BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh sejak awal kehidupan

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, setiap orang dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme,

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

Mata Ajar                   : Keperawatan Komunitas. Pokok Pembahasan    : Rematik (Artritis reumatoid dan Osteoartritis)

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN MODALITAS IR, & TERAPI LATIHAN DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER CAPSULITIS ADHESIVE DEXTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah meningkatkan

PERBEDAAN PENAMBAHAN DICLOFENAC TOPIKAL PADA INTERVENSI INFRA RED RADIATION DAN AKTIF EXCERCISE TERHADAP PENGURANGAN NYERI OSTEOARTRITIS LUTUT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan reformasi pembangunan kesehatan masyarakat adalah. meningkatkan tingkat derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi dari Norway mencatat insidensi terjadinya cedera pada tendon flexor

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. berat. Apabila terjadi gangguan pada tangan maka kita akan kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CALCANEUS SPUR SINISTRA DENGAN MICRO WAVE DIATHERMY (MWD) DAN MASSAGE DI RSAL DR.

BAB l PENDAHULUAN. gerakannya, dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan aktifitas atau

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan.

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kesemuanya adalah merupakan satu kesatuan untuk menciptakan

BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah meningkatkan. kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. deformitas sendi progresif yang menyebabkan disabilitas dan kematian dini

BAB I PENDAHULUAN. lain olahraga dan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Dalam olahraga

BAB I PENDAHULUAN. otot, perubahan postur, sedemikian rupa sehingga mengakibatkan penekanan atau

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. fungsional. Banyak faktor yang dapat menimbulkan gangguan aktifitas

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Artritis reumatoid/rheumatoid Arthritis (RA) adalah

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang sangat banyak. cidera atau gangguan sendi yang cukup besar. (Kuntono 2003).

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan produktif dibutuhkan status kesehatan yang tinggi dan. peningkatan sistem pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangMasalah. bagian bawah adalah tungkai. Dan lutut merupakan salah satu sendi utama

PERBEDAAN PENGARUH INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI MANIPULASI DENGAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN LATIHAN PENDULUM

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah merupakan kasus yang banyak ditemui. dalam praktek sehari-hari, umumnya menyerang semua orang tanpa

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945

BAB 1 PENDAHULUAN. Reumatoid Arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun yang

BAB I PENDAHULUAN. yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB I PENDAHULUAN. patah tulang adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves C.J,

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan definisi fisioterapi yaitu suatu upaya kesehatan professional yang. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB l PENDAHULUAN. yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita dan mencari upaya

PERBEDAAN TERAPI MICRO WAVE DIATHERMY

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh,

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di suatu

DEWI TRI MAULITA J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Spine merupakan tulang penopang tubuh yang tersusun atas cervical

BAB 1 PENDAHULUAN. memulihkan fungsi fisik secara optimal(journal The American Physical

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di berbagai bidang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

Transkripsi:

BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN DI BALAI KESEHATAN KARYAWAN ROKOK KUDUS Oleh : KUSWARDANI J 110 070 061 PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Indonesia yang berpenduduk lebih dari dua ratus dua puluh juta jiwa, memiliki tenaga kerja yang sangat besar jumlahnya. Tenaga kerja merupakan pelaksana dari pembangunan nasional untuk mencapai kesejahteraan umum dan kualitas hidup yang meningkat. Tenaga kerja perlu dikembangkan menjadi sumberdaya manusia yang sehat, sejahtera, terampil dan profesional, akan menentukan kesejahteraan dan produktifitas tenaga kerja yang bersangkutan serta keberhasilan pembangunan. Era industrialisasi ini cukup banyak penyakit yang disebabkan oleh kecelakaan kerja, dimana diperlukan pelayanaan kesehatan yang salah satunya adalah fisioterapi. Nyeri sendi jari-jari tangan merupakan problem yang sering terjadi pada pekerja industri, pekerja yang melakukan gerakan jari-jari tangan secara berulang tanpa istirahat, serta penyakit yang timbul akibat proses penuaan atau degenerasi. Nyeri sendi jari-jari tangan sangat menggangu aktivitas seseorang yang melibatkan gerakan jari-jari tangan tersebut, sehingga mengalami hambatan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Bagi pekerja industri nyeri pada jari-jari tangan yang dideritanya sangatlah mengganggu kinerjanya, sehingga menjadi masalah yang besar dalam menyalesaikan pekerjaannya. Penyakit ini merupakan kondisi yang sering terjadi pada era industri saat ini, yang menyababkan keluhan nyeri sendi jari-jari tangan. Akibat

keluhan ini maka akan berdampak penurunan produktifitas kerja, mempengaruhi produksi suatu perusahaan dan meningkatnya biaya pengobatan yang harus dikeluarkan oleh pimpinan. Salah satu penyakit yang umumnya merupakan penyebab keluhan nyeri sendi jari-jari tangan adalah rematoid artritis. Rematoid artritis muncul secara tiba-tiba, dimana pada saat yang sama banyak sendi yang mengalami peradangan. Biasanya peradangan bersifat simetris, sendi yang meradang menimbulkan nyeri dan menjadi kaku, terutama saat bangun tidur atau setelah melakukan aktivitas. Beberapa penderita merasa lelah dan lemah terutama sore hari, sendi bisa berhenti dalam satu sisi posisi (kontraktur) sehingga tidak dapat dibuka sepenuhnya (Rohmat, 2008). Penyakit ini sering terjadi pada wanita 2-3 kali dibandingkan pria. Biasanya pertama kali muncul pada usia 25-50 tahun, tetapi bisa terjadi pada usia berapapun (Bodroe s, 2007). Fisioterapi merupakan pemberi pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab terhadap gangguan gerak dan fungsi akibat dari rematoid artritis jari-jari tangan. Dengan demikian, fisioterapi sangatlah dibutuhkan dalam menangani kondisi ini, sehingga problem nyeri yang menghasilkan gangguan gerak dan fungsi dapat dikurangi atau dihilangkan. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya, fisioterapi mempunyai berbagai modalitas yang dapat digunakan untuk mengobati kondisi rematoid artritis jari-jari tangan. Dari pemantauan peneliti di Rumah Sakit dan Klinik- Klinik swasta, banyak yang menggunakan modalitas Infra Red (IR), Paraffin Bath, Ultra Sound (US), Short Wave Diathermy (SWD), dan Micro Wave

Diathermy (MWD), serta modalitas manual terapi seperti gerak aktif-pasif dan modalitas yang lain untuk menangani problem nyeri akibat rematoid artritis jari-jari tangan. Dalam penelitian ini, penulis ingin membuktikan modalitas fisioterapi yang tepat untuk digunakan pada rematoid artritis jari-jari tangan. Oleh sebab itu penulis ingin melakukan penelitian tentang intervensi Infra Red dengan Paraffin Bath terhadap nyeri rematoid artritis jari-jari tangan. B. Identifikasi Masalah Rematoid artritis merupakan bentuk arthritis yang serius, disebabkan oleh peradangan aktualitas tinggi yang bersifat progresif, yang menyangkut persendian. Ditandai dengan sakit dan bengkak pada sendi-sendi terutama pada jari-jari tangan. Dalam keadaan yang parah dapat menyebabkan kerapuhan tulang sehingga menyebabkan kelainan bentuk terutama pada tangan dan jari-jari. Tanda lainnya yaitu persendian terasa kaku terutama pada pagi hari, rasa letih dan lemah, otot-otot terasa kejang, persendian terasa panas dan kelihatan merah dan mungkin mengandung cairan, sensasi rasa dingin pada kaki dan tangan yang disebabkan gangguan sirkulasi darah. Penyakit ini belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun diduga berhubungan dengan penyakit autoimmunitas. Rematoid artritis lebih sering menyerang wanita daripada laki-laki. Walaupun dapat meyerang segala jenis umur, namun lebih sering terjadi pada umur 25-50 tahun (Wijayakusuma, 2005). Rematoid artritis jari-jari tangan biasanya disebabkan oleh degenerasi yang

menyebabkan adanya hipertropi dari vili pada sendi jari-jari tangan, sehingga mengalami penebalan pada sinovialnya dan mengalami peradangan menahun, peradangan ini bisa juga terjadi pada kondisi aktualitas tinggi. Pekerja pabrik rokok yang menderita rematoid artritis jari-jari tangan akan terus menggerakkan jari-jari tanganya dalam bekerja, dan gerakan jari-jari tangannya selalu menetap dan berlangsung lama sehingga peradangan akan terus berulang sehingga menyebabkan terjadinya proses degenerasi. Rematoid artritis jari-jari tangan merupakan penyakit yang menyeramkan jika tidak segera ditangani. Rematoid artritis jari-jari tangan biasanya bersifat inflamasi (disertai peradangan) dan fase aktualitas tinggi (menahun), progresif dan destruktif (merusak). Dalam konggres ahli rematoid artritis telah diambil keputusan bahwa penyakit ini dalam waktu 1 tahun harus diobati dengan tepat dan benar, kalau tidak penyakit rematoid artritis jari-jari tangan bisa merusak tulang. Jadi prosesnya harus secepatnya ditahan, sebab kalau sudah terjadi erosi tulang dan lepas sendi-sendinya maka pengobatannya akan lebih sulit dan membutuhkan biaya yang besar (Cecilia, 2004). Problem yang timbul dapat menurunkan aktivitas lengan atau jari-jari sehingga menurunkan produktifitas kerja bagi seorang karyawan atau buruh. Penurunan aktivitas jari-jari tangan yang disebabkan oleh rasa nyeri dapat menyebabkan suatu problem yang menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari penderita terutama aktivitas keseharian seperti makan, memegang benda, menulis, menggunting, menggulung rokok dan bagi pekerja pabrik rokok ini sangat mengganggu.

Dengan memperhatikan beberapa problem yang bisa timbul, maka problem nyeri merupakan problem utama dari kondisi rematoid artritis jari-jari tangan. Pemilihan modalitas yang tepat, sesuai dengan problem utama kondisi rematoid artritis jari-jari tangan sangat diperlukan untuk mencapai hasil terapi yang efektif dan efisien. Modalitas Infra Red mempunyai efek terhadap penurunan rasa nyeri, demikian pula Paraffin Bath memiliki efek terhadap penurunan rasa nyeri. Meskipun demikian, efektifitas dari kedua terapi ini belum diketahui secara pasti. Dalam penelitian ini, peneliti ingin membuktikan beda pengaruh dari Infra Red dan Paraffin Bath terhadap pengurangan nyeri rematoid artritis jarijari tangan dengan alat ukur Verbal Analoque Scale (VAS). C. Pembatasan Masalah Banyak problem yang dapat timbul akibat rematoid artritis jari-jari tangan. Mengingat keterbatasan waktu dan dana, peneliti hanya membatasi pada penanganan problem nyeri rematoid artritis jari-jari tangan aktualitas tinggi pada satu sisi tangan (monolateral) dengan menggunakan Infra Red dan Paraffin Bath. Alat ukur yang digunakan adalah Verbal Analoque Scale (VAS) dan pengukuran nyeri hanya pada gerakan flexi pasif jari ketiga, keempat, dan kelima pada phalang proximal.

D. Perumusan Masalah Berdasarkan masalah yang akan diteliti, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh Infra Red terhadap penurunan nyeri rematoid artritis jari-jari tangan pada jari ketiga, keempat, dan kelima phalang proximalnya? 2. Adakah pengaruh Paraffin Bath terhadap penurunan nyeri akibat rematoid artritis jari-jari tangan pada jari ketiga, keempat, dan kelima phalang proximalnya? 3. Adakah beda pengaruh terapi Infra Red dan Paraffin Bath terhadap pengurangan nyeri rematoid artritis jari-jari tangan pada jari ketiga, keempat, dan kelima phalang proximalnya? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui beda pengaruh terapi Infra Red dengan Paraffin Bath terhadap pengurangan nyeri akibat rematoid artritis jari-jari tangan. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh terapi Infra Red terhadap pengaruh nyeri rematoid artritis jari-jari tangan. b. Untuk mengetahui pengaruh terapi Paraffin Bath terhadap pengaruh nyeri rematoid artritis jari-jari tangan.

c. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara Infra Red atau Paraffin Bath terhadap pengurangan nyeri rematoid artritis jari-jari tangan. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi pelayanan Dari pengalaman praktek klinis seorang fisioterapi tentunya banyak memiliki metode dan teknik terapi yang diketahui. Dengan penelitian ini peneliti berharap dalam praktek dilapangan kita dapat menerapkan modalitas yang tepat terhadap pasien yang mengalami gangguan nyeri rematoid artritis pada jari-jari tangan. 2. Manfaat bagi peneliti Bagi kami sebagai peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan tantang penatalaksanaan terapi terhadap nyeri rematoid artritis jari-jari tangan. 3. Manfaat bagi pendidikan Dalam lingkungan pendidikan, diharapkan mahasiswa sebagai calon fisioterapi dapat mengambil manfaat untuk dijadikan dasar penelitian yang lebih mendalam dimasa yang akan datang.