BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, WIB : a. Kadar Fe lantai dasar : Fe = 1000

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB III METODOLOGI A. Tahap Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi kehidupan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR HALAMAN PERSEMBAHAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

PENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN KOROSI PADA PIPA ALIRAN SISTEM PENDINGIN DI INSTALASI RADIOMETALURGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

BAB III METODE PENELITIAN

HALAMAN MOTTO. Kesabaran adalah tunggangan yang tak akan terperosok (Ali bin Abi Thalib)

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

PENURUNAN KADAR BESI (FE) PADA AIR SUMUR SECARA PNEUMATIC SYSTEM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. ketersediaan air dengan tingkat pemenuhan yang dapat ditelorir di daerah yang

TUGAS AKHIR PENGELOLAAN AIR BUANGAN SISA WUDHU MASJID DALAM UPAYA PENERAPAN KONSEP ZERO Q POLICY DI KAMPUS UMY

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

UMY. Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan. Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS

SISTEM JARINGAN AIR BERSIH. Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

BAB IV METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

AIR SUMUR SUNTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PNEUMATIC SYSTEM

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

KEEFEKTIFAN VARIASI WAKTU TINGGAL PADA PROSES FILTRASI DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DI PERUM GRIYA FAJAR GENTAN BAKI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

Kajian Efektivitas Aerator dan Penambahan Kapur serta Slow Sand Filter dalam menurunkan kadar Besi air tanah.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

STUDI KELAYAKAN AIR BAKU SUMBER NGUNCAR DI KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air adalah zat yang sangat dibutuhkkan oleh semua makhluk hidup termasuk

PERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA. Oleh : A.A.M

Penurunan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Dalam Air Tanah dengan Metode Aerasi Conventional Cascade dan Aerasi Vertical Buffle Channel Cascade

KADAR SISA CHLOR DAN KANDUNGAN BAKTERI E.coli PERUSAHAAN AIR MINUM TIRTA MOEDAL SEMARANG SEBELUM DAN SESUDAH PENGOLAHAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sanggrahan Kecamatan Karanggan Kabupaten Temanggung dengan. 1. Kondisi dan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Sistem Penyediaan Kebutuhan Air Bersih Untuk Bangunan Gedung

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

Lembar Observasi. : Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA SISA CHLOR PADA JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM KOTA SEMARANG

DESTILATOR TIPE ATAP SETENGAH BOLA (HEMISPHERE) SEBAGAI SUMBER POTENSIAL BAGI PENGADAAN AIR MINUM

AIR BERSIH GEDUNG BERTINGKAT

INSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

Transkripsi:

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. KUALITAS AIR 1. Kadar besi (Fe) kamar mandi pria Besi V n tetes 0,1 ( mg l ) Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, 08.00 WIB : 0,60 0,30 Siang, 12.30 WIB : 0,60 0,30 Siang, 17.00 WIB : 0,40 0, 0,1 = 0,300 mg/l 0,1 = 0,150 mg/l 0,1 = 0,300 mg/l 0,1 = 0,150 mg/l 0,1 = 0,0 mg/l 0,1 = 0,0 mg/l 25

Kadar Fe (mg/l) 26 Selanjutnya dengan perhitungan yang dilakukan di atas dapat diperoleh kadar Fe air pada kamar mandi pria yang hasilnya disajikan di Tabel 5.1 5.1 Tabel hasil pemeriksaan kadar besi (Fe) dan ph kamar mandi pria No Lantai (Lokasi) Volume air Besi (Fe) n tetes Pukul (ml) (mg/l) ph 1 Lantai Dasar 0.6 08.00 0,300 7,3 2 Lantai 5 0,3 08.00 0,150 7,0 3 Lantai Dasar 0,6 12.30 0,300 6,9 4 Lantai 5 0,3 12.30 0,150 6,6 5 Lantai Dasar 0,4 17.00 0,0 7,3 6 Lantai 5 0,2 17.00 0,0 7,0 Sumber : Data penelitian, 16 Selanjutnya nilai kadar Fe rata-rata pada kamar mandi pria disajikan dalam Gambar 5.1 sebagai berikut : Kadar Besi (Fe) Kamar Mandi Pria 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Baku mutu air Hasil rata- rata 0 0 1 2 3 4 5 6 Lantai Gambar 5.1 Grafik analisa kadar Fe kamar mandi pria Dari data sebelumnya diketahui hasil nilai ph dilakukan langsung menggunakan alat ph meter. Selanjutnya nilai ph pada kamar mandi pria gedung Ar. Fachrudin UMY disajikan pada Gambar 5. sebagai berikut :

Nilai ph 27 7,4 7,3 7,2 7,1 7 6,9 6,8 6,7 6,6 6,5 Kadar ph Kamar Mandi Pria 0 1 2 3 4 5 6 Lantai Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Rata - rata Linear (Rata - rata) Gambar 5.2 Grafik analisa ph kamar mandi pria 2. Kadar besi (Fe) kamar mandi wanita Besi V n tetes Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, 08.00 WIB : 0,40 0, Siang, 12.30 WIB : 0,40 0, 0,1 = 0,0 mg/l 0,1 = 0,0 mg/l 0,1 = 0,0 mg/l 0,1 = 0,0 mg/l 0,1 ( mg l )

Kadar Fe (mg/l) 28 Siang, 17.00 WIB : 0,40 0, 0,1 = 0,0 mg/l 0,1 = 0,0 mg l Selanjutnya dengan perhitungan yang dilakukan di atas dapat diperoleh kadar Fe air pada kamar mandi wanita yang hasilnya disajikan di Tabel 5.2. No 5.2 Tabel hasil pemeriksaan kadar besi (Fe) dan ph kamar mandi wanita Lantai (Lokasi) Volume air (ml) n tetes Pukul Besi (Fe) (mg/l) 1 Lantai Dasar 0.4 08.00 0.0 7,8 2 Lantai 5 0,2 08.00 0,0 7,5 3 Lantai Dasar 0,4 12.30 0,0 7,1 4 Lantai 5 0,2 12.30 0,0 6,9 5 Lantai Dasar 0,4 17.00 0,0 7,6 6 Lantai 5 0,2 17.00 0,0 7,3 Selanjutnya nilai kadar Fe rata-rata pada kamar mandi wanita disajikan dalam Gambar 5.3 sebagai berikut : ph 1,2 Kadar Besi (Fe) Kamar Mandi Wanita 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Baku mutu air Rata-rata Linear (Rata-rata) 0 1 2 3 4 5 6 Lantai Gambar 5.3 Grafik analisa kadar Fe kamar mandi wanita

Nilai ph 29 Dari data sebelumnya diketahui hasil nilai ph dilakukan langsung menggunakan alat ph meter. Selanjutnya nilai ph pada kamar mandi wanita gedung Ar. Fachrudin UMY disajikan pada Gambar 5.4 sebagai berikut : 7,9 7,8 7,7 7,6 7,5 7,4 7,3 7,2 7,1 7 6,9 6,8 Kadar ph Kamar Mandi Wanita Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Rata-Rata Linear (Rata-Rata) 0 1 2 3 4 5 6 Lantai Gambar 5.4 Grafik analisa ph kamar mandi wanita Dari grafik yang diperoleh dari analisis laboratorium nilai kadar besi (Fe) mengalami kenaikan dari lantai atas sampai lantai dasar (6 lantai). Dilihat dari kenaikan lantai 5 dan lantai dasar, nilai kadar besi (Fe) dari lantai 5 ke lantai dasar mengalami kenaikan nilai kadar besi di kamar mandi pria sebesar 0,13 mg/l dan kamar mandi wanita 0, mg/l. Jenis pipa yang digunakan untuk distribusi keseluruhan jaringan perpipaan adalah pipa galvanis baja (galvanized steel). Jenis ini cocok untuk pendistribusian air bersih dan proses penyambungannya mudah, serta dilapisi bahan anti karat sehingga tidak mudah korosi. Akan tetapi, kelemahan dari galvanis baja ini mempunyai tingkat kekasaran yang tinggi serta semakin lama digunakan dalam pipa menjadi tebal dan air yang mengandung zat kimia dapat menempel di dinding pipa tersebut.

30 Diperoleh hubungan nilai kadar Fe yang mengalami kenaikan dengan panjang pipa utama bahwa semakin panjang pipa yang berada di gedung Ar. Fachrudin UMY dari lantai atas ke lantai bawah semakin tinggi nilai kadar Fe di lantai bawah. Dilihat dari grafik di atas, untuk pembangunan gedung 6 lantai sudah mengalami kadar besi (Fe) yang mendekati baku mutu dari Peraturan Menteri Kesehatan. Nilai kadar Fe maksimal di kamar mandi pria sebesar 0,27 mg/l dan di kamar mandi wanita 0, mg/l sedangkan untuk baku mutu dari Peraturan Menteri Kesehatan sebesar 1,0 mg/l sebagai kebutuhan air bersih. Sehingga apabila gedung di kawasan UMY mempunyai ketinggian lebih dari 6 lantai, dikhawatirkan kadar besi (Fe) akan melampaui batas baku mutu air. Dari grafik hasil penelitian kadar Fe pada waktu pagi, siang, sore mengalami perubahan yang disebabkan oleh nilai kadar ph yang berpengaruh pada tingkat kesadahan Fe. Semakin rendah nilai ph maka semakin tinggi potensi untuk terjadi korosi. Dari grafik penelitian kadar ph pada waktu pagi, siang, sore mengalami perubahan yang disebabkan terjadinya oksidasi yaitu reaksi dengan molekul oksigen pada waktu yang berbeda. sehingga ph pada waktu pagi, siang, sore mengalami perubahan. Semakin besar oksigen pada air maka nilai ph akan semakin tinggi. Dilihat dari grafik kadar Fe dan ph mempunyai karakteristik yang sama, dari lantai atas ke lantai bawah mengalami kenaikan. Sifat dari ph air rendah akan berakibat terjadinya proses korosif dan dapat melarutkan logam. Sehingga apabila kadar besi dari lantai atas ke lantai bawah mengalami kenaikan maka nilai ph juga mengalami kenaikan serupa. i. Data Referensi Air Sumur Masjid UMY (M Arga, 14) 5.3 Tabel Referensi Pengujian Fe Air Sumur Masjid UMY Sumber Fe (mg/l) DO (mg/l) ph Air Tanah 0,4-0,6 4,8-7,2 7,-7,85 Sumber : M. Arga, 14

31 Dengan data di atas diperoleh nilai referensi air tanah di UMY sebesar 0,4-0,6 mg/l untuk kadar Fe. Air tanah naik keatas melalui sistem perpipaan yang akan ditampung di tandon air. Kemudian air akan turun ke tiap lantai melalui pipa besi dan di bagi ke kamar mandi wanita serta kamar mandi pria. Dari tiap kamar mandi akan di salurkan ke pipa sekunder dan di bagi per kran. Seterusnya sampai air mengalir dari lantai 5 ke lantai dasar dengan total 12 kamar mandi, 4 kran kamar mandi pria, dan 5 kran kamar mandi wanita. Menurut hasil penelitian di sumur masjid UMY nilai kadar Fe maksimal 0,600 mg/l dan di gedung Ar.fachrudin UMY maksimal 0,27 mg/l untuk air di sistem perpipaan, sehingga air yang berada di kawasan UMY memiliki kadar Fe yang relatif besar untuk air tanah. Untuk pengujian kadar Fe ini dilakukan pada pagi, siang dan sore sehingga memperoleh nilai kadar Fe di lantai 5 turun ke lantai dasar mengalami kenaikan. Kenaikan kadar Fe disebabkan oleh pengendapan Fe di perpipaan karena pipa terbuat dari besi, sehingga Fe yang di lantai 5 ikut turun ke lantai dibawahnya. Jadi hasil dari penelitian kualitas air berdasarkan nilai kadar Fe 6 lantai di gedung Ar. Fachrudin UMY di lantai dasar mengalami nilai Fe terbesar. Untuk pengujian kadar ph dilakukan pada pagi, siang dan sore sehingga memperoleh nilai kadar ph di lantai 5 turun ke lantai dasar mengalami kenaikan. Kenaikan kadar ph disebabkan terjadinya oksidasi yaitu reaksi dengan molekul oksigen, sehingga ph yang di lantai dasar lebih besar dari lantai 5 karena semakin banyak udara yang masuk ke dalam air. Dengan demikian sesuai dengan pengujian nilai kadar Fe sebagai acuan pembangunan di kawasan UMY masih memenuhi syarat dengan ketinggian gedung maksimal 6 lantai dan nilai maksimal Fe sebesar 0,27 mg/l dan nilai maksimah ph 7,5. Apabila dibandingkan dengan Peraturan Menkes untuk air bersih kadar maksimal Fe 1,0 mg/l dan nilai ph 6,5-8,5 untuk air bersih.

32 B. Kuantitas Air 1. Debit air kamar mandi pria Debit air adalah perbandingan dari volume (l) dengan waktu (s). Debit air digunakan untuk mengatahui kapasitas air dalam satuan waktu. Rumus untuk mengetahui debit (Q) dapat dilihat di bawah ini : Perhitungan debit air : Pagi, 08.00 WIB 1 4,15 " 1 5,14 " Siang, 12.30 WIB 1 4,41" 1 4,93 " = 0,24 l s = 0,1946 l s = 0,2268 l s = 0,28 l s Sore, 17.00 WIB 1 3,64 " = 0,2747 l s 1 4,40" = 0,2272 l s

33 2. Debit air kamar mandi wanita Debit air adalah perbandingan dari volume (l) dengan waktu (s). Debit air digunakan untuk mengatahui kapasitas air dalam satuan waktu. Rumus untuk mengetahui debit (Q) dapat dilihat di bawah ini : Perhitungan debit air : Pagi, 08.00 WIB 1 3,60 " 1 6,35 " = 0,2778 l s = 0,1575 l s Siang, 12.30 WIB 1 3,49" 1 6,14 " = 0,2865 l s = 0,1629 l s Sore, 17.00 WIB 1 3,60 " 1 6,23" = 0,2779 l s = 0,1605 l s

34 Selanjutnya dengan perhitungan yang dilakukan di atas dapat diperoleh debit air pada kamar mandi pria dan wanita. 5.4 Tabel debit air kamar mandi pria No Lantai (Lokasi) Volume Waktu Debit Pukul (l) (s) (l/s) 1 Lantai Dasar x -1 4,15 08.00 0,24 2 Lantai 5 x -1 5,14 08.00 0,1946 3 Lantai Dasar x -1 4,41 12.30 0,2268 4 Lantai 5 x -1 4,93 12.30 0,28 5 Lantai Dasar x -1 3,64 17.00 0,2747 6 Lantai 5 x -1 4,40 17.00 0,2272 5.5 Tabel debit air kamar mandi wanita No Lantai (Lokasi) Volume Waktu Debit Pukul (l) (s) (l/s) 1 Lantai Dasar x -1 3,60 08.00 0,2778 2 Lantai 5 x -1 6,35 08.00 0,1575 3 Lantai Dasar x -1 3,49 12.30 0,2865 4 Lantai 5 x -1 6,14 12.30 0,1629 5 Lantai Dasar x -1 3, 17.00 0,2778 6 Lantai 5 x -1 6,23 17.00 0,1605 Sumber : Hasil pengolahan, 16 Berdasarkan tabel diatas hasil data debit kran kamar mandi pria dan wanita yang diambil setiap kran 1 perlantai di buka secara bersamaan, menunjukan debit di lantai 5 menuju lantai dasar mengalami kenaikan. Ini dikarenakan semakin jauh jarak pipa distribusi air bersih antara bak penampung/reservoir dengan kran air maka akan terjadi tekanan pada saluran pipa tersebut dan kecepatan semakin besar, sehingga menyebabkan debit yang keluar di kran terjauh cukup besar.

35 Untuk kebutuhan air hari maksimum dapat diketahui dari jumlah populasi dengan ketentuan penggunaan air untuk dunia pendidikan dari dirjen cipta karya. Jumlah populasi di Gedung Ar. Fachrudin B sejumlah 146 orang dan pemakaian air rata rata per orang dalam sehari dalam dunia pendidikan yaitu liter/orang/hari. Sehingga total kebutuhan air golangan non domestik pada gedung Ar. Fachrudin B adalah : = 146 x liter = 1.460 liter/ hari Dilihat dari perhitungan Kebutuhan hari maksimum 1460 liter/hari dengan dimensi dan kapasitas reservoir 6000 liter. Maka disimpulkan reservoir efektif untuk distribusi kebutuhan air bersih di Gedung Ar. Fachrudin B UMY.