BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Pada masa berakhirnya tahun anggaran, setiap instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja yang berisi progres kinerja atas mandat dan pemanfaatan sumber daya yang digunakan. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas pelaksanaan PP 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan tata cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan atas pencapaian tujuan dan sasaran organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan pada perencanaan jangka menengah, skala pengukuran yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Skala Pengukuran Kinerja Laporan Kinerja Instansi Pemerintah NO SKALA CAPAIAN KINERJA KATEGORI 1 Lebih dari 100% Sangat Baik 2 75 100% Baik 3 55 74 % Cukup 4 Kurang dari 55 % Kurang Pada tahun 2016, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016, 22
Rencana Strategis Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 dan Surat Edaran Plh. Sekda Nomor 900/0008450 tanggal 20 Mei 2016 perihal Tindak Lanjut Rasionalisasi Belanja Langsung TA. 2016 yang dituangkan dalam APBD-P TA. 2016, setidaknya terdapat 4 (empat) sasaran strategis yang harus diwujudkan, yaitu : 1. Sasaran 1 : Terwujudnya peningkatan produktivitas pemanfaatan pertambangan dan air tanah dan terkendalinya kerusakan lingkungan. Dalam rangka perwujudan Misi Meningkatkan Pengelolaan Pertambangan Dan Air Tanah Melalui Optimalisasi Pendayagunaan Dengan Mempetimbangkan Azas Konservasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan pemanfaatan pertambangan dan air tanah, dengan sasaran strategis yaitu terwujudnya peningkatan produktivitas pemanfaatan pertambangan dan air tanah dan terkendalinya kerusakan lingkungan, terdapat 2 (dua) indikator kinerja yang harus dicapai hingga tahun 2018, yaitu : a. Persentase luasan pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan. b. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB. Kedua indikator kinerja dalam Sasaran 1 ini merupakan indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah yang telah diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 4 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran 1 dimaksud, maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut : 23
Sasaran Strategis Tabel 3.2 Pengukuran Kinerja Sasaran 1 Tahun 2016 Indikator Kinerja Realisasi 2015 Target 2016 Realisasi 2016 % Capaian 2016 % Capaian Tahun 2015 % Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2018) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Terwujudnya peningkatan produktivitas pemanfaatan pertambangan dan air tanah dan terkendalinya kerusakan lingkungan Persentase luasan pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB 86,7% 87% 87,2% 100,23 99,66 100,23 1,13 *) 2% **) 2,27% ***) 1,14% 1,37 *) 2,24% **) 2,46% ***) 120,17 100 119,13 Rata-rata capaian 110,20 Sangat Baik Keterangan : *) = Menggunakan ADHK Tahun Dasar 2000 **) = Menggunakan ADHK Tahun Dasar 2010 ***) = Menggunakan ADHB Tahun Dasar 2010 Sementara bila dilihat dalam kerangka triwulan, perbandingan antara rencana dan realisasi kinerja untuk Sasaran 1 adalah sebagai berikut : Sasaran Strategis Tabel 3.3 Realisasi dan Capaian Kinerja Sasaran 1 Tahun 2016 per Triwulan Indikator Kinerja Target Tahunan Triwulan Target Realisasi Persentase Terwujudnya peningkatan Persentase luasan 87% TW I 87% 36,08% 41,47% TW II 87% 61,99% 71,25% 24
produktivitas pemanfaatan pertambangan dan air tanah dan terkendalinya kerusakan lingkungan pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB TW III 87% 76,26% 87,65% TW IV 87% 87,2% 100,23% 1,14% TW I 1,14% 1,06% 92,98% TW II 1,14% 1,09% 95,61% TW III 1,14% 1,37% 120,17% TW IV 1,14% 1,37% 120,17% Secara umum capaian indikator pada sasaran Terwujudnya peningkatan produktivitas pemanfaatan pertambangan dan air tanah dan terkendalinya kerusakan lingkungan tercapai melebihi target. Untuk indikator kinerja Persentase luasan pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan tercapai 100,23%, melebihi target yang telah ditetapkan yaitu 87% tercapai 87,2%. Sementara untuk indikator kinerja Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB terdapat 3 (tiga) cara perhitungan yaitu menggunakan ADHK tahun dasar 2000, ADHK tahun dasar 2010 dan ADHB tahun dasar 2010. Apabila menggunakan ADHK tahun dasar 2010, tercapai sebesar 2,24% dan jika menggunakan ADHB tahun dasar 2010, tercapai 2,46%. Capaian kinerja pada Sasaran Strategis 1, rata-rata capaian kinerja Tahun 2016 apabila dibandingkan dengan Tahun 2015 mengalami penurunan, untuk tahun 2016 tercapai 110,20% (menggunakan ADHK tahun dasar 2000 untuk perhitungan PDRB), sedangkan tahun 2015 tercapai 100,41% dan tahun 2014 tercapai 100,29%). 25
100,00% 50,00% 0,00% Persentase luasan pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB Tahun 2015 Tahun 2016 86,70% 87,20% 1,13% 1,37% Gambar 3.1 Capaian Indikator Kinerja Sasaran 1 Tahun 2013 2016 112,00% 110,00% 108,00% 106,00% 104,00% 102,00% 100,00% 98,00% 96,00% 94,00% Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 1 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 100,29% 100,41% 110,20% Gambar 3.2 Rata rata Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1 Tahun 2013 2016 Untuk realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 apabila dibandingkan dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral 26
Provinsi Jawa Tengah, indikator Persentase luasan pertambangan tanpa ijin yang ditertibkan telah tercapai 100,23%, meningkat dibandingkan target tahun 2015 yaitu 99,66%. Sedangkan untuk indikator Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB telah tercapai 99,13% dan sesuai dengan target (menggunakan ADHK tahun dasar 2000 untuk perhitungan PDRB). Penyebab meningkatnya capaian kinerja pada tahun 2016 ini dikarenakan tercapainya capaian kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian 2 (dua) indikator kinerja diatas antara lain : a. Terlaksananya pengawasan 180 obyek pemegang IUP dan kegiatan pertambangan tanpa izin di 35 kab./kota. b. Terlaksananya pemberian bantuan 2 unit alat pengolahan bahan tambang di Kab. Purbalingga dan Kebumen. c. Terlaksananya 4 kali pameran promosi pertambangan di Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Barat. d. Terlaksananya Pembuatan Film Potensi ESDM "Potensi Pasir Besi di Jawa Tengah". e. Terlaksananya Pembuatan Profil Mineral Batuan Pasir, Andesit, Tanah Urug, Sirtu (Penunjang Infrastruktur) di Jawa Tengah. f. Penerbitan rekomendasi teknik Ijin Usaha Pertambangan di Jawa Tengah, yang terbagi : 1) Rekomendasi Wilayah Ijin Usaha Pertambangan (WIUP) : 402 rekomendasi; 2) Rekomendasi IUP Eksplorasi : 350 rekomendasi; 3) Rekomendasi IUP Operasi Produksi : 192 rekomendasi; 4) Rekomendasi IUP OP untuk Penjualan : 32 rekomendasi: 5) Rekomendasi IUP OP untuk Pengolahan/ Pemurnian : 17 rekomendasi: 6) Rekomendasi Ijin Usaha Jasa Penunjang (IUJP) Pertambangan : 4 rekomendasi; 7) Rekomendasi Surat Keterangan Terdaftar (SKT) : 3 rekomendasi. 27
g. Terbangunnya 17 unit sumur bor dan tower air di Kab. Pekalongan, Grobogan, Kudus, Rembang, Semarang, Jepara, Wonosobo, Purworejo, Kendal dan Kota Semarang. h. Terbangunnya 2 unit sumur eksplorasi di Kab. Kendal dan Boyolali. i. Terbangunnya 25 unit sumur gali untuk pertanian di Kab. Grobogan. j. Terbangunnya 26 unit sumur pasak untuk pertanian di Kab. Karanganyar, Kendal, Batang, Sragen, Purbalingga dan Pati. k. Tersusunnya kajian Cekungan Air Tanah Sumowono. l. Terlaksananya pemetaan potensi air tanah pada Cekungan Air Tanah Kendal dan CAT Jepara. m. Terlaksananya reklamasi lahan bekas pertambangan di Kabupaten Temanggung dan Boyolali. n. Terbangunnya sumur pantau air tanah di Kab. Semarang, Demak, Kudus, Purbalingga dan Kota Pekalongan. o. Tersusunnya sistem jaringan sumur pantau di Cekungan Air Tanah (CAT) Karanganyar-Boyolali dan CAT Magelang-Temanggung. p. Terbangunnya sumur resapan dalam di Kab. Karanganyar dan Banjarnegara. 28
Foto 3.1 Bantuan sumur bor dan tower air di Kabupaten Jepara Foto 3.2 Bantuan sumur bor dan tower air di Kabupaten Wonosobo Foto 3.3 Reklamasi lahan bekas pertambangan di Kabupaten Temanggung Foto 3.4 Reklamasi lahan bekas pertambangan di Kabupaten Boyolali Selain itu pencapaian target kegiatan diatas, juga karena sumber daya manusia yang mendukung dan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan, adanya peningkatan kesadaran para pelaku penambangan untuk melakukan pengurusan perijinan tambang, adanya peningkatan pengawasan PETI dengan Tim Terpadu Pengawasan Pertambangan yang melibatkan instansi berbagai instansi terkait termasuk Polri dan TNI, serta makin tingginya permintaan dan tingkat kebutuhan terhadap hasil sumberdaya ESDM untuk pembangunan infrastruktur. 29
Meskipun mencapai target, baik IKU maupun Sasaran Strategis, namun masih terdapat permasalahan pertambangan yang perlu diselesaikan. Luasan area penambangan liar semakin tahun semakin meningkat disebabkan karena bersifat setempat setempat dan tidak berkelanjutan, sehingga perlu pengawasan yang lebih ketat dan berkelanjutan. Selain itu masih kurangnya pemahaman para pelaku usaha pertambangan terkait kaidah Good Minning Practice dan kurangnya kesadaran para pelaku usaha (kontraktor) infrastruktur untuk memakai bahan tambang dari lokasi yang sudah berijin juga merupakan permasalahan yang harus segera diselesaikan. Hingga tahun 2016, luas area penambangan liar seluas 593 ha dan yang telah ditertibkan seluas 517,10 ha atau 87,2%. Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran 1, adalah sebesar Rp 16.702.118.800,- atau 96,56% dari total pagu sebesar Rp 17.296.526.000,-. Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 3,43% dari pagu yang ditentukan. Keberhasilan pencapaian Sasaran 1 sesungguhnya tidak terlepas dari pelaksanaan 4 program dan 18 kegiatan, yaitu : a. Program Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah 1) Kegiatan Pembuatan Profil Investasi di Jateng serta Peningkatan Kerjasama dan Promosi Pertambangan 2) Kegiatan Pengawasan dan Penertiban Usaha Pertambangan di Jawa Tengah 3) Kegiatan Peningkatan Teknologi Pengolahan Bahan Tambang bagi Pertambangan Rakyat 4) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Perizinan/Rekomendasi Air Tanah 5) Kegiatan Pembangunan Sumur Bor di Daerah Rawan Kering 6) Kegiatan Pengawasan dan Penertiban Air Tanah di Jawa Tengah 7) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Perizinan/Rekomendasi Usaha Pertambangan 30
8) Kegiatan Pembuatan Sumur Gali/Pasak di Jawa Tengah 9) Kegiatan Penyusunan Zona Pemanfaatan dan Konservasi Air Tanah pada Cekungan Air Tanah (CAT) di Jawa Tengah 10) Kegiatan Penyusunan Potensi serta Neraca Sumberdaya dan Cadangan Mineral di Jawa Tengah. 11) Kegiatan Pembinaan Usaha Pertambangan di Jawa Tengah 12) Kegiatan Sinkronisasi dan Perencanaan Program Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral b. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumberdaya Alam 1) Kegiatan Reklamasi Lahan Bekas Pertambangan 2) Kegiatan Pembangunan Sumur Pantau Air Tanah di Jawa Tengah 3) Kegiatan Pembangunan Sumur Resapan Dalam di Jawa Tengah 4) Kegiatan Penyusunan DED Reklamasi Lahan Bekas Pertambangan c. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan 1) Kegiatan Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis d. Program Perencanaan Tata Ruang 1) Kegiatan Kajian Potensi Geowisata di Jawa Tengah 2. Sasaran 2 : Peningkatan Rasio Elektrifikasi Dalam rangka perwujudan Misi Meningkatkan Pengelolaan Dan Pendayagunaan Ketenagalistrikan Dan Migas, Untuk Menjamin Ketersediaan Energi Melalui Peningkatan Infrastruktur Dan Diversifikasi Energi yang bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan pemanfaatan ketenagalistrikan dan migas, dengan sasaran strategis yaitu peningkatan Rasio Elektrifikasi (RE), terdapat 1 (satu) indikator kinerja yang harus dicapai hingga tahun 2018, yaitu Rasio Elektrifikasi (RE). Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran 2 dimaksud, maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut : 31
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tabel 3.4 Pengukuran Kinerja Sasaran 2 Tahun 2016 Capaian 2015 Target 2016 Realisasi 2016 % Capaian 2016 % Capaian Tahun 2015 % Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2018) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Peningkatan Rasio Elektrifikasi Rasio Elektrifikasi (%) 91,10% 90,01% 93,51% 103,88 104,21 101,42 Rata-rata capaian 103,88 Sangat Baik Sementara bila dilihat dalam kerangka triwulan, perbandingan antara rencana dan realisasi kinerja untuk Sasaran 2 adalah sebagai berikut : Sasaran Strategis Tabel 3.5 Realisasi dan Capaian Kinerja Sasaran 2 Tahun 2016 per Triwulan Indikator Kinerja Target Tahunan Triwulan Target Realisasi Persentase Peningkatan Rasio Elektrifikasi Rasio Elektrifikasi (%) 90,01% TW I 90,01% 91,21% 101,33% TW II 90,01% 91,84% 102,03% TW III 90,01% 91,92% 102,12% TW IV 90,01% 93,51% 103,88% Secara umum capaian indikator pada sasaran Peningkatan Rasio Elektrifikasi dapat dicapai melebihi target. Indikator kinerja Rasio Elektrifikasi (%) tercapai melebihi target (103,88%), dari target yang ditetapkan yaitu 90,01%, tercapai 93,51%. Capaian kinerja pada Sasaran Strategis 2, meskipun realisasi diatas target yang ditetapkan dalam Renstra, akan tetapi secara kinerja Tahun 32
2016 apabila dibandingkan dengan Tahun 2015 dan Tahun 2014, mengalami penurunan, untuk tahun 2016 tercapai 103,88%, sedangkan tahun 2015 tercapai 104,21% dan tahun 2014 tercapai 103,94%. 94,00% 92,00% 90,00% 88,00% 86,00% 84,00% 82,00% 80,00% Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Rasio Elektrifikasi 85,29% 88,37% 91,10% 93,51% Gambar 3.3 Capaian Indikator Kinerja Sasaran 2 Tahun 2013 2016 104,50% 104,00% 103,50% 103,00% 102,50% Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 2 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 103,13% 103,94% 104,21% 103,88% Gambar 3.4 Rata rata Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 Tahun 2013 2016 33
Untuk realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 apabila dibandingkan dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah, indikator Rasio Elektrifikasi (%) telah tercapai 93,51%, melampaui target yang telah ditetapkan yaitu 92,20%. Pencapaian Rasio Elektrifikasi (RE) Jawa Tengah pada tahun 2016 sebesar 93,51%, di atas RE Nasional yaitu sebesar 89,10%. Penyebab meningkatnya capaian kinerja karena pada tahun 2016 ini, beberapa capaian kegiatan yang mendukung pencapaian indikator Rasio Elektrifikasi antara lain : a. Terlaksananya pembangunan jaringan listrik pedesaan sepanjang 3,209 kms di Kab. Brebes. b. Terlaksananya pekerjaan sambungan listrik sebanyak 1075 KK di Kab. Grobogan, Rembang, Blora, Jepara, Brebes, Pemalang, Boyolali, Klaten, Sragen, Kebumen dan Banyumas. Selain itu juga karena adanya sumber daya manusia yang mendukung dan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan, adanya usulan kegiatan dari Kab./Kota, adanya kerjasama yang baik antara instansi yang menangani energi dan sumber daya mineral di provinsi maupun kab/kota dengan stakeholder (BUMN, swasta, kelompok masyarakat/ormas, LSM dan perguruan tinggi). 34
Foto 3.5 Pembangunan jaringan listrik pedesaan di Kab. Brebes Foto 3.6 Pembangunan jaringan listrik pedesaan di Kab. Brebes Foto 3.7 Bantuan sambungan rumah di Desa Kemadohabtur Kab. Grobogan Foto 3.8 Bantuan sambungan rumah di Desa Sidanegara Kab. Cilacap Meskipun target, baik IKU maupun Sasaran Strategis, telah tercapai, namun masih terdapat permasalahan ketenagalistrikan yang perlu diselesaikan, yaitu terdapat 8,76% atau sekitar 784.835 KK di Jawa 35
Tengah yang belum berlistrik. Selain itu, belum termanfaatkannya potensi panas bumi sebagai salah satu sumber energi alternatif juga merupakan salah satu permasalahan di sektor ketenagalistrikan, padahal potensi panas bumi di Jawa Tengah secara hipotetik diperkirakan sebesar 1.686 MW atau 5,7 % dari seluruh cadangan Nasional sebesar 29.000 MW. Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran 2, adalah sebesar Rp 4.322.613.500,- atau 88,13% dari total pagu sebesar Rp 4.905.035.000,-. Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 11,87% dari pagu yang ditentukan. Keberhasilan pencapaian Sasaran 2 sesungguhnya tidak terlepas dari pelaksanaan Program Pengembangan Ketenagalistrikan dan Migas dan 6 (enam) kegiatan didalamnya, yaitu : 1) Kegiatan Pembangunan Jaringan Listrik Pedesaan 2) Kegiatan Pengawasan dan pengendalian Usaha Jasa SPBU, Agen dan Pangkalan Minyak Tanah serta LPG di Jawa Tengah 3) Kegiatan Evaluasi dan Penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah 4) Kegiatan Pengawasan Manajemen dan Operasional Listrik Pedesaan dan Captive Power di Jawa Tengah 5) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Usaha Ketenagalistrikan 6) Kegiatan Pengembangan Listrik Murah dan Hemat di Jawa Tengah 3. Sasaran 3 : Meningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi Dalam rangka perwujudan Misi Mengembangkan Potensi Energi Baru Dan Terbarukan Melalui Optimalisasi Penerapan Teknologi Tepat Guna Secara Mandiri yang bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan sebagai energi alternatif dengan sasaran strategis yaitu meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan dalam bauran energi, terdapat 1 (satu) indikator kinerja yang harus dicapai 36
hingga tahun 2018, yaitu Persentase pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi. Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran 3 dimaksud, maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut : Tabel 3.6 Pengukuran Kinerja Sasaran 3 Tahun 2016 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Capaian 2015 Target 2016 Realisasi 2016 % Capaian 2016 % Capaian Tahun 2015 % Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2018) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Meningkatkan pemanfaatan Energi Terbarukan Baru dalam Bauran Energi Persentase pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi 7,80% 8,54% 8,85% 103,63 100,78 86,76 Rata-rata capaian 103,63 Sangat Baik Sementara bila dilihat dalam kerangka triwulan, perbandingan antara rencana dan realisasi kinerja untuk Sasaran 3 adalah sebagai berikut : Sasaran Strategis Tabel 3.7 Realisasi dan Capaian Kinerja Sasaran 3 Tahun 2016 per Triwulan Indikator Kinerja Target Tahunan Triwulan Target Realisasi Persentase Meningkatkan pemanfaatan Persentase pemanfaatan 7,80% TW I 7,80% 7,80% 100% TW II 7,80% 7,80% 100% 37
Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi TW III 7,80% 7,80% 100% TW IV 7,80% 8,85% 103,63% Secara umum capaian indikator pada sasaran Meningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi dapat dicapai melebihi target. Indikator kinerja Persentase pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi tercapai melebihi target (103,63%), dari target yang ditetapkan yaitu 7,80%, tercapai 8,85%. Capaian kinerja pada Sasaran Strategis 3, rata-rata capaian kinerja Tahun 2016 apabila dibandingkan dengan Tahun 2013, 2014 maupun Tahun 2015 mengalami kenaikan, untuk tahun 2016 tercapai 103,63%, sedangkan tahun 2015 tercapai 100,78%, tahun 2014 tercapai 101,30% dan tahun 2013 tercapai 100%. 10,00% 8,00% 6,00% 4,00% 2,00% 0,00% Persentase pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 6,10% 7,01% 7,80% 8,85% Gambar 3.5 Capaian Indikator Kinerja Sasaran 3 Tahun 2013 2016 38
104% 103% 102% 101% 100% 99% 98% Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 3 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 100% 101,30% 100,78% 103,63% Gambar 3.6 Rata rata Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3 Tahun 2013 2016 Pencapaian persentase pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi Jawa Tengah pada tahun 2016 sebesar 8,85%, di atas persentase pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi Nasional yaitu sebesar 6,2%. Penyebab meningkatnya capaian kinerja karena pada tahun 2016 ini, beberapa capaian kegiatan yang mendukung pencapaian indikator Persentase pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi antara lain : a. Terlaksananya pembangunan 272 unit PLTS PJU di Kab. Kebumen, Purworejo, Purbalingga, Boyolali, Wonosobo, Kendal dan Sragen b. Terlaksananya rehabilitasi/perbaikan 2 unit PLTMH di Kab. Pekalongan. c. Terlaksananya pembangunan 9 unit demplot biogas di Kab. Jepara, Grobogan, Magelang, Banjarnegara dan Kebumen. d. Terlaksananya audit energi pada 3 gedung Pemerintah (Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan Dinas Pertanian dan TPH) Provinsi Jawa Tengah di di Kab. Semarang. 39
Selain itu karena terdapat sumber daya manusia yang mendukung dan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan, adanya usulan kegiatan dari Kab./Kota, meningkatnya pemanfaatan EBT dari biogas dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro, serta meningkatnya minat investor dan dukungan Internasional untuk pengembangan bidang energi baru terbarukan yang berkelanjutan. Foto 3.9 Pemasangan PLTS PJU di Kab. Boyolali Foto 3.10 Pemasangan PLTS PJU di Kab. Kebumen Foto 3.11 Pengukuran pada Lomba Audit Energi Foto 3.12 Pembangunan digester biogas di Kab. Banjarnegara 40
Foto 3.13 Pembangunan digester biogas di Ds. Windusari, Kab. Magelang Foto 3.14 Pembangunan digester biogas di Kab. Grobogan Meskipun target, baik IKU maupun Sasaran Strategis, telah tercapai, namun masih terdapat permasalahan energi baru terbarukan yang perlu diselesaikan, yaitu pemanfaatan energi baru terbarukan masih cukup rendah, sekitar angka 8,85% pada bauran energi, dan belum optimalnya konservasi energi. Rendahnya pemanfaatan energi baru terbarukan disebabkan antara lain karena sumber dayanya masih bersifat intermittent (ketersediaannya putus putus), seperti debit air yang tidak stabil pada musim kemarau lebih rendah dibandingkan saat musim penghujan. Selain itu juga karena beberapa jenis teknologi energi baru terbarukan masih relatif mahal sehingga produk yang dihasilkan juga lebih mahal dibandingkan produk dari bahan bakar fosil dan belum dapat bersaing dengan teknologi energi komersial. Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran 3, adalah sebesar Rp 11.686.442.000,- atau 98,55% dari total pagu sebesar Rp 11.858.170.000,-. Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 1,45% dari pagu yang ditentukan. Keberhasilan pencapaian Sasaran 3 sesungguhnya tidak terlepas dari pelaksanaan Program Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi dan 6 (enam) kegiatan didalamnya, yaitu : 1) Kegiatan Pembangunan PLTS SHS di Jawa Tengah 2) Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Energi di Jawa Tengah 41
3) Kegiatan Pembangunan PLTMH di Jawa Tengah 4) Kegiatan Penyusunan Detail Engineer Design (DED) PLTMH di Jawa Tengah 5) Kegiatan Audit Energi Gedung Perkantoran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah 6) Kegiatan Kajian Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Jawa Tengah Keberhasilan tersebut telah mengantarkan Provinsi Jawa Tengah menjadi Pemenang I Kategori Penghematan Energi dan Air Pada Pemerintah Daerah dalam Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Tahun 2016. 4. Sasaran 4 : Meningkatnya upaya pencegahan resiko bencana alam geologi Dalam rangka perwujudan Misi Meningkatkan Upaya Pencegahan Resiko Bencana Alam Geologi Menuju Masyarakat Sadar Resiko Bencana Geologi yang bertujuan untuk menurunkan resiko bencana alam geologi dengan sasaran strategis yaitu meningkatnya upaya pencegahan resiko bencana alam geologi, terdapat 1 (satu) indikator kinerja yang harus dicapai hingga tahun 2018, yaitu Persentase upaya pencegahan resiko bencana alam geologi. Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran 4 dimaksud, maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut : Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tabel 3.8 Pengukuran Kinerja Sasaran 4 Tahun 2016 Capaian Target Realisasi 2015 2016 2016 % Capaian 2016 % Capaian Tahun 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Meningkatnya upaya Persentase upaya % Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2018) 18,97% 19,6% 21,61% 110,26 108,59 110,26 42
pencegahan resiko bencana alam geologi mitigasi bencana alam geologi Rata-rata capaian 110,26 Sangat Baik Sementara bila dilihat dalam kerangka triwulan, perbandingan antara rencana dan realisasi kinerja untuk Sasaran 4 adalah sebagai berikut : Sasaran Strategis Tabel 3.9 Realisasi dan Capaian Kinerja Sasaran 4 Tahun 2016 per Triwulan Indikator Kinerja Target Tahunan Triwulan Target Realisasi Persentase Meningkatnya upaya pencegahan resiko bencana alam geologi Persentase upaya mitigasi bencana alam geologi 19,6% TW I 19,6% 20,94% 106,83% TW II 19,6% 21,05% 107,39% TW III 19,6% 21,42% 109,28% TW IV 19,6% 21,61% 110,26% Secara umum capaian indikator pada sasaran Meningkatnya upaya pencegahan resiko bencana alam geologi dapat dicapai sesuai target. Indikator kinerja Persentase upaya mitigasi bencana alam geologi tercapai 110,26%, melebihi target yang ditetapkan yaitu 19,6%, tercapai 21,61%. Capaian kinerja pada Sasaran Strategis 4, rata-rata capaian kinerja Tahun 2016 apabila dibandingkan dengan Tahun 2015, Tahun 2014 dan Tahun 2013, mengalami kenaikan, untuk tahun 2016 tercapai 110,26%, tahun 2015 tercapai 108,59% sedangkan tahun 2014 dan 2013 tercapai 100%. 43
25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% Persentase upaya mitigasi bencana alam geologi Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 11,60% 15,51% 18,97% 21,61% Gambar 3.7 Capaian Indikator Kinerja Sasaran 4 Tahun 2013 2016 112% 110% 108% 106% 104% 102% 100% 98% 96% 94% Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 4 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 100% 100% 108,59% 110,26% Gambar 3.8 Rata rata Capaian Kinerja Sasaran Strategis 4 Tahun 2013 2016 Untuk realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 apabila dibandingkan dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral 44
Provinsi Jawa Tengah, indikator Persentase upaya mitigasi bencana alam geologi telah tercapai 19,6%, melebihi target yang telah ditetapkan yaitu 21,61%. Penyebab meningkatnya capaian kinerja karena pada tahun 2016 ini, beberapa capaian kegiatan yang mendukung pencapaian indikator Persentase upaya mitigasi bencana alam geologi antara lain : a. Tersusunnya Kajian Geologi Tata Lingkungan pada 10 lokasi di 4 (empat) Kabupaten, yaitu Kab. Banajrnegara, Wonosobo, Kebumen dan Temanggung. b. Terlaksananya sosialisasi mitigasi bencana alam geologi pada 28 lokasi yang diikuti 1450 peserta. Meskipun target, baik IKU maupun Sasaran Strategis, telah tercapai, namun masih terdapat permasalahan kebencanaan sub urusan geologi yang perlu diselesaikan, yaitu : Semakin bertambahnya titik lokasi daerah rawan bencana geologi di Jawa Tengah, seiring meningkatnya aktivitas budaya manusia yang mengakibatkan beralihnya fungsi lahan. Masih kurangnya pemahaman masyarakat di daerah rawan bencana terkait tanda-tanda akan terjadinya bencana alam geologi (bencana longsor). Kewenangan pengelolaan kebencanaan sub urusan geologi, sesuai UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, menjadi kewenangan pemerintah pusat. Namun dalam pelaksanaannya, pemerintah pusat tidak dapat menjangkau secara detail seluruh wilayah rawan bencana geologi. Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran 4, adalah sebesar Rp 877.808.000,- atau 96,15% dari total pagu sebesar Rp 913.000.000,-. Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 3,85% dari pagu yang ditentukan. 45
Keberhasilan pencapaian Sasaran 4 sesungguhnya tidak terlepas dari pelaksanaan Program Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi dan 2 (dua) kegiatan didalamnya, yaitu : 1) Kegiatan Pemetaan Geologi Tata Lingkungan di Jawa Tengah 2) Kegiatan Sosialisasi dan Pemantauan Mitigasi Bencana Alam Geologi Dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, terdapat 3 (tiga) program yang bersifat pendukung operasional yaitu : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Keberhasilan dalam pelayanan informasi publik, Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah meraih predikat Terbaik VIII dari 59 (lima puluh sembilan) SKPD Provinsi Jawa Tengah. B. Realisasi Anggaran Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah, pada tahun anggaran 2016 didukung dengan anggaran sebesar Rp. 66.458.723.000,- yang bersumber dari APBD (Belanja Langsung sebesar Rp 46.839.311.000,- dan Belanja Tidak Langsung sebesar Rp 19.619.412.000,-), secara ringkas komposisi penggunaan sebagai berikut : 1. Anggaran APBD Provinsi Jawa Tengah a. Belanja Tidak Langsung No Uraian Jumlah Realisasi % Anggaran (Rp) Anggaran (Rp) Realisasi 1. Gaji dan Tunjangan 8.493.473.000 8.395.227.199 98,84 2. Tambahan Penghasilan PNS 11.125.939.000 11.013.523.559 98,98 Total Belanja Pegawai 19.619.412.000 19.408.750.758 98,92 46
b. Belanja Langsung No Uraian Jumlah Realisasi % Anggaran (Rp) Anggaran (Rp) Realisasi 1. Belanja Pegawai 1.697.550.000 1.664.400.000 98,04 2. Belanja Barang dan 29.797.131.000 28.333.987.363 95,08 Jasa 3. Belanja Modal 15.344.630.000 15.115.988.519 98,50 Total Belanja 46.839.311.000 45.114.375.882 96,31 Adapun realisasi anggaran APBD (Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung) sebesar Rp 64.523.126.640,- atau tercapai 97,08%. Penggunaan anggaran tersebut apabila diperinci dalam mendukung pencapaian sasaran adalah sebagai berikut : Tabel 3.10 Realisasi Anggaran per Sasaran per Program Tahun 2016 Sasaran Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (%) Terwujudnya peningkatan produktivitas pemanfaatan pertambangan dan air tanah dan terkendalinya kerusakan lingkungan Program Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah Program Rehabilitasi Pemulihan Cadangan dan Sumberdaya Alam Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Program Perencanaan Tata Ruang 13.046.231.000 12.665.404.800 97,08 2.904.295.000 2.756.362.000 94,90 996.000.000 993.200.000 99,72 350.000.000 287.152.000 82,04 47
Peningkatan Rasio Elektrifikasi Meningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi Meningkatnya upaya pencegahan resiko bencana alam geologi Program Pengembangan Ketenagalistrikan dan Migas Program Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Program Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi 4.905.035.000 4.322.613.500 88.13 11.858.170.000 11.686.442.000 98,55 913.000.000 877.808.000 96,15 2. Pendapatan Jumlah Penerimaan % Realisasi Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) Pendapatan Daerah 731.050.000,- 1.016.150.000,- 138,99 Retribusi Penggantian 115.000.000,- 364.000.000,- 316,52 Biaya Cetak Peta Sewa / Penggunaan 136.050.000,- 151.650.000,- 111,47 Laboratorium Sewa Lahan PT. SMP 480.000.000,- 500.500.000,- 104,27 Dilihat dari sisi penyerapan anggaran Tahun 2016, apabila dibandingkan Tahun 2015 terjadi peningkatan sebesar 3,62% (Tahun 2016 sebesar 97,08% sedangkan Tahun 2015 sebesar 93,46%). Hal ini disebabkan karena : Meningkatnya efisiensi pengadaan barang/jasa. 48
Meningkatnya efisiensi belanja telepon, belanja listrik dan belanja kawat/faksimil/internet pada Sekretariat, Balai ESDM Wilayah Serayu Selatan, Balai ESDM Wilayah Kendeng Muria dan Balai ESDM Wilayah Solo. Meningkatnya efisiensi perjalanan dinas. 49