SKRIPSI. Program Studi Akuntansi. Nama : ISTIANINGSIH NIM :

dokumen-dokumen yang mirip
Istianingsih. Dr. Wiwik Utami, SE, Msi, Ak. Fakultas Ekonomi Universitas Mercubuana ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi kuantitatif dalam bentuk laporan keuangan.

PENGARUH KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDU (Studi pada PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Tengah dan DIY)

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manusia modern. Maraknya penggunaan komputer telah membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. informasi sebagai sumber yang memfasilitasi pengumpulan dan penggunaan

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengawasan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini meliputi beberapa sub bab yaitu 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem. ikut merasakan ketergangguan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan input pada akuntansi yang kemudian diproses dan. perusahaan, maka semakin banyak transaksi yang harus dicatat.

PENGARUH MANFAAT DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA INDIVIDU

Istianingsih STISIP YUPPENTEK Setyo Hari Wijanto Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI. Selama ini penelitian yang mengukur keberhasilan pengembangan sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan untuk mengelola informasi secara efektif di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan

BAB I PENDAHULUAN. pebisnis. Saat ini, teknologi informasi yang sedang berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistem teknologi dan informasi, termasuk di dalamnya sistem teknologi informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Kualitas Sistem Dan Kualitas Layanan Enterprise Resource Planning (ERP) Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dunia kerja mengalami perubahan, baik dalam organisasi bisnis, institusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Amanda, 2010). Birley Peter (2012) menyatakan bahwa di era ini kita perlu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa

Pengaruh Ketidakpastian Tugas dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kepuasan Pemakai Pada End User Computing (Studi Kasus : Mahasiswa UMB)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI AKHIR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI SOFTWARE AKUNTANSI. (Studi Empiris pada Perusahaan Pemakai Software Akuntansi K-System

PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI, PERCEIVED USEFULNESS, DAN KUALITAS INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA DRY LAB PENGANTAR AKUNTANSI

PENGARUH BIAYA OVERHEAD PABRIK TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS STRUKTUR HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA INDONESIA. (Studi Empiris Laporan Komisi Pemberantasan Korupsi terhadap Eksekutif,

PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA PAKET PROGRAM APLIKASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi menjadi hal yang sangat penting. Teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik sehingga sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kesesuaian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dari sebuah organisasi kepada pihak yang berkepentingan. Accounting cycle adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH BEBAN PEMELIHARAAN DAN REPARASI AKTIVA TETAP TERHADAP HASIL PRODUKSI PADA PT. HONDA PRECISION PARTS MANUFACTURING SKRIPSI

Nurul Laksmiyati, Wahyu Meiranto 1. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KLAIM TERHADAP KEPUASAN MITRA BISNIS PADA DIVISI SYARIAH PT REASURANSI NASIONAL INDONESIA SKRIPSI : :

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkompeten dan profesional dalam mencapai visi serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berlokasi di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

Skripsi. Fanny Romasta Marpaung

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus terus memperbaharui sistem informasi yang mereka gunakan, hal

KAJIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN E-LIBRARY: STUDI KASUS PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis

Diajukan Kepada Universitas PGRI Yogyakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Universitas Lampung yang

ANALISIS DAMPAK REVALUASI AKTIVA TETAP TERHADAP PENGHEMATAN PAJAK PADA. PT SEPATU BATA Tbk. SKRIPSI. Program Studi Akuntansi

Pengaruh Kualitas Software Akuntansi dan Kualitas Informasi terhadap Kinerja Individu Melalui Kepuasan Pengguna Akhir

ANALISIS CITRA UNIVERSITAS MERCU BUANA (UMB) DARI PERSEPSI MAHASISWA KELAS KARYAWAN SKRIPSI. : Andy Lala NIM :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI OLEH M. ARIEF RAHMADHANI

PENGARUH KUALITAS SISTEM, PERCEIVED USEFULNESS

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Surabaya atau Dispendukcapil

PENGARUH GAYA HIDUP, PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE TERHADAP INTENTION TO ADOPT PADA PRODUK APPLE DI SURABAYA

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PENGGUNA MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam bidang teknologi telah berkembang pesat dalam kurun

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PIONIRBETON INDUSTRI SKRIPSI. Nama : Heriyanto N I M :

ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD. ( STUDI KASUS PT. BANK MANDIRI (Persero) Tbk.) SKRIPSI. Program Studi Akuntansi : RONAL PARTOGI SIAHAAN

Jurnal Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 15 Pages pp

Informasi (Survei pada Tiga Satker KPU Pengguna Software Aplikasi SIA).

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini, sistem informasi memiliki peranan yang sangat penting bagi

PENGARUH STRUKTUR AUDIT DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMUNIKASI DALAM TIM AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat dan akurat sangat diperlukan dalam berbagai kegiatan, sehingga

PENGARUH KONFLIK, STRES KERJA DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. OCEANINDO PRIMA SARANA

PENGARUH KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDU (Studi pada PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Tengah dan DIY)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2013

PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI, PERCEIVED USEFULNESS, DAN KUALITAS INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA AKHIR SOFTWARE AKUNTANSI

ZAKIYATUL MISKIYAH. Diajukan Oleh : NIM

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu badan pelayanan yang tidak berorientasi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. (Handayani, 2010 dalam Ratnaningsih, 2014). Teknologi informasi merupakan

Pengaruh Karakteristik Manusia, Karakteristik Organisasi dan Karakteristik Teknologi. Terhadap Penerimaan Sistem Informasi di Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja perusahaan

SKRIPSI. Nama : Miranti Dwi Wulandari NIM : Program Studi Manajemen FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

Tesis. Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Untuk memperoleh Gelar Magister Manajemen. Oleh : Yusten Apterson Hilli

PENGARUH INDEPENDENSI DAN INTEGRITAS EKSTERNAL AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. ini, sistem informasi akuntansi telah berkembang menjadi sistem informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang dapat membantu

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis pada era sekarang ini, sistem informasi memiliki peranan

ANALISIS KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN PENDEKATAN Z SCORE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PT. BANK SYARIAH MANDIRI, TBK DENGAN SISTEM BUNGA DEPOSITO PADA PT

PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA TERHADAP LAYANAN WEBSITE UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

TESIS. oleh : INDAH TRI MULYANI NIM:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkat pula. Dengan demikian peranan akuntan ditengah-tengah operasinya

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin berkembang mendorong

BAB III LANDASAN TEORI

ROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2013

SKRIPSI PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI DAN KUALITAS INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI. Oleh :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI PAKET WISATA KILI KILI ADVENTURE SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi (TI) telah menjadi faktor penting dalam keberhasilan

KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK (SIAKAD ONLINE) DI FKIP UNS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MANFAAT PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan pelaku bisnis untuk terus beradaptasi. Akibatnya persaingan pun menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

PENGARUH KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDU (STUDI EMPIRIS PADA PENGGUNA PAKET PROGRAM APLIKASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI INDONESIA) SKRIPSI Program Studi Akuntansi Nama : ISTIANINGSIH NIM : 43207110021 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009 1

PENGARUH KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDU (STUDI EMPIRIS PADA PENGGUNA PAKET PROGRAM APLIKASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI INDONESIA) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI Program Studi Akuntansi Strata 1 Nama : ISTIANINGSIH NIM : 43207110021 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009 2

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Mahasiswa : Istianingsih Nomer Mahasiswa : 43207110021 Program Studi Judul Skripsi : S1 Akuntansi : Pengaruh Kepuasan Pengguna Akhir Sistem Informasi Terhadap Kinerja Individu (Studi Empiris pada Pengguna Paket Program Sistem Informasi Akuntansi di Indonesia) Menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya sendiri. Apabila saya mengutip dari karya orang lain, maka saya mencantumkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Saya bersedia dikenai sanksi pembatalan skripsi ini apabila terbukti melakukan tindakan plagiat (penjiplakan). Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Jakarta, 20 Februari 2009 ISTIANINGSIH NIM: 43207110021 i 3

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Nama Mahasiswa : Istianingsih Nomer Mahasiswa : 43207110021 Program Studi Judul Skripsi : S1 Akuntansi : Pengaruh Kepuasan Pengguna Akhir Sistem Informasi Tanggal Ujian Skripsi : 20 Februari 2009 Terhadap Kinerja Individu (Studi Empiris pada Pengguna Paket Program Sistem Informasi Akuntansi di Indonesia) Disahkan oleh, Pembimbing, Dr. Wiwik Utami Tanggal : Dekan, Ketua Program Studi Akuntansi, Dra. Yuli Harwani, M.M. Nurul Hidayah, S.E., Ak. M. Si. Tanggal: Tanggal : ii 4

LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI Skripsi Berjudul PENGARUH KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDU (STUDI EMPIRIS PADA PENGGUNA PAKET PROGRAM APLIKASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI INDONESIA) Dipersiapkan dan Disusun oleh: ISTIANINGSIH NIM : 43207110021 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 20 Februari 2009 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima. Ketua Penguji/Pembimbing Skripsi Dr. Wiwik Utami Anggota Dewan Penguji Sri Rahayu, S.E., M.Ak. Anggota Dewan Penguji Marsyaf, S.E.,Ak. iii 5

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi berjudul Pengaruh Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Terhadap Kinerja Individu (Studi Empiris pada Pengguna Paket Program Sistem Informasi Akunatansi di Indonesia). Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Dr. Wiwik Utami, Ak. M.S., untuk dedikasi beliau yang tinggi dalam meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini sampai selesai. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada : 1. Ibu Dra. Yuli Harwani, M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. 2. Ibu Dra. Nurul Hidayah, Ak. M.Si., selaku ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. 3. Ibu Sri Rahayu, S.E., M.Ak. dan Bapak Marsyaf, S.E., Ak. selaku dewan penguji, atas saran-sarannya demi perbaikan skripsi ini. 4. Sivitas akademik Universitas Mercu Buana, Bapak/Ibu dosen, serta segenap staf pengajar yang telah memberikan kuliah yang sangat berharga dan berguna sebagai dasar penyusunan skripsi ini. 6iv

5. Keluarga tercinta Sukiyarto, anak-anakku yang manis: Bagaskara Estiarto dan Lintang Putri Estiarto, terimakasih untuk kasih sayang dan pengertiannya terutama selama proses kuliah dan penyusunan skripsi. 6. Ibundaku Hj. Siti Rahma B. untuk doa dan restunya, semua saudaraku keluarga besar Alm.S. Sastrodihardjo, yang selalu penuh pengertian. 7. Teman-teman s1 Akuntansi angkatan 11 program PKK UMB, untuk kebersamaan dan saling dukung dalam penyelesaian studi. 8. Teman-teman di UI: Mbak Liany Leo, Mbak Yeyek, Pak Sensi, Oskar Tjahjadi, dan mbak Salis, untuk bantuan yang luar biasa dalam proses mengumpulkan kuesioner. 9. Semua pihak yang yang namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah banyak membantu menyusun skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja yang membaca, amin.. Jakarta, Februari 2009 Penulis 7v

ABSTRACT The purpose of this study is to analyze factors that determine users satisfaction on information system and analyze impact of users satisfaction on individual performance. This study employs structural equation model (SEM) by applying modified DeLone and McLean (1992) model and Myers (1997) model. This study also test the validity and reliability of indicators of service quality and users satisfaction, by adding second order-confirmatory factor analysis (CFA). This study analyzes data from questionnaires obtained from 204 respondents with various industrial background in Indonesia. Result of this study shows that system quality, information quality, and service quality have significant positive influence on the satisfaction of information systems users. This study also finds that users satisfaction significantly influence individual performance. Keywords: service quality, system quality, information quality, user satisfaction, individual performance. 8vi

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI. LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI. LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI. KATA PENGANTAR. ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vii ix x xi BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah B Perumusan Masalah.... C Tujuan dan Manfaat Penelitian. D Batasan Masalah... 1 5 6 7 BAB II LANDASAN TEORI A Pengertian dan Ruang Lingkup SIA... B Jenis-jenis Paket Program Aplikasi SIA... C Pertimbangan Pemakaian Paket Program Aplikasi SIA... D Keberhasilan Sistem Informasi... E Kepuasan Pengguna Sebagai Ukuran Keberhasilan Sistem Informasi.... F Penelitian Terdahulu.. 9 11 13 14 18 20 vii 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Gambaran Umum...... B Metode Penelitian... C Hipótesis Penelitian. D Definisi Operasional Variabel. E Metode Pengumpulan Data F Jenis Data.. G Populasi dan Sampel... H Metode Analisis Data 27 28 32 35 43 44 44 45 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A Deskriptif Statistik Obyek Penelitian... B Analisis Kecocokan Model Pengukuran C Analisis Kecocokan Model Struktural. D Analisis Hasil Pengujian... 54 56 69 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A Kesimpulan B Implikasi Hasil Penelitian... C Keterbatasan dan Saran Penelitian Lanjutan... 82 83 84 DAFTAR PUSTAKA... 86 LAMPIRAN... 90 viii 10

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Hubungan Antar Variabel dalam Penelitian Terdahulu 26 Tabel 3.1 Ringkasan Variabel Penelitian 42 Tabel 3.2 Rangkuman Nilai GOF 51 Tabel 4.1 Deskripsi Profil Responden 54 Tabel 4.2 Standardized Loading Factor dan Nilai t indikator kualitas 59 layanan Tabel 4.3 Standardized Loading Factor dan Nilai t first order Kualitas 60 Layanan Tabel 4.4 Standardized Loading Factor dan Nilai t indikator Kepuasan 62 Pengguna Tabel 4.5 Standardized Loading Factor dan Nilai t first order 63 Kepuasan Pengguna Tabel 4.6 Standardized Loading Factor dan Nilai t Indikator Kualitas 65 Sistem Tabel 4.7 Standardized Loading Factor dan Nilai t Indikator Kualitas 66 Informasi Tabel 4.8 Standardized Loading Factor dan Nilai t Indikator Kinerja 67 Individu Tabel 4.9 Nilai construct reliability dan variance extracted 69 Tabel 4.10 Perhitungan Nilai construct reliability dan variance extract 70 Tabel 4.11 Hasil Uji Kecocokan Keseluruhan Model 74 Tabel 4.12 Nilai t-value Setiap Hipotesa 77 Tabel 4.13 Ringkasan Tujuan, Hipotesa, dan Hasil Penelitian 81 11ix

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Model Keberhasilan Sistem Informasi DeLone dan 16 McLean (1992) Gambar 2.2 Model Keberhasilan Sistem Informasi Myers (1997) 17 Gambar 3.1 Model Penelitian 30 Gambar 3.2 Model CFA Kualitas Layanan 31 Gambar 3.3 Model CFA Kepuasan Pengguna 31 Gambar 3.4 Hubungan Antar Variabel dan Hipotesa Penelitian 34 Gambar 3.5 Tahapan SEM 53 Gambar 4.1 Path Diagram second order CFA Indikator Kualitas 58 Layanan Gambar 4.2 Path Diagram first order CFA Indikator Kualitas 60 Layanan Gambar 4.3 Path Diagram second order CFA Indikator Kepuasan 61 Pengguna Gambar 4.4 Path Diagram first order CFA Indikator Kepuasan 63 Pengguna Gambar 4.5 Path Diagram Indikator Kualitas Sistem Informasi 64 Gambar 4.6 Path Diagram Indikator Kualitas Informasi 66 Gambar 4.7 Path Diagram Indikator Kinerja Individu 67 Gambar 4.8 Path Diagram Model Keseluruhan 78 Gambar 4.9 Path Diagram Model Struktural 79 x 12

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Kuesioner Penelitian 90 Lampiran 2 Daftar Perusahaan Sampel 95 Lampiran 3 Syntax Untuk Menjalankan Pengujian 97 Lampiran 4 Hasil Pengujian 99 xi 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelangsungan hidup perusahaan dewasa ini sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk bersaing di pasar. Kemampuan bersaing ini memerlukan strategi yang dapat mengoptimalkan seluruh kekuatan dan peluang yang ada, serta meminimalisir kelemahan dan menetralisasi hambatan yang dihadapi perusahaan. Fokus strategi manajemen organisasi bisnis saat ini lebih ditekankan pada kecepatan organisasi dalam memperoleh, mengolah dan mengalirkan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi semakin menjadi sumberdaya penting dalam organisasi yang merupakan pedoman manajemen dalam mengambil keputusan. Salah satu sumber informasi yang merupakan sarana untuk memperoleh keunggulan dalam persaingan bisnis ini, dapat diperoleh melalui sistem informasi akuntansi yang dimiliki. Sistem informasi akuntansi yang efektif merupakan hal penting bagi perusahaan dalam menunjang keberhasilan perusahaan. Dengan memiliki sistem informasi akuntansi yang baik, maka perusahaan akan mampu memastikan keamanan dan ketersediaan data yang dibutuhkannya. Romney dan Steinbart (2006) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi akan dapat memberikan nilai tambah (value added) bagi organisasi bisnis. Nilai tambah ini diperoleh dari sistem informasi akuntansi perusahaan yang dapat menghasilkan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu untuk mendukung pelaksanaan aktivitas utama rantai nilai perusahaan secara lebih efektif dan efisien. Jika perusahaan tidak 1

memiliki Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang baik, perusahaan tidak akan dapat menyediakan informasi yang baik untuk para pemecah masalahnya (McLeod dan Schell, 2001). Seiring dengan kemajuan dalam bidang teknologi komputer dan informasi dewasa ini, sistem informasi akuntansi juga telah berkembang menjadi sistem informasi akuntansi yang berbasisis komputer. Sistem Informasi Akuntansi yang terkomputerisasi memungkinkan pemakai laporan keuangan dapat melihat laporan keuangan setiap saat dengan lebih cepat dan akurat. Dengan bantuan komputer, data yang dicatat bahkan bukan hanya data keuangan saja, melainkan data lain seperti data pelanggan dan penjualan. Data non-keuangan dapat dianalisis untuk menghasilkan informasi non-keuangan yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan strategik dalam mencapai tujuan perusahaan. Penyajian informasi keuangan dan non-keuangan ini, dapat dilakukan dengan lebih mudah dengan adanya dukungan paket program sistem informasi akuntansi yang dewasa ini semakin banyak variasinya dan dapat diperoleh dengan mudah di pasaran. Organisasi memiliki alternatif untuk memilih antara paket program sistem informasi akuntansi yang dijual dalam paket yang sudah jadi atau dapat memesan khusus sesuai dengan karakteristik perusahaan. Kemampuan masing-masing paket program ini sangat bervariasi mulai dari yang memiliki kapasitas rendah dengan aplikasi terbatas, hingga paket program sistem informasi akuntansi yang berkemampuan tinggi dan terintegrasi dengan sistem enterprise resource planning (ERP). Seberapapun kapasitas kemampuannya, paket program ini dimaksudkan 2

untuk mempermudah pekerjaan di bidang akuntansi sesuai dengan kapasitas dan karakteristik perusahaan. Investasi yang terkait dengan teknologi informasi seperti pembelian paket program sistem infortmasi akuntansi ini sangat mahal sehingga perlu dipertimbangkan apakah investasi ini benar-benar dapat memberikan lebih banyak manfaat dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Seddon (1997) menyatakan bahwa penggunaan sistem informasi merupakan perilaku yang muncul akibat adanya keuntungan atas pemakaian sistem informasi tersebut. Perilaku yang ditimbulkan dari pemakaian sistem informasi ini dalam proses selanjutnya diharapkan akan memberi dampak terhadap kinerja individu. Keberhasilan sistem informasi suatu perusahaan tergantung bagaimana sistem itu dijalankan, kemudahan sistem itu bagi para pemakainya, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan (Goodhue, 1995). Kepuasan pengguna akhir sistem informasi dapat dijadikan sebagai salah satu ukuran keberhasilan suatu sistem informasi (Doll dan Torkzadeh, 1988). Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kepuasan pengguna akhir sistem informasi serta bagaimana dampak kepuasan ini terhadap kinerja individu yang menggunakan sistem informasi, merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Doll dan Torkzadeh (1988) telah mengembangkan instrumen kapuasan pengguna akhir sebagai tolok ukur kesuksesan suatu sistem informasi yang telah banyak digunakan dalam penelitian mengenai sistem informasi. DeLone dan McLean (1992) mengemukakan tentang enam taksonomi yang menjadi tolok ukur keberhasilan sistem informasi. Keenam taksonomi tersebut adalah kualitas sistem 3

informasi, kualitas informasi, penggunaan sistem informasi, kepuasan pengguna akhir sistem informasi, dampak individual atas pemakaian sistem informasi, dan dampak organisasional penggunaan sistem informasi. Dalam papernya mengenai model komprehensif yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem informasi, Myers (1997) menambahkan dua variabel untuk melengkapi model keberhasilan sistem informasi DeLone dan McLean (1992). Kedua variabel tersebut adalah kualitas layanan (service quality) dan dampak penggunaan sistem informasi terhadap kinerja kelompok (workgroup impact). Penelitian yang menggunakan model keberhasilan sistem informasi dari model dasar DeLone dan McLean (1992) sudah cukup banyak. Penelitianpenelitian tersebut ada yang menggunakan keseluruhan dimensi dalam model, ada juga yang hanya menguji sebagian dari model. Penelitian tersebut antara lain Davis et.al (1989), Adams et.al.(1992), Chin dan Todd (1995), Iqbaria et.al.(1995), Iqbaria dan Zinatelly (1997), McGill, Hobbs, dan Klobas (2003), Bokhari (2005), Guimaraes, Staples dan McKeen (2007), Juhani Livari (2005). Berbagai penelitian tersebut memberikan hasil yang beragam. Sebagian hasil penelitian menunjukkan hasil yang signifikan, sementara penelitian lain ada yang hasilnya berbeda. Dengan adanya perbedaan antara berbagai hasil riset ini, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi. Selanjutnya penelitian ini juga akan menguji dampak dari kepuasan pengguna akhir paket program akuntansi terhadap kinerja individu penggunanya. Penelitian ini akan 4

menggunakan modifikasi sebagian taksonomi yang terdapat dalam model keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean (1992) dan model Myers (1997). Modifikasi ini dilakukan dengan menambahkan second order - confirmatory factor analysis (CFA) terhadap dua variabel laten yaitu kualias layanan dan kepuasan pengguna sistem informasi. Analisis atas data penelitian akan dilakukan dengan menggunakan structural equation model (SEM). B. Perumusan Masalah Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi dan menguji apakah kepuasan pengguna akan berdampak terhadap kinerja individu. Permasalahan penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah kualitas layanan yang diberikan oleh penyedia paket program sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi? 2. Apakah kualitas sistem informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi? 3. Apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi? 4. Apakah kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kinerja individu? 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini disusun dalam tujuan umum dan tujuan khusus. a. Tujuan Umum Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi dan dampak dari kepuasan pengguna akhir terhadap kinerja individu pengguna paket program sistem informasi akuntansi. b. Tujuan Khusus Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk : 1) Menguji pengaruh kualitas layanan yang diberikan penyedia paket program sistem informasi akuntansi terhadap kepuasan pengguna akhir sistem informasi. 2) Menguji pengaruh kualitas sistem informasi terhadap kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi. 3) Menguji pengaruh kualitas informasi yang dihasilkan paket program sistem informasi akuntansi terhadap kepuasan pengguna akhir sistem informasi. 4) Menguji pengaruh kepuasan pengguna akhir terhadap kinerja individu pengguna paket program sistem informasi akuntansi. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 6

a. Memperkaya literatur yang sudah ada tentang pengukuran keberhasilan paket program sistem informasi akuntansi terutama pengukuran faktorfaktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna akhhir sistem informasi dan dampak kepuasan terhadap kinerja pengguna akhir sistem informasi di Indonesia. b. Memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan bagi para pengguna paket program sistem informasi akuntansi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi paket program tersebut. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pandangan mengenai kondisi-kondisi penting yang menentukan keberhasilan implementasi dan pengembangan paket program sistem informasi akuntansi di masa mendatang. c. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan tentang karakteristik paket program sistem informasi akuntansi dan pengaruhnya terhadap kinerja individu dalam organisasi. D. Batasan Masalah Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan penggna akhir paket program sistem informasi akuntansi dan dampak kepuasan pengguna akhir tehadap kinerja individu. Agar tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka peneliti perlu melakukan pembatasan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 7

1. Untuk mengukur faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi yang digunakan oleh perusahaan dan dampaknya terhadap kinerja individu, penelitian ini hanya melihat dari persepsi pemakai. 2. Model yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari model keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean (1992) dan Myers (1997) dengan modifikasi dan pembatasan pada mainstream model yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. 3. Penelitian ini dilakukan untuk perusahaan yang menggunakan paket program sistem informasi akuntansi apa saja, tanpa pembatasan pada jenis paket program aplikasi tertentu misalnya paket prograam ERP. Penelitian ini juga tidak membandingkan kualitas antar paket program sistem informasi akuntansi dari penyedia paket dengan merek tertentu. 4. Obyek utama penelitan ini adalah individu yang menggunakan paket program sistem informasi akuntansi berbasisis komputer, karena itu sampel responden yang diambil tidak dibatasi pada perusahaan jenis tertentu ataupun pada skala ukuran perusahaan tertentu. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar cukup tersedia responden untuk sampel penelitian. 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Ruang lingkup SIA Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya, dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen (McLeod dan Schell, 2001). Manajemen pada dasarnya membutuhkan informasi tentang : 1. Jumlah pendapatan dan beban yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu. 2. Posisi keuangan perusahaan, yang meliputi aktiva, kewajiban, dan ekuitas pada suatu saat tertentu. 3. Berbagai informasi manajerial lain yang terinci sebagai pendukung informasi mengenai pendapatan, beban, aktiva, kewajiban, dan ekuitas seperti misalnya informasi mengenai penjualan, piutang, pembelian, utang dan lainnya. 4. Informasi lain yang harus disajikan kepada stakeholder atau berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, misalnya instansi pajak, bank kreditur, pemegang saham, dan lainnya. Sistem Informasi Akuntansi digunakan untuk menggambarkan sistem yang memproses aplikasi pengolahan data perusahaan. Pengolahan data yang dilakukan SIA, mengikuti prosedur yang relatif standar, menangani data yang rinci, dan terutama berfokus pada data historis. SIA membantu pemecahan masalah melalui 9

laporan standar yang dihasilkan yang mengikhtisarkan kondisi finansial perusahaan dan menyediakan data base yang besar (McLeod dan Schell, 2001). Sistem Informasi Akuntansi juga berperan sebagai pengaman harta kekayaan perusahaan. Dengan adanya unsur pengendalian atau pengecekan dalam sistem akuntansi, berbagai kecurangan, penyimpangan, dan kesalahan, dapat dihindarkan atau dilacak sehingga dapat diperbaiki (Widjajanto, 2001). Perkembangan teknologi informasi dalam bidang akuntansi telah banyak membantu meningkatkan sistem informasi akuntansi. Peningkatan penggunaan teknologi komputer sebagai salah satu bentuk teknologi informasi telah banyak mengubah pemrosesan data akuntansi secara manual menjadi otomatis. Dengan otomatisasi atau sistem informasi yang berdasarkan pada komputer berbagai fungsi dapat dilakukan secara tepat dan cepat (Daljono, 1999). Sebagai bentuk sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi, paket program sistem informasi (software) akuntansi merupakan alternatif solusi bagi manajemen untuk memenuhi kebutuhan organisasi dalam hal sistem informasi. Mengingat fungsi SIA yang demikian penting dan dengan berkembangnya teknologi informasi, mendorong berkembangnnya SIA menjadi sistem informasi perusahaan. Sistem informasi perusahaan (enterprise information system) adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang dapat melakukan semua tugas akuntansi standar bagi semua unit organisasi secara terintegrasi dan terkoordinasi (McLeod dan Schell, 2001). Sistem ini mengakumulasi semua data transaksi akuntansi dari bagian manufaktur, penjualan, pembelian, sumber daya manusia, dan berbagai fungsi bisnis lain. Untuk memenuhi kebutuhan akan sistem ini, para 10

pengembang perangkat lunak telah menciptakan berbagai macam paket program sistem informasi akuntansi yang dapat diperoleh dengan mudah oleh perusahaan sesuai dengan karakteristik dan kemampuan perusahaan. B. Jenis-jenis Paket Program Aplikasi SIA Terdapat beberapa pilihan atas paket program sistem informasi akuntansi yang dapat menjadi alternatif untuk diimplementasikan dalam perusahaan. Secara umum, dilihat dari segi pembuatannya, paket program ini dapat dikategorikan menjadi dua golongan yaitu paket program yang dirancang khusus dan paket program yang sudah dibuat dalam bentuk jadi yang bisa langsung dibeli di pasaran. 1. Paket Program Aplikasi Jadi Kegiatan-kegiatan seperti akuntansi gaji, depresiasi aktiva tetap, dan transaksi bisnis lain banyak yang bersifat standar dengan tingkat pemakaian luas. Paket program aplikasi jadi dibuat untuk tugas pemrograman perusahaan yang terstandarisasi sehingga berfungsi sama antara satu bisnis dengan bisnis lain. Paket program aplikasi jadi ini disebut juga packaged application software dan ofthe-shelf application software diproduksi oleh pemasok dan dijual kepada pemakai (McLeod dan Schell, 2001). Untuk menggunakannya, pemakai hanya perlu meng-install perangkat lunak tersebut pada perangkat keras dengan sedikit atau bahkan tanpa modifikasi. Software ini umumnya memungkinkan pemakainya membuat beberapa penyesusaian kecil namun berarti yang berkaitan dengan 11

kemampuan aplikasi tersebut. Pembeli dapat membuat penyesuaian pada perangkat lunak jadi tanpa mengubah intinya (Widjajanto, 2001). Perangkat lunak jadi memiliki dua keunggulan penting yaitu ketersediaan dan harga. Dari sisi ketersediaan, perusahaan bisa langsung membeli tanpa harus menunggu waktu lama untuk membuatnya. Sedangkan dari sisi harga, perangkat lunak jadi lebih murah daripada perangkat lunak pesanan. Untuk bisnis kecil dan menengah dengan jumlah transaksi tertentu bisa memilih software yang sesuai untuk skala bisnis mereka. Paket program sistem informasi akuntansi yang merupakan paket program aplikasi jadi yang dapat digunakan pada bisnis kecil dan menengah ini misalnya MYOB, DacEasy Accounting, Accurate, Fina, dan sebagainya. Untuk perusahaan besar dengan skala transaksi dalam jumlah yang besar dan sering, tersedia paket software aplikasi yang menggunakan sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Sistem ERP merupakan sistem yang memungkinkan manajemen atas seluruh sumberdaya perusahaan secara keseluruhan. 2. Paket Program Aplikasi Pesanan Adakalanya suatu operasi bisnis memiliki operasi yang tidak serupa dengan bisnis lain. Bisa juga operasinya serupa tetapi suatu bisnis tertentu tetap ingin mengembangkan perangkat lunak aplikasinya sendiri untuk memanfaatkan beberapa ciri khusus operasi bisnisnya. Perusahaan demikian memerlukan sistem informasi akuntansi yang tidak sama dengan perusahaan lain dan software yang juga berbeda. Perusahaan perangkat lunak tidak dapat membuat paket program 12

perusahaan tersebut, kecuali jika dipesan, karena skala ekonominya tidak mencukupi (Widjajanto, 2001). Untuk kasus seperti ini perusahaan dapat menugaskan programmernya sendiri atau kelompok konsultan programer untuk membuat perangkat lunak aplikasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Perangkat lunak yang dibuat ini disebut perangkat lunak aplikasi pesanan (McLeod dan Schell, 2001). Kelebihan utama perangkat lunak jenis ini adalah sesuai dengan karakteristik perusahaan dan relatif dapat memenuhi hampir semua kebutuhan pemakainya (McLeod dan Schell, 2001). C. Pertimbangan Pemakaian Paket Program Akuntansi Penerapan teknologi dalam sistem informasi perusahaan hendaknya mempertimbangkan pemakai sistem teknologi yang diterapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan tugas dan kemampuan pemakai. Apabila teknologi yang diterapkan dalam sistem informasi tidak tepat atau tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh individu pemakainya, maka sistem informasi kurang memberikan manfaat dalam meningkatkan kinerja individual. Secara umum juga telah diketahui bahwa investasi dalam paket program sistem informasi sangat mahal, sehingga perlu berbagai pertimbangan dalam memutuskan untuk mmemilih suatu paket program tertentu. McLeod dan Schell (2001) menyatakan beberapa hal yang dapat dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menggunakan salah satu paket 13

program akuntansi. Beberpa perttimbangan tersebut antara lain dijelaskan sebagai berikut: 1. Kelayakan ekonomis Dari segi kelayakan ekonomis berarti perusahaan harus mempertimbangkan analisa biaya-manfaat dari pemilihan software akuntansi. Jika dari hasil analisa ternyata manfaat yang didapatkan akan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan, berarti sistem layak diimplementasikan. 2. Kelayakan operasional Kelayakan operasional meliputi apakah sistem informasi dapat dioperasionalkan dalam organisasi. Faktor sumberdaya manusia dan standar yang berlaku akan mempengaruhi keberhasilan proses operasionalisasi ini. 3. Kelayakan teknis Kelayakan teknis meliputi apakah sistem memenuhi persyaratan teknis untuk diimplementasikan. Hal ini meliputi misalnya jumlah komputer yang diperlukan, jenis mainframe yang digunakan dan sebagainya. 4. Kelayakan waktu Dari sisi kelayakan waktu perlu dipertimbangkan karena untuk memilih salah satu software akan memerlukan waktu implementasi yang berbeda. D. Keberhasilan Sistem Informasi Penerapan suatu sistem dalam perusahaan dihadapkan kepada dua hal, apakah perusahaan mendapatkan keberhasilan penerapan sistem atau kegagalan sistem, (Montazemi, 1988). Sementara itu Myers et.al (1997) menyatakan bahwa 14

pengukuran keberhasilan sistem informasi sangat penting bagi organisasi. Konsep keberhasilan sistem informasi merupakan suatu konsep yang digunakan dalam berbagai riset sebagai kriteria dasar untuk mengevaluasi sistem informasi (Rai et.al 2002). Sementara itu, Doll dan Torkzadeh (1988) menyatakan bahwa kepuasan pengguna akhir sistem informasi dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan suatu sistem informasi. Kepuasan pengguna akhir ini kemudian menjadi bagian dalam pengembangan model keberhasilan sistem informasi selanjutnya. DeLone dan McLean (1992) menyampaikan taksonomi mengenai enam faktor yang menjadi dasar pengukuran keberhasilan sistem informasi. Keenam kategori tersebut adalah kualitas informasi (information quality), kualitas sistem informasi (system quqlity), intensitas penggunaan sistem informasi (system use), kepuasan pengguna akhir sistem informasi (end user satisfaction), dampak individual (individual impact), dan dampak organisasional (organizational impact) dari sistem informasi. Model yang dikembangkan DeLone dan McLean (1992) ini selanjutnya dikenal dengan istilah Information System (IS) success Model. Model ini telah banyak digunakan sebagai referensi dalam penelitian sistem informasi (Livari, 2005). Hubungan dari masing-masing kategori yang menjadi pengukur keberhasilan sistem informasi dalam model DeLone dan McLean (1992) ini ditunjukkan dalam gambar 2.1 berikut. 15

Gambar 2.1 Model Keberhasilan Sistem Informasi DeLone dan McLean (1992). System Quality System use Individual Impact Organizational Impact Information Quality User Satisfaction Dalam modelnya ini DeLone dan McLean (1992) menggambarkan bahwa kualitas suatu sistem informasi akan ditentukan oleh karakteristik dari kualitas yang dimiliki oleh sistem itu sendiri (system quality), kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut (information quality), frekuensi penggunaan sistem informasi dan output yang dihasilkan ( system use), respon dari pengguna sistem informasi terhadap sistem yang digunakannya (user satisfaction), pengaruh sistem informasi terhadap perilaku pegguna (individual impact), serta pengaruh sistem informasi terhadap kinerja organisasi (organizational impact). Dalam model tersebut, system use merupakan variabel intervening antara variabel system quality dengan variabel individual impact. Myers (1997) mengajukan model yang menurutnya merupakan model keberhasilan sistem informasi yang lebih komprehensif. Myers (1997) menambahkan dua variabel pelengkap model keberhasilan sistem informasi dari 16

DeLone dan McLean (1992). Kedua variabel tersebut adalah service quality dan workgroup impact. Variabel service quality ditempatkan sejajar dengan system quality dan information quality. Sementara variabel workgroup impact menjadi variabel intervening untuk pengaruh variabel individual impact terhadap variabel organizational impact. Gambar 2.2 Model Keberhasilan Sistem Informasi Myers (1997) Service Quality System Use Workgroup Impact System Quality Individual Impact Organizational Impact Information Quality User Satisfaction Penelitian ini akan menggunakan modifikasi model yang dikemukakan DeLone dan McLean (1992) dan model Myers (1997). Variabel-variabel yang dijadikan sebagai indikator keberhasilan sistem informasi dalam penelitian ini adalah kualitas layanan, kualitas sistem informasi, kualitas informasi, kepuasan pengguna akhir, dan variabel kinerja individu. Penelitian ini akan melakukan suatu konfirmasi atas faktor-faktor yang secara teoritis mempengaruhi keberhasilan sistem informasi dalam penelitian ini yaitu paket program sistem informasi akuntansi (software akuntansi) 17

E. Kepuasan Pengguna Sebagai Ukuran Keberhasilan Sistem Informasi Kepuasan pemakai terhadap suatu sistem informasi adalah bagaimana cara pemakai memandang sistem informasi secara nyata, tapi tidak pada kualitas sistem secara teknik (Guimaraes, Staples, dan McKeen, 2003). Dalam literatur penelitian maupun dalam praktek, user satisfaction seringkali digunakan sebagai ukuran pengganti dari efektivitas sistem informasi (Melone, 1990). Doll dan Torkzadeh (1988) mendefinisikan end-user satisfaction sebagai affective attitude towards a specific computer application by someone who interacts with the application directly. Doll dan Torkzadeh (1988) mengggunakan survey terhadap 618 responden untuk meneliti mengenai user satisfaction dengan memodifikasi instrumen dan faktor analisis. Penelitiannya menghasilkan 12 item instrumen pengukuran user satisfaction atas kualitas sistem dan informasi, yang didapatkan dari pemakai akhir sistem informasi. Duabelas item yang dihasilkan tersebut, terbagi dalam lima komponen yaitu content, accuracy, format, ease of use, dan timeliness. Doll dan Torkzadeh (1988) telah membuktikan validitas dan realibilitas instrumen-instrumen ini. Penelitian Somers, Nelson, dan Karimi (2003) juga melakukan pengujian atas validitas dan reliabilitas dari dimensi pengukur kepuasan pengguna sistem informasi yang dibangun Doll dan Torkzadeh (1988) tersebut. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa seluruh item yang terdapat dalam instrumen kepuasan pengguna memiliki validitas dan reliabilitas yang meyakinkan untuk mengukur keberhasilan suatu sistem informasi. Penelitian di Indonesia atas instrumen kepuasan pengguna sistem informasi juga telah dilakukan oleh 18

Istianingsih (2007) dan Istianingsih dan Wijanto (2008). Hasilnya menunjukkan bahwa validitas dan reliabilitas dari semua instrumen dari Doll dan Torkzadeh (1988) ini dapat diterapkan untuk penelitian di Indonesia karena memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. McHaney dan Cronan (2001) melakukan pengujian untuk membandingkan dua ukuran yang dianggap dapat mewakili ukuran keberhasilan sistem informasi yaitu technology acceptance model (TAM) dan end user computing satisfaction (EUCS). Instrumen TAM pertama kali dibangun oleh Davis (1989), sementara EUCS yang diuji oleh McHaney dan Cronan (2001) ini adalah usuran kepuasan pengguna yang diajukan oleh Doll dan Torkzadeh (1988). Hasil pengujian mereka menunjukkan bahwa kepuasan pengguna memiliki validitas dan reliabilitas yang lebih tinggi dalam merepresentasikan keberasilan sistem informasi. McGill, Hobbs, dan Klobas (2003), melakukan pengujian empiris terhadap keseluruhan dimensi dalam model keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean (1992). Pengujian mereka dilakukan pada lingkungan user yang sekaligus menjadi developer system. Mereka memodifikasi dimensi dalam model keberhasilan sistem informasi dengan memisahkan dimensi system quality menjadi dua bagian yaitu subjective dan objective. Peniliaian subyektif disebut sebagai perceived system quality dan penilaian obyektif adalah system quality. Hasil pengujian mereka menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perceived information quality dengan user satisfaction dan antara perceived system quality dengan user satisfaction, antara user satisfaction dengan intended use serta antara user satisfaction dengan perceived individual impact. 19

Dari empat hubungan yang signifikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dampak yang timbul dalam lingkungan user development system aplikasi semuanya dimediasi oleh kepuasan pengguna akhir (end user satisfaction). Perceived system quality dan perceived information quality akan meningkatkan user satisfaction. User satisfaction ini kemudian akan meningkatkan keinginan untuk menggunakan sistem atau system use dari sistem aplikasi tersebut. User satisfaction ini juga akan mempengaruhi secara positif bagi individu yang menggunakan sistem aplikasi tersebut (individual impact). Hasil pengujian McGill et al. (2003) ini menunjukkan bahwa kepuasan pengguna akhir suatu sistem informasi memainkan peranan signifikan dalam menentukan penggunaan sistem aplikasi. F. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu telah membuktikan adanya hubungan antar variabel yang digunakan dalam penelitian mengenai keberhasilan sistem informasi terkait dengan kepuasan pengguna. Akan tetapi masih terdapat celah untuk melakukan penelitian karena di antara hasil-hasil penelitian sebelumnya ternyata masih terdapat inkonsistensi dalam hal pola hubungan dari variabel-variabel yang diuji. Berikut ini beberapa hasil penelitian sebelumnya yang menjadi landasan penelitian ini. 1. Kualitas Layanan dan Kepuasan Pengguna Kualitas layanan merupakan persepsi pengguna atas jasa yang diberikan oleh penyedia paket program aplikasi akuntansi. Pada awalnya ukuran kualitas 20

layanan ini didesain untuk mengukur kepuasan pelanggan oleh Parasuraman, Zeithaml,dan Berry (1985). Mereka mendefinisikan kualitas layanan sebagai perbandingan antara harapan pelanggan dan persepsi mereka tentang kualitas layanan pelanggan yang diberikan. Watson, Pitt, dan Kavan (1998) merupakan peneliti pertama yang menerapkan kualitas layanan ini dalam riset sistem informasi. Ketingger dan Lee (1994) melakukan pengujian dengan membandingkan validitas dan reliabilitas instrumen kualitas layanan dan kepuasan pengguna. Hasilnya menunjukkan bahwa antara kedua variabel ini secara umum ádalah mutually exclusive dan complementary. Atas dasar hal ini dalam model keberhasilan sistem informasi yang dibangun, Myers (1997) menyarankan perlunya menambahkan variabel kualitas layanan dalam mengukur keberhasilan suatu sistem informasi. Dengan menggunakan instrumen pengukuran kualitas layanan yang dibangun oleh Parasuraman et al. (1985), Jiang, Klein, dan Crampton (2000) menguji hubungan antara kualitas layanan dan kepuasan pengguna akhir sistem informasi. Dalam penelitiannya, Jiang et al.(2000) juga menguji validitas dan reliabilitas instrumen kualitas layanan dan kepuasan pengguna ini dengan second order CFA. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa instrumen pengukuran untuk kualitas layanan yang memiliki empat dimensi yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty ini memiliki validitas yang baik untuk digunakan dalam riset sistem informasi. Akan tetapi mereka justru menemukan adanya hubungan negatif antara kedua variable ini. 21

2. Kualitas Sistem Informasi dan Kepuasan Pengguna Kualitas sistem informasi merupakan karakteristik dari informasi yang melekat mengenai sistem itu sendiri (DeLone dan McLean (1992). Kualitas sistem informasi juga didefinisikan Davis et.al (1989) dan Chin dan Todd (1995) sebagai perceived ease of use yang merupakan tingkat seberapa besar teknologi komputer dirasakan relatif mudah untuk dipahami dan digunakan. Hal ini memperlihatkan bahwa jika pemakai sistem informasi merasa bahwa menggunakan sistem tersebut mudah, mereka tidak memerlukan effort banyak untuk menggunakannya, sehingga mereka akan lebih banyak waktu untuk mengerjakan hal lain yang kemungkinan akan meningkatkan kinerja mereka secara keseluruhan. Dalam pengujiannya, Seddon dan Kiew (1996) menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara system Quality dan User Satisfaction. Pengujian empiris lain mengenai hubungan antara kualitas sistem informasi dan kepuasan pengguna juga dilakukan oleh McGill et al. (1998). Penelitian mereka dilakukan pada lingkungan dimana user adalah juga merupakan developer suatu sistem. Mereka tidak melakukan pengujian menyeluruh terhadap semua dimensi dari IS succsess model, melainkan hanya sebagian saja yaitu bagian upstream dari model tersebut. Mereka menghipotesakan hubungan antara system quality dengan user satisfaction tidak berkorelasi positif apabila user tidak merangkap sebagai developer suatu sistem dan akan berkorelasi negatif kalau user adalah juga sekaligus sebagai developer sistemnya. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, mereka menyimpulkan bahwa ternyata terdapat hubungan positif antara 22

system quality dengan user satisfaction apabila user tersebut tidak merangkap sebagai developer system. Kesimpulan berikutnya dari pengujian mereka adalah bahwa ternyata tidak terdapat hubungan yang signifikan antara system quality dengan user satisfaction apabila user merangkap sebagai developer system. 3. Kualitas Informasi dan Kepuasan Pengguna Kualitas informasi merupakan kualitas output yang berupa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan (Rai et al., 2002). Beberapa dimensi untuk menilai mengenai kualitas iformasi ini adalah: authenticity, accuracy, completeness, uniqueness (nonredudancy), timeliness, relevance, comprehensibility, precision, conciceness, dan informativeness (Weber, 1999). Semakin baik kualitas informasi, akan semakin tepat pula keputusan yang diambil. Apabila informasi yang dihasilkan tidak berkualitas, maka akan berpengaruh negatif pada kepuasan pemakai. Seddon dan Kiew (1996) telah melakukan pengujian mengenai pengaruh dari kualitas informasi ini terhadap kepuasan pengguna sistem informasi. Hasil pengujian mereka menunjukkan bahwa kualitas informasi berhubungan positif dengan kepuasan pengguna akhir sistem informasi. 4. Kepuasan Pengguna dan Kinerja Individu Dampak pemakaian suatu sistem informasi terhadap individu pengguna (individual impact) didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerjanya (Davis, 23

1989). Sementara itu, Seddon (1997) mendefinisikan kinerja individu ini sebagai pendapat pengguna atas sistem aplikasi khusus yang digunakan dalam meningkatkan kinerja mereka di dalam organisasi. Davis (1989) juga melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan skala pengukuran yang valid untuk mengukur individual impact yang terkait dengan kinerja individu yang menggunakan sistem informasi ini. Ukuran kinerja individu yang diajukan Davis (1989) ini terdiri dari 6 indikator. Keenam indikator tersebut adalah Accomplish task more quickly, Improve job performance, Increase productivity, Increase effectiveness on job, Easier undertake task, Useful in job. Dua dari keenam dimensi yang menjadi indikator dari kinerja individu ini sama dengan yang dikemukakan oleh Weber (1999). Dua dimensi pengukuran dari dampak penggunaan sistem informasi terhadap individu yang menggunakannya dinyatakan oleh weber (1999) sebagai task accomplishment dan quality of working life. Hubungan antara kepuasan pengguna akhir sistem informasi dengan kinerja individu ini telah diuji oleh DeLone dan McLean (1992) dalam model keberhasilan sistem informasi yang mereka buat. Mereka menyatakan bahwa antara dampak penggunaan sistem informasi terhadap kinerja individual dengan tingkat kepuasan pemakai (user satisfaction) memiliki hubungan yang sifatnya timbal balik (reciprocal). Sementara menurut Seddon (1997) dalam model keberhasilan sistem informasi yang diajukan sebagai sanggahan atas model DeLone dan McLean (1992), tidak menyebutkan bahwa kedua varuabel ini berhubungan timbal balik. Seddon (1997) menyatakan bahwa dampak dari 24

penggunaan sistem informasi yang berupa meningkatnya kinerja individu, akan mempengaruhi tingkat kepuasan pemakai. Akan tetapi mereka tidak menguji pengaruh dari kepuasan pengguna terhadap kinerja individu. Rai et al., (2002) meneliti hubungan antara peningkatan kinerja pengguna akhir sistem informasi dan kepuasan pengguna dengan menggunakan tiga model keberhasilan sistem informasi. Ketiga model tersebut adalah model keberhasilan sistem informasi DeLone dan McLean (1992), model Seddon (1997), dan Model Seddon (1997) yang dimodifikasi. Hasil penelitiannya menunjukkan manfaat atau dampak penggunaan sistem informasi ini berpengaruh terhadap user satisfaction. Livari (2005), melakukan penelitian mengenai keberhasilan sistem informasi yang baru diterapkan terhadap pengguna sistem informasi di satu organisasi yang bersifat mandatory. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan seluruh dimensi dalam model keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean (1992). Hasil penelitiannya untuk hubungan variabel individual impact dengan user satisfaction menunjukkan adanya pengaruh positif dari kedua variabel tersebut. 25

Tabel 2.1 Hubungan Antar Variabel dalam Penelitian Terdahulu Peneliti Variabel Yang Diteliti Hasil Penelitian DeLone dan McLean (1992) Seddon (1997) Myers et al. (1997) Jiang et al. (2000) Seddon dan Kiew (1996), McKiney et al., (2002), Rai et al., (2002), McGill et al., (2003), Almutairi dan Subramanian (2005), Livari (2007). Seddon dan Kiew (1996), McKiney et al., (2002), Rai et al., (2002), McGill et al., (2003), Almutairi dan Subramanian (2005), Livari (2007). Rai et al. (2002) ; Livari (2007). Kualitas sistem, kualitas informasi, dampak individual, kepuasan pengguna, penggunaan sistem, dampak organisasional Ease of use, information quality, perceived usefulness, system use, user satisfaction Kualitas layanan, koalitas sistem, kualitas informasi, kepuasan pengguna, dampak individual, dampak pada kelompok kerja, dampak organanisasional. Kualitas Layanan, Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Kualitas sistem informasi, kepuasan pengguna sistem informasi. Kualitas informasi, kepuasan pengguna sistem iformasi. Kepuasan pengguna akhir sistem informasi akuntansi, kinerja pemakai. Menyatakan bahwa keenam variabel merupakan taksonomi pengukur keberhasilan sistem informasi. Memberikan model keberhasilan sistem informasi baru yang merupakan pembenahan atas model keberhasilan sistem informasi Delone dan McLean (1992). Mengajukan model keberhasilan sistem informasi yang lebih komprehensif berdasarkan model DeLone dan Malean (1992). Kualitas layanan berhubungan negatif dengan kepuasan pengguna system informasi Kualitas sistem informasi berhubungan positif dengan kepuasan pengguna. Kualitas informasi berhubungan positif dengan kepuasan pengguna. Kepuasan pengguna berpengaruh positif terhadap kinerja pengguna sistem informasi. 26 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian ini ditujukan untuk menguji sejauh mana kinerja para pengguna paket program aplikasi akuntansi ini sebagai dampak dari kepuasan mereka atas kualitas layanan, kualitas sistem, dan kualitas informasi yang dihasilkan sistem informasi yang mereka gunakan. Obyek penelitian yang menjadi unit analisis penelitian ini adalah individu pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi yang bekerja pada di berbagai jenis perusahaan di Indonesia. Mereka biasanya bekerja pada perusahaan yang berukuran relatif besar dalam hal modal maupun jumlah transaksi yang terjadi. Secara umum diketahui bahwa untuk perusahaan yang relatif besar, sudah merupakan kebutuhan untuk melakukan pencatatan akuntansi dengan menggunakan sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi. Hal ini biasanya didasarkan pada kenyataan bahwa pencatatan akuntansi secara manual untuk perusahaan yang relatif besar akan sangat memakan waktu dan tidak praktis. Pada umumnya manajemen perusahaanlah yang memutuskan untuk menggunakan jenis paket program tertentu. Oleh karena itu penelitian ini mengasumsikan bahwa penggunaan paket program sistem informasi ini bersifat mandatory. Lokasi penelitian ini adalah berbagai jenis perusahaan di Indonesia yang sudah menggunakan paket program aplikasi akuntansi seperti misalnya SAP, DEA, MYOB, Oracle, FINA, Zahir dan lain sebagainya. Perusahaan tempat 27

responden bekerja yang menjadi sampel penelitian ini dipilih berdasarkan besarnya kemungkinan mendapatkan data seperti ketersediaan contact person dalam perusahaan, alamat yang relatif terjangkau peneliti, dan perusahaanperusahaan yang dapat peneliti akses melalui beberapa pemilik dan partner Kantor Akuntan Publik (KAP). Periode penelitian ini adalah kurun waktu selama penyebaran kuesioner sampai dengan ketika kuesioner yang terkumpul sudah memenuhi syarat untuk diolah. Untuk pengumpulan data dari kuesioner dalam penelitian ini dilakukan sekitar dua setengah bulan dari tanggal 01 November 2008 sampai 15 Januari 2009. B. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang berupa survey melalui kuesioner yang dikirim kepada para pengguna paket program aplikasi sistem informasi akuntansi yang bekerja pada berbagai jenis perusahaan di Indonesia. Data yang diperoleh dari kuesioner diolah dengan menggunakan model persamaan struktural atau structural Equation Modeeling (SEM). Terdapat dua persamaan struktural yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Persamaan Struktural1: Usat = β0 + β1*sysqua + β2*inqua + β3*serqua + Error 2. Persamaan Struktural 2: Perform = γ0 + γ1*usat, Error 28

Dimana: Usat = merupakan simbol untuk variabel kepuasan pengguna sistem informasi. Sysqua = merupakan simbol untk variabel kualitas sistem informasi. Inqua = merupakan simbol dari variabel kualitas informasi. Serqua = merupakan simbol dari variabel kualitas layanan. Perform = merupakan simbol dari variabel kinerja individu. Persamaan struktural 1 digunkan untuk menguji H1, H2, dan H3. sementara persamaan struktural 2 untuk menguji H4. Hasil pengujian diharapkan positif signifikan untuk semua koefisien. Model persamaan struktural yang digunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari model keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean (1992) dan Myers (1997). Model ini dimodifikasi dengan memberikan tambahan confirmatory factor analysis (CFA) untuk variabel kualitas layanan dan kepuasan pengguna akhir. Penambahan model ini didasarkan pada hasil penelitian Somers, Nelson, dan Karimi (2000) dan Jiang, Klein, dan Crampton (2000). Somers et.al. (2000) menguji struktur dan dimensionalitas, reliabilitas dan validitas instrumen dari end-user computing satisfaction (EUCS) yang dibuat Doll dan Torkzadeh (1988) pada pengguna software aplikasi ERP. Sementara Jiang et al. (2000) menguji ulang validitas dan reliabilitas instrumen untuk mengukur kualitas layanan dalam riset sistem informasi. 29

Dengan modifikasi tersebut, maka penelitian ini memiliki second order confirmatory factor analysis (CFA) sehingga perlu dilakukan perhitungan terhadap skor variabel laten (Wijanto, 2006) untuk masing-masing variabel laten yang menjadi second order dari kualitas layanan dan kepuasan pengguna. Setelah dihitung skornya, maka variabel laten tersebut akan menjadi variabel teramati. Gambar 3.1 menunjukkan model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, dimana variabel kualitas layanan dan kepuasan pengguna sudah menjadi first order CFA. Gambar 3.1. Model Penelitian Resp Assu Emp Tang Rel Kualitas Layanan KIN1 KIN6 KS1 KS10 Kualitas Sistem Kepuasan Pengguna Kinerja Individu KI 1 Kualitas Informasi Cont Time KI 6 Accu Form Ease Model untuk melakukan second order-confirmatory factor analysis (CFA) yang dilakukan pada variabel kualitas layanan disajikan dalam gambar 3.2. 30

Gambar 3.2. Model CFA Kualitas Layanan Kualitas Layanan Tangible Empathy Emp 1 Tan1 Tan4 Reliability Responsive -ness Assurance Emp 4 Res1 Rel5 Res1 Res4 Ass1 Ass4 Sementara itu, model second order-confirmatory factor analysis (CFA) untuk variabel kepuasan pengguna akhir disajikan dalam gambar 3.3. Gambar 3.3. Model CFA Kepuasan Pengguna User Satisfaction Content Timeliness T1 C1 C4 Accuracy Format Ease of Use T2 A1 A2 F1 F2 E1 E2 31

C. Hipotesis Penelitian Myers et al. (1997) mengajukan suatu model komprehansif guna mengukur keberhasilan sistem informasi dengan menambahkan dua variable pada model DeLone dan McLean (1992). Kedua variable tersebut adalah kualitas layanan dan workgroup impact. Menurut Myers et al. (1997) kualitas layanan seperti halnya dengan kualitas sistem dan kualitas informasi memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna. Apabila pengguna sistem informasi merasakan bahwa kualitas layanan yang diberikan oleh penyedia paket program aplikasi akuntansi baik, maka ia akan cenderung untuk merasa puas menggunakan sistem tersebut. Diprediksi bahwa semakin tinggi kualitas layanan yang diberikan akan berpengaruh terhadap makin tingginya tingkat kepuasan pengguna. Atas dasar uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesa pertama sebagai berikut: H0: Kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. H1: Kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna. Ukuran kepuasan pemakai pada sistem komputer dicerminkan oleh kualitas sistem yang dimiliki (Guimaraes, Igbaria, dan Lu 1992; Yoon, Guimaraes, dan O Neal, 1995). Apabila kualitas sistem informasi baik menurut persepsi pemakianya, maka mereka akan cenderung merasa puas dalam menggunakan sistem tersebut. Semakin tinggi koalitas sistem informasi yang digunakan, diprediksi akan berpengaruh terhadap semakin tingginua tingkat 32

kepuasan pengguna akhir sistem informasi tersebut. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini menghipotesakan dalam hipotesa dua bahwa semakin tinggi koalitas paket program aplikasi (software) akuntansi yang digunakan, akan meningkatkan kepuasan pemakai menurut mereka. H0: Kualitas sistem informasi tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. H2: Kualitas sistem informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna. Pengguna sistem informasi tentunya berharap bahwa dengan menggunakan sistem tersebut mereka akan memperoleh informasi yang mereka butuhkan. Karakteristik informasi yang dihasilkan suatu sistem informasi tertentu, dapat saja berbeda dengan informasi dari sistem informasi yang lain. Sistem informasi yang mampu menghasilkan informasi yang tepat waktu, akurat, sesuai kebutuhan, dan relevan serta memenuhi kreiteria dan ukuran lain tentang kualitas informasi, akan berpengaruh terhadap kepuasan pemakainya. Semakin tinggi koalitas informasi yang dihasilkan statu sistem informasi, diprediksi akan berpengaruh terhadap semakin tingginya kepuasan pengguna akhir statu sistem informasi. H0: Kualitas informasi tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. H3: Kualitas informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna. 33

Penelitian ini akan difokuskan untuk melihat sejauh mana dampak dari kepuasan pengguna sistem informasi terhadap kinerja mereka. Jika seseorang merasa puas terhadap sistem informasi yang digunakan, maka mereka akan cenderung untuk merasa nyaman dan aman selama bekerja dengan menggunkan sistem tersebut sehingga mereka akan merasa terbantu dalam menyelesaikan pekerjaan. Diprediksi bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan pengguna akan suatu sistem informasi, maka akan semakin tinggi juga kinerja mereka. H0: Kepuasan pengguna tidak berpengaruh terhadap kinerja individu. H4: Kepuasan pengguna berpengaruh positif terhadap kinerja individu. Ringkasan keempat hipotesis penelitian dan prediksi tanda yang diajukan, dapat dilihat dalam gambar 3.4. Gambar 3.4 Hubungan Antar Variabel dan Hipotesa Penelitian Kualitas Layanan H1(+) Kualitas Sistem Informasi H2(+) H3(+) Kepuasan Pengguna Akhir H4(+) Kinerja Individu Kualitas Informasi 34

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Laten Variabel laten merupakan variabel kunci yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini. Variabel ini merupakan konsep abstrak yang hanya dapat diamati secara tidak langsung dan tidak sempurna melalui efeknya pada variabel teramati (Wijanto, 2007). Terdapat dua jenis variabel laten yaitu variabel laten endogen dan variabel eksogen. Variabel laten endogen merupakan variabel terikat pada paling sedikit satu persamaan dalam model meskipun dalam semua persamaan sisanya, variabel ini merupakan variabel bebas. Variabel laten eksogen merupakan variabel bebas dalam semua persamaan dalam Structural Equation Mode (SEM) (Wijanto, 2007). Variabel laten dalam penelitian ini ada 5 yang terdiri dari kualitas layanan, kualitas sistem informasi, kualitas informasi, kepuasan pengguna, dan kinerja individu. a. Kualitas Layanan. Kualitas layanan merupakan merupakan penilaian atau persepsi seeorang atau pengguna atas kualitas layanan yang diberikan unit sistem informasi. Dalam penelitian ini kualitas layanan yang dimaksudkan adalah sejauh mana persepsi pengguna paket program aplikasi akuntansi atas kualitas layanan yang diberikan oleh vendor atau penyedia paket program tersebut. Kuesioner untuk mengukur kualitas layanan dalam penelitian ini diambil dari kuesioner yang ada dalam penelitian Jiang et al. (2000). Terdapat lima komponen yang secara keseluruhan terdiri dari 22 indikator untuk mengukur 35

variabel ini. Kelima komponen tersebut adalah tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Dalam penelitian ini kualitas layanan diberikan notasi SERQUA dalam path diagram. Variabel ini diukur dengan 22 pertanyaan dengan 7 skala Likert dari sangat tidak setuju sekali sampai sangat setuju sekali. Semakin tinggi skor variabel ini, berarti kualitas layanan dari penyedia paket program sistem informasi akuntansi semakin tinggi menurut persepsi pemakai. Semakin rendah skor variabel ini, menunjukkan bahwa kualitas layanan dari penyedia paket program aplikasi sistem informasi akuntansi semakin rendah menurut persepsi pemakai. Kuesioner lengkap dapat dilihat di lampiran 1. b. Kualitas sistem informasi Kualitas sistem informasi merupakan karakteristik dari informasi yang melekat mengenai sistem itu sendiri (DeLone dan McLean (1992). Terdapat beberapa indikator yang diberikan DeLone dan McLean dalam Weber (1999) untuk mengukur kualitas sistem iformasi tersebut antara lain: respon time, turnaround time, reliability (stability) of the system, ease of use interaction with the system, usefulness of the functionality provided by system, ease of learning, quality of documentation and help facilities, extent of integration with other system, flexibility dan accesability. Kualitas sistem informasi juga didefinisikan Davis et.al (1989) dan Chin dan Todd (1995) sebagai perceived ease of use yang merupakan seberapa besar teknologi komputer dirasakan relatif mudah untuk dipahami 36

dan digunakan. System quality yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kualitas software akuntansi. Item-item untuk mengukur variabel ini diadopsi dari kuesioner yang digunakan oleh McGill, Hobbs dan Klobas (2003) merupakan adaptasi dari kuesioner yang dibangun Davis et al (1988). Kualitas sitem informasi dalam path diagram penelitian disingkat SYSQUA. Variabel ini diukur dengan 10 pertanyaan dengan 7 skala Likert dari sangat tidak setuju sekali sampai sangat setuju sekali. Semakin tinggi skor variabel ini, berarti kualitas paket program sistem informasi akuntansi semakin tinggi menurut persepsi pemakai. Semakin rendah skor variabel ini, menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi akuntansi semakin rendah menurut persepsi pemakai. Kuesioner lengkap dapat dilihat di lampiran 1. c. Kualitas informasi Kualitas informasi merupakan kualitas keluaran (output) yang berupa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan (DeLone dan McLean 1992). Beberapa karakteistik yang dapat digunakan untuk menilai mengenai kualitas informasi ini antara lain adalah accuracy,, timeliness, relevance, informativeness, dan Competitiveness (Weber, 1999). Kuesioner yang digunakan untuk mengukur kualitas informasi ini di adopsi dari kuesioner yang digunakan dalam penelitian McGill et al., (2003). Dalam Path diagram penelitian ini, variabel kualitas informasi ini disingkat INQUA. Variabel ini diukur dengan 7 pertanyaan skala Likert dari sangat tidak setuju sekali sampai sangat setuju sekali.. Semakin tinggi skor 37

variabel ini, berarti kualitas informasi yang dihasilkan paket program sistem informasi akuntansi semakin tinggi menurut persepsi pemakai. Semakin rendah skor variabel ini, menunjukkan bahwa kualitas informasi yang dihasilkan software akuntansi semakin rendah menurut persepsi pemakai. Kuesioner lengkap dapat dilihat di lampiran 1. d. Kepuasan pengguna Kepuasan pengguna sistem informasi ini digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pemakai sistem informasi terhadap sistem dan output yang dihasilkan (Rai et.al., 2002) Doll dan Torkzadeh (1988), dan Weber (1999) menyatakan bahwa terdapat empat karakteristik untuk menilai kepuasan pemakai yaitu content, accuracy, format, easy of use, dan timeliness. Kuesioner untuk mengukur kepuasan pengguna dalam penelitian ini diadopsi dari kuesioner yang disusun oleh Doll dan Torkzadeh (1988). Somers, Nelson, dan Karimi (2005) telah menguji reliabilitas dan validitas instrumen dari end-user computing satisfaction (EUCS) yang dibuat Doll dan Torkzadeh (1988) ini. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa instrumen-instrumen ini memiliki stabilitas psikomotorik ketika diaplikasikan pada pengguna software aplikasi ERP. Instrumen ini juga telah digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem informasi dalam penelitian yang dilakukan oleh Kim dan McHaney (2000). Path Diagram untuk variabel kepuasan pengguna dalam penelitian disingkat USAT. Indikator untuk variabel kepuasan pengguna ini terdiri dari 38

12 item pertanyaan dengan tujuh skala Likert dari sangat tidak setuju sekali sampai dengan sangat setuju sekali. Semakin tinggi skor variabel ini, berarti kepuasan pemakai atas software akuntansi semakin tinggi menurut persepsi pemakai. Semakin rendah skor variabel ini, menunjukkan bahwa kepuasan pemakai atas software akuntansi semakin rendah menurut persepsi pemakai. Kuesioner lengkap dapat dilihat pada lampiran 1. e. Kinerja individu Kinerja individu dalam penelitian Davis (1989) dan Seddon (1997) didefinisikan sebagai pendapat pengguna atas sistem aplikasi khusus yang digunakan dalam meningkatkan kinerja mereka di dalam organisasi. Weber (1999) menggunakan task accomplishment dan quality of working life untuk mengukur dampak dari penggunaan system informasi ini. Dalam penelitian ini, variabel ini mengukur sejauh mana dampak penggunaan paket program aplikasi akuntansi dalam meningkatkan kinerja pemakai. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja individu ini diambil dari penelitian Davis et al., (1988), dengan modifikasi yang sesuai agar relevan terhadap penelitian ini yaitu penggunaan paket program aplikasi (software) akuntansi. Dalam path diagram penelitian ini, variabel kinerja indivisu ini disingkat KIN. Variabel ini diukur dengan 6 pertanyaan dalam 7 skala Likert dari sangat tidak setuju sekali sampai dengan sangat setuju sekali. Semakin tinggi skor variabel ini, berarti dampak penggunaan paket program aplikasi akuntansi dalam meningkatkan kinerja pemakai semakin tinggi menurut 39

persepsi pemakai. Semakin rendah skor variabel ini, menunjukkan bahwa dampak penggunaan paket program aplikasi akuntansi dalam meningkatkan kinerja semakin rendah menurut persepsi pemakai. Kuesioner lengkap dapat dilihat di lampiran 1. 2. Variabel Teramati Variable teramati juga disebut sebagai variabel manifest atau observed variable (Ghazali, 2005). Variabel teramati merupakan variabel yang dapat diamati atau dapat diukur secara empiris yang juga sering disebut sebagai indikator (Wijanto, 2006). Variabel teramati ini merupakan efek atau ukuran dari variabel laten. Dalam penelitian dengan metode survei dengan menggunakan kuisioner, setiap pertanyaan yang ada dalam kuisioner biasanya mewakili sebuah variabel teramati (Wijanto, 2006). Variabel teramati yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri dari 56 variabel awal yang merupakan keseluruhan item pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Variabel kualitas layanan terdiri dari 22 variabel teramati yang dalam path diagram diberi simbol SERQUA1 sampai dengan SERQUA22. Untuk variabel laten kualitas sistem dalam penelitian ini, terdiri dari sepuluh variabel teramati. Dalam path diagram variabel teramati ini disingkat SYSQUA dari SYSQUA1 sampai dengan SYSQUA10. Variabel laten kualitas informasi dalam penelitian ini memiliki 6 variabel teramati. Keenam variabel teramati tersebut dalam path diagram ditulis sebagai INQUA1 sampai dengan INQUA6. Variabel kepuasan pengguna dalam penelitian ini memiliki 12 variabel teramati dari 40

USAT1 sampai USAT12. Variabel kinerja individu dalam penelitian ini memiliki 6 variabel teramati. Keenam variabel teramati tersebut dalam path diagram ditulis sebagai KIN1 sampai dengan KIN6. Khusus untuk variabel laten kualitas layanan dan kepuasan pengguna yang merupakan second order, masing-masing terdiri dari lima komponen. Variabel kualitas layanan terdiri dari komponen tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Masing-masing komponen ini dalam model awal merupakan variabel laten. Tangibles diukur dengan 4 variabel teramati dari SERQUA1 sampai SERQUA4. Reliablity memiliki 4 variabel teramati dari SERQUA5 sampai SERQUA9, Responsiveness memiliki 4 variabel teramati dari SERQUA10 sampai SERQUA13. Assurance memiliki 4 variabel teramatai dari SERQUA14 sampai SERQUA17. Emphaty memiliki 5 variabel teramati dari SERQUA18 sampai SERQUA22. Variabel kepuasan pengguna terdiri dari komponen content, accuracy, format, ease of use dan timeliness. Variabel Content dalam penelitian ini memiliki 4 variabel teramati, dalam path diagram ditulis sebagai USAT1 sampai USAT4. Variabel Accuracy memiliki 2 variabel teramati yaitu USAT5 sampai USAT6. Variabel Format memiliki 2 variabel teramati, dalam path diagram ditulis sebagai USAT7 dan USAT8. Variabel Ease memiliki 2 variabel teramati, dalam path diagram ditulis sebagai USAT9 sampai USAT10. Variabel Time dalam penelitian ini memiliki 2 variabel teramati, dalam path diagram ditulis sebagai USAT1 sampai USAT12. Setelah dilakukan penyederhanaan model dengan menghitung skor untuk semua komponen dari variabel kualitas layanan dan kepuasan 41

pengguna, maka semua komponen yang awalnya merupakan variabel laten tersebut menjadi variabel teramati. Rincian masing-masing variabel teramati untuk masing-masing variabel laten dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 3.1. Tabel 3.1 Ringkasan Variabel Penelitian No. Variabel Laten Variabel Teramati Tangibles Reliability 1 Kualitas Layanan Responsiveness (SERQUA) Assurance 2 3 4 5 Kualitas Sistem (SYSQUA) Kualitas Informasi (INQUA) Kepuasan Pengguna (USAT) Kinerja Individu (KIN) Emphaty Kuesioner (Path Diagram) SERQUA1 SERQUA4 SERQUA5 - SERQUA9 SERQUA10 - SERQUA13 SERQUA14 SERQUA17 SERQUA18 SERQUA22 SYSQUA1 SYSQUA5 Usefulness Ease of use SYSQUA 6 Ease of learning SYSQUA 7 Help facility SYSQUA 8 Reliability SYSQUA 9 Flexibility SYSQUA 10 INQUA1, INQUA2 Accuracy Timeliness INQUA 3 Relevance INQUA 4 Informativeness INQUA 5 Competitiveness INQUA 6 Content Accuracy Format Ease of use Timeliness Accomplish task more quickly Improve job performance Increase productivity Increase effectiveness on job Easier undertake task Useful in job USAT1 USAT4 USAT5 USAT6 USAT7, USAT8 USAT9, USAT10 USAT11, USAT12 KIN1 KIN2 KIN3 KIN4 KIN5 KIN6 42

E. Metode Pengumpulan Data Data penelitian ini diperoleh melalui metode survey. Survey ini dilakukan melalui kuesioner yang ditujukan kepada para pengguna paket program aplikasi sistem informasi akuntansi yang bekerja pada berbagai jenis perusahaan di Indonesia. Sebelum disebarkan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan (pretest) atas item yang ada dalam kuesioner. Pretest ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah kalimat yang terdapat dalam kuesioner dapat dipahami oleh responden sehingga dapat mengurangi bias respon. Uji pendahuluan ini dilakukan terhadap 30 responden pengguna software akuntansi. Data ini kemudian diperbanyak dengan metode bootstrapping agar dapat dioleh dan diuji untuk melihat kriteria validitasnya. Kriteria validitas untuk menilai hasil uji pendahuluan ini dilihat dari nilai loading factor. Jika nilai loading factor di atas 0.5, hal ini berarti bahwa pertanyaan dalam kuesioner dapat dipahami responden sehingga tidak perlu dilakukan revisi. Sementara untuk hasil pretest terhadap item kuesioner dengan nilai loading factor di bawah 0,5 perlu dilakukan perbaikan atas kalimat kuesioner terlebih dahulu seblum disebarkan kepada responden penelitian. Dalam menyebarkan kuesioner ini, peneliti dibantu beberapa contact person yang ada pada setiap perusahaan dan juga dilakukan dengan mendatangi langsung perusahaan tempat responden bekerja. Selain itu, peneliti juga menyampaikan kuesioner melalui surat elektronik (e-mail) kepada beberapa responden. Kuesioner yang dikirimkan, disertai dengan surat pengantar yang berisi petunjuk pengisian dan penjelasan tujuan penelitian. Untuk mempertinggi 43

response rate, di dalam kuesioner disertakan souvenir untuk setiap responden kecuali responden yang mengisi data melalui e-mail. F. Jenis Data Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber aslinya (Sekaran, 2003). Sumber asli dari data penelitian ini adalah responden yang mengisi kuesioner penelitian ini. Data yang berasal dari kuesioner ini kemudian diolah dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM). Penggunaan SEM ini dipilih karena merupakan metode yang lebih sesuai untuk menguji validitas data yang berasal dari kuesioner (Wijanto, 2007). G. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah semua individu yang menggunakan paket program aplikasi (software) akuntansi pada perusahaan di mana responden bekerja di seluruh Indonesia. Metode pemilihan sampel adalah dengan metode purposive sampling, yang merupakan metode pengambilan sampel dengan didasarkan pada kriteria tertentu (Sekaran, 2003). Kriteria pemilihan sampel responden adalah mereka yang berpendidikan minimal D3 jurusan akuntansi dan telah bekerja menggunakan software akuntansi minimal satu jenis software selama paling tidak satu tahun. Besarnya sampel ditentukan berdasarkan jumlah responden yang mengembalikan kuesioner. 44

H. Metode Analisa Data Data yang berasal dari kuesioner yang telah diisi dan dikembalikan oleh responden, akan diolah dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM). SEM adalah generasi kedua teknik analisis multivariate ( Bagozzi dan Fornell 1982, dalam Ghazali 2005) yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks baik recursive maupun non-recursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model. Pemilihan metode SEM juga didasarkan pada pemikiran akan pentingnya menggunakan metode yang sesuai dalam menganalisis data yang berasal dari kuesioner. Hasil kesimpulan tidak akan sesuai jika kriteria statistik yang kurang tepat dipakai untuk menyimpulkan pemahaman masalah yang mendasar (Chin dan Todd, 1995). Chin & Todd (1995) juga menyatakan bahwa penggunaan Structural Equation Modeling (SEM) dengan programnya (LISREL, EQS, PLS), dapat meningkatkan teknik analisis dalam riset sistem informasi. Teknik analisis ini penting untuk memahami masalah yang terjadi dalam riset sistem informasi. Pengujian kecocokan antara data dan model dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software Linear Structural RELationship (LISREL) 8.72 full version. LISREL merupakan program SEM yang paling banyak digunakan dan dipublikasikan pada berbagai jurnal ilmiah pada berbagai disiplin ilmu (Austin dan Calderon, 1996; Byrne, 1998 dalam Gazhali 2005). Pengujian dilakukan dengan mengikuti tahap-tahap yang harus diikuti dalam menerpakan SEM. Proses pemodelan dengan Struktural Equation Modeling mencakup beberapa langkah yang harus dilakukan. Secara umum terdapat lima tahap dalam 45

SEM (Bollen dan Long, 1982 dalam Wijanto 2007) yaitu: Spesifikasi Model, Identifikasi, Estimasi, Uji kecocokan, dan Respesifikasi. Masing-masing tahap dijelaskan sebagai berikut: 1. Spesifikasi Model Ghazali, 2005 menyebut tahap ini sebagai konseptualisasi model. Hal ini berhubungan dengan pengembangan hipotesa berdasarkan teori sebagai dasar dalam menghubungkan variabel laten dengan variable laten lainnya, dan juga dengan indikator-indikatornya (Ghazali, 2005). Langkah pertama ini berkaitan dengan pembuatan spesifikasi model sesuai dengan permasalahan yang diteliti. (Wijanto, 2006) Spesifikasi model ini secara garis besar terdiri dari spesifikasi model pengukuran dan spesifikasi model structural. Spesifikasi model pengukuran terdiri dari pendefinisian variable laten, variable teramati dan juga hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati. Spesifikasi model struktural dilakukan dengan mendefinisikan hubungan kausal di antara variabel-variabel laten (Wijanto, 2006). Dengan kata lain, spesifikasi model ini juga harus merefleksikan pengukuran variabel laten melalui berbagai indikator yang dapat diukur. Selanjutnya dalam tahap ini kita dapat menyusun diagram alur ( path diagram construction ), untuk memudahkan kita dalam memvisualisasikan hipotesis yang telah kita ajukan. Visualisasi model akan mengurangi tingkat kesalahan kita dalam pembangunan suatu model dalam LISREL (Ghazali, 2005). 46

2. Identifikasi model. Informasi yang diperoleh dari data diuji untuk menentukan apakah cukup untuk mengestimasi parameter dalam model (Ghazali, 2005). Langkah ini ditujukan agar model yang dispesifikasikan bukan model yang under identified atau unidentified (Wijanto, 2006). Dalam tahap ini kita harus dapat memperoleh nilai yang unik untuk seluruh parameter dari data yang telah kita peroleh. Jika hal ini tidak dapat dilakukan, maka modifikasi model mungkin harus dilakukan untuk dapat diidentifikasi sebelum melakukan estimasi parameter (Ghazali, 2005). 3. Estimasi. Setelah model structural dapat diidentifikasi, maka estimasi parameter dapat diketahui. Estimasi parameter untuk suatu model diperoleh dari data karena program LISREL berusaha untuk menghasilkan matriks kovarians berdasarkan model (model- based covariance matrix) yang sesuai dengan kovarians matriks sesungguhnya (observed covariance matrix). Uji signifikansi dilakukan dengan menentukan apakah parameter yang dihasilkan secara signifikan berbeda dari nol (Ghazali, 2005). Metode estimasi yang paling banyak digunakan adalah maximum likelihood (ML) dan generally weighted least square (WLS) (Wijanto, 2006). 4. Uji kecocokan Langkah ini ditujukan untuk mengevaluasi derajat kecocokan atau goodness of fit (GOF) antara data dan model (Wijanto, 2006). Sesuai dengan aturan SEM, dengan metode maximum likelihood terdapat dua langkah pengujian 47

yang harus dilakukan (Hair et al., 1995). Kedua langkah tersebut adalah pengujian kecocokan model pengukuran dan pengujian kecocokan model struktural Masing-masing tahapan pengujian dengan model SEM dalam penelitian ini, dijelaskan berikut ini. a. Kecocokan Model Pengukuran Untuk uji kecocokan model pengukuran dilakukan terhadap setiap konstruk secara terpisah melalui evaluasi terhadap validitas konstruk dan evaluasi terhadap reliabilitas konstruk (Wijanto, 2006). Tahap pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa konstruk yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi kriteria valid dan reliabel. 1) Uji Validitas Pengujian validitas adalah pengujian untuk mengetahui kemampuan indikator-indikator suatu konstruk untuk mengukur konstruk tersebut (variabel laten) secara akurat (Hair et al., 1998). Pengujian terhadap validitas untuk butir-butir pertanyaan ditunjukkan oleh nilai t dan standardized loading factor. Untuk nilai t harus berada di atas nilai kritis yaitu 1,96 dan standardized loading factor lebih besar dari 0,5 (Iqbaria et al., 1997). Butir-butir pertanyaan yang tidak memenuhi kriteria valid tersebut tidak dapat diikutkan dalam pengujian selanjutnya. Pengujian validitas dan reliabilitas untuk konstruk dilakukan untuk mengetahui apakah variabel yang digunakan sebagai indikator konstruk merupakan 48

representasi yang sesuai dari konstruk yang ingin diukur. Muatan faktor untuk masing-masing indikator terhadap variabel laten-nya disajikan dalam bentuk hubungan-hubungan yang digambarkan dalam diagram path yang diperoleh dengan menjalankan program LISREL 8.72. Penelitian ini juga menguji dimensionalitas dari variabel kualitas layanan sebagai second order- confirmatory factor analysis (CFA) yang artinya variabel ini diukur melalui dua tahap. Pertama, variabel laten ini diukur dengan menggunakan variabel teramati yang menjadi second order dari lima dimensi yang menjadi indikatornya. Dalam tahap ini kelima dimensi yang disebutkan merupakan variable laten. Langkah kedua adalah menghitung Latent Variabel Score (LVS) untuk kelima variabel laten yang menjadi dimensi dari variabel Kualitas Layanan dan Kepuasan pengguna. Setelah didapatkan skor variabel laten, maka skor ini digunakan sebagai indikator dari Kualitas Layanan dan Kepuasan Pengguna dan kelima dimensi masing-masing menjadi variabel teramati. 2) Uji Reliabilitas Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji konsistensi di antara butirbutir pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner. Untuk menguji reliabilitas ini, akan dihitung construct reliability dan variance extracted Hair et.al (1995). Untuk menghitung construct reliability digunakan rumus sebagai berikut : 49

Construct Re liability 2 ( std. loading) ( std. loading) + = 2 e j Untuk menghitung variance extracted digunakan rumus sebagai berikut : VarinaceExtracted 2 std. loading std. loading + = 2 e j dimana : std.loading ej : standardized loading : measurement error Jika hasil perhitungan construct reliability lebih besar dari 0,70, dan variance extracted lebih besar dari 0,50 maka dapat dikatakan bahwa reliabilitas construct sudah baik (Wijanto, 2007). b. Kecocokan Model Struktural 1) Analisis Model Keseluruhan Pengujian terhadap model struktural didahului dengan menganalisis kecocokan model secara keseluruhan. Uji kecocokan keseluruhan model diukur dengan ukuran GOF yang dalam penelitian ini diambil dari daftar ukuran GOF yang dikompilasi dari penelitian Hair et.al (1995), Chin dan Todd (1995), Joreskog dan Sorbom (1998) dan Byrne (1998) dalam Wijanto (2007). Tabel 3.2 berikut menunjukkan rangkuman ukuran GOF yang digunakan penelitian ini. 50

Tabel 3.2 Rangkuman nilai GOF Kriteria Kecocokan Model (GOF) Indikator Tingkat Kecocokan Chi-Square Semakin kecil semakin baik. Non-Centrality Parameter Penilaian didasarkan atas perbandingan dengan (NCP) model lain. Semakin kecil semakin baik. Scaled NCP Semakin kecil semakin baik. Nilai berkisar antara 0 1 dengan nilai yang lebih Goodness-of-Fit Index (GFI) tinggi lebih baik. Nilai lebih besar sama dengan 0.90 good fit, antara 0.80 dan 0.90 marginal fit. RMSEA RMSEA < 0,08 good fit, di bawah 0.05 close fit. ECVI Nilai yang lebih kecil dari Independence dan lebih dekat ke Saturated Model AIC Nilai yang lebih kecil dari Independence dan lebih dekat ke Saturated Model CAIC Nilai yang lebih kecil dari Independence dan lebih dekat ke Saturated Model NFI Nilai lebih besar sama dengan 0.90 good fit, antara 0.80 dan 0.90 marginal fit. NNFI Nilai lebih besar sama dengan 0.90 good fit, antara 0.80 dan 0.90 marginal fit. CFI Nilai lebih besar sama dengan 0.90 good fit, antara 0.80 dan 0.90 marginal fit. IFI Nilai lebih besar sama dengan 0.90 good fit, antara 0.80 dan 0.90 marginal fit. RFI Nilai lebih besar sama dengan 0.90 good fit, antara 0.80 dan 0.90 marginal fit. CN CN > 200, berarti model cukup mewakili data RMR Standardized RMR < 0.05 AGFI Nilai lebih besar sama dengan 0.90 good fit, antara 0.80 dan 0.90 marginal fit. Sumber: Wijanto, 2007 2) Analisis Persamaan Struktural Uji ini dilakukan terhadap koefisien-koefisien persamaan struktural dengan menspesifikasikan tingkat signifikansi tertentu. Pengujian model 51

struktural ini untuk menguji hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini. Untuk tingkat signifikansi sebesar 0.05, maka nilai t-value dari persamaan structural harus lebih besar sama dengan 0.96 atau untuk praktisnya lebih besar sama dengan 2 (Wijanto, 2006). Sebagai ukuran menyeluruh terhadap persamaan struktural, akan di lihat besaran dari R2 untuk menilai seberapa baik coefficient determination dari persamaan struktural tersebut (Wijanto, 2006). 5. Respesifikasi Langkah ini digunakan untuk melakukan spesifikasi ulang terhadap model untuk memperoleh GOF yang lebih baik (Wijanto, 2006). Langkah respesifikasi ini sangat bergantung pada strategi pemodelan yang dipilih. Strategi yang dipilih dalam penelitian ini adalah model generating (GM) dimana proses respesifikasi dapat dilakukan berulang sampai diperoleh tingkat kecocokan terbaik (Wijanto, 2007). Ringkasan keseluruhan tahapan SEM disajikan dalam gambar 3.5. berikut. 52

Gambar 3. 5. 53

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Dari 400 kuesioner yang dikirimkan kepada responden, jumlah yang kembali adalah sebanyak 251 kuesioner. Jadi response rate dari penyebaran kuesioner ini adalah 65% dari total kuesioner yang dikirim. Dari jumlah kuesioner yang kembali tersebut, terdapat 47 kuesioner yang tidak dapat dimasukkan sebagai sampel karena tidak memenuhi kriteria pemilihan sampel atau tidak lengkap pengisiannya. Jumlah sampel akhir yang didapat yang dapat dikutkan dalam pengujian adalah sebanyak 204 responden atau 51% dari total responden yang dituju. Rata-rata responden yang dituju telah bekerja selama lebih dari 3 tahun dan telah menggunakan software akuntansi rata-rata antara 2-5 tahun. Jumlah responden yang didapatkan ini merupakan jumlah kuesioner yang terkumpul selama periode pengumpulan data, yaitu selama sekitar dua bulan dari tanggal 3 November 2008 sampai 10 Januari 2009. Dalam menyebarkan kuesioner ini, peneliti menggunakan beberapa cara yaitu mendatangi langsung perusahaan tempat responden bekerja, melalui beberapa contact person yang ada di perusahaan, dan juga melalui electronic mail. Gambaran lengkap profil responden dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: 54

Tabel 4.1 Deskripsi Profil Responden No. Deskripsi 1 Jenis kelamin : - laki-laki - perempuan Jumlah 2 Umur: - 20 25 tahun - 26 30 tahun - 30 tahun ke atas Jumlah 3 Pendidikan : - D3 Akuntansi - S1 Akuntansi - S2 Akuntansi Jumlah 4 Jabatan : - Staff - Supervisor - Manajer Jumlah 5 Masa kerja : - 1 4 tahun - 5 10 tahun - di atas 10 tahun Jumlah 6 Software akuntansi yang digunakan : - SAP - Software Buatan Sendiri - Oracle - GL - Myob Accounting - Accurate - DEA Jumlah Jumlah Responden 92 orang 112 orang 204 orang 41 orang 59 orang 104 orang 204 orang 40 orang 154 orang 10 orang 204 orang 129 orang 47 orang 28 orang 204 orang 91 orang 74 orang 39 orang 204 orang 65 orang 56 orang 46 orang 20 orang 9 orang 5 orang 3 orang 204 orang Presentase 45 % 55 % 100% 20 % 29 % 51 % 100 % 20 % 75 % 5 % 100 % 63 % 23 % 14 % 100% 45 % 36 % 19 % 100% 32 % 27 % 23 % 10 % 4 % 2.5 % 1.5 % 100 % 55

Dari tabel 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa jumlah responden perempuan ternyata seimbang dengan jumlah responden laki-laki yaitu sebanyak 112 orang (55%) sementara responden laki-laki adalah sebanyak 92 orang (45%). Penelitian ini tidak dapat membuat uji beda antara persepsi responden berdasarkan jenis kelamin karena jumlah responden tidak memenuhi rule of thumb Lisrel. Usia responden sebagian besar adalah di atas 30 tahun (51%). Tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah S1 sebanyak 154 orang (75%) D3 sebanyak 40 orang (20%) dan yang paling sedikit adalah S2 sebanyak 10 orang (5%). Dari sisi jabatan responden, yang terbanyak berposisi sebagai staf sebanyak 129 orang (63%), supervisor sebanyak 47 orang (23%) dan manajer sebanyak 28 orang (14%). Masa kerja responden yang terbanyak adalah antara 1 sampai 4 tahun sebanyak 91 orang (45%), antara 5 sampai 10 tahun ada 74 orang (36%) dan yang telah bekerja selama lebih dari sepuluh tahun ada 39 orang (19%). Responden dalam penelitian ini, sebagian besar menggunakan software akuntansi SAP sebanyak 65 responden (32%), kemudian terbanyak kedua adalah pemakai software yang dibuat khusus yaitu sebanyak 56 responden (27%) dan diikuti pemakai software oracle sebanyak 46 responden (23%). Selebihnya adalah responden pengguna software lain seperti GL, MYOB, Accurate dan DacEasy Accounting. Dari uraian mengenai profil responden ini sebenarnya apabila jumlah sampel memenuhi syarat Lisrel, dapat dilakukan tambahan pengujian untuk masing-masing kelompok karakteristik responden dan paket software yang digunakan. Namun karena data yang diperoleh tidak memenuhi rule of thumb 56

Lisrel, maka uji ini tidak dapat dilakukan. Rule of thumb untuk perbandingan jumlah sampel terhadap jumlah indikator adalah 5 jika menggunakan Maximum Likelyhood Estimate atau 10 dengan Weighted Least Square Method (Hair et al., 1995). Karena indikator awal dalam penelitian ini sebanyak 56, dan setelah dijadikan first order CFA menjadi 32, maka minimal sampel yang dibutuhkan adalah 160 jika menggunkan metode Maximum Likelyhood Estimates (MLE) dan 320 dengan metode Weighted Least Square Method (WLS). Pengujian dengan metode WLS hanya perlu satu langkah, sedangkan metode MLE memerlukan dua langkah pengujian atau two step.karena jumlah responden yang tersedia dalam penelitian ini tidak memadai untuk dilakukannya pengolahan dengan metode WLS, maka digunakan langkah pengujian two step dengan metode MLE. B. Analisis Kecocokan Model Pengukuran Dalam penelitian ini, jumlah responden yang memenuhi syarat untuk dianalisis adalah sebanyak 204 orang. Jumlah seluruh variabel manifes (indikator) hádala sebanyak 56 pertanyaan yang merepresentasikan lima konstruk atau 5 valiabel laten yang diukur. Relima variable laten tersebut adalah kualitas layanan, kualitas sistem informasi, kualitas informasi, kepuasan pengguna, dan kinerja individu. Hasil Pengujian terhadap 204 data tersebut dilakukan dengan mengikuti tahapan yang berlaku dalam SEM disajikan sebagai berikut: 57

1. Uji Validitas a. Validitas Indikator Kualitas Layanan Variabel kualitas layanan dalam peneltiian ini diukur dengan 22 buah variabel indikator yang merupakan jumlah pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner penelitian. Dalam path diagram 22 buah indikator ini disingkat SERQUA dari SERQUA1 sampai SERQUA22. Keseluruhan indikator ini merupakan ukuran dari 5 dimensi dari kualitas layanan yaitu tangible, reliability, response, Assurance, dan Emphaty. Dari 22 indikator tersebut ternyata terdapat 3 indikator yang memiliki standardized loading factor di bawah standar 0.5, sehingga indikator-indikator tersebut tidak dapat diikut sertakan dalam pengujian selanjutnya. Ketiga indikator tersebut adalah SERQUA9, SERQUA14, dan SERQUA18. Sementara untuk indikator lainnya sudah memenuhi standar minimal, sehingga sebanyak 19 variabel indikator dari variabel kualitas layanan ini dapat diikutkan dalam pengujian berikutnya. Gambar 4.1 menunjukkan hasil pengolahan data untuk menilai validitas nilai standardized loading factor dari indikator variabel kualitas layanan. Sementara Tabel 4.2. menyajikan ringkasan nilai t dan standardized loading factor masing-masing indikator dari kualitas layanan. Pengujian selanjutnya adalah untuk menguji validitas dari 5 dimensi yang merupakan first order CFA dari indikator kualitas layanan yaitu tangible, reliability, response, assurance dan emphaty. Setelah dihitung latent variable score (LVS) untuk kelima dimensi ini, terlihat bahwa dari 5 dimensi ternyata 2 58

di antaranya tidak valid yaitu tangible dan assurance. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kedua dimensi ini tidak secara signifikan merepresentasikan indikator kualitas layanan yang diinginkan pengguna paket program akuntansi. Gambar 4.1 Path Diagram Second Order CFA Indikator Kualitas Layanan 59

Tabel 4.2 Standardized Loading Factor dan Nilai t indikator Kualitas Layanan Variabel Indikator Standardized Kesimpulan Nilai t Loading Factor Validitas SERQUA1 0.65 10.38 Baik SERQUA2 1.00 20.12 Baik SERQUA3 0.69 11.23 Baik SERQUA4 0.54 8.24 Baik SERQUA5 0.58 9.04 Baik SERQUA6 0.52 8.05 Baik SERQUA7 0.70 11.53 Baik SERQUA8 1.00 20.08 Baik SERQUA9 0.43 6.46 Tidak Baik SERQUA10 0.55 8.60 Baik SERQUA11 0.53 8.23 Baik SERQUA12 0.56 8.73 Baik SERQUA13 1.00 20.10 Baik SERQUA14 0.48 6.45 Tidak Baik SERQUA15 0.65 10.38 Baik SERQUA16 1.00 20.13 Baik SERQUA17 1.00 20.13 Baik SERQUA18 0.41 11.24 Tidak Baik SERQUA19 0.62 9.83 Baik SERQUA20 0.52 8.06 Baik SERQUA21 0.70 11.53 Baik SERQUA22 1.00 20.08 Baik Untuk 3 dimensi lain yaitu reliability, responsiveness, dan emphaty secara keseluruhan memiliki nilai t dan standardized loading factor di atas standar. Ketiga dimensi in yang selanjutnya digunakan sebagai variabel indikator dari kualitas layanan. Gambar 4.2 menunjukkan validitas dari kelima dimensi yang merupakan indicator variabel kualitas layanan. Sementara tabel 4.3 menyajikan ringkasan nilai t dan standardized loading factor untuk masing-masing dimensi yang kemudian menjadi indikator dari kualitas layanan. 60

Gambar 4.2. Validitas indikator kualitas layanan. Tabel 4.3 Standardized Loading Factor dan Nilai t first order Kualitas Layanan Variabel Indikator Standardized Kesimpulan Nilai t Loading Factor Validitas Tangible 0.41 6.17 Tidak Baik Reliability 1.00 20.12 Baik Responsiveness 1.00 20.12 Baik Assurance 0.41 6.15 Tidak Baik Emphaty 1.00 20.12 Baik b. Validitas Indikator Kepuasan Pengguna Variabel Kepuasan Pengguna juga merupakan second orderconfirmatory factor analysis (CFA) yang artinya variabel ini diukur melalui dua tahap. Pada pengujian tahap pertama, variabel laten ini diukur dengan menggunakan variabel teramati yang menjadi second order dari lima dimensi 61

yang menjadi indikatornya. Variabel ini memiliki 12 indikator yang secara keseluruhan memiliki nilai standardized loading factor dan nilai t di atas standar sehingga merupakan indikator yang valid bagi 5 dimensi kepuasan pengguna. Dari hasil menjalankan program Lisrel untuk dua belas variabel USAT, seperti terlihat dalam gambar 4.1, seluruh indikator dari USAT1 sampai USAT12 memiliki nilai t value di atas nilai kritis 1,96 dan nilai standardized loading factor di atas 0,5. Hal ini berarti bahwa seluruh indikator adalah valid sehingga seluruhnya dapat diikut sertakan dalam pengujian tahap berikutnya untuk menghitung latent variable score (LVS). Gambar 4.3 merupakan hasil pengujian validitas indikator variabel Kepuasan Pengguna. Gambar 4.3 Path diagram second order CFA indikator variabel Kepuasan Pengguna 62

Ringkasan masing-masing nilai t value dan nilai standardized loading factor untuk 12 indikator kepuasan pengguna disajikan dalam tabel 4.4.. Tabel 4.4 Standardized Loading Factor dan Nilai t Indikator Kepuasan Pengguna Variabel Indikator Standardized Kesimpulan Nilai t Loading Factor Validitas USAT1 0.68 12.96 Baik USAT2 0.65 13,63 Baik USAT3 0.79 14.47 Baik USAT4 0.61 11.00 Baik USAT5 0.71 12.69 Baik USAT6 0.79 14.42 Baik USAT7 0.68 10.36 Baik USAT8 0.79 13.75 Baik USAT9 0.91 13,38 Baik USAT10 0.82 11.80 Baik USAT11 0.74 13.42 Baik USAT12 0.73 12.00 Baik Hasil pengujian tahap pertama ini kemudian digunakan untuk menghitung skor variabel laten (LVS) dari variabel kepuasan pengguna. Variabel ini seperti dijelaskan di awal memiliki lima dimensi yaitu Content, Accuracy, Format, Ease of use dan timeliness. Nilai LVS yang dihasilkan kemudian dijadikan sebagai nilai untuk lima dimensi kepuasan pengguna. Selanjutnya, lima dimensi ini kemudian menjadi variabel teramati dari variabel laten Kepuasan Pengguna (Usat). Gambar 4.4 merupakan hasil pengolahan untuk lima dimensi dari Kepuasan Pengguna yang kemudian menjadi first order untuk variabel ini. 63

Gambar 4.4 Path Diagram First Order CFA Indikator Kepuasan Pengguna Dari path diagram terlihat bahwa seluruh indikator memiliki nilai standardized loading factor di atas 0,5. Hal ini menunjukkan keseluruhan variabel indikator yaitu content, accuracy, format, ease of use, dan timeliness memenuhi kriteria valid untuk merepresentasikan konstruk yang diukur yaitu Kepuasan Pengguna. Tabel 4.5 menyajikan ringkasan nilai t dan standardized loading factor masing-masing dimensi. Tabel 4.5 Standardized Loading Factor dan Nilai t first order Kepuasan Pengguna Variabel Indikator Standardized Kesimpulan Nilai t Loading Factor Validitas Content 0.91 16.61 Baik Format 0.90 16.36 Baik Accuracy 0.83 14.25 Baik Ease 0.73 11.87 Baik Time 0.92 17.14 Baik 64

c. Validitas Variabel Indikator Kualitas Sistem Pengolahan data selanjutnya adalah untuk melihat keseluruhan variabel teramati yang menjadi indikator dari variabel kualitas sistem informasi. Hasil pengolahan menunjukkan bahwa terdapat beberapa nilai standardized loading factor yang kurang dari 0.5. Variabel termati yang tidak signifikan dari variabel laten kualitas sistem yaitu SYSQUA1, SYSQUA2, SYSQUA3, SYSQUA4, dan SYSQUA10 seperti terlihat dalam gambar path diagram 4.5 Gambar 4.5 Path Diagram Idikator Kualitas Sistem Informasi Variabel-variabel yang tidak signifikan tersebut, tidak dapat digunakan dalam pengujian berikutnya. Dengan demikian, variabel teramati untuk variabel laten kualitas sistem ini tinggal lima (5) yaitu SYSQUA 5, SYSQUA6, SYSQUA7, SYSQUA8, dan SYSQUA9. 65

Ringkasan hasil pengujian atas validitas indikator kualitas sistem informasi, disajikan pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Standardized Loading Factor dan Nilai t Indikator Kualitas Sistem Variabel Indikator Standardized Kesimpulan Nilai t Loading Factor Validitas SYSQUA1 0.30 3.86 Kurang Baik SYSQUA2 0.33 4.32 Kurang Baik SYSQUA3 0.22 2.85 Kurang Baik SYSQUA4 0.33 4.33 Kurang Baik SYSQUA5 0.59 8.22 Baik SYSQUA6 0.77 11.46 Baik SYSQUA7 0.67 9.62 Baik SYSQUA8 0.60 8.46 Baik SYSQUA9 0.52 6.94 Baik SYSQUA10 0.31 4.02 Kurang Baik d. Validitas Variabel Indikator Kualitas Informasi Untuk variabel indikator dari variabel laten kualitas informasi, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai standardized loading factor di bawah 0.5. Hal ini berarti bahwa seluruh variabel teramati dari variabel kualitas informasi yang ditunjukkan oleh INQUA1 sampai dengan INQUA6 dapat digunakan dalam pengujian berikutnya. Hasil pengujian validitas indikator kualitas informasi disajikan dalam gambar path diagram 4.6. Pada tabel 4.7 menyajikan ringkasan hasil pengolahan data untuk melihat validitas dari variabel kualitas informasi ini. 66

Gambar 4.6 Path Diagram Indikator Kualitas Informasi Tabel 4.7 Standardized Loading Factor dan Nilai t Indikator Kualitas Informasi Variabel Indikator Standardized Kesimpulan Nilai t Loading Factor Validitas INQUA1 0.86 14.81 Baik INQUA2 0.88 15.50 Baik INQUA3 0.69 10.76 Baik INQUA4 0.74 11.98 Baik INQUA5 0.56 8.32 Baik INQUA6 0.78 12.90 Baik e. Validitas Variabel Indikator Kinerja Individu Untuk variabel laten Kinerja Individu, keseluruhan nilai standardized loading factor adalah signifikan, karena berada di atas 0,5. Sehingga dari keenam variabel teramati untuk variabel laten ini, dapat digunakan untuk 67

pengujian selanjutnya karena dianggap merepresentasikan konstruk yang diukur. Nilai-nilai standardized loading factor untuk keenam vaariabel teramati tersebut, yaitu dari KIN1 sampai KIN6 dapat dilihat dalam gambar path diagram 4.7. dan nilai t-value dalam tabel 4.8. Gambar 4.7 Path Diagram Idikator Kinerja Individu Tabel 4.8 Standardized Loading Factor dan Nilai t Variabel Kinerja Individu Variabel Indikator Standardized Kesimpulan Nilai t Loading Factor Validitas KIN1 0.72 11.61 Baik KIN2 0.83 14.39 Baik KIN3 0.84 14.47 Baik KIN4 0.91 16.47 Baik KIN5 0.81 13.65 Baik KIN6 0.81 13.69 Baik 68

Dari keseluruhan 56 instrumen pertanyaan dalam kuesioner yang merupakan pevariabel teramati yang menjadi indikator untuk masing-masing variabel laten dalam penelitian ini, terdapat akhhirnya hanya 48 variabel yang dapat dimasukkan dalam pengujian berikutnya. Dengan melihat hasil proses pengolahan untuk dimensionalitas dari first order confirmatory factor analysis maka variabel teramati dalam penelitian ini yang valid dan dapat diikutkan dalam proses selanjutnya ini adalah sebanyak 33 buah. Masing-masing merupakan representasi dari 5 variabel laten penelitian ini yaitu Kualitas Layanan terdiri dari 3 variabel teramati, Kualitas sistem 5 variabel teramati, kualitas informasi 6 variabel teramati, kepuasan pengguna 5 variabel ternamati, dan kinerja individu 6 variabel teramati. Output hasil pengolahan LISREL untuk tiap variabel laten secara lengkap dapat dilihat di LAMPIRAN 4. b. Uji Reliabilitas Dari hasil pengolahan terhadap data yang memenuhi syarat untuk diuji, dapat dilihat nilai standardized loading factor dan nilai error variance yang diambil dari diagram path dan output completely Standardized solution. Nilai ini digunkan untuk menghitung nilai standardized loading factor dan nilai error variance yang merupakan ukuran reliabilitas dari variabel pengukuran. Hasil perhitungan construct reliability menunjukkan angka lebih besar dari 0,70, dan variance extracted lebih besar dari 0,50. Dari hasil perhitungan ini, maka dapat dikatakan bahwa reliabilitas construct sudah baik. Ringkasan hasil perhitungan Reliabilty Construct dan Variance Extracted untuk masing-masing variabel laten, 69

disajikan dalam tabel 4.9. Perhitungan lengkap dari data yang ada di output untuk Construct Reliability dan Variance Extracted disajikan dalam table 4.10. Variabel Laten Tabel 4.9 Nilai Construct-Reliability dan Variance-Extracted Construct-Reliability Nilai >=0.70 Variance- Extracted Nilai >= 0.50 Kesimpulan Kualitas Layanan 1.00 1.00 Baik Kualitasn Sistem 0.83 0.50 Baik Kualitas Informasi 0.88 0.52 Baik Kepuasan Pengguna 0.93 0.72 Baik Kinerja Individu 0.92 0.66 Baik C. Analisis Kecocokan Model Struktural 1. Analisis Kecocokan Keseluruhan Model Analisis kecocokan model struktural dalam SEM diawali dengan pengujian kecocokan keseluruhan model. Dengan menjalankan program LISREL 8.72 dihasilkan bentuk akhir Path Diagram hubungan antar variabel laten secara keseluruhan, seperti pada Gambar 4.7. Pengujian untuk model struktural didahului dengan pengujian model keseluruhan yang dapat dilihat berdasarkan indikator Goodness-of-fit Index (GFI) statistik dari output LISREL (Hair et al.,1995). GFI dipilih karena merupakan parameter atau indikator yang umum digunakan dalam melakukan uji kesesuaian model keseluruhan. Selain itu sebagai pembanding juga digunakan Normed Fit Index (NFI) dan Comparative Fit Index (CFI) yang didapatkan langsung dari output LISREL. 70

Tabel 4.10 Perhitungan Construct Reliability dan Variance Extract Var Laten Kualitas Layanan (Serqua) System Quality (Sysqua) Information Quality (Inqua) Kinerja Individu (Perform) Kepuasan Pengguna (Usat) Var Teramati SLF Sq SLF t-val Error SLF Sq SLF t-val Error SLF Sq SLF t-val Error SLF Sq SLF t-val Error SLF Sq SLF t-val Error Reliabel 1.00 1.00 20.06 0 Respons 1.00 1.00 20.06 0 Emphaty 1.00 1.00 20.12 0 SYSQUA5 0.83 0.69 6.46 0.77 SYSQUA6 0.86 0.74 10.57 0.48 SYSQUA7 0.87 0.76 10.84 0.46 SYSQUA8 0.76 0.58 7.94 0.69 SYSQUA9 0.68 0.46 5.83 0.81 INQUA1 0.8 0.35 13.45 0.18 INQUA2 0.79 0.37 13.11 0.31 INQUA3 0.63 0.6 9.69 0.63 INQUA4 0.67 0.55 10.57 0.58 INQUA5 0.66 0.56 10.4 0.57 INQUA6 0.86 0.27 14.8 0.27 KIN1 0.78 0.6084 11.61 0.39 KIN2 0.84 0.7056 12.74 0.29 KIN3 0.76 0.5776 11.2 0.43 KIN4 0.89 0.7921 12.62 0.21 KIN5 0.79 0.6241 11.94 0.37 KIN6 0.81 0.6561 12.24 0.35 Content 0.92 0.8464 16.61 0.16 Accuracy 0.89 0.7921 20.35 0.21 Format 0.83 0.6889 16.91 0.31 Ease 0.71 0.5041 11.33 0.5 Time 0.87 0.7569 20.87 0.23 Sum of SLF 3.0000 4.0000 4.4100 4.8700 4.2200 Sum of Sq SLF 3.0000 3.2254 2.7000 3.9639 3.5884 Sum of Error 0.0000 3.2100 2.5400 2.0400 1.4100 SLF = Standardized Loading Factor Sq SLF = Square of Standardized Loading Factor Kualitas Layanan (Serqua) System Quality (Sysqua) Information Quality (Inqua) Kinerja Individu (Perform) Kepuasan Pengguna (Usat) Construct Reliability 1.0000 > 0.70 Good 0.8329 > 0.70 Good 0.8845 > 0.70 Good 0.9208 > 0.70 Good 0.9266 > 0.70 Good Variance Extracted 1.0000 > 0.50 Good 0.5012 > 0.50 Good 0.5153 > 0.50 Good 0.6602 > 0.50 Good 0.7179 > 0.50 Good 71

Untuk nilai Chi Square didapatkan angka sebesar 354,43 dengan degree of freedom adalah sebesar 218. Diharapkan nilai yang baik adalah untuk nilai chi square yang semakin kecil, dibandingkan dengan nilai tiga kali dari nilai degree of freedom-nya. Hasil estimasi LISREL untuk kriteria ini menunjukkan bahwa kecocokan model dilihat dari kriteria ini cukup baik karena nilai Chi Square 354.43, lebih kecil jika dibandingkan 3 kali nilai degree of freedom yaitu 654.00. Sedangkan untuk untuk nilai Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) didapatkan nilai sebesar 0,056. Nilai ini mengindikasikan bahwa model sudah baik atau good fit karena telah memenuhi kriteria nilai RMSEA yang baik. Untuk nilai RMSEA antara 0,05 sampai dengan 0,08 termasuk kategori good fit. Jika nilai indikator ini berada di kisaran antara 0,08 sampai dengan 0,10 dikatakan mediocore fit dan terakhir untuk RMSEA yang lebih besar dari 0,10 adalah poor fit. Jadi hasil estimasi menunjukkan bahwa dilihat dari criteria nilai RMSEA, model sudah baik (good fit) dengan nilai 0.056 yang lebih kecil dari 0,08. Nilai Expected Cross-Validation Index (ECVI), digunakan untuk perbandingan antar model. Hasil pengujian dari penelitian ini menunjukkan nilai ECVI model sebesar 2,80. Sementara dibandingkan dengan ECVI for Saturated Model adalah 3,20 dan ECVI for Independence model adalah sebesar 75,18. Karena ECVI model lebih dekat ke ECVI saturated model dibandingkan dengan ECVI for Independece model, maka disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah baik (good fit). Untuk kriteria kesesuaian Model AIC didapatkan nilai hasil estimasi sebesar 568,43. Sementara nilai untuk Saturated AIC yang dihasilkan adalah 72

sebesar 650,00. Sebagai pembandingnya, didapatkan output untuk nilai Independence AIC sebesar 15262,11. Karena hasil estimasi model ternyata lebih dekat dengan saturated AIC dibandingkan dengan independence model, hasil ini mengindikasikan bahwa model adalah good fit. Hal yang sama berlaku untuk CAIC, dimana nilai model CAIC adalah 1030,47 sedangkan nilai saturated CAIC yaitu 2053.39. Sementara jika dibandingkan dengan nilai Independence CAIC yang sebesar 15370,06 maka model lenih dekat ke satirateed. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model adalah baik (good fit). Untuk nilai- nilai berikutnya yaitu Normed Fit Index (NFI) dan Non- Normed Fit Index (NNFI). Nilai NFI didapatkan angka sebesar 0.98. Nilai ini juga memperlihatkan bahwa model baik karena kriteria untuk nilai NFI yang baik harus lebih dari 0,90. Nilai NNFI didapatkan dari hasil estimasi sebesar 0,99. Hasil pengujian menunjukkan untuk nilai NNFI ini lebih besar dari 0,90. Dilihat berdasarkan kriteria nilai NNFI, mengindikasikan bahwa model adalah baik (good fit). Indikator untuk menilai goodness of fit model yang lain yaitu Comparative Fit Index (CFI). Dari hasil pengujian didapatkan nilai sebesar 0,99 dari estimasi Lisrel. Angka ini berarti juga bahwa model adalah baik (good fit) karena nilai CFI ini sudah di atas 0,90. Untuk nilai IFI diperoleh angka estimasi sebesar 0,99 dan RFI sebesar 0,97. Nilai ini juga memperlihatkan bahwa model baik karena nilainilainya lebih dari 0,90. Untuk menilai apakah model cukup mewakili sampel, bisa dilihat dari nilai critical N (CN). Kriteria untuk menilai bahwa model cukup mewakili sampel 73

adalah nilai N yang lebih besar dai 200. Hasil estimasi Lisrel memperlihatkan angka sebesar 149,29. Hasil ini menunjukkan bahwa model masih kurang mewakili data karena nilainya masih kurang dari 200. Untuk menilai Goodness of Fit Index (GFI) dari model penelitian ini, dapat dilihat pada nilai GFI hasil estimasi model yaitu sebesar 0,88. Kriteria untuk melihat nilai ini adalah jika GFI kurang dari 0,80 poor fit, GFI antara 0,80 dan 0,90 marginal fit, dan untuk GFI yang nilainya di atas 0,90 masuk kategori good fit. Nilai GFI dari penelitian ini didapatkan sebesar 0,88, maka dari indikator ini model cukup baik (marginal fit) karena nilainya masih lebih besar dari 0,80. Sementara untuk nilai AGFI yang sebesar 0,82 mengindikasikan bahwa kecocokan juga dikategorikan cukup baik karena nilai hasil estimasinya tidak kurang dari 0,80. Ringkasan hasil pengujian untuk menilai kecocokan keseluruhan model, disajikan pada table 4.12. Untuk keseluruhan hasil pengolahan data dapat dilihat dalam lampiran 3. Dengan melihat secara keseluruhan hasil estimasi berdasarkan kriteria yang ada, secara keseluruhan didapatkan nilai-nilai yang baik. Sehingga dari hasil analisa atas keandalan output LISREL 8.72 untuk pengujian model keseluruhan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa model adalah good fit atau baik. 74

Tabel 4.11 Hasil Uji Kecocokan Keseluruhan Model Kriteria Kecocokan Model Indikator Tingkat Kecocokan Hasil Estimasi Model Chi-Square Nilai chi-square yang 368.92 Degree of lebih kecil dari 3x df 218 Freedom (df) Baik NCP Nilai yang kecil 136.43 Baik RMSEA RMSEA < 0,08 0,056 Baik Tingkat Kecocokan Model ECVI Nilai yang lebih kecil dari Independence dan lebih dekat ke Saturated Model M * = 2.80 S ** = 3.20 I *** = 75.18 Baik (Good fit) AIC CAIC Nilai yang lebih kecil dari Independence dan lebih dekat ke Saturated Model Nilai yang lebih kecil dari Independence dan lebih M * = 568.43 S ** = 650.00 I *** = 15262.11 M * = 1030.47 S ** = 2053.39 Baik (Good fit) Baik (Good fit) dekat ke Saturated Model I *** = 15370.06 NFI NFI > 0,90 0.98 Baik (Good fit) NNFI NNFI > 90 0,99 Baik (Good fit) CFI CFI > 0,90 0,99 Baik (Good fit) IFI IFI > 0,90 0,99 Baik (Good fit) RFI RFI > 0,90 0,97 Baik (Good fit) CN CN > 200 149.29 Kurang Baik RMR Standardized RMR < 0.05 0.05 Baik GFI AGFI GFI >0,90, good fit; 0.90 < GFI > 0.80, marginal fit AGFI>0,90, good fit; 0.90<AGFI>0.80, marginal fit 0,88 0.82 M * = Model S ** = Saturated I *** = Independence Cukup Baik (Marginal fit) Cukup Baik (Marginal fit) 75

2. Analisis Persamaan Struktural Analisis selanjutnya dilakukan terhadap koefisien-koefisien persamaan struktural dengan menspesifikasikan tingkat signifikansi tertentu. Analisisi terhadap persamaan model struktural ini untuk menguji hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini. Untuk tingkat signifikansi sebesar 0,05 maka nilai t dari persamaan struktural harus lebih besar atau sama dengan 1,96 atau untuk praktisnya lebih besar sama dengan 2 (Wijanto, 2007). Dari 4 hipotesis yang diajukan, penelitian ini menghasilkan 2 persamaan yang berarti ada 2 model struktural yang diajukan. Model struktural tersebut terlihat dari hasil output Lisrel berikut: Persamaan struktural 1: Usat = 0.21*Sysqua + 0.58*Inqua + 0.25*Serqua, Errorvar.= 0.14, R² = 0.86 (0.055) (0.075) (0.063) (0.028) 3.75 7.75 4.04 5.01 Model struktural 1 merupakan model yang digunakan untuk menguji H1, H2, dan H3 mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua koefisien memiliki nilai t yang signifikan. Nilai koefisien untuk pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pengguna adalah positif signifikan yang ditujukkan oleh nilai koefisien variabel Serqua yaitu 4.04. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan terbukti secara signifikan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna. 76

Nilai koefisien untuk variabel kualitas sistem informasi adalah positif signifikan sebesar 3.75. Hasil ini menunjukkan bahwa H2 terbukti signifikan. Kualitas sistem informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna. Hasil pengujian juga mendukung H3 dengan nilai t sebesar 7.75. Hasil ini mengindikasikan bahwa H3 terbukti signifikan. Kualitas informasi yang dihasilkan oleh paket program sistem informasi akuntansi terbukti secara signifikan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna akhir sistem informasi. Persamaan Struktural 2: Perform = 0.81*Usat, Errorvar.= 0.35, R² = 0.65 (0.074) (0.063) 10.88 5.49 Persamaan model struktural 2 ini untuk menguji H4. Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai t adalah positif signifikan di atas 1,96 yaitu 10.88. Jadi H4 juga terbukti secara signifikan. Kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi terbukti secara signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja individu. Untuk menilai seberapa baik coefficient of determination dari persamaan struktural, dapat dilihat dari besaran dari R 2 (Wijanto, 2007). Hasil pengujian menunjukkan nilai R 2 untuk persamaan pertama sebesar 0,86 yang berarti model ini mampu menjelaskan 86% dari perubahan pada variabel laten kepuasan pengguna akhir. Model kedua memiliki nilai R² 0,65 yang berarti model ini mampu menjelaskan 65% dari perubahan pada variabel laten kinerja individu. 77

Kesimpulan yang dapat diambil dari uji ini adalah bahwa model pertama dan kedua cukup baik, karena memiliki nilai R 2 yang cukup tinggi yaitu di atas 0.50. Tabel 4.12 menyajikan ringkasan koefisien hasil estimasi dan nilai t, sedangkan gambar 4.8 mneunjukkan path diagram model keseluruhan. Tabel 4.12 Nilai t-value Setiap Hipotesa Hipotesa Path Estimasi Nilai t-value Kesimpulan H1 Serqua Usat 0.25 4.04 Signifikan H2 Sysqua Usat 0.21 3.75 Signifikan H3 Inqua Usat 0.58 7.75 Signifikan H4 Usat Kin 0.81 10.88 Signifikan Gambar 4.8 Path Diagram Model Keseluruhan 78

D. Analisis Hasil Pengujian Masing-masing hasil pengujian terutama untuk pengujian hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini ditunjukkan dari output Lisrel yang dijelaskan pada bagian sebelumnya. Dari empat hipotesa yang diajukan, hasil estimasi menunjukkan bahwa seluruh hipotesa dapat terbukti secara signifikan. Hasil-hasil yang diperoleh untuk pengujian H1, H2, H3, dan H4 tersebut, secara ringkas terlihat dalam path diagram gambar 4. 9. Gambar 4.9 Path Diagram Model Struktural Model persamaan struktural yang dihasilkan tersebut, mengkonfirmasikan bahwa kualitas layanan terbukti secara signifikan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna sebagaimana dihipotesakan dalam H1. Semakin tinggi tingkat kualitas layanan yang diberikan oleh penyedia paket program sistem informasi akuntansi akan meningkatkan kepuasan pengguna akhir paket program tersebut. 79