Neni Uciati ( ) E-CBS: Collaboration of E-learning and Curriculum Based on Society

dokumen-dokumen yang mirip
Kurikulum Kurikulum 2013

KILAS BALIK DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

yang identik dengan berhitung, dan membutuhkan kosentrasi lebih, serta menuntut begitu banyak pencapaian konsep sehingga terkesan sangat sulit, tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia masih belum selesai dengan problematika sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan merupakan salah satu prioritas utama yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang harus dimiliki memasuki era informasi dan teknologi, IPA

ANALISIS KURIKULUM DAN MODEL PEMBELAJARAN GEOGRAFI PERTEMUAN PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad 21 ini dunia pendidikan kita menjadi geger, geger dengan

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan zaman sudah semakin modern terutama pada

Manual Mutu Akademik

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk


RITA PATRIASIH, S.Pd., M.Si Prodi Pend Tata Boga PKK FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari proses demokratisasi negara. Pasca reformasi, semangat

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat telah menyebabkan berbagai perubahan pada semua aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks dan

Tanah. Faktorfaktor. Produksi. Kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Siap Membangun 1

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini memberi dampak yang luar biasa pada kehidupan

URGENSI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PADA GENERASI Z UNTUK INDONESIA MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

P., 2015 PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN PROFESI TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMPN SE-RAYON 03 KABUPATEN GARUT

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dengan negara lain. Namun, dunia pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA / LEMBAGA (RKA-KL) TAHUN 2017 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi agenda penting pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pergeseran dimensi pembangunan yang menitikberatkan pada pertumbuhan

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas di era seperti sekarang ini sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pendidikan adalah manusia.pendidikan bertujuan untuk. menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Terkait

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan kontribusi terhadap rata-rata hasil pendidikan secara

Pendidikan berperan menciptakan kehidupan manusia yang berkualitas dari berbagai aspek baik pendidikan formal maupun non formal.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prasyarat untuk memperoleh peluang partisipasi, adaptasi dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM IMERSI DI SMP NEGERI 3 PATI

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Pada Usia Produktif Untuk Menghadapi Peluang Dan Tantangan Dari Bonus Demografi Di Kabupaten Gunung Mas

BAB I PENDAHULUAN. ini senada dengan pendapat Drucker (1996) bahwa kewirausahaan bukan

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa adanya pendidikan yang memadai dan

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan diantaranya ada kontribusi antara kinerja guru, motivasi

BAB I PENDAHULUAN. guru-guru pada semua jenjang pendidikan, yang setiap harinya bersama-sama

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkemampuan dan berketerampilan, mampu diandalkan dan. mampu menghadapi tantangan persaingan era pasar bebas.

Sub Tema: KELUARGA HARAPAN JUDUL ESAI: SOCIAL COMMUNITY BASED SOCIETY EDUCATION DALAM MEMUTUS RANTAI KEMISKINAN MENUJU KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses dan mobilitas sosial. dalam masyarakat baik secara horizontal maupun vertikal.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

Guru Berkualitas, Sebuah Tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

MANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Production Based Education Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Lulusan Pendidikan Vokasi Di Akademi Teknik Soroako

Transkripsi:

Neni Uciati (7211415010) E-CBS: Collaboration of E-learning and Curriculum Based on Society Bonus demografi bagi suatu negara dapat menjadi potensi maupun beban, akan menjadi potensi apabila jumlah penduduk yang banyak seimbang dengan sumber daya lain serta mempunyai kualitas hidup yang baik. Sebaliknya, akan menjadi beban apabila jumlah penduduk melebihi kapasitas wilayah negaranya serta tidak memiliki kualitas hidup yang baik. Disisi lain, pertumbuhan penduduk memengaruhi kualitas hidup. Kepadatan penduduk yang tinggi akan menimbulkan berbagai masalah kependudukan misalnya kemiskinan, pemukiman kumuh, pengangguran, kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Berdasarkan data BPS jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah 237.641.326 jiwa dengan jumlah penduduk miskin periode 2015 sebanyak 28,51 juta jiwa. Kemiskinan merupakan masalah yang kian tahun kian bertambah pelik, hal tersebut bukan karena kurangnya perhatian pemerintah. Telah banyak program-program pemerintah yang ditujukan untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Tetapi semua itu tidak akan berjalan jika masyarakatnya hanya mengandalkan uluran tangan pemerintah tanpa mau berpikir dan menyelamatkan diri dari kemiskian. Pada masa ini dapat dilihat banyak sekali orang kurang mampu yang pekerjaannya meminta-minta dijalan, dan terkadang keadaan fisiknya sangat sehat. Mental pengemis atau minta-minta inilah yang harus dimusnahkan. Maka dari itu hal pertama yang harus dibenahi adalah pendidikan. Pendidikan adalah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, sebab manusia yang berkualitas merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Jerman, Jepang, serta Korea Selatan telah menempatkan pendidikan sebagai faktor strategis dalam memajukan bangsanya. Namun sayangnya, dunia pendidikan Indonesia masih menghadapi berbagai permasalahan. Menurut Direktur Jendral Pendidikan Dasar (dikdas) Kemendikbud Hamid Muhammad saat ini masih banyak sekolah dasar di

Indonesia kekurangan tenaga guru, mencapai 112 ribu guru. Berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education for All Global Monitoring Report 2012, kualitas pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 negara di seluruh dunia. Sedangkan berdasarkan indeks perkembangan pendidikan (Education Development Index, EDI), berada pada peringkat ke-69 dari 127 negara pada 2011 (www.prestasi-iief). Disisi lain kasus putus sekolah anak-anak usia sekolah juga masih tinggi, berdasarkan data kemendikbud 2010, terdapat 1,8 juta anak setiap tahun tidak dapat melanjutkan pendidikan. Saat membuka rapat terbagas, jokowi menyebutkan dari 1,8 juta ruang kelas, hanya 466.000 dalam kondisi baik, dan dari 212.000 sekolah, 100.000 sekolah belum memiliki anggaran perawatan pendidikan (kompas.com). Berdasarkan uraian permasalah diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan pendidikan di Indonesia bukan hanya sekadar masalah kuantitas tetapi juga kualitas. Pendidikan yang masih berorientasi nilai bukan pada pemahaman membuat SDM Indonesia kurang mampu bersaing di era globalisasi. Dibutuhkan inovasi pendidikan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Inovasi dapat berupa ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal baru bagi seseorang atau sekelompok orang yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan (Ibrahim, 1988). Era modern, telah membawa manusia ke zaman serba canggih melalui teknologi. Teknologi dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan kompetensi, kemampuan, keterampilan dan daya saing peserta didik dalam suatu program pendidikan pada jenjang, jenis maupun jalur tertentu (Bambang, 2008). Selain itu, dalam rangka memperbaiki kualitas pendidikan maka diperlukan adanya penyempurnaan kurikulum. pola penyelenggaraan pendidikan yang sentralistik, monolitik, uniformistik perlu diubah menjadi lebih demokratis dan disesuaikan dengan dinamika masyarakat yang selalu berkembang. E-CBS diharapkan mampu menjadi solusi permasalahan pendidikan di Indonesia. E-CBS adalah collaboration of e-learning and curriculum based on society, yaitu perpaduan antara pemanfaatan sistem pembelajaran e-learning dan

kurilukulum berbasis masyarakat sebagai gagasan solusi permasalan pendidikan Indonesia. Kurikulum berbasis masyarakat adalah kurikulum yang bahan dan objek kajiannya, kebijakan dan ketetapan yang dilakukan di daerah disesuaikan dengan kondisi lingkungan alam, sosial, ekonomi, budaya dan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dipelajari oleh para siswa di daerah tersebut. Kurikulum berbasis masyarakat merupakan kurikulum yang menekankan perpaduan antara sekolah dan masyarakat guna mencapai tujuan pengajaran. Kurikulum ini juga memiliki tujuan memberikan kemungkinan kepada siswa untuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal, mandiri dan memiliki bekal keterampilan. Kelebihan dari kurikulum berbasis masyarakat antara lain: kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat; kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan finansial, profesional maupun manajerial; disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya; ada motivasi kepada sekolah khusus kepala sekolah dan guru kelas untuk mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat merupakan hal-hal yang harus segera ditanggapi dalam penyelenggarakan pendidikan. Sehingga, kurikulum berbasis masyarakat adalah pilihan tepat untuk menjawab tantangan perkembangan dan perubahan global dalam berbagai aspek kehidupan. Hamalik (2005) merinci karakteristik pembelajaran kurikulum berbasis pada masyarakat meliputi: pembelajaran berorientasi pada masyarakat, di masyarakat dengan kegiatan belajar bersumber pada buku teks; disiplin kelas berdasarkan tanggungjawab bersama; metode mengajar terutama dititikberatkan pada pemecahan masalah; bentuk hubungan sekolah dan masyarakat adalah mempelajari, menggunakan, dan memperbaiki sumber-sumber masyarakat; dan strategi pembelajaran meliputi karyawisata, manusia (narasumber), survei masyarakat, berkemah, kerja lapangan, pengabdian masyarakat, kuliah kerja nyata, proyek perbaikan masyarakat dan sekolah pusat masyarakat. Sehingga

pembelajaran di Indonesia yang selama ini masih berorientasi pada teori, bisa digeser ke arah yang lebih nyata melalui pembelajaran langsung di masyarakat. Untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur seperti kurangnya jumlah sekolah, sulitnya jangkauan sekolah di daerah-daerah bisa diatasi dengan sistem pembelajaran e-learning. Hal ini juga mampu menekan pengeluaran negara untuk pembangunan infrastruktur sekolah dan bisa digunakan untuk pembangunan sistem pembelajaran berbasis IT. Pembangunan IT ini secara bertahap dilakukan pembangunan ke daerah-daerah agar pembelajaran yang ada bisa terus mengikuti perkembangan zaman di era globalisasi tanpa meninggalkan nilai-nilai kearifan lokal melalui kurikulum berbasis masyarakat. Dengan pengaplikasian E-CBS berarti pembelajaran dilakukan secara mandiri oleh para siswa melalui sistem e-learning dan pengamatan langsung pada masyarakat. Sehingga image sekolah Indonesia yang selama ini hanya ditekankan pada teori dan minim praktek bisa segera diubah menjadi sekolah yang mandiri dan berorientasi pada praktek. Selain itu, dengan penerapan E-CBS tidak akan ada lagi alasan para siswa bosan mengikuti kegiatan belajar di sekolah karena harus duduk selama berjam-jam di kelas untuk mendengarkan guru menjelaskan. Permasalahan pendidikan di Indonesia baik secara kuantitas maupun kualitas adalah sesuatu yang harus segera diselesaikan. Telah banyak solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya adalah E-CBS. Namun diperlukan sinergitas dan kesungguhan dari berbagai pihak terkait untuk mampu segera merealisasikan solusi yang ada.

DAFTAR PUSTAKA Bambang, Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. bps.go.id Hamalik, Oemar. 2005. Inovasi Pendidikan: Perwujudannya dalam Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: YP. Permindo. Ibrahim. 1988. Inovasi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Tinggi. Kompas. 2016. Diingatkan Jokowi Soal Infrasruktur Pendidikan, Mendikbud Sebut Persoalan di Daerah http://nasional.kompas.com/read/2016/10/05/19154861/diingatkan.jokowi. soal.infrasruktur.pendidikan.mendikbud.sebut.persoalan.di.daerah Usaid-prestasi. 2013. Kilas balik dunia pendidikan di indonesia. www.prestasi-iief.org/index.php/id/feature/68-kilas-balik-dunia-pendiikan -di-indonesia (Diakses, 19 Februari 2017)