NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA SMA NEGERI DI KOTA SANGGAU TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tingkat penerapan PHBS

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PAPARAN PADA PEROKOK PASIF DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2MAX) PADA REMAJA USIA TAHUN SKRIPSI

STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

ERY SANDI NIM I

PENGARUH GAME ONLINE TERHADAP PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA SMA DI KOTA MEDAN. Oleh : GOPINATH NAIKEN SUVERANIAM

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

KARYA TULIS ILMIAH. Yunita Dwiningtyas R

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN HIPOTERMIA PADA NEONATUS DI RSUD DR MOEWARDI. SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

HUBUNGAN KAPASITAS MEMORI KERJA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KLECO I SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KECANDUAN ONLINE GAME DENGAN INDEKS PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2012

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA DI SMA WARGA KOTA SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT KERING BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

Marieta K. S. Bai, SSiT, M.Kes. Abstract

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

1,2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Denpasar

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA SD NEGERI IV BATURETNO KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN SERUMEN OBTURANS PADA MAHASISWA TINGKAT SATU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SKRIPSI

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN TINDAKAN MENGONSUMSI SUSU PADA SISWA KELAS XI SMA N 1 SURAKARTA

SKRIPSI. Untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

PERBEDAAN PROPORSI JUMLAH SISWA KELAS XII SMA AL ISLAM

STIKES NGUDI WALUYO ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupannya. Sehat sendiri perlu didasari oleh suatu perilaku, yaitu perilaku

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU DENGAN PENERAPAN IMUNISASI CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNGGUR TAHUN 2010

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

Patria Asda STIKES Wira Husada Yogyakarta ABSTRACT

PENGARUH KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA PEREMPUAN PEKERJA SEKSUAL DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA AKSES KE GERAI FAST FOOD DENGAN KONSUMSI FAST FOOD PADA SISWA KELAS XI DAN XII DI MAN 2 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAH POLA ASUPAN KALSIUM PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Oleh: GAHYAATRI DEVWI A/P SABAPATHY

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

PERBEDAAN KECEMASAN PADA MAHASISWA LULUSAN SARJANA KEDOKTERAN UNS ANGKATAN 2005 YANG IPK-NYA DI ATAS 2,75 DENGAN IPK-NYA DI BAWAH 2,75 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN KAPASITAS MEMORI KERJA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

: PAMBUDI EKO PRASETYO

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE KANTIN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA PENJAMAH MAKANAN PT. X DI KARANGANYAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PRAKTIK SENAM LANSIA DI DESA SOBOKERTO, NGEMPLAK, BOYOLALI

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA

PENGARUH REAKSI IMUNISASI DPT/HB TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU IBU DALAM PELAKSANAAN IMUNISASI DPT/HB DI KOTA SEMARANG

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada. Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru.

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSLKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KLASIFIKASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2013

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ASUPAN ENERGI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SEJATI PRATAMA MEDAN TAHUN Oleh : PUTRI FORTUNA MARBUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

HUBUNGAN FEAR OF FAILURE DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA KEDOKTERAN TAHUN PERTAMA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ORANG TUA DENGAN OBESITAS PADA BALITA DI PUSKESMAS PENUMPING SURAKARTA

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA KELAS VIII DI SMP PGRI BATURRADEN

HUBUNGAN PERILAKU KECANDUAN GAME ONLINE DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP N 4 PADANG TAHUN 2012

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

Transkripsi:

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA SMA NEGERI DI KOTA SANGGAU TAHUN 2014 DWI YUNIA NINGSIH I11109057 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014

2 LEMBAR PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA SMA NEGERI DI KOTA SANGGAU TAHUN 2014 Tanggung Jawab Yuridis Material pada DWI YUNIA NINGSIH NIM I11109057 Disetujui Oleh: Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua dr. Eka Ardiani Putri, MARS NIP 19810925 201012 2 001 dr. Abror Irsan, MMR NIP 19851111 201012 1 004 Penguji Pertama Penguji Kedua Agustina Arundina,T.T., S.Gz.,MPH NIP 19820803 200912 2 003 dr. Heru Fajar Trianto, M.Biomed NIP 19841013 200912 1 005 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura dr. Bambang Sri Nugroho, Sp.PD NIP 19511218 197811 1 001

3 HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SMA NEGERI DI KOTA SANGGAU TAHUN 2014 Dwi Yunia Ningsih 1 ; Eka Ardiani Putri 2 ; Abror Irsan 3 Intisari Latar Belakang. Kondisi lingkungan sekolah yang sehat adalah kondisi lingkungan sekolah yang mendukung dan menunjang masyarakat yang berada di dalamnya untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Hingga saat ini penelitian mengenai hubungan kondisi lingkungan sekolah dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa terutama siswa SMA di Kota Sanggau belum pernah dilakukan. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan kondisi lingkungan sekolah dengan PHBS pada siswa SMAN di Kota Sanggau tahun 2014. Metodologi. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di 3 SMAN di Kota Sanggau pada tanggal 3 hinga 7 Februari 2014. Kondisi lingkungan sekolah dinilai melalui observasi dan PHBS pada siswa dinilai melalui kuisioner penelitian. Responden yang digunakan sebanyak 120 siswa yang berasal dari SMAN 1, SMAN 2 dan SMAN 3 Sanggau. Hasil. Didapatkan 2 dari 3 sekolah yang diobservasi kondisi lingkungannya masuk dalam kategori baik (66,67%) dan 1 sekolah kategori cukup (33,33%). Dari 120 siswa, 68 (56,67%) siswa termasuk dalam PHBS kategori baik dan 52 (43,33%) siswa termasuk dalam kategori buruk. Terdapat hubungan bermakna antara kondisi lingkungan sekolah dengan PHBS pada siswa SMAN di Kota Sanggau tahun 2014 (p=0,009). Kesimpulan. Kondisi lingkungan sekolah mempengaruhi PHBS pada siswa SMAN di Kota Sanggau tahun 2014. Kata kunci: kondisi lingkungan sekolah, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Keterangan: 1) Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat 2) Departemen Kesehatan Masyarakat, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat 3) Departemen Kesehatan Masyarakat, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat

4 RELATIONSHIP OF SCHOOL ENVIRONMENTAL CONDITION WITH HYGIENIC AND HEALTHY LIFE BEHAVIOR 3 ON HIGH SCHOOL STUDENTS IN SANGGAU CITY 2014 Dwi Yunia Ningsih 1 ; Eka Ardiani Putri 2 ; Abror Irsan 3 Abstract Background. A healthy school environment was a kind of school environment which supported the community who stayed in there to have a hygienic and healthy life behavior. Until now, research on the relationship of school environmental condition with hygienic and healthy life behavior (PHBS), especially on high school students in the Sanggau City had never been done before. Objective. This study aimed to assess the relationship of school environmental condition with hygienic and healthy life behavior on high school students in Sanggau City 2014. Methodology. This study was an observational analytic study with crosssectional design. This study was conducted at SMAN 3 Sanggau City on the 3 rd to 7 th February 2014. School environmental condition was assessed through observation and PHBS on students was assessed by questionnaire. Respondents who were studied totaled to 120 students from SMAN 1, SMAN 2 and SMAN 3 Sanggau. Results. Two of the 3 schools observed on their environmental conditions belonged to good category (66.67 %) and another belonged to moderate categories (33.33 %). Of the 120 students, 68 (56.67 %) students were included in good category of PHBS and 52 (43.33 %) of students included in the bad category. There was a significant relationship between school environmental condition with PHBS on high school students in Sanggau City 2014 (p = 0.009). Conclusion. School environmental condition affect PHBS on high school students in Sanggau City 2014 Keywords: school environmental condition, Hygienic and Healthy Life Behavior (PHBS) Annotation: 1. Medical Education Program, Faculty of Medicine, University of Tanjungpura Pontianak, West Kalimantan 2. Public Health Department, Medical Education Program, Faculty of Medicine, University of Tanjungpura Pontianak, West Kalimantan 3. Public Health Department, Medical Education Program, Faculty of Medicine, University of Tanjungpura Pontianak, West Kalimantan

5 Latar Belakang Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran sehingga anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat 3. Pada tahun 2011 jumlah pemantauan rumah tangga berphbs yang berhasil dipantau di Provinsi Kalimantan Barat hanya sekitar 25% dari total jumlah rumah tangga, dengan jumlah pemantauan rumah tangga berphbs terendah adalah Kabupaten Sanggau. Kabupaten Sanggau memiliki jumlah rumah tangga tertinggi keempat (101.084 rumah tangga) di Kalimantan Barat, namun hanya 0,7% (660) rumah tangga yang berhasil di pantau penerapan PHBS-nya pada tahun 2011 1. Dari Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau tahun 2013 diperoleh data bahwa hingga tahun 2012 sepuluh penyakit tersering di Kabupaten Sanggau masih didominasi oleh penyakit-penyakit infeksi, seperti Infeksi Saluran Pernapasan bagian Atas (ISPA), diare, infeksi kulit dan lain-lain yang semestinya bisa dicegah melalui PHBS 4. Hal ini menunjukan bahwa PHBS masih menjadi masalah yang perlu diperhatikan di Kalimantan Barat, terutama di Kabupaten Sanggau 4. Hasil proyeksi sensus penduduk jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2011 diperkirakan mencapai 243,8 juta jiwa dan 33,9% (82,5 juta jiwa) diantaranya adalah anak-anak usia 0-17 tahun 2. Sedangkan untuk jumlah anak usia sekolah (5-19 tahun) di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2011 mencapai 30,78% dari jumlah penduduk di Kalimantan Barat 1. Hal ini menunjukkan bahwa berinvestasi untuk anak adalah berinvestasi untuk sepertiga lebih penduduk Indonesia 2. Penilaian PHBS pada tatanan sekolah terutama pada siswa SMA sangat jarang dilakukan. Usia SMA memasuki fase remaja menengah (15-18 tahun) dimana pada fase ini identik dengan pencarian jati diri dan timbul dorongan untuk mencari sesuatu yang dipandang bernilai dan pantas dijunjung tinggi. Oleh karena itu sekolah memiliki peran penting 1

6 dalam pembinaan dan pendidikan serta penanaman nilai-nilai yang baik dalam pembentukan jati diri mereka 5. Pembinaan kondisi lingkungan sekolah yang sehat diharapkan dapat mempengaruhi dan mendukung pembentukan karakter remaja untuk ber-phbs. Remaja memiliki peran seperti individu dewasa yang dapat mulai diberi tanggung jawab, dipercaya dan mandiri, sehingga siap untuk bekerja dan berumah tangga. Remaja merupakan kelompok usia muda yang mempunyai potensi untuk dikembangkan agar dapat berpartisipasi aktif sebagai agen kesehatan untuk mempromosikan PHBS pada teman, keluarga dan masyarakat 6. Sekolah menurut KBBI adalah sebuah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran, sedangkan negeri berarti negara atau pemerintah 7. Jadi sekolah negeri adalah sebuah bangunan atau lembaga belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran milik negara/pemerintah, yang dibangun dan dikelola oleh negara. Kondisi sekolah negeri menggambarkan peran pemerintah dalam upaya meningkatkan derajat pendidikan dan upaya peningkatan kesehatan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu diadakan penelitian tentang hubungan kondisi lingkungan sekolah dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Sanggau tahun 2014. Metodologi Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di semua SMAN di Kota Sanggau, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 3-7 Februari 2014. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah semua SMAN di Kota Saggau yaitu SMAN 1, SMAN 2, dan SMAN 3 dan siswa SMAN di

7 kota Sanggau. Data yang dikumpulkan berupa data primer hasil observasi untuk kondisi lingkungan sekolah dan pengisian kuisioner untuk siswa. Variabel bebas pada penelitian ini adalah kondisi lingkungan sekolah, sedangkan untuk variabel terikatnya adalah PHBS pada siswa. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat untuk mengetahui gambaran distribusi pada masing-masing variabel dan secara bivariat untuk melihat hubungan kondisi lingkungan sekolah dengan PHBS pada siswa. uji hipotesis yang digunakan adala uji Chi-Square. Hasil dan Pembahasan Hasil A. Karakteristik Umum Responden Penelitian Hasil penelitian menunjukan responden pada penelitian ini paling banyak pada usia 17 tahun (37,5%). Dengan rata-rata usia 16,45 tahun. Untuk distribusinya dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1 Distribusi Responden Penelitian Berdasarkan Usia. Didapatkan Responden yang Didapatkan Paling Banyak Berusia 17 Tahun. Usia Jumlah Persentase 14 tahun 1 0,83% 15 tahun 19 15,83% 16 tahun 40 33,3% 17 tahun 45 37,5% 18 tahun 15 12,5% Total 120 100% Sumber: Data primer, 2014. Distribusi responden penelitian berdasarkan jenis kelamin antara lain didapatkan bahwa responden terbanyak perempuan yaitu sebanyak 77 orang (64,17%) dan laki-laki sebanyak 43 orang (35,83%). Distribusi responden penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel.2 berikut ini:

8 Tabel 2 Distribusi Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Jumlah Persentase Perempuan 77 64,17% Laki-laki 43 35,83% Total 120 100% Sumber: Data primer, 2014. B. Kondisi Lingkungan Sekolah Berdasarkan pengolahan data hasil observasi sekolah didapatkan bahwa 2 dari sekolah yang diteliti masuk dalam kategori baik (66,67%), 1 sekolah dengan kondisi lingkungan dengan kategori cukup (33,33%) dan tidak ditemukan sekolah dengan kondisi lingkungan buruk (0%) (Tabel 3). Tabel 3 Distribusi Hasil Observasi Kondisi Lingkungan Sekolah Kondisi Lingkungan Jumlah Total Sekolah Baik (skor >80%) 2 (66,67%) 2 (66,67%) Cukup (skor 60-80%) 1 (33,33%) 1(33,33%) Buruk (skor <60%) 0 0 Total 3 (100%) 3 (100%) Sumber: Data primer, 2014. C. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Distribusi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SMAN di Kota Sanggau pada tahun 2014 antara lain dari total 120 siswa, 68 (56,67%) orang siswa termasuk dalam kategori baik dan 52 (43,33%) orang siswa termasuk dalam kategori buruk (dapat dilihat pada tabel 4). Tabel. 4 Distribusi PHBS pada Siswa Kriteria PHBS Jumlah Persentase Baik 68 56,67% Buruk 52 43,33% Total 120 100% Sumber : Data primer, 2014

9 Tabel 5 Distribusi PHBS Berdasarkan Usia Usia Kategori PHBS Total Responden Baik Buruk 14 tahun 1 (1,5%) 0 1(0,8%) 15 tahun 10 (14,7%) 10 (19,23%) 20(16,7%) 16 tahun 20 (29,4%) 21 (40,4%) 41(34,2%) 17 tahun 27 (39,7%) 16 (30,7%) 43(35,8%) 18 tahun 10 (14,7%) 5 (9,6%) 15(12,5%) Total 68 (56,7%) 52 (43,3%) 120 (100%) Distribusi PHBS pada siswa SMAN di Kota Sanggau tahun 2014 berdasarkan usia antara lain; persentase PHBS kategori baik terbanyak di dapatkan pada responden dengan usia 17 tahun (39,7%) dan persentase PHBS kategori baik terendah pada usia 14 tahun (1,5%), sedangkan persentase PHBS kategori buruk terbanyak di dapatkan pada responden usia 16 (40,4%) tahun dan persentase PHBS buruk terendah pada usia 14 tahun (O%) (dapat dilihat pada tabel 4.5). Tabel 6 Distribusi PHBS Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Kategori PHBS Jumlah Baik Buruk Laki-laki 23 (33,8%) 20 (38,,5%) 43 (35,8%) Perempuan 45 (66,2%) 32 (61,5%) 77 (64,2%) Total 68 (56,7%) 52 (43,3%) 120(100%) Sumber: Data Primer, 2014. Hasil olah data didapatkan bahwa persentase PHBS kategori baik terbanyak ditemukan pada responden dengan jenis kelamin perempuan (58,4%) dan persentase PHBS kategori buruk terbanyak juga didapatkan pada responden dengan jenis kelamin perempuan (61,5%) (dapat dilihat dalam tabel 6).

10 D. Kondisi Lingkungan Sekolah dengan PHBS pada Siswa Tabel.7 Distribusi Persentase Kondisi Lingkungan Sekolah dengan PHBS Kondisi PHBS Lingkungan Total Sekolah Baik Buruk Baik 52(65%) 28(35%) 80(66,67%) Cukup 16(40%) 24(60%) 40(33,33%) Buruk 0 0 0 Total 68(56,67%) 52(43,33%) 120(100%) Sumber: Data primer, 2014. Tabel 7 menunjukan bahwa siswa yang bersekolah dengan kondisi lingkungan sekolah baik memiliki persentasi PHBS baik yang lebih tinggi (65%) jika dibandingkan dengan siswa yang berada di sekolah dengan kondisi lingkungan sekolah cukup (40%). Uji hipotesis Chi-Square dilakukan terhadap data untuk mencari hubungan antara variabel bebas yakni kondisi lingkungan sekolah dan variabel terikat yaitu PHBS pada siswa. Saat penelitian tidak didapatkan kondisi lingkungan sekolah yang masuk dalam kategori buruk, sehingga untuk kategori buruk tidak dimasukkan dalam uji Chi- Square. Syarat dilakukannya uji Chi-Square adalah tidak ada nilai observed yang sama dengan 0 dan sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5 maksimal 20% dari jumlah sel keseluruhan 15. Setelah dilakukan uji Chi-Square tidak didapatkan nilai observed yang sama dengan 0 dan sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, jadi syarat uji Chi-Square telah terpenuhi. Hasil uji statistik menggunakan uji Chi-Square menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kondisi lingkungan sekolah dengan PHBS pada siswa SMAN di Kota Sanggau, dikarenakan nilai p<0,05 yaitu p=0,009.

11 Pembahasan Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara kondisi lingkungan sekolah dengan PHBS pada siswa di SMAN di Kota Sanggau tahun 2014 (p=0,009) (Data primer, 2014). Lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekolah merupakan dua tempat utama yang dilakukan oleh seorang anak untuk melakukan aktivitas. Sekolah adalah tempat belajar, berkreasi, bersosialisasi dan bermain, sehingga sebagian besar waktu mereka dihabiskan di sekolah 8. Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah terdapat ketetapan pedoman penyelenggaran lingkungan sekolah yang ditapkan oleh Mentri Kesehatan, yaitu terdapat pada Keputusan Kementrian Kesehatan (Kepmenkes) No.1429/Menkes/SK/XII/2006 9. Pedoman ini menggambarkan bagaimana kondisi lingkungan sekolah yang sehat yang di gambarkan dari lokasi sekolah, fasilitas, hingga usaha kesehatan sekolah. Pendidikan dan kesehatan merupakan dua sisi mata uang, keduanya tidak dapat terpisahkan 10. Dalam Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 79 menyatakan bahwa Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik belajar tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi Sumber Daya Manusia yang berkualitas. 11. Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan peserta didik pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK sampai SMA/SMK/MA. Tujuan umum dibentuknya UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dan menciptakan lingkungan yang sehat. Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang di dalamnya mencakup; memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan

12 untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah dan di perguruan agama, di rumah tangga, maupun lingkungan masyarakat; sehat baik dalam arti fisik, mental, sosial maupun lingkungan; dan memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok 12. Terdapat 3 hal utama kegiatan UKS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Dalam melaksanakan fungsinya UKS berada dalam pengawasan dinas kesehatan dan puskesmas 13. Menurut Green faktor perilaku dibentuk oleh tiga faktor utama yaitu : faktor predisposisi (predisposing factors), yakni faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi; faktor pemungkin (enabling factors), yakni faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan antara lain umur, status sosial ekonomi, pendidikan, prasarana dan sarana serta sumber daya; faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors), faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku misalnya dengan adanya contoh dari para tokoh masyarakat yang menjadi panutan 14. Lingkungan sekolah melalui UKS dapat mempengaruhi PHBS pada siswa dengan mencakup ketiga faktor tersebut yakni sebagai faktor predisposisi, sekolah melakukan peran untuk meningkatkan pengetahuan siswa melalui pendidikan kesehatan, pembiasaan sikap dan perilaku kesehatan yang baik melalui aturan-aturan sekolah; sebagai faktor pemungkin, melalui penyedian fasilitas sarana dan prasarana yang menunjang PHBS di sekolah; dan sebagai faktor pendorong, melalui program-program yang mendorong pembiasaan untuk ber-phbs seperti program bebas asap rokok, kerja bakti dan olahraga bersama.

13 Kesimpulan 1. Terdapat hubungan yang bermakna antara kondisi lingkungan sekolah dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa SMAN di Kota Sanggau tahun 2014 (p=0,009). 2. Siswa dengan kategori PHBS baik terbanyak didapatkan pada usia 17 tahun (39,7%) dan siswa perempuan memiliki persentase PHBS baik yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa laki-laki. 3. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kategori baik pada siswa SMAN di Kota Sanggau tahun 2014 mencapai 56,67%. 4. Kondisi lingkungan SMAN di Kota Sanggau tahun 2014, 66,67% termasuk dalam kategori baik. Saran 1. Sekolah agar mengoptimalkan peran UKS agar dapat mempertahankan atau meningkatan kondisi lingkungan sekolah yang baik untuk mendukung PHBS. 2. Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi PHBS pada siswa. Daftar Pustaka 1. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat (Dinkes Provinsi Kalimantan Barat), 2012, Profil Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011, Dinkes Provinsi Kalimantan Barat, Pontianak. 2. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA); Badan Pusat Statistik, 2012, Profil Anak Indonesia Tahun 2012, KPPPA, Jakarta. 3. Dinas Kesehatan Republik Indonesia (DinKes RI), 2010, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah (Serial Online), http://www.promkes.depkes.go.id/index.php/phbs-di-sekolah, 46 (20 Juni 2013).

14 4. Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau (DinKes Kabupaten Sanggau), 2013, Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau Tahun 2012, DinKes Kabupaten Sanggau, Sanggau. 5. Syamsu,Y., 2011, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. 6. Picket, H.; John, J.H., 2009, Kesehatan Massyarakat Administrasi dan Praktik, EGC, Jakarta. 7. Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa(Indonesia), 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, (Jakarta). 8. Efendi, F.; Makhfuldi, 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas, Di dalam: Nursalam (ed), Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan, Penerbit Salemba Medika, Jakarta. 9. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2006, Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1429/MENKES/SK/XII/2006, Tentang penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah(serial online),http://diskesklungkung.net/wp-content/uploads/2011/05/kmk- No.-1429-ttg-Pedoman-Penyelenggaraan-Kesling-di-Lingkungan- Sekolah.pdf, (15 Juni 2013). 10. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, PT Imperal Bhakti Utama, Bandung. 11. Departemen Kesehatan (Depkes) RI, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (serial online), Depkes RI, www.depkes.go.id/uu_no_36_2009_ pdf, (25 Februari 2014) 12. Kementrian Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, 2012, Pedoman dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah, Kementrian Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Jakarta. 13. Dinas Kesehatan Kota Depok, 2014, Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (Serial online),

15 www.usahakesehatansekolah.com/berita/pembinaandanpengembangan-usaha- kesehatan-sekolah, (20 April2014). 14. Maulana, H.D.J., 2009, Promosi Kesehatan. Di dalam; Yuda, E. K.(ed), Promosi Kesehatan, EGC, Jakarta. 15. Dahlan, M.S., 2009, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan seri Evidence Based Medicine1 Edisi 4, Salemba medika, Jakarta.

Lampiran Surat Keterangan Lulus Kaji Etik 16