... Homogenitas Data Posttes... Uji Normalitas Data Awal... Homogenitas Data Awal... Data Posttes Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi...

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

BAB I PENDAHULUAN. belajar tergantung selain pada kemampuan juga pada minat belajar setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter manusia. Hal itu sejalan dengan Undang-Undang tentang. dan negara. Menurut pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II. Pada umumnya belajar adalah suatu kegiatan mengumpulkan sejumlah. pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu

BAB I. daya manusia yang berkualitas dan tangguh. Pendidikan dasar mempunyai. tujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu secara langsung ataupun tidak langsung dituntut untuk

I. PENDAHULUAN. Guru mengajar hendaknya memiliki kemampuan yang cukup, ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III pada

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, tata boga, tata kecantikan dan tata

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH. Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami perubahan karena adanya perkembangan di segala bidang

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION)

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berproses secara efektif dan efisien tanpa adanya model pembelajaran. Namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tercapai. Dengan adanya tujuan tersebut, maka mutu pendidikan

Oleh: Deasy Wulandari K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

di susun dari berbagai sumber oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum baru yaitu Kurikulum Kurikulum 2013 pada proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

I. PENDAHULUAN. sekolah menengah atas adalah mata pelajaran Matematika. Mata pelajaran

Bab 4. Kesimpulan dan Saran. Setelah melakukan analisis pada kelas eksperimen dengan materi sakubun yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses interaksi yang. dilakukan antara guru dengan siswa. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang begitu pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan bagian yang sangat penting diera globalisasi

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB I PENDAHULUAN. luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik. oleh masyarakat yang ditujukan kepada lembaga pendidikan, baik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran seni musik. Hal ini terlihat dari kurangnya aktivitas siswa secara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suci Eniawati, 2013

MENERAMPILKAN SISWA KELAS VII-G SMP NEGERI 18 MALANG DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SEGIEMPAT MELALUI CIRC DENGAN BANTUAN MEDIA PAPAN SOAL

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

Tesis. Oleh ENDAH TRIJANI NIM

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanan sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

permasalahan untuk merangsang pemikiran siswa supaya siswa dapat lebih aktif menjawab pertanyaan, mampu memecahkan masalah dengan mudah dan dapat

Transkripsi:

14 15 16 17 18 19 20 21 22... Homogenitas Data Posttes... Uji Normalitas Data Awal... Homogenitas Data Awal... Data Posttes Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi... RPP (STAD)... RPP ( GI)... RPP ( CIRC)... Hasil Analisis Variasi Dua Jalan... 251 276 280 \ 23 Hasil Uji Lanjut Menggunakan Metode Scheffe... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Mempunyai karya dalam bidang menulis merupakan salah satu cara untuk memerankan diri dalam sejarah kehidupan. Seorang dengan menulis dapat menaikkan pangkatnya dan mahasiswa dengan menulis dapat mengakhiri studinya. Menulis merupakan suatu karya awal yang harus dimiliki oleh seorang pelajar. Salah satu kompetensi awal siswa yang harus dimiliki dalam taraf sekolah menengah pertama yaitu dapat menulis teks hasil observasi. Menulis adalah suatu keterampilan yang melatih commit to user manusia untuk berpikir kritis berdasarkan fakta dan data yang ditemukan. Oleh karena itu,

menulis merupakan hal yang bermanfaat dalam kehidupan. Manusia tanpa tulisan adalah manusia yang tertinggal dari peradapan. Menulis merupakan hal yang penting dalam peradapan manusia. Namun, terdapat berbagai permasalahan dalam bidang menulis di dunia pendidikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru bahasa indonesia di Kabupaten Banyumas kegiatan menulis masih kurang diikuti baik oleh siswa maupun oleh guru. Dikalangan guru-guru sendiri masih sangat kurang dalam mengikuti kegiatan menulis. Banyak yang mengeluh bahwa menulis itu merupakan suatu kegiatan yang sulit dan melakukannya membutuhkan waktu yang lama sehingga membuat mereka malas untuk menulis. Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa pada bulan April dan Mei terkait dengan kompetensi menulis laporan dan di dalam kurikulum 2013 disebut dengan teks hasil observasi siswa SMP/MTs. Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis masih rendah. Hal itu terlihat pada nilai-nilai yang diperoleh siswa terkait dengan kemampuan dalam menulis terutama menulis teks hasil observasi. Dalam wawancara tersebut menunjukkan bahwa dalam pembelajaran menulis teks hasil observasipada siswa belum mampu mewujudkan kompetensi menulis teks hasil observasiyang baik. Hal tersebut dapat dikarenakan oleh beberapa faktor misalnya, model pembelajaran yang dipilih guru kurang menarik, motivasi dalam diri siswa kurang, sarana dan prasarana yang kurang mendukung kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi. Biasanya guru dalam mengajarkan kompetensi menulis teks hasil observasi yaitu dengan menggunakan contoh yang sudah ada. Siswa hanya diberi kerangka sistematika tentang laporan saja dan penugasan dilakukan secara kelompok. Oleh karena itu siswa labih fokus pada contoh yang diberikan oleh guru. Sehingga, hasilnyapun tidak jauh dari contoh bahkan ada yang hanya copy paste dari internet. Hasil copy paste tersebut langsung dikumpulkan oleh siswa tanpa membacanya lebih dalam. Banyak isi yang tidak sesuai dengan pengetahuan anak SMP/MTs. Dalam pembuatan secara kelompok membuat hal tersebut menjadi bias karena seharusnya hal tersebut dapat dikuasai oleh setiap individu. Penelitian yang dilakukan oleh Hegelhud dan Kock (2003:75) menyimpulkan bahwa rendahnya keterampilan menulis siswa selain disebabkan oleh faktor pembelajaran di sekolah, juga disebabkan oleh faktor dalam diri siswa dan faktor lingkungan. Faktor ketertarikan dan kesiapan dalam diri siswa sendiri memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam menentukan keberhasilan commit to dalam user menulis. Jika siswa memiliki ketertarikan kepada masalah tulis menulis tentunya siswa akan lebih mudah menguasi

keterampilan tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam menulis laporan. Salah satu faktor penyebab rendahnya kemampuan menulis siswa adalah kurang siapnya siswa dalam menerima pembelajaran. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Bruner (2006: 47), faktor kesiapan sebagai readiness yang merupakan bekal awal bagi seseorang untuk belajar. Kesiapan organisme akan berimbas pada lebih mudahnya seseorang dalam merespon sesuatu yang akan dipelajarinya. Jika seseorang siap untuk belajar maka proses belajar akan mudah untuk dilakukan, sebaliknya jika organisme tidak siap akan mengalami kesulitan dalam mempelajari respon tersebut. Selain faktor kesiapan siswa dalam melakukan kegiatan terampil menulis, juga perlu proses yang memungkinkan ke arah itu. Suasana pembelajaran sangat mempengaruhi kesungguhan siswa dalam melakukan suatu kegiatan. Namun, terkadang suasana pembelajaran yang sudah berlangsung, dirasakan kurang kondusif. Selain itu, faktor lingkungan juga mendukung adanya keterampilan menulis yang baik yaitu dengan memberikan dukungan aktivitas pembelajaran menulis adalah model pembelajaran yang dapat menarik siswa. Ketersedian sumber bacaan dalam perpustakaan sebagai referensi untuk menulis itu juga mempengaruhi motivasi siswa dalam menulis. Latihan menulis secara teratur dalam sekolah didorong dengan motivasi internal dan eksternal pada diri siswa tersebut. Faktor penting yang menyebabkan motivasi siswa kurang dalam pembelajaran menulis adalah kurang tepatnya penerapan model pembelajaran yang dipilih oleh guru. Pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat dapat mengakibatkan proses pembelajaran menjadi kurang optimal, bahkan cenderung membosankan. Hal tersebut membuat motivasi siswa jadi kurang dalam mengikuti pembelajaran. Adanya model pembelajaran yang tepat dapat menjadi stimulus siswa dalam pembelajaran menulis. Model pembelajaran yang ada tentunya guru harus pintar memilih mana yang lebih tepat digunakan pada materi tersebut. Upaya peningkatan kualitas pembelajaran harus terus diupayakan, baik oleh guru maupun semua pihak yang terkait langsung dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan prestasi belajar siswa yang lebih baik karena banyak anak yang masih kurang. Prestasi belajar siswa dipengaruhi banyak faktor, dua diantaranya adalah motivasi belajar siswa dan model pembelajaran yang digunakan guru. Sejalan dengan kurikulum 2013 yang menjadikan student center, seharusnya guru dalam melaksanakan pembelajaran mempertimbangkan commit to user model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan dapat menjadikan siswa menjadi aktif dan

kreatif. Menurut Karp dan Yoels (dalam Isjoni 2012:19) menyatakan bahwa strategi yang paling sering dilakukan untuk membuat siswa menjadi lebih aktif adalah dengan diskusi dalam kelas. Namun, pada kenyataanya diskusi kelas ini belum bisa membuat aktif semua siswa, hanya siswa yang menonjol saja yang biasanya lebih aktif di dalam kelas. Diskusi dapat mendorong siswa untuk saling bekerja sama. Cara belajar aktif merupakan cara belajar yang dituntut dari siswa, agar mereka dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena itu, guru perlu memilih model pembelajaran yang tepat untuk mendorong siswa belajar melakukan penalaran. Salah satu model berkembang saat ini yaitu model pembelajaran kooperratif. Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar ( Sugiyanto, 2009:37). Berdasarkan hasil penelitian Thomson (dalam Kusno, 2002 : 69) dapat dikemukakan beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, meningkatkan rasa harga diri, memperbaiki kehadiran, saling memahami adanya perbedaan individu, mengurangi konflik antar pribadi, mengurangi sikap apatis, memperdalam pemahaman, meningkatkan motivasi, meningkatkan hasil belajar dan menguatkan retensi. Bertolak dari pokok persoalanpersoalan itulah yang menjadi stimulus kepada peneliti untuk melakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran kooperative tipe Students Team Achievement Division dan model pembelajaran Group Investigation terhadap kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasiditinjau dari motivasi siswa. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan pada kerjasama dua orang atau lebih untuk memecahkan masalah bersama-sama. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar melalui penempatan siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu memahami suatu bahan pembelajaran. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi yang dapat memacu keberhasilan individu melalui kelompoknya. Salah satu bentuk model pembelajaran yang merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif adalah model Student Teams Achievement Division yang selanjutnya akan peneliti sebut dengan STAD. Penelitian STAD telah dikembangkan searah dengan munculnya paradigma baru dalam pembelajaran, yaitu konstruktivisme. STAD dianggap mewakili keaktifan yang disyaratkan oleh commit konstruktivisme. to user Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa ahli, terbukti model pembelajaran kooperatif tipe Student

teams achievement divisions (STAD) mampu meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan meningkatkan kepekaan sosial. Selain model pembelajaran STAD juga ada model pembelajaran Group Investigation yang selanjutnya akan peneliti sebut dengan GI. Model GI seringkali disebut sebagai model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh model pembelajaran ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif. Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model GI memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilainilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik. Model pembelajaran selanjutnya adalah Cooperative Integrated Reading and Composition yang sering disebut dengan CIRC. CIRC termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis. CIRC termasuk salah satu tipe model pembelajaran cooperative learning. Pada awalnya model CIRC diterapkan dalam pembelajaran bahasa. Dalam kelompok kecil para siswa diberi suatu teks bacaan (cerita/novel) kemudian siswa latihan membaca atau saling membaca, memahami ide pokok, saling merevisi, dan menulis ikhtisar cerita atau tanggapan terhadap isi cerita atau untuk mempersiapkan tugas tertentu dari guru. Bertolak dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka identifikasi permasalahannya adalah sebagai berikut: (a) bagaimanakah meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi; (b) faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kemampuan menulis teks hasil observasi; (c) apakah motivasi siswa dapat berpengaruh dengan kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi; (d) seberapa besar pengaruh motivasi dalam model pembelajaran STAD, model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi; dan (e) apakah semakin tinggi motivasi siswa dalam penerapan model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD), model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat commit meningkatkan to user kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi. Penelitian ini akan dibatasi masalah-masalah sebagai berikut: (a) jenis

menulis yang akan dikaji adalah menulis teks hasil observasi; (b) motivasi yang akan dibahas adalah motivasi belajar dalam diri siswa itu sendiri (intern); (c) model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD), model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). B. Rumusan Masalah Mendasarkan pada uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, diajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut. 1. Apakah ada perbedaan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa antara yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Division, Group Investigation, dan Cooperative Integrated Reading and Composition? 2. Apakah ada perbedaan kemampuan menulis teks hasil observasi antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah? 3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperative tipe Students Team achievement Division, Group Investigation dan Cooperative Integrated Reading and Composition dengan motivasi siswa terhadap kemampuan menulis teks hasil observasi? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan: 1. Perbedaan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa yang lebih baik dengan menggunakan model pembelajaran kooperative tipe Students Team Chievement Division, Group Investigation dan Cooperative Integrated Reading and Composition. 2. Perbedaan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa yang lebih baik antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah. 3. Interaksi antara model pembelajaran kooperative tipe Students Team Achievement Division, Group Investigation dan Cooperative Integrated Reading and Composition dengan motivasi siswa terhadap kemampuan menulis teks hasil observasi. 1. Manfaat Teoretis D. Manfaat Penelitian commit to user

Secara teoretis hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan, terutama keterampilan berbahasa khususnya keterampilan menulis teks hasil observasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Lembaga Pendidikan Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai model pembelajaran yang dapat membantu pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis terhadap keterampilan menulis teks hasil observasi. Berikut manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini: a. Bagi siswa: hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai upaya menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis teks hasil observasi. b. Bagi guru: hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru, khususnya guru Bahasa Indonesia yaitu untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa dalam menulis teks hasil observasi. BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN PUSTAKA Sejumlah penelitian yang relevan dengan penelitian ini telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya yang terkait dengan keterampilan menulis. Hal tersebut dikarenakan kegiatan menulis memiliki commit permasalahan to user dalam proses pembelajaranya maupun kemampuan dan kemauan siswa dalam menulis. Penelitian terkait dengan