PENGARUH LAPISAN UMPAN KAWAT ALUMUNIUM PADA BAJA KARBON DENGAN PROSES BUSUR LISTRIK TERHADAP KETAHANAN AUS

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Penelitian Sebelumnya

BAB VI PEMBAHASAN. hasil pelapisan Ni-Cr menggunakan thermal spray powder coating terhadap

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

BAB IV METODE PENELITIAN. Start

BAB V. ELEKTRODA (filler atau bahan isi)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

STUDI KOMPARASI KUALITAS HASIL PENGELASAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN SPOT WELDING KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).

BAB V HASIL PENELITIAN. peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray Fluorecense), SEM (Scanning Electron

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

PROSES PELAPISAN BAJA DENGAN METODE SEMBURAN KAWAT LAS OKSI-ASITILEN

BAB II KERANGKA TEORI

PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE FLAME HARDENING WAKTU TAHAN 30 MENIT 1 JAM DAN 1 ½ JAM

BAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan. Semakin luas penggunaan las mempengaruhi. mudah penggunaannya juga dapat menekan biaya sehingga lebih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

Analisa Pengaruh Material Abrasif Pada Blasting Terhadap Kekuatan Lekat Cat dan Ketahanan Korosi di Lingkungan Air Laut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan

BAB I PENDAHULUAN. penting pada proses penyambungan logam. Pada hakekatnya. diantara material yang disambungkan. Ini biasanya dilakukan

PENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH

Karakteristik kekerasan material dibawah permukaan akibat pemanasan-awal substrate dalam proses thermal coating

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

Studi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No.02 Mei 2017 ISSN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. di bidang industri mekanik dan elektronik untuk membuat produk dengan

PERILAKU INHIBITOR KOROSI PADA RADIATOR

TUGAS AKHIR PENGARUH PERUBAHAN JARAK SEMPROT TERHADAP PELAPISAN LOGAM PADUAN NIKEL-ALUMINIUM (METCO 404) DALAM PROSES SEMPROT PLASMA

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

BAB IV DATA DAN ANALISA

PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

I. PENDAHULUAN. Salah satu cabang ilmu yang dipelajari pada Teknik Mesin adalah teknik

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. BIDANG TEKNIK PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN MATERIAL PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MnCl2.H2O TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA 7075

MATERIAL TEKNIK LOGAM

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGARUH LAPISAN UMPAN KAWAT ALUMUNIUM PADA BAJA KARBON DENGAN PROSES BUSUR LISTRIK TERHADAP KETAHANAN AUS Rita Djunaidi, Siti Azahara N. Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang. ABSTRAK Lapisan Alumunium banyak digunakan dalam Dunia Industri karena sifatnya ringan, konduktivitas panas dan Listrik yang tinggi. Alumunium banyak digunakan untuk aplikasi sebagai bahan elektronik, industri, peralatan kantor, pesawat kapal terbang, Aluminium juga dapat dipakai sebagai pelindung Baja Karbon atau sebagai anoda karbon untuk melindungi permukaan logam dari ke ausan. Salah satu jenis komponen yang sering mengalami ke ausan adalah tabung Boiler, karena Tabung Boiler selain beroperasi untuk memanaskan air juga air umpan yang masuk ke Boiler masih memungkinkan banyak ion sehingga sangat mudah mengalami ke ausan. Contoh anoda korban yang bisa di pakai selain Alumunium yaitu Seng, Crom, Nikel dan sebagai nya. Lapisan Kawat Alumunium (Al) pada permukaan Baja Karbon ini dipakai sebagai bahan pelapis. Proses yang menggunakan bahan pelapis Alumunium ini adalah Proses Penyemprotan Busur Listrik yang menggunakan bahan umpan pelapisnya Aluminium berbentuk kawat dengan ukuran diameternya 2,5mm 3mm. Tebal lapisan Alumunium pada jarak semprot (85, 135, 185mm) hasilnya (270, 210, 170µm), dilihat dari hasil ini, semakin jauh semprot tebal lapisan Alumunium menjadi menurun, Kekerasan menjadi berkurang, dan ke Ausan lapisan Alumunium menjadi meningkat. Kata kunci : Lapisan Almunium, Busur listrik, ketahanan aus 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permukaan logam merupakan bagian yang langsung kontak dengan lingkungan luar. Sehingga awal dari penurunan kualitas terjadi pada bagian ini. Adapun penyebabnya adalah adanya kontak permukaan dengan : 1. Logam (adhesi atau metallic wear) 2. Aberasi logam atau non logam (aberration) 3. Aliran dari fluida baik cair maupun gas (erosion) Hal ini mengakibatkan logam cepat aus, maka kualitas logam akan menurun. Untuk mengatasi hal ini maka ketahahn aus dari logam harus ditingkatkan. Ada beberapa metode untuk melindungi permukaan logam dari keausan, salah satunya adalah metode Semprot Logam Busur Listrik. Metoda ini sudah banyak dilakukan untuk melapisi bagian-bagian komponen yang aus atau komponen baru yang memiliki ketahanan aus rendah. Dewasa ini, metoda semprot logam telah banyak digunakan untuk melapisi besi atau baja dengan logam Alumunium, Seng, Tembaga dll. Metoda semprot logam banyak memberi keuntungan seperti : (1) Pengoperasiannya tidak memerlukan pendidikan khusus. (2) Ukuran dan bentuk bahan yang akan dilapisi bukan hambatan. (3) Ketebalan pelapisan dapat dikontrol dengan baik. 98

1.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh proses persiapan permukaan dengan cara Sand Blasting, dan cara kimia terhadap kualitas hasil pelapisan, pada beberapa jarak semprot.perbedaan karakteristik diharapkan mendapatkan kualitas hasil pelapisan yang paling baik, 1.3. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penilitan yang dilakukan di Industri dengan menggunakan benda berupa baja (baja karbon dengan komposisi karbon lebih kecil 0,2 %), teknologi yang dipakai adalah proses semprot busur listrik, serta bahan pelapis (umpan) adalah Alumunium berupa logam. Benda uji yang akan diamati meliputi : perlakukan permukan pada benda uji, dan operasi penyemprotan. a. Perlakuan Permukaan Perlakuan permukaan yang akan diamati adalah pengaruh proses pengasaran permukaan dengan cara menyemprotkan pasir silica kepermukaan baja.untuk benda uji yang kedua dengan cara mengamplas permukaan baja dengan ukuran 40 mesh kemudian dicuci asam. b. Operasi Penyemprotan Dalam penelitian ini variable operasi yang akan diamati adalah jarak semprot, dengan mejaga variable yang lain konstan. Variasi jarak semprot ditetapkan 85 mm, 135 mm, dan 185 mm. c. Metode Pengujian Hasil Proses Pelapisan Pada metode ini, pengujian terhadap benda uji yang akan dilakukan meliputi : Analisa Metalografi meliputi : 1. Foto Mikro 2. Uji Kekerasan dengan standard ASTM E-384-73 3. Uji Ketahanan Aus Abrasif dengan standard ASTM G-65-81 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jenis-Jenis Proses Semprot Logam Jenis-jenis proses semprot logam dapat dibedakan berdasarkan sumber panas yang digunakan dan bentuk material umpan. Ada tiga sumber panas yang digunakan pada proses semprot logam yaitu : 1. Busur listrik 2. Busur plasma 3. Nyala api Pada penelitian ini digunakan proses semprot logam busur listrik, hal ini dikarenakan prosesnya lebih sederhana dan hasilnya lebih baik. 2.2. Proses Semprot Logam Busur Listrik Sistem peralatan semprot busur terdiri dari senjata semprot, umpan bahan pelapis dalam bentuk logam, serta sebuah unit pengendali material umpan yang berupa logam. System tersebut bekerja secara kompak. Dalam peralatan semprot busur, elektroda-elektroda logam bersentuhan akan membentuk suatu busur nyala untuk memanaskan bahan pelapis hingga temperatur yang cukup tinggi sampai bahan tersebut lebur. Logam lelehan atomasi melalui aliran gas dan disemprotkan keatas permukaan benda uji skema peralatan semprot busur dapat dilihat pada gambar 2.1. 99

Gambar 2.1 Skema Peralatan Semprot Busur Aliran partikel-partikel lelehan yang terbentuk bisa terdiri dari partikel-partikel yang relative besar atau tetesan halus yang diatomasi, tergantung kepada proses atomasi. Terjadinya oksida pada deposit lapisan disebabkan oleh pengaruh busur listrik yang bersifat pengoksida. Partikel halus yang berada dalam keadaan panas selama perjalanan menuju permukuaan material induk akan teroksidasi. Pada proses semprot logam deposit akan terkonsentrasi pada daerah pusat dan berkurang pada daerah tepinya. Struktur permukaan yang menjadi ciri khas proses semprot logam adalah bentuk lapisan yang berombak. 2.3. Persiapan Permukaan Persiapan permukaan merupakan bagian yang paling penting dari system penyemprotan. Lebih dari 60 persen keberhasilan sistem penanggulangan ketahanan aus.dan kekerasan lapisan dengan penyemprotan ditentukan oleh persiapan permukaannya. Tujuan dari persiapan permukaan ini antara lain untuk : a. Memperbesar luas permukaan benda kerja b. Membentuk faktor mekanik, dimana dengan permukaan kasar yang berbentuk seperti gigi, maka benda uji akan saling mengikat dengan kuat dengan lapisan semprot. 2.4. Jarak Penyemrotan Hal terpenting yang perlu digunakan selama proses penyemprotan adalah menjaga jarak alat semprot dengan permukaan logam dasar pada selang jarak yang tertentu untuk tiap jenis lapisan logam semprot (6). Umumnya jarak penyemprotan berkisar antara 75,2 203 mm tergantung pada tipe alat semprot, logam dasar dan material umpan. 2.5. Kecepatan Umpan logam Sama seperti jarak penyemprotan, kecepatan umpan lgam pun perlu dijaga pada selang kecepatan yang diizinkan untuk tiap jenis lapisan logam semprot (seperti terlihat pada tabel 2.1). Bila kecepatan pengumpanan logam begitu lambat atau tidak sesuai dengan kecepatan yang telah ditentukan maka secara otomatis kawat yang akan disemprotkan akan terputus. Tabel 2.1. Kecepatan untuk meleburkan umpan Unsur Meter / detik Pb 337 Sn 448 Zn 763 Al 1274 Cu 1046 100

2.6. Kekerasan Logam Logam semprot beserta paduannya tidak memiliki kekerasan yang sama dengan logam cor atau logam tempanya. Kekerasan dari deposit logam semprot sangat penting untuk meningkatkan penggunaan proses semprot logam dalam memperbaiki bagian-bagian yang aus atau rusak. Kekerasan dari deposit logam semprot sangat dipengaruhi oleh sejumlah oksida dan porositas dari lapisan. Bahan yang berpori tinggi mempunyai ketahanan yang rendah terhadap penembusan dari pada bahan yang padat. Sedangkan partikel oksida yang ada didalam deposit cenderung untuk memberikan harga kekerasan yang tinggi. 2.7. Ketahanan Aus Secara umum arti keausan itu sendiri merupakan kehilangan material dari permukaan yang saling bergesekan. Besarnya keausan tergantung dari bahan yang digunakan, sifat dan kondisi permukaan yang bergesekan serta gaya-gaya fisik dan kimia yang bekerja pada permukaan yang bergesekan. Dalam kertas kerjanya Survey of Possible Wear Mechanisms, Burwell membagi mekanisme keausan ke dalam 4 kelompok besar itu : 1. Keausan Adhesif 2. Keausan Abrasif 3. Keausan Lelah Permukaan Meskipun demikian keausan jarang merupakan hasil dari suatu mekanisme tunggal. Pada kenyataannya sering terjadi keadaan dimana satu jenis keausan berubah ke jenis yang lain, atau dimana dua mekanisme atau lebih berlangsung bersama-sama. Misalnya partikel aus yang terjadi karena keausan adhesive dan korosif dapat menyebabkan terjadinya keausan abrasif 2.8. Proses Blasting Proses blasting merupakan salah satu teknik pengasaran permukaan yang sering digunakan. Pengasaran permukaan bertujuan untuk meningkat ikatan antara bahan akan dilapisis dengan bahan pelapis. 3. METO DE PENELITIAN Gambar 3.1. Diagram alir penelitian 101

4. HASIL PENELITAN 4.1. Benda Uji Benda uji yang digunakan pada penelitian ini terbuat dari Baja karbon. 4.2. Bahan Pelapis Pada penelitian ini digunakan bahan pelapis dari Al (Alumunium) dengan kemurnian 99,9% yang berbentuk logam dengan diameter 2,5 mm titik lelehnya 660 0 C. 4.3. Hasil Analisa Metalografi Gbr 4.1 adalah dengan cara sand blasting, pada jarak semprot 85 mm. Gbr 4.2. adalah benda uji yaitu dengan sand blasting, pada jarak semprot 135 mm gbr. 4.3. adalah benda uji yaitu dengan cara sand blasting, pada jarak semprot 185 mm. Gbr. 4.4. adalah benda uji yaitu dengan cara kimia, pada jaran semprot 85 mm. 102

Gbr. 4.5. adalah benda uji yaitu dengan kimia, pada jarak semprot 135 mm. Gbr. 4.6. adalah benda uji yaitu dengan kimia, pada jarak semprot 185 mm. 4.4. Hasil Uji Ketebalan Lapisan Dari hasil uji ketebalan lapisan dengan variasi jarak semprot dapat dilihat pada tabel 4.1. dan Gambar 4.7 dibawah ini : Tabel 4.1. Ketebalan Lapisan pada berbagai jarak semprot Jarak Semprot (mm) Ketebalan Lapisan (µm) A B 85 270 260 135 210 200 185 170 160 Keterangan : A = Benda uji dengan persiapan permukaan dengan cara sand blasting B = Benda uji dengan persiapan permukaan dengan cara kimia Gambar 4.7. Kurva Ketebalan Lapisan pada berbagai jarak semprot 103

4.5. Hasil Uji kekerasan Dari hasil uji kekerasan dengan variasi jarak semprot dapat dilihat pada tabel 4.2 dan Gambar 4.8 dibawah ini : Tabel 4.2. Hasil Pengujian Kekerasan No. Jarak mm) Kekerasan Kg/mm2 A B 1. 85 170 110 2. 135 160 100 3. 185 150 90 Gambar 4.8. Kurva Kekerasan terhadap jarak semprot 4.6. Hasil uji Laju ketahanan Aus (keausan) Dari hasil uji ketahan aus dengan variasi jarak semprot dapat dilihat pada tabel 4.3 dan Gambar 4.9 dibawah ini : Tabel 4.3. Hasil Laju Keausan Jarak Semprot Panjang Jejak mm Laju Aus (10-6 mm3/mm) A B A B 85 135 185 19 22 25 26 28 29 0,01500 0,02588 0,03565 0,04567 0,05555 0,05080 Gambar 4.9. Kurva Hasil Laju Keausan 104

5. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Tebal lapisan Alumunium pada jarak semprot (85, 135,185 mm) hasilnya (270,210, 170 µm), dilihat dari hasil ini, semakin jauh jarak semprot tebal lapisan Alumunium menjadi menurun. 2. Kekerasan lapisan Alumunium pada jarak semprot (85, 135, 185 mm) hasilnya 170, 160, 150, Kg/mm2), dilihat dari hasil ini, semakin jauh jarak semprot, kekerasan lapisan Alumunium menjadi berkurang. 4. Nilai ketahanan aus lapisan Alumunium pada jarak semprot (85, 135, 185 mm) adalah 0.01, 0.02, 0.03 10-8 mm3/mm), dilihat dari hasil ini, semakin jauh jarak semprot, keausan lapisan Alumunium menjadi meningkat. DAFTAR PUSTAKA American Society for Metal. (1987). Metal Handbook,Vol 13 Corrosin. ASM. (1994). Handbook Vol 5, Surface Engineering. Bailard, WE. (1948). Metal Spray and Sprayed Metal, ed. Charts Grittin Co Ltd, London. Fontana, Mars. (1978). Corrison Engineering, 3 rd McGraw Hill Book Company New York. Guy Ewismantel. (1981). Paint Handbook, McGraw Hill Book Company, Toronto. Halling, J. (1978). Principle of Tribology, MacMillan Education Ltd. Hutching, I.M. (1992). Tribology Friction and Wear of Engineering Materials, Edward Arnold a division of Hordder & Stroughton. Ingham, H.S. and Shepard A.P. (1991) Metco Flame Spray Handbook. J. Barington. (1962). Metal Spray Technology, British, Welding Journal Vol 13. Kragelskii, (1985). Function and Wear, Butteroth and Co. Novinski, R. (1993). Thermal Spray Coating, Perkin Elmer Corporation Metco Division. OSU, Modern Application of Are Spray Metallizing in Industrial Production. Pourbaix, M. (1974). Atlas of Electro Chemical Equilibria in Aqueous Solution, National Assocation of Corrosion Engineering, Houston, USA. 105