UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN KEMENDIKBUD

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan

FAKTOR PEMINJAMAN TIDAK SAH (UNAUTHORIZED BORROWING) BAHAN PUSTAKA OLEH PEMUSTAKA DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG

PENYALAHGUNAAN DAN VANDALISME TERHADAP KOLEKSI: STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TINDAKAN VANDALISME DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Evaluasi Layanan Sirkulasi Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

PEDOMAN WAWANCARA PUSTAKAWAN BIDANG DUKUNGAN TEKNIS PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. : Pustakawan Bidang Dukungan Teknis Perpustakaan USU

Kata kunci: Strategi Perpustakaan, Manajemen Perpustakaan, Vandalisme. Keywords: Library Strategies, Library Management, Vandalism

BAB III METODE PENELITIAN

Strategi Manajemen Perpustakaan dalam Menghadapi Vandalisme

PENDIDIKAN PEMAKAI DI PERPUSTAKAAN: Perencanaan Program Pendidikan Pemakai Bagi Mahasiswa Baru STMIK AKAKOM Yogyakarta. Intisari

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendalam tentang manfaat dari barcode itu sendiri. Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan, dimana

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yusuf (2009:31), sumber-sumber informasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

STANDAR PELAYANAN MINIMAL KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN KULON PROGO

BAB 4 EVALUASI LKC BINA NUSANTARA UNIVERSITY

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 53 PETUNJUK TEKNIS STOCK OPNAME KOLEKSI PERPUSTAKAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN KOLEKSI DI UPT. PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

PERMASALAHAN SEPUTAR LAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Oleh : Bambang Hermanto 1 ABSTRAK

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

KAJIAN PERENCANAAN DAN DESAIN UPT PERPUSTAKAAN UNDIP. Oleh : Sugeng Priyanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi. Pada dasarnya metode penelitian

PELAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA DI SD NEGERI GIWANGAN, GOLO DAN UNGARAN I

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. 1 Menurut

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

KEAMANAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN

SELAMAT DATANG ORIENTASI PERPUSTAKAAN UPT PERPUSTAKAAN ITB UPT Perpustakaan / editor, Yoka Adam Nugrahaa, S.Sos. dan Ena Sukmana, S.Sos.

PERATURAN DAN TATA TERTIB PERPUSTAKAAN

PENDIDIKAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN STAIN PEKALONGAN (Junaeti, S.Sos)

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Prog. gram Mela. by:

Strategi Memaksimalkan Layanan Melalui Pendidikan Pemakai di Perpustakaan Perguruan Tinggi. Guest [Pick the date]

DAFTAR ISI. KATAPENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN...1 BAB IIKEANGGOTAAN... 2 BAB IIIHAK DAN KEWAJIBAN... 3 BAB IVPELAYANAN...

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

UNIVERSITAS INDONESIA PENYALAHGUNAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN : STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN UMUM YAYASAN LIA PRAMUKA SKRIPSI LISTIYANI

BAB III METODE PENELITIAN

Struktur Program Kerja Tahun Akademik Unit: Perpustakaan

SISTEM TEMU KEMBALI KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA BARAT

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN ALI ALATAS KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI

Program Kerja Rutin 1 Pengadaan Bahan Pustaka

BAB III METODE PENELITIAN

ERA GLOBALISASI INFORMASI / Visibility of global research resources. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ; TEKNOLOGI dan BUDAYA / Proliferation of resources

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN PERPUSTAKAAN Tel-U Open Library

BAB 3 DESKRIPSI PROSEDUR YANG BERJALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberlangsungan usaha dan keamanan dalam berusaha merupakan syarat mutlak bagi

Layanan Sirkulasi dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pengguna di Perpustakaan Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN)

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MANAGEMEN ORGANISASI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

Pembelian Bahan Kelengkapan Koleksi

EVALUASI PENERAPAN SISTEM KEAMANAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN KOTA YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Aldy Christian Tarigan ( )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING

ANALISIS KINERJA GURU YANG MERANGKAP SEBAGAI PENGELOLA PERPUSTAKAAN ( STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1, 5, 7, DAN 8 DI LINGKUNGAN SURAKARTA )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTA PAYAKUMBUH

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SISTEM KEAMANAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENCURIAN KOLEKSI BUKU (STUDI KASUS PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN) SKRIPSI

PENERAPAN SISTEM CLOSE ACCES PADA LAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK PERTANIAN UNAND PAYAKUMBUH

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDIDIKAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN SEBUAH PELUANG ATAU TANTANGAN DI UPT PERPUSTAKAAN UNS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lexy yang menyatakan bahwa : Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

PERATURAN PERPUSTAKAAN Telkom Open Library

1.1 Latar Belakang Masalah

PENYIANGAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI KANTOR ARSIP, PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. melainkan berupa gambaran dan kata-kata. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

Transkripsi:

Vol.3/No.2, Desember 2015, hlm. 147-154 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 147 UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN KEMENDIKBUD Studi Kualitatif Mengenai Upaya Untuk Menekan dan Mencegah Tindakan Penyalahgunaan Koleksi di Perpustakaan Kemendikbud Damayanti 1, Sukaesih 2, Herika Rainathami 3 1 Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, 2,3 Program Studi Perpustakaan Universitas Padjadjaran 1 damay_d@yahoo.com, 2 sukaesih@unpad.ac.id, 3 herika.rainathami@unpad.ac.id ABSTRACT This research discusses about the efforts to prevent and decrease material abuse at Ministry of Education and Culture Library including: theft, vandalism, mutilation and unauthorized borrowing. The aims of this study is to find out and reveal how the library do all the efforts to prevent the abuse of library collection. There is two security systems using in this library. First is physical security system including: perimeter and grounds, and electronic security system like tattle tape, security gate, CCTVs and RFID. And the second is procedural security system including: photocopying service, adding more collections, staffs patrol, regulation and user education. This is a qualitative research. The data obtained through observation, in-depth interview and unstructured, support by library collection preservation expert. The results shows, all the security systems applied in the library goes pretty well to protect and prevent the collections from abusing. To optimalize security system, the library needs to add more staffs to run the systems. The library is need to re-arrange the rooms such as staff rooms or any specific area to more facilitate supervision and make a few special regulation as a sanctions to users or staffs who does material abuse. Keywords: Material Abuse, Security in Library, Kemendikbud Library ABSTRAK - Skripsi ini membahas upaya Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta dalam menurunkan angka tindakan penyalahgunaan koleksi yang meliputi: pencurian, vandalisme, mutilasi dan peminjaman tidak sah. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan seluruh upaya yang dilakukan Perpustakaan Kemendikbud untuk menurunkan dan mencegah angka tindakan penyalahgunaan koleksi. Ada dua sistem keamanan yang di terapkan, yaitu sistem keamanan fisik meliputi: pengelolaan bangunan dan ruang, dan penggunaan alat-alat elektronik seperti tattle tape, security gate, CCTV dan RFID. Sedangkan sistem keamanan procedural meliputi: layanan fotokopi, patrol staf, regulasi dan user education (pendidikan pemakai). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam dan tidak terstruktur serta didukung dengan triangulasi oleh ahli preservasi koleksi perpustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem-sistem keamanan yang ada dijalankan sudah cukup baik untuk mengurangi penyalahgunaan koleksi, perpustakaan disarankan untuk lebih mengoptimalkan dalam menjalankan sistem-sistem keamanan yang sudah ada dengan menambah SDM. Perpustakaan juga sebaiknya membuat kebijakan khusus mengenai sistem keamanan untuk mencegah penyalahgunaan koleksi sebagai dasar sanksi bagi pengguna atau staf yang melakukan tindakan penyalahgunaan koleksi. Kata kunci: Keamanan koleksi, Penyalahgunaan koleksi, Perpustakaan Kemendikbud PENDAHULUAN Perpustakaan Kemendikbud merupakan perpustakaan yang berasal dari instansi pemerintah. Sebagai salah satu perpustakaan khusus, perpustakaan Kemendikbud wajib menjaga koleksi perpustakaan dengan serius. Hal ini dikarenakan pendanaan mereka berasal dari dana negara (APBN). Saat ini perpustakaan Kemendikbud kurang lebih memiliki 25.506 judul koleksi. Pengguna yang dibolehkan meminjam tidak hanya dari karyawan yang berasal dari ISSN: 2303-2677 / 2015 JKIP

148 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Damayanti, dkk instansi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi juga pengguna dari luar instansi. Dalam pemanfaatannya, koleksi-koleksi perpustakaan tersebut tidak terlepas dari kehilangan maupun kerusakan. Koleksi dapat mengalami kerusakan karena faktor alam maupun manusia. Manusia yang dalam hal ini pengguna dapat melakukan penyalahgunaan koleksi berupa kerusakan fisik, berupa dokumen kotor, goresan pada rekaman, halaman sobek, bahkan dapat menyebabkan hilangnya koleksi dari perpustakaan. Hal ini sesuai dengan Soetminah (dalam Syaikhu dan Ginting, 2011) yang menyatakan bahwa manusia yang tidak bertanggung jawab merupakan perusak yang paling hebat karena tidak hanya menyebabkan hilangnya bahan pustaka dari perpustakaan. Sejalan dengan itu, menurut Obiagwu (dalam Syiakhu dan Ginting, 2011) tindakan penyalahgunaan koleksi dapat digolongkan menjadi empat, yaitu pencurian ( theft), penyobekan ( mutilation), peminjaman tidak sah (unauthorized borrowing), dan vandalisme (vandalism). Hal seperti inilah mempengaruhi layanan perpustakaan. Perpustakaan seperti biasa diharuskan selalu mengatur koleksinya, buku atau non buku agar selalu dapat digunakan oleh pengguna. Banyaknya jumlah koleksi yang langka mengakibatkan koleksi harus dijaga dengan baik dan benar agar koleksi tersebut bisa digunakan kembali oleh pengguna. Banyaknya pengguna yang memanfaatkan koleksi perpustakaan menjadikan perpustakaan rawan terhadap tindakan penyalahgunaan koleksi. Salah satu penyebabnya adalah sistem layanan perpustakaan yang digunakan. Perpustakaan Kemendikbud menyediakan layanan dengan sistem terbuka. Pada sistem tersebut pengguna dapat secara langsung memilih bahan pustaka yang diinginkan pada rak tempat jajaran koleksi disediakan. Perpustakaan Kemendikbud melakukan kegiatan stock opname yang dilakukan setahun sekali. Data hasil rekapitulasi stock opname pada Juli 2012 menunjukan kehilangan koleksi pada angka 202 eksemplar. Lalu pada kegiatan stock opname tahun 2013 diketahui angka kehilangan koleksi menurun sekitar 60% (persen) menjadi 87 eksemplar. Hal ini sangat mengejutkan sekaligus melegakan bagi perpustakaan mengingat pada tahun sebelumnya angka kehilangan koleksi cukup tinggi. Dengan melihat hasil observasi sebelumnya diatas maka diketahui perpustakaan Kemendikbud memiliki sejumlah upaya keamanan untuk menekan angka kehilangan serta kerusakan koleksi. Di dalam penelitian ini pencegahan penyalahgunaan koleksi perpustakaan dapat berupa upaya keamanan yang dapat dilakukan dengan sebelumnya mengetahui terjadinya perilaku penyalahgunaan koleksi, seperti pelaku dan konsekuensi yang akan diterima. Untuk lebih menekan dan mencegah hal-hal diatas maka diperlukan sistem-sistemyang bertujuan untuk mengihindari terjadinya penyalahgunaan, sistem ini mencakup fisik, elektronik dan prosedural. Berangkat dari kejadian-kejadian dan pemikiran diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui atau mengungkapkan upaya Perpustakaan Kemendikbud dalam mencegah angka penyalahgunaan koleksi.

Vol.3/No.2, Desember 2015, hlm. 147-154 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 149 Berdasarkan maksud penelitian tersebut maka ditetapkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui tindakan penyalahgunaan koleksi di perpustakaan Kemendikbud 2. Untuk mengetahui sistem keamanan fisik (physical security) yang digunakan di perpustakaan Kemendikbud dalam upaya pencegahan penyalahgunaan koleksi 3. Untuk mengetahui sistem keamanan elektronik yang digunakan di Perpustakaan Kemendikbud dalam upaya pencegahan penyalahgunaan koleksi 4. Untuk mengetahui sistem keamanan procedural (procedural security) yang digunakan di perpustakaan Kemendikbud dalam upaya pencegahan penyalahgunaan koleksi TINJAUAN PUSTAKA Vandalisme berasal dari nama puak di Eropa, yaitu vandals yang telah membinasakan kota Roma pada tahun 445 M. Dalam bahasa Indonesia kata vandalisme berasal dari kata dasar vandal yang berarti perusak, kemudian mendapat akhiran isme maka mengandung arti perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barangbarang berharga lainnya (KBBI, 1995:1116). Pengertian lain tentang vandalisme adalah penambahan, penghapusan, atau pengubahan isi yang secara sengaja dilakukan untuk mengurangi kualitas (Wikipedia. org). Bentuk-bentuk vandalisme yang sering terjadi di perpustakaan dijelaskan oleh Fatmawati (2007:4) ada delapan bentuk, yaitu: a) Coret-coret tulisan atau penodaan yang menggunakan ballpoint, spidol, stabillo, maupun pensil warna, b) Pelipatan halaman tertentu, c) Pengguntingan gambar-gambar tertentu, d) Perobekan pada halaman tertentu, e) Pengeratan dan pembetotan halaman, f) Memanfaatkan kartu anggota perpustakaan milik orang lain, g) Buku yang tidak dikembalikan, dan h) Penjiplakan/plagiat karya ilmiah. Sedangkan menurut Sri Hartati (Kepala Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta), bentuk vandalisme yang diistilahkan dengan penyalahgunaan koleksi yang sering ditemui ada empat bentuk, yaitu: a) Coret-mencoret bul Mutilasi atau penyobekan buku pada b; tertentu, c) Peminjaman tidak sah, dan e) Pencarian koleksi oleh pemustaka. METODE PENELITIAN Penelitian ini membahas atau mengungkapkan bagaimana upaya pencegehan terhadap tindakan penyalahgunaan koleksi di perpustakaan Kemendikbud, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Sejalan dengan penjelasan tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mendapatkan pemahaman atau gambaran yang lebih jelas mengenai upaya pencegahan tindakan penyalahgunaan koleksi di perpustakaan. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu ISSN: 2303-2677 / 2015 JKIP

150 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Damayanti, dkk konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong 2007, 6). Dalam penelitian ini sumber data terdiri berdasarkan sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah hasil dari wawancara dan observasi dari para informan yang terlibat secara langsung. Para informan tersebut diantaranya Pustakawan Perpustakaan Kemendikbud dan Pengguna ( Users) Perpustakaan Kemendikbud. Sedangkan sumber data sekunder berasarl data pendukung yang digunakan seperti buku, jurnal, majalah serta sumber literatur lainnya yang relevan dengan objek yang diteliti. Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori menjabarkan sampai kepada membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami (Sugiyono, 2010, 89) Untuk menganalisisnya maka penulis menggunakan tahapan reduksi data, penyajian data dan verifikasi data yang hasilnya dapat dikumpulkan menjadi sebuah kesimpulan. Tahap akhir dalam pemeriksaan keabsahan data melalui triangulasi sumber. HASIL DAN PEMBAHASAN Kasus Penyalahgunaan Koleksi Berdasarkan hasil penelitian penyalahgunaan koleksi yang dialami meliputi pencurian, vandalisme, mutilasi dan peminjaman tidak sah. Pencurian yang terjadi adalah pencurian koleksi terutama koleksi buku. Pengguna seringkali membawa kabur secara sengaja koleksi yang diinginkan tanpa menjadi anggota dan meminjam koleksi melalui prosedur yang dimiliki Perpustakaan Kemendikbud. Pencurian juga suka dilakukan anggota perpustakaan dengan sengaja tidak mengembalikan koleksi yang dipinjam, sehingga dapat disebut menyatakan koleksi perpustakaan Kemendikbud sebagai milikinya. Vandalisme atau pencoret-coretan disetiap koleksi juga terjadi, dimana pengguna dapat sengaja atau tidak disengaja mencorat-coret atau menggaris bawahi tulisan di buku dengan menggunakan pensil atau pulpen, selain merugikan perpustakaan karena mencoret-coret yang bisa jadi koleksi langka, vandalisme koleksi juga dapat mengganggu pengguna lain yang sedang menggunakan koleksi buku tersebut. Mutilasi atau perobekan hampir terjadi disetiap koleksi teks/buku perpustakaan Kemendikbud, dimana pengguna secara tidak bertanggung jawab merobek cover buku dan halaman yang mereka butuhkan, sehingga satu judul buku dapat berkurang jumlah informasinya. Sedangkan peminjaman tidak sah sekarangsekarang ini sudah jarang dilakukan oleh pengguna maupun anggota Perpustakaan Kemendikbud. Peminjaman tidak sah saat ini lebih sering dilakukan oleh staf Perpustakaan, mereka seringkali memanfaatakan kesempatan sebagai staf dengan membawa pulang koleksi tanpa melewati prosedur peminajaman seperti yang dilakukan anggota lain. Sehingga pengguna umum sering kebingungan karena di sistem penelusuran koleksi yang diinginkan dalam keadaan dapat dipinjam, namun saat di tinjau ke rak koleksi tersebut tidak tersedia menjadikan

Vol.3/No.2, Desember 2015, hlm. 147-154 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 151 pengguna mengalami kesulitan dalam memperoleh dan memanfaatkan koleksi. Pelaku yang melakukan penyalahgunaan koleksi di Perpustakaan Kemendikbud dapat berupa siapapun, seperti pengguna bahkan staf perpustakaan itu sendiri. Pengguna dapat lebih dikatakan memiliki kesempatan yang cukup besar untuk melakukan penyalahgunaan koleksi. Dalam kasus pencurian pengguna bisa saja melakukan hal tersebut karena kebutuhan dan malas mendaftarkan diri sebagai anggota yang memiliki fasilitas meminjam koleksi sehingga sebetulnya mereka tidak perlu mencuri, namun pencurian yang dilakukan oleh anggota juga dapat dilakukan dengan sengaja tidak mengembalikan koleksi walaupun sudah diberi peringatan. Pengguna yang melakukan hal tersebut tentunya sudah masuk daftar hitam perpustakaan Kemendikbud sehingga tidak diperkenankan untuk mendaftar kembali atau meminjam lagi. Untuk kasus vandalisme dan mutilasi pelaku kembali dilakukan oleh pengguna perpustakaan. Pengguna yang melakukan dua hal yang tidak terpuji itu selan kesempatan yang leluasa juga didasari oleh beberapa motif atau sebab seperti karena tidak sengaja mencoret atau merobek, dapat juga karena stress atau dendam sehingga dengan sengaja melakukan hal tersebut untuk merugikan perpustakaan. Sedangkan untuk kasus peminjaman tidak sah saat ini dilakukan oleh staf Perpustakaan Kemendikbud. Penyebab mereka dengan leluasa meminjam koleksi tanpa prosedur peminjaman karena besarnya peluang, sebagai staf mereka merasa dapat meminjam koleksi dengan langsung membawa pulang dan tidak memikirkan peraturan yang berlaku. Akibat tindakan penyalahgunaan koleksi yang dilakukan pengguna, menjadikan pihak Perpustakaan Kemendikbud mengalami konsekuensi berupa kerugian. Terdapat dua jenis kerugian yang dialami yakni kerugian sosial dan kerugian financial. Kerugian sosial dirasakan apabila banyak pengguna yang kesulitan memperoleh koleksi yang diinginkan karena koleksi tersebut hilang atau rusak. Padahal koleksi perpustakaan disediakan tujuannya untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang orang-orang perlukan. Sedangkan untuk kerugian finansial yang mereka rasakan ialah biaya dari pengadaan, penyajian serta pemeliharaan koleksi berasal dari APBN dimana dana yang diperoleh berasal dari masyarakat sehingga, penting sekali untuk merawat koleksi agar biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan atau perbaikan tidak terlalu besar. Sistem Keamanan Fisik Sistem keamanan fisik yang meliputi penataan bangunan dan ruang adalah salah satu hal yang harus di perhatikan dalam perancangan arsitektur yang nantinya akan mendukung upaya pencegahan penyalahgunaan koleksi. Pengelolaan bangunan dalam hal ini dilihat dari pengamanan pada pintu dan jendela. Pertama, pintu yang dipasang harus harus dipastikan dapat terkontrol dan terlindungi dari akses orang-orag yang tidak berkepentingan terhadap koleksi perpustakaan. Gagang pintu yang ada 4terbuat dari logam agar kuat terhadap orang-orang yang kemungkinan akan membuka paksa. Dan sudah dilakukan Perpustakaan Kemendikbud. Pengelolaan terhadap jendela juga tidak lepas dalam upaya ISSN: 2303-2677 / 2015 JKIP

152 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Damayanti, dkk pengamanan terhadap koleksi. Jendela yang terpasang tidak boleh asal terbuka, jendela yang baik seharusnya memiliki penutup seperti teralis atau kirai. Namun hal itu tidak dilakukan Perpustakaan Kemendikbud, dimana mereka membiarkan jendela tanpa ada teralis atau kirai. Dengan adanya hal itu akan meningkatkan resiko keamanan koleksi perpustakaan. Penataan ruangan dalam perpustakaan khususnya Perpustakaan Kemendikbud juga penting dilakukan dalam rangka meningkatkan keamanan. Tetapi, hal tersebut belum dilakukan dengan cukup baik oleh Perpustakaan Kemendikbud, itu dilihat dalam jarak yang jauh antara ruangan staf dan area pembaca, sehingga menyulitkan staf untuk mengawasi gerak-gerik pengguna di area perpustakaan. Sistem pencahayaan yang ada di Perpustakaan Kemendikbud digunakan sebagai salah satu sistem keamanan fisik untuk mengamankan koleksi sejauh ini belum dilakukan dengan maksimal, dimana lampu-lampu yang digunakan walaupun jumlahnya banyak namun kualitasnya sudah tidak baik. Lampu-lampu yang bertujuan untuk menerangi ruangan perpustakaan terlihat temaram atau remang-remang sehingga dinilai mengurangi jarak pandang staf dalam pengawasan maupun pengguna perpustakaan. Sistem Keamanan Elektronik Tattle tape yang berupa pita tipis berwarna hijau sebelumnya diselipkan di setiap koleksi. Lalu diaktifkan dan dihubungkan ke security gate. Alarm yang ada di security gate akan menyala apabila koleksi yang telah diselipkan tattle tape melewati security gate tanpa melewati prosedur peminjaman, karena tattle tape tersebut harus di non-aktifkan di mesin sensor yang ada di layanan sirkulasi. Tattle tape dan security gate sejauh ini sudah di jalankan cukup baik namun terdapat kesulitan dalam mendeteksi pelaku peminjaman tidak sah yang kadang dilakukan oleh staf dinilai menjadi kekurangan security gate. CCTV juga digunakan Perpustakaan Kemendikbud sudah dilakukan cukup baik untuk memantau kegiatan pengguna di dalam perpustakaan dan merekam sistem keamanan, mencegah kejahatan dan menjamin keamanan. Dengan segala manfaat CCTV untuk mengamankan koleksi, terdapat kekurangan dalam hal monitoring, jumlah SDM yang sedikit lah yang menjadi kendala, sehingga memungkinkan tidak mengetahui suatu kejadian yang mencurigakan yang terekam di layar CCTV. Sedangkan untuk penggunaan RFID untuk mengolah dan melacak koleksi tag yang dipasangkan ke setiap koleksi saat ini belum tersedia dalam format CD sehingga hanya bisa dipasang di koleksi buku. Sistem Keamanan Prosedural Layanan fotokopi disediakan untuk mencegah pengguna untuk tidak merobek atau mencuri koleksi sehingga lebih baik untuk di gandakan sudah dilakukan dengan baik sampai saat ini. Penambahan jumlah eksemplar koleksi khususnya koleksi yang memiliki peminat atau pembaca yang tinggi sudah dilakukan dengan baik oleh Perpustakaan Kemendikbud, salah satunya untuk mengatasi ketidakseimbangan antara jumlah koleksi yang sedikit dengan banyaknya pengguna yang menginginkan koleksi tersebut.

Vol.3/No.2, Desember 2015, hlm. 147-154 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 153 Regulasi yang diterapkam Perpustakaan Kemendikbud salah satunya adalah berupa ID card sebagai jaminan peminjaman koleksi, selain memberikan kartu anggota peminjam juga diharuskan memberikan ID card seperti NPWP untuk dijadikan jaminan peminjaman. Apabila pengguna tidak mengembalikan koleksi yang dipinjam maka ID card akan terus ditahan pihak perpustakaan hingga pengguna mengembalikan dengan utuh koleksi yang digunakan atau dipinjman. Patroli yang dilakukan oleh staf dengan berkeliling ke seluruh area-area perpustakaan untuk mengawasi pengguna yang sedang memanfaatkan koleksi. Dengan adanya patroli ini dapat mencegah secara langsung mencegah pengguna yang kemungkinan akan melakukan penyalahgunaan koleksi. User education atau pendidikan pemakai berupa papan informasi dan rambu-rambu yang lakukan Perpustakaan Kemendikbud berisi tata cara bagaimana menggunakan perpustakaan dengan baik dan benar serta berisi himbauan atau pesan peringatan yang berbentuk papan informasi atau rambu-rambu yang dipasang disudut ruangan yang terlihat agar selalu merawat koleksi dan selalu menjaga barang-barang pribadi. SIMPULAN Dari penelitian ini ditemukan bahwa penyalahgunaan koleksi dialami oleh Perpustakaan Kemendikbud. Penyalahgunaan koleksi yang terjadi seperti pencurian, vandalism, mutilasi dan peminjaman tidak sah. Keempat penyalahgunaan koleksi tersebut hampir sebgaian besar dilakukan oleh pengunjung ataupun pengguna, bahkan kadang dilakukan oleh staf perpustakaan dalam kasus peminjaman tidak sah. Dari tindakan penyalahgunaan koleksi yang terjdi, menimbulkan kerugian bagi Perpustakaan, seperti kerugian finansial dan kerugian sosial. Dalam mencegah dan menekan angka penyalahgunaan koleksi, Peneliti menarik kesimpulan, Perpustakaan Kemendikbud menerapkan tiga sistem keamanan. Sistem keamanan fisik, sistem keamanan elektronik dan sistem keamanan prosedural. Sistem keamanan fisik meliputi pertimbangan arsitektur, pengelolaan ruangan, sistem pencahayaan. Sistem keamanan elektronik meliputi tattle tape, securtity gate, CCTV dan RFID. Sistem keamanan prosedural meliputi layanan fotokopi, patroli keliling, penambahan jumlah eksemplar koleksi, regulasi peminjaman dan pendidikan pemakai (user education). Dari ketiga sistem keamanan yang diterapkan oleh Perpustakaan Kemendikbud peneliti berpendapat sejauh ini sudah berhasil dalam mengurangi, mencegah, atau menekan penyalahgunaan koleksi yang sebelumnya dilaporkan bahwa angkanya cukup tinggi. Terlepas dari kekurangan yang dimiliki, ketiga sistem tersebut diharapkan dapat selalu berjalan agar dapat selalu konsisten menekan angka penyalahgunaan koleksi, sehingga dapat terus mengurangi kerugian-kerugian yang dialami oleh perpustakaan khususnya dalam hal ini Perpustakaan Kemendikbud. ISSN: 2303-2677 / 2015 JKIP

154 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Damayanti, dkk DAFTAR PUSTAKA Chaney, Michael & Alan F. Mac Dougall (ed). (1991). Security and Crime Prevention in Libraries. England: Gower Publishing. Constantinou, Constantia. (1995). Destruction of Knowledge: A Study of Journal Mutilation at a Large University Library. Diakses via https://www.ideals.illinois.edu/handle/214 2/36021/browse?value=Constantinou%2C +Constantia&type=author pada tanggal 4 Desember 2014 pukul 13.30 WIB Daryono. (2010). Faktor-faktor penyebab terjadinya tindakan vandalisme koleksi perpustakaan dan upaya pencegahannya. Media Pustakawan Endang Fatmati. (2007). Vandalisme di Perpustakaan. Media Informasi. Fjallbrant, Nancy & Ian Malley. (1978). User Education in Libraries. England: Clive Bingley Limited. Kahn, B Miriam. (2008). The Library Security and Safety Guide to Prevention, Planning and Response. Chicago: American Library Association. Lexy J, Moleong. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya Offset. L. Rajendran & G. Rathinasabapathy. (2007). Role of Electronic Surveillance and Security Systems in Academic Library. Diakses via http://www.igcar.gov.in/igc2004/sird/redit 2007.pdf#page=139 pada tanggal 13 November 2014 pukul 11.00. Philip Usman Akor. (2013). Security management for prevention of book theft in university libraries: a case study of benue state university library, Nigeria. Diakses via http://digitalcommons.unl.edu/lilphilprac pada tanggal 25 Novermber 2014 pukul 13.00. Palmer, Martin. (2009). Making the most of RFID in Libraries. London: Facet. Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta. Syaikhu. Akhmad HS & Sveru Andrian Ginting. (2011). Keamanan Koleksi Perpustakaan. Bandung. ITB Diakses via http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/eng/p ublikasi_conten.php?volumeid=pp20111p ada tanggal 15 Juli 2014 pukul 12.30. Wanda Listiani & Novalinda. (2007). Desain Gedung Perpustakaan. Visi Pustaka