel 1.2 Data di KPP Pratama Menteng Satu Data SPT Tahunan OP Presentase Tingkat Kepatuhan WP OP 2012 4,882 1,941 39,67 % 2013 4,981 1,876 37,66% 2014 5,369 1,851 34,48% 2015 5,655 1,948 34,45% 2016 5,872 1,963 33,43% Sumber : Data diolah Penulis, 2017 Berdasarkan data yang diperoleh di KPP Pratama Menteng Satu Jakarta Pusat, pada tahun 2012 presentase tingkat kepatuhan sebesar 39,67%, pada tahun 2013 mengalami penurunan 2,01% menjadi 37,66%, pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 3,18% menjadi 34,38%, pada tahun 2015

6 mengalami penurunan kembali sebesar 0,03% menjadi 34,45%, dan pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 1,02% menjadi 33,43. Dengan presentase tingkat kepatuhan yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa di KPP Pratama Menteng Satu mengalami masalah penurunan tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dari tahun ke tahun, oleh sebab itu peneliti ingin melakukan penelitian di KPP Pratama Menteng Satu tersebut dengan variabel sosialisasi pajak, tax amnesty dan kualitas pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Kepatuhan Wajib Pajak dan kemauan untuk membayar kewajiban pajak mereka diperlukan untuk meningkatkan pendapatan pajak. Oleh karena itu, sosialisasi pajak akan meningkatkan pengetahuan wajib pajak. Pada gilirannya, pengetahuan yang lebih baik dari perpajakan akan menyebabkan kepatuhan pajak yang lebih baik. wajib pajak yang memahami peraturan pajak akan mendorong keberhasilan pelaksanaan Self Assessment System (Rohmawati, et al., 2013). Penelitian tentang kepatuhan wajib pajak telah dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Andreas dan Enni Savitri (2015) meneliti mengenai pengaruh sosialisasi pajak, pengetahuan pajak, kegunaan npwp, kualitas pelayanan pajak pada kepatuhan wajib pajak dengan kesadaran wajib pajak melalui variable mediasi di lingkungan KPP Sanapelan-Pekanbaru. Nurlis dan Islamiah kamil (2015) meneliti tentang pengaruh kesadaran wajib pajak, pengetahuan, denda pajak dan otoritas pajak jasa pada kepatuhan pajak orang pribadi di lingkungan Jabodetabek &

7 Bandung. Ngadiman dan Huslin (2015), meneliti mengenai pengaruh sunset policy, tax amnesty dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak di lingkungan KPP Jakarta Kembangan. Wirda, Hamidah & Djudi (2015) mengenai Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Ponorogo). Sedangkan, Siti masruroh dan Zulaikha (2013) meneliti pengaruh kemanfaatan npwp, pemahaman wajib pajak, kualitas pelayanan, sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di lingkungan kabupaten tegal. Beberapa penelitian menjadi faktor pendorong bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang relatif sama. Meski demikian, penelitian yang akan dilakukan memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya, antara lain lokasi penelitian, variabel penelitian, dan metode samplingnya. Sasaran dalam penelitian ini akan difokuskan pada pengaruh sosialisasi pajak, tax amnesty dan kualitas pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Selain itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode accidential sampling dalam pengambilan sampelnya dan analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda. Berbeda dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Siti masruroh (2013) menggunakan analisis regresi logistic, dan Andreas & Enni Savitri (2015) menggunakan analisis jalur (Path Analysis).

8 Berdasarkan latar belakang, maka penulis melakukan penelitian dengan judul PENGARUH SOSIALISASI PAJAK, TAX AMNESTY DAN KUALITAS PELAYANAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi Kasus Pada KPP Pratama Menteng Satu). B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis mencoba mengindentifikasi masalah yang mendasari penulisan ini, yaitu: 1. Apakah Sosialisasi Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi? 2. Apakah Tax Amnesty berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi? 3. Apakah Kualitas Pelayanan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh sosialisasi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 2. Untuk menganalisis pengaruh tax amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

9 3. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 2. Kontribusi Penelitian Kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Kontribusi Praktik Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pentingnya sosialisasi pajak, tax amnesty dan kualitas pelayanan pajak untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 2. Kontribusi Akademik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tambahan dan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.