BAB 1V ANALISIS MOTIVASI ORANG TUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAKNYADI SD NEGERI PANJANG WETAN 01 KOTA PEKALONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II MOTIVASI DAN KUALITASPENDIDIKAN

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

BAB I PENDAHULUAN. juga globalisasi pengetahuan, teknologi, dan budaya. 1 Hal tersebut mengandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan potensi diri. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan dapat. atau memproduksi sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya mutu lulusan dapat dilihat dari rendahnya daya saing sumber

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berfungsi

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Hidayatul Muwaffiq. Hal ini dikarenakan pola interaksi yang dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan Indonesia ibarat benang kusut yang terus bertambah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu memberi kondisi mendidik yang

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal. disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi).

BAB IV ANALISIS PERAN GURU EKSTRAKURIKULER BTQ DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT SISWA PADA BIDANG

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersikap tenang dalam menghadapi ujian nasional. Orangtua dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati kedudukan yang sangat penting. Guru sebagai subjek pendidik. sangat menentukan keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

I. Pendahuluan. Lembaga bimbingan belajar adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hak yang harus dimiliki oleh setiap manusia di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Cet. 1,hlm 6. (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2012), hlm ), hlm. 48.

BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut.

BAB V PEMBAHASAN. pustaka. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknis analisis.

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SD N KENTENG PURWOREJO KELAS V-B

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA DI SMP 3 TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakekatnya merupakan sebuah proses berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Manajemen PAUD, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, hlm

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan mengemban misi yang besar dan mulia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan.

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nursyifa Faujiah, 2014 Pengaruh Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Smk 45 Lembang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliah,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan sarana terciptanya sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ibu dan anak. Dalam suatu keluarga, arus kehidupan ditentukan oleh orang

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. CIPP. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Pada penelitian ini sasaran

BAB I PENDAHULUAN. perhatian besar terhadap kualitas dan kuantitas out put sekolah yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2012, hal iii

Transkripsi:

BAB 1V ANALISIS MOTIVASI ORANG TUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAKNYADI SD NEGERI PANJANG WETAN 01 KOTA PEKALONGAN A. Analisis Motivasi Orang Tua dalammenyekolahkan Anaknya Di SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa Motivasi orang tua dalam menyekolahkan anaknya di SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan, antara lain : 1. Keinginan Orang Tua dalam Memenuhi Kebutuhan Anak Secara Akademis dan Agamis Orang tua mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan anak terutama dalam hal pendidikan. Dengan tujuan agar kelak anak dapat menjadi seseorang yang berguna bagi nusa, bangsa, dan agama. Orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak, mereka rela berjuang dan berkorban agar anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan dapat memenuhi kebutuhannya. Orang tua menentukan sekolah anak tidak hanya asal-asalan tetapi dengan beberapa pertimbangan karena akan berdampak langsung terhadap anak, salah satunya adalah memenuhi kebutuhan anak secara akademis dan agamis. Dengan tujuan agar anak mendapatkan keseimbangan kedua bidang tersebut. 71

72 Di peroleh data mengenai motivasi orang tua dalam menyekolahkan anaknya di SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalonganberbeda-beda. Berdasarkan hasil wawancara dan obervasi yang dilakukan peneliti, terdapat 3 orang tua yang menentukan sekolah anak karena keinginan orang tua dalam memenuhi kebutuhan anak secara akademis dan agamis, seperti yang di ungkapkan oleh IK, IN dan CAW. Orang tua tertarik menyekolahkan anaknya di SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan, adalah karena di SD tersebut tidak hanya unggul dalam bidang akademisnya saja, namun juga dalam bidang keagamaannya. SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan memiliki kegiatan keagamaan yang bagus, yaitu kegiatan BTQ dan TPQ yang langsung diadakan oleh pihak sekolah.sehingga anak dapat memperoleh keseimbangan dalam hal pendidikan secara akademis dan agamis. Hal ini senada dengan teori motivasi dalam buku Ngalim Purwanto, yaitu teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun psikis. 1 2. Minat Anak Untuk Sekolah Di SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan Minat anak terhadap sekolah mempunyai peranan yang khusus, karena akan berdampak langsung terhadap keberhasilan anak dalam belajar, sebab anak sendiri yang menentukan sekolahnya. Sesuatu yang di sukai 74-77. 1 Ngalim Purwanto,Psikologi Pendidikan (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1999), hlm

73 akan di laksanakan dengan baik dan memuai hasil yang baik pula. Sama halnya dengan anak dalam menentukan sekolah, maka ia akan senang menjalani aktivitas selama di sekolah, rajin berangkat sekolah, giat dalam belajar, dan lain sebagainya. Orang tua harus mengarahkan, dan membimbing untuk setiap aktivitas anak, serta mendukung pilihan anak dalam kegiatan yang positif sehingga dapat menumbuhkan motivasi yang kuat dan percaya diri yang tinggi dalam menjalani pilihannya. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti mengenai motivasi orang tua dalam menyekolahkan anaknya di SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan, terdapat 2 orang tua, yaitu HT dan SR yang menentukan sekolah anak karena minat anak yang ingin sekolah di SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan. Mereka memberikan kebebasan kepada anak dalam menentuan sekolah. Akhirnya anak menentukan untuk sekolah di SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan, karena anak mengikuti kakaknya dahulu yang kebetulan sekolah di SD tersebut. Hal ini senada dengan konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang yang terdapat dalam buku Hamzah B. Uno, bahwaseseorang senang terhadap sesuatu, apabila ia ingin dapat

74 mempertahankan rasa senangnya maka akan termotivasi untuk melakukan kegiatan itu. 2 3. Prestasi Sekolah Prestasi sekolah mempunyai daya tarik yang besar dalam menentukan sekolah. Prestasi yang membanggakan dapat menarik orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolahan tersebut. Orang tua berharap dengan anaknya di sekolah tersebut, anaknya dapat berprestasi turut peran dalam mengharumkan nama sekolah dan membanggakan kedua orang tuanya. Karena orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak. SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan mempunyai prestasi yang cukup membanggakan dalam berbagai bidang. Hal tersebutlah yang menarik orang tua menyekolahkan anak ke SD tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh KJA dan LA, mereka tertarik menyekolahkan anak di SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan, karena prestasi sekolah yang bagus, sering juara berbagai lomba, baik secara akademis maupun dalam kegiatan lain. Hal tersebut sesuai dengan teori Insentif (Incentive Theory) dalam bukunya Abd. Rachman Abrorbahwa Teori ini menekankan terhadap kondisi-kondisi eksternal sebagai motivasi. 3 2 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm. 8. 3 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan (Yogjakarta : PT Tiara Wacana Yogya, 1993), hlm. 117-118.

75 4. Sekolah Favorit Sekolah favorit adalah sekolah dambaan dari para orang tua. Banyak orang tua yang menginginkan anaknya dapat sekolah di sekolahan tersebut, karena kualitas dan kuantitas yang bagus dari sekolah. Sekolah menjadi favorit, karena sekolah dapat memenuhi dan memberikan pelayanan pendidikan yang baik sesuai yang diharapkan dari orang tua untuk pendidikan anak. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh TR, ES, dan ID. Mereka memilih SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan, karena SD tersebut adalah sekolah favorit. Alasannya karena untuk perkembangan dan kemajuan anak menjadi lebih baik dan pintar. SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan memberikan pelayanan sekolah yang memuaskan baik secara fasilitas, sarana prasarana, kegiatan sekolah, dan kegiatan belajar mengajar (KBM). Hal ini bertujuan untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Senada dengan pendapat Barnawi dan Muhammad Arifin bahwasekolah pilihan adalah sekolah yang efektif. Sekolah efektif dapat diartikan sebagai sekolah yang menunjukkan kinerja terbaiknya sehingga mencapai tujuan pendidikan. Dalam perpektif mutu pendidikan, sekolah yang efektif ialah sekolah yang memiliki masukan siswa dengan potensi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum, dapat menyediakanlayanan pembelajaran yang bermutu, memiliki fasilitas sekolah yang menunjang efektivitas dan efesiensi kegiatan belajar mengajar, memiliki kemampuan

76 menciptakan budaya sekolah yang kondusif sebagai refeksi dari kinerja kepemimpinan profesional kepala sekolah. 4 5. Mempermudah Masuk Ke Jenjang Selanjutnya Sekolah terdahulu dapat mempermudah masuk ke jenjang selanjutnya. Sekolah yang berkualitas, dapat mendukung tujuan yang ingin dicapai. Reputasi sekolah yang baik dan nilai yang bagus dapat mewaliki kualitas serta prestasi peserta didik. Karena sekolah yang unggul akan melahirkan peserta didik yang cemerlang. Motivasi orang tua dalam menyekolahkan anaknya di SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan adalah salah satunya karena untuk mempermudah masuk ke jenjang selanjutnya. Seperti yang diungkapkan oleh HT, CAW dan NF. Mereka dalam menentukan sekolah anak, juga memikirkan langkah setelah dari SD tersebut. Yaitu anak dapat masuk ke SMP favorit. Untuk dapat masuk ke sekolah favorit, harus memiliki prestasi yang bagus, serta nilai yang bagus. Dan SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan memiliki standar nilai yang bagus. Hal ini senada dengan salah satu teori motivasi dalam buku karya Ngalim Purwanto, yaitu teori naluri yang mengatakan bahwa Manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok (naluri), yaitu naluri mempertahankan diri, naluri mengembangkan diri dan naluri mengembangkan atau 4 Barnawi dan Mohammad Arifin, Branded School : Membangun Sekolah Unggul Berbasis Peningkatan Mutu (Jogjakarta : AR-Ruz Media, 2013), hlm.11.

77 mempertahankan jenis. Dan untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan. 5 B. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Orang Tua dalammenyekolahkan Anaknya Di SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan 1. Faktor Biaya Faktor biaya menentukan kualitas sekolah. Sekolah yang mahal akan menawarkan berbagai fasilitas dan sarana prasarana yang lengkap. Sedangkan sekolah dengan biaya yang murah akan menawarkan faslititas yang seadanya. Namun yang diinginkan oleh orang tua adalah sekolah dengan biaya murah dengan kualitas yang bagus. SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan adalah sekolah dasar negeri yang mana mendapatkan dana pemerintah untuk operasional sekolah, sehingga memiliki biaya yang terjangkau. Dan untuk melengkapi fasilitas sarana dan prasarana sekolah, sekolah memiliki dana tambahan yaitu dana sumbangan dari orang tua siswa yang di kelola oleh komite sekolah. Hal senada juga di ungkapkan dalam bukunya Wahyudin bahwa salah satu faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh orang tua dalam menentukan sekolah anak adalah faktor pembiayaan. Sekolah dengan biaya mahal, maka harus di teliti untuk kepentingan apa, untuk kepentingan bisnis sekolah, atau memang untuk menggaji guru yang profesional, biaya operasional sekolah (biaya peningkatan mutu dan pelayanan), atau untuk 5 Ngalim Purwanto, op.cit., hlm.74.

78 kegiatan pembelajaran (media, alat peraga). Bermutu memang diperlukan biaya yang tidak sedikit, sekolah yang menarik biaya mahal karena tuntutan mutu dan bukan karena adanya bisnis yang sifatnya mencari untung, maka dapat dipilih. 6 2. Faktor Lingkungan Lingkungan yang strategis dapat menarik para orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut, alasannya karena sekolah mudah dijangkau dengan berbagai alat transportasi dan mudah untuk memantau perkembangan anak selama di sekolah. Selain itu lingkungan sekolah yang nyaman, aman dan bersih dapat mendukung pembelajaran menjadi lebih kondusif. Sehingga pembelajaran akan mudah diserap oleh peserta didik. Hal tersebut sama seperti yang diungkapkan oleh wali murid SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan yaitu NR, RM, IUP, dan ID. Hal ini senada dengan teori reaksi yang dipelajari dalam buku Psikologi Pendidikan karya Ngalim Purwanto. Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup atau dibesarkan. Teori ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan. 7 3. Faktor Tenaga Pendidik 6 Wahyudin, A To Z Anak Kreatif, Jakarta : Gema Insani, 2007, hlm.27-29 7 Ngalim Purwanto, op.cit., hlm.77.

79 Tenaga pendidik menentukan keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Seorang guru yang profesional akan mengetahui metode pembelajaran yang tepat, mampu mengendalikan situasi dan kondisi kelas, mampu menghadapi peserta didik, dan dapat menjadi suri teladan bagi peserta didik. Selain itu seorang guru juga harus memiliki segudang ilmu untuk diajarkan kepada peserta didik, dan untuk mendapatkan ilmu seorang guru harus menimba ilmu terlebih dahulu dengan menyelesaikan pendidikan sarjananya. SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan memiliki guru yang profesional dan sebagian besar gurunya sudah Sarjana Strata Satu. Hal tersebut menunjang keberhasilan dalam kegiatan belajar - mengajar, mampu mendidik peserta didik menjadi berprestasi dalam berbagai bidang. Di buktikan banyak prestasi yag ditorehkan oleh peserta didik SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan dalam berbagai bidang pendidikan. Seperti salah satu faktor - faktor yang perlu dipertimbangkan oleh orang tua dalam menentukan sekolah anak menurut Wahyudin bahwa yaitu faktot tenaga pendidik. Dalam memilih sekolah atau institusi pendidikan, hal yang harus dipertimbangkan adalah Guru. Guru yang menentukan warna anak kita, guru yang mengarahkan perilaku anak di sekolah. guru yang baik akan membawa pengaruh baik, dan guru yang buruk akan membawa pada pengaruh buruk. 8 4. Faktor Peserta Didik 8 Wahyudin, A To Z Anak Kreatif, Jakarta : Gema Insani, 2007, hlm.28.

80 Bagi peserta didik, sekolah adalah sarana untuk balajar dan di dalamnya terdapat sistem yang terdiri dari input -> proses ->output. Oleh sebab itu, sekolah memiliki peran yang penting untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang baik supaya siswa dapat dengan aktif mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya. SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan melakukan seleksi terhadap calon peserta didik di awal pendaftaran sebab banyak orang tua yang berminat untuk menyekolahkan anaknya di SD tersebut. Calon peserta didik harus melewati beberapa tahapan untuk dapat menjadi bagian dari SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan yaitu kemampuan membaca menulis, umur dan wawancara motivasi belajar di SD tersebut. Sehingga peserta didik SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan adalah siswa pilihan. Daya saing dan motivasi belajar antar peserta didik di SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan dalam hal pendidikan terbilang tinggi, hal tersebut dibuktikan dengan keaktifan peserta didik dalam berbagai kegiatan tidak hanya dalam KBM (kegiatan belajar mengajar) namun untuk kegiatan lain pun mereka turut aktif. Sesuai dalam buku Umiarso dan Imam Gojali yang membahas mengenai komponen mutu pendidikan ada lima macam, yaitu salah satunya adalah siswa (peserta didik) yang meliputi kesiapan dan motivasi belajar. 9 5. Faktor Kualitas Sekolah 9 Umiarso dan Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah Di Era Otonomi Pendidikan (Jogjakarta: Ircisod, 2010), hlm. 347-349

81 Pada zaman sekarang sekolah yang berkualitas menjadi pilihan para orang tua, sedangkan sekolah yang bermutu rendah kurang di minati atau bahkan akan di tinggalkan oleh para orang tua. Di era globalisasi ini sekolah-sekolah yang bermutu dan memberi muatan agama lebih banyak menjadi pilihan pertama bagi orang tua di berbagai kota. Hal ini dilakukan oleh orang tua semata - mata untuk memenuhi kebutuhan anak. Antar sekolah sekarang berlomba-lomba dalam meningkatkan kualitas sekolah agar menjadi sekolah yang unggul dan menarik perhatian, hal ini dilakukan guna menarik perhatian para orang tua untuk menyekolahkan di sekolah tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh SW selaku kepala sekolah SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan, bahwa sekolah mempunyai cara tersendiri untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas sekolah, yaitu dengan memotivasi guru untuk bekerja secara maksimal, memotivasi siswa untuk belajar, menciptakan kompetensi guru maupun tenaga kependidikan, menciptakan suasana lingkungan kondusif agar pembelajaran maksimal, menyediakan sarana prasarana yang memadai untuk pembelajaran di kelas, perpustakan serta di laboratorium. Dengan menjaga kualitas sekolah, para wali murid akan merasa senang dengan kinerja sekolah, dan dengan hal ini pula dapat menambah peminat (masyarakat) untuk menyekolahkan anaknya di SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan.

82 Sesuai dengan penjelasan Barwani dan Muhammad Arifin bahwa Sekolah nasional yang berkualitas tentunya harus memenuhi standar nasional pendidikan. Yang terdiri dari standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayan pendidikan, dan standar penilaian pendidikan. 10 6. Faktor Pembentukan Akhlak Pembentukan akhlak adalah usaha sungguh - sungguh dalam rangka membentuk anak, dengan menggunakan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguh - sungguh dan konsisten. Pembentukan akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa akhlak adalah hasil usaha pembinaan, bukan terjadi dengan sendirinya. Untuk pembentukan akhlak di SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan adalah dengan metode keteladanan dari guru, jadi sebelum diajarkan kepada peserta didik, diterapkan terlebih dahulu kepada para guru. Selain itu juga menggunakan metode pembiasaan dan langsung dipraktekkan oleh peserta didik. Sehingga peserta didik secara langsung dapat menerapkan dengan baik atas apa yang diajarkan atau di berlakukan oleh sekolah. Sedangkan untuk kegaiatan Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan adalah BTQ, wirdu shobah, 10 Barnawi dan Mohammad Arifin,Op.cit.,hlm.11.

83 TPQ, peringatan hari besar islam, sholat wajib berjama ah, sholat sunnah, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan, bahwa diperoleh data motivasi orang tua dalam menentukan sekolah anak adalah salah satunya karena faktor pembentukan akhlaknya yang bagus di SD tersebut, hal tersebut di ungkapkan oleh RM dan KJA selaku wali murid SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan. Senada dengan pendapat Barnawi dan Mohammad Arifin bahwa salah salu alasan orang tua dalam memilih sekolah anak adalah sekolah dapat membentuk kecerdasan, kreativitas, dan kepribadian anak. Hal ini sangat penting karena sekolah akan memberi pengaruh yang begitu besar tehadap pembentukan si anak, dari semua materi, sistem dan fasilitas yang diberikan, maupun lingkungan yng dibentuk. 11 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai Motivasi orang tua dalam menyekolahkan anaknya di SD Negeri Panjang Wetan 01 Kota Pekalongan sesuai dengan teorinya Herzberg bahwa ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan yaitufaktor motivator (faktor intrinsik), dan faktor higiene (faktor ekstrinsik). 12 11 Barnawi dan Mohammad Arifin,Op.cit., hlm. 59-60. 12 HamdaniAli. MakalahTeoriMotivasi.http://hamdanial.blogspot.com/2012/11/makalahteori-motivasi.html/.(30 november 2012). Diakses, 17 januari 2013.