42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah dirumuskan. Metode penelitian ini dilakukan dengan analisa beberapa tahapan yang meliputi persiapan, desain produk, analisa kebutuhan, dan laporan penulisan. Semua tahapan tersebut merupakan suatu kesatuan proses yang tidak dapat dipisahkan. 3.2 Flow Chart Metodologi Penelitian Penelitian merupakan kegiatan sistematis dengan serangkaian proses yang dilakukan secara terstruktur. Setiap tahapan proses tersebut akan saling berhubungan, dimana suatu proses yang dilakukan merupakan bagian dari tahapan yang menentukan proses selanjutnya. Dengan demikian perlu adanya suatu
43 metodologi penelitian sebagai langkah untuk melakukan tahapan-tahapan tersebut secara teliti dan sistematis. Berikut ini adalah diagram alir (flow chart) penjelasan pemecahan masalah dalam metodologi penelitian.
44 Mulai Identifikasi masalah Identifikasi sampel penelitian Pengumpulan data Penyebaran kuisioner Uji validitas dan reliabilitas Jika tidak Data dibuang atau tidak digunakan Analisa dan interpretasi metode QFD Perancangan / desain Pengembangan konsep Arsitektur produk Jika tidak Rancangan Produk Sesuai Analisa dan ujicoba produk Kesimpulan dan saran Selesai Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian
45 3.3 Objek Penelitian Di dalam penelitian ini obyek pengamatan dan penelitian ini adalah menganalisa tingkat kebutuhan konsumen dalam menggunakan Alat pembersih dan pelumas rantai, sedangkan objek penelitian ini adalah perancangan bangun Alat pembersih dan pelumas rantai yang efektif dan efisien serta sesuai dengan permintaan konsumen, sehingga pengguna sepeda motor tidak perlu lagi melumasi rantai sepada motor secara manual dan pemeliharaan terhadap rantai lebih ringan. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah: 1. Observasi Melakukan pengamatan langsung dilapangan artinya mengamati secara langsung terhadap pengguna dan desain alat yang digunakan dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan secara langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan data serta informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. 2. Metode Interview Adalah metode pengumpulan data dengan cara mengadakan Interview secara langsung dengan responden yang bersangkutan untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan penelitian yang diangkat.
46 3. Penyebaran Angket Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan penyebaran angket atau kuesioner kepada responden yang diharapkan akan mendapatkan jawaban seperti yang diinginkan serta merespon keluhan ataupun masukan dari responden. 4. Membuat konsep rancangan produk Menentukan bentuk alat, sistem pelumasan yang digunakan, tata letak alat dan lain-lain serta menganalisa fungsi dan memilih alternatif desain yang dinilai lebih efektif dan menganalisa daya tahan alat untuk proses selanjutnya. 5. Simulasi uji coba Dalam pengujian produk ini akan di uji kekuatan mengenai tingkat ke efektifan dalam pemakaian alat tersebut dengan melakukan uji coba langsung menggunakan produk pada sepeda motor. 6. Studi Pustaka Mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan pokok permasalahan melalui literatur, bahan kuliah, dan media cetak lainnya sebagai pelengkap. 3.5 Data Yang Digunakan Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer Adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek yang akan diteliti yang berhubungan atau berkaitan dengan Alat pembersih dan pelumas rantai otomatis:
47 a. Data keinginan yang berupa informasi mengenai keinginan konsumen terhadap suatu produk. b. Data kepentingan relative untuk masing-masing kepentingan konsumen terhadap produk yang dipasarkan. c. Data Penilaian yaitu berupa informasi mengenai penilaian konsumen terhadap atribut Alat pelumas rantai otomatis. 2. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh dari studi pustaka dan data-data atau dokumen yang sudah dibuat oleh orang lain serta tambahan data yang relevan dengan penelitian yang diangkat. 3.6 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian pada tugas akhir ini adalah menghasilkan rancangan Produk alat pelumas dan pembersih rantai motor yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Perancangan tersebut dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dan menganalisis tingkat kepentingan suatu kebutuhan dan keinginan konsumen untuk sebuah alat bantu pelumasan rantai sepeda motor dalam mengembangkan produk tersebut. 2. Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan konsumen (suara konsumen/customers Voice) ke dalam proses perancangan konsep produk alat bantu pelumasan rantai sepeda motor.
48 3.7 Pengumpulan Data Dalam penentuan teknik pengumpulan data pada peneltian ini terdiri dari beberapa tahapan dimulai dari observasi langsung ke objek penelitian, wawancara dan penyusunan kuesioner penelitian yang terdapat pada tahap identifikasi kebutuhan konsumen (preferensi) dan penilaian konsumen (persepsi). 3.7.1 Identifikasi Kebutuhan Konsumen (Preferensi) Tahap identifikasi kebutuhan konsumen (preferensi) dilakukan untuk mengetahui bagaimana kebutuhan dan keinginan konsumen dengan tingkat kepentingan suatu variabel terhadap desain produk yang akan dikembangkan pada penelitian ini. Data yang digunakan dalam melakukan identifikasi kebutuhan konsumen ini adalah data hasil wawancara yang dilakukan sebelumnya dan untuk selanjutnya dibuat dalam bentuk kuesioner untuk mendapatkan data yang sistematis. Itemitem pertanyaan yang terdapat pada kuesioner dibentuk dengan melalui wawancara terhadap responden pengguna sepeda motor dengan dilandasi pengetahuan tentang dimensi kualitas dari Garvin ditambah satu dimensi desain. Setelah terkumpul variabel-variabel desain yang diperlukan, maka hasil wawancara tersebut disusun ke dalam bentuk kuesioner untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap masing-masing variabel desain tersebut. Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan konsumen melalui hasil wawancara tersebut, Secara garis besar kuesioner yang dibentuk untuk penelitian ini terdiri dari beberapa bagian yaitu: 1. Bagian I : Identifikasi masalah
49 2. Bagian II : Karakteristik produk atau preferensi konsumen 3. Bagian III: Persepsi Konsumen terhadap Sistem pelumasan atau spesifikasi produk yang diinginkan konsumen, Kuisioner menggunakan skala Likert yang dimodifikasikan dengan pilihan jawaban yang tiap poin angka mempunyai beberapa tingkat arti kepentingan yang berbeda, sebagai berikut : 1. Sangat Tidak Penting diberi bobot 1 2. Tidak Penting diberi bobot 2 3. Cukup Penting diberi bobot 3 4. Penting diberi bobot 4 5. Sangat Penting diberi bobot 5 3.7.1.1 Preferensi pada Kuesioner Uji Coba Untuk mendapatkan data informasi dari konsumen tersebut, maka dilakukan penyebaran kuesioner dengan jumlah sampel sebanyak 30 buah. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 buah tersebut mengacu pada hasil pembuktian pada penelitian pengembangan produk picnic cooler oleh Griffin dan Hauser (Ulrich & Eppinger, 1995) dalam Susiandri (2001). Dalam penelitian ini, pengambilan sampel sebanyak 30 buah ternyata sudah cukup mampu menggambarkan kebutuhan konsumen yang sebenarnya dan setelah didapatkan data dari 30 sampel maka 90% kebutuhan telah teridentifikasi. Pengambilan sampel tersebut berdasarkan metode purposive sampling dimana pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur
50 yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. Pertimbangan yang diambil adalah pertimbangan bahwa populasi bersifat homogen dan merupakan pengguna sepeda motor, karena kebutuhan unsur-unsur informasi kebutuhan teknis dari alat bantu pelumasan rantai motor dapat dipenuhi dari sampel yang dikehendaki tersebut. 3.8 Penentuan Sampel dan Objek Penelitian Dalam penelitian atau survey tidak selalu perlu meneliti semua individu didalam populasi karena akan memakan waktu yang lama. Dengan meneliti sebagian populasi, diharapkan bahwa hasil yang didapatkan akan bisa menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan. Sebuah sample harus dipilih sedemikian rupa sehingga setiap satuan elementer mempunyai peluang yang sama untuk dipilih dan besarnya peluang tersebut tidak boleh sama dengan nol. Suatu metode pengambilan sempel yang ideal harus mempunyai sifat sebagai berikut : 1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi. 2. Dapat menentukan presisi ( tingkat ketepatan ) dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku dari taksiran yang diperoleh. 3. Pengambilan contoh sample dibuat sederhana mungkin sehingga bisa dengan mudah dilakukan. 4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin.
51 3.9 Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya (Sugiarto, 2001: 2 ). Penentuan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Accidental Sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan responden yang ditemui pada saat penelitian dilakukan untuk mempermudah sampling. 3.10 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.10.1 Uji Validitas Instrumen yang valid adalah alat ukur untuk mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono,1997:220). Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas suatu kuesioner dinyatakan dengan tingkat kemampuan butir-butir pernyataan dalam kuesioner tersebut dengan menggunakan program microsoft excel Kemudian menguji taraf signifikan korelasi yaitu menguji signifikan r yaitu sebagai berikut: r hasil _ r tabel, maka pertanyaan valid r hasil _ r tabel, maka pertanyaan tidak valid 3.10.2 Uji Reliabilitas Uji validitas pada bagian ini adalah untuk mengukur validitas bagian preferensi konsumen. Penentuan validitas alat ukur ini dilakukan dengan menggunakan koefisien pearson (Person Correlation) untuk mengkorelasikan nilai sub-tes
52 dengan nilai total. Nilai sub-tes merupakan nilai-nilai dari variabel desain yang berdimensi sama. Sedangkan nilai total merupakan nilai dari keseluruhan item pertanyaan yang mendasari perancangan produk ini, yaitu 30 buah item. Pengujian validitas dapat menggunakan persamaan korelasi product moment, dengan rumus sebagai berikut: n. Σ Σ Σ n. Σ Σ. Σ Σ Dimana: r : Koefisien korelasi X : Skor setiap item Y : Skor total n : Ukuran sampel Hasil pengujian validitas ini akan dibandingkan dengan nilai koefisien pearson kritis yang didapat dari tabel. Apabila nilai perhitungan lebih kecil dari nilai tabel maka alat ukur yang kita buat tidak valid. Nilai tabel dilihat dengan sebelumnya menghitung derajat kebebasan: df = N 1 dan nilai signifikansi 5%. 3.10.3 Kecukupan Data Pada tahap awal, kuesioner disebarkan kepada 30 responden dengan tujuan untuk melihat apakah pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner tersebut dapat dipahami dan tidak membingungkan. secara umum kuesioner sudah dianggap benar dan
53 siap untuk proses pengolahan data selanjutnya. Langkah selanjutnya adalah menguji kecukupan data adalah sebagai berikut : N. X X X Keterangan: N = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan (dari hasil perhitungan) N = Pengamatan pendahuluan Jika N < N, maka data pengamatan cukup Jika N > N, maka data pengamatan kurang dan perlu tambahan data. 3.11 Penilaian atau Evaluasi Produk Oleh Konsumen (Persepsi) Untuk mendapatkan data tentang benchmarking yang merupakan input House Of Quality (HOQ) pada blok sebelah kanan, maka dibentuk kuesioner untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap produk yang dikomparasi. Item-item pertanyaan pada evaluasi produk ini menggunakan item-item pertanyaan yang sama dengan item-item pertanyaan pada tahap preferensi, akan tetapi disini konsumen diminta untuk memberikan penilaian tingkat kepuasan konsumen terhadap penerapan dimensi yang ditanyakan pada produk Pembersih dan pelumas rantai motor yang sudah pernah digunakan oleh konsumen. Persepsi konsumen didapatkan dari penilaian responden terhadap dua sistem atau cara pelumasan rantai sepeda motor yang telah ditentukan.
54 Sebelum memberikan penilaian persepsi, responden dijelaskan tentang sistem atau cara pelumasan yang biasa digunakan dan alat pembersih dan pelumas rantai dari produk Hal ini dilakukan untuk mengurangi bias dalam memberikan persepsinya. Dalam menentukan persepsi yang diukur dengan menggunakan metode skala Likert yang dimodifikasikan sebagai berikut : 1. Tidak Baik diberi bobot 1 2. Kurang Baik diberi bobot 2 3. Cukup Baik diberi bobot 3 4. Baik diberi bobot 4 5. Sangat Baik diberi bobot 5 3.11.1 Persepsi pada Kuesioner Kuesioner yang disebarkan untuk persepsi ini merupakan satu rangkaian dengan kuesioner bagian preferensi. Dengan demikian kuesioner uji coba tahap awal adalah sebanyak 30 kuesioner, sama seperti dalam preferensi. Pengisian kuesioner pada bagian III Persepsi Konsumen hanya dapat dilakukan secara bergantian. Hal ini disebabkan karena dalam memberikan penilaian persepsinya, responden diminta mencoba dua cara pelumasan yang telah disediakan jika ternyata konsumen belum pernah menggunakan pelumasan yang diajukan.
55 3.12 Pengolahan Data 3.12.1 Pengembangan Konsep Produk Berdasarkan Metode QFD Pada bagian ini, dilakukan proses pengembangan konsep produk berdasarkan metode Quality Function Deployment (QFD). Penentuan variabel-variabel desain dengan memperhatikan bobot preferensi (sebagai voice of customer dalam HOQ). Tahap-tahap pengembangan konsep produk pembersih dan pelumas rantai motor pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Klarifikasi tujuan desain. 2. Penentuan fungsi desain (Function Analysis Method). 3. Penentuan karakteristik produk. 4. Pembentukan matriks perancangan produk (HOQ). Pada pembuatan bagan HOQ (House of Quality), digunakan untuk menentukan spesifikasi teknis yang diperlukan untuk mengembangkan rancang bentuk dari treker bearing yang dibutuhkan oleh konsumen. Adapun tahapan proses tersebut menurut Cohen dalam Susiandri (2001), yaitu: 1. Matriks Kebutuhan Pelanggan, tahap ini meliputi: a. Memutuskan siapa pelanggan, b. Mengumpulkan data kualitatif berupa keinginan dan kebutuhan konsumen, c. Menyusun keinginan dan kebutuhan tersebut. 2. Matrik Perencanaan, tahap ini bertujuan untuk mengukur kebutuhankebutuhan pelanggan dan menetapkan tujuan-tujuan performansi kepuasan.
56 3. Respon Teknis, pada tahap ini dilakukan transformasi dari kebutuhankebutuhan konsumen yang bersifat non teknis menjadi data yang besifat teknis guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. 4. Menentukan Hubungan Respon Teknis dengan Kebutuhan Konsumen. Tahap ini menentukan seberapa kuat hubungan antara respon dengan kebutuhankebutuhan pelanggan. 5. Korelasi Teknis, tahap ini memetakan hubungan dan kepentingan antara karakterisitik kualitas pengganti atau respon teknis. 6. Benchmarking dan Penetapan Target, pada tahap ini perusahaan perlu menentukan respon teknis mana yang ingin dikonsentrasikan dan bagaimana jika dibandingkan oleh produk sejenis. 3.12.2 Penyusunan Alternatif Desain Dengan Tabel Morfologi Peta Morfologi (Morphological Chart) dapat membantu para perancang produk untuk mengidentifikasikan kombinasi-kombinasi baru dari elemen atau komponen produk. Morfologi (morphology) berarti studi mengenai bentuk (shape/form). Analisis morfologi (morphological analysis) adalah usaha yang sistematis untuk menganalisis bentuk-bentuk produk. Sedangkan peta morfologi (morphological chart) adalah rangkuman dari analisis tersebut. Peta ini dapat menyusun secara lengkap elemen-elemen, komponen, atau sub solusi yang dapat dikombinasikan untuk mendapatkan solusi. Solusi yang didapat dari kombinasi yang mungkin dilakukan dapat merupakan solusi yang telah ada, atau variasi sama sekali baru.
57 Prosedur yang dilakukan dalam pengembangan alternatif a. Daftar fungsi atau ciri-ciri (features) yang penting dari produk. Tujuannya adalah untuk menentukan aspek-aspek yang harus dimasukkan ke dalam produk, atau yang dapat dilakukan terhadap produk. Item-item di dalam daftar harus sedapat mungkin tidak saling bergantung satu sama lain, dan harus dapat mencakup secara menyeluruh fungsi-fungsi yang diperlukan dari produk yang akan dirancang. Oleh sebab itu, daftar yang dibuat sebaiknya tidak terlalu panjang karena dapat mengakibatkan kemungkinan kombinasi dari sub-solusi menjadi besar dan unmanageble. b. Daftar semua cara yang mungkin untuk mencapai/memperoleh setiap fungsi atau feature yang penting dari produk. Daftar ini menyajikan sub-solusi yang apabila dikombinasikan dapat membentuk solusi dari keseluruhan rancangan. Daftar ini tidak hanya berisi sub-solusi yang telah ada, tetapi juga sub-solusi baru yang mungkin layak untuk dilakukan. c. Buat Peta Morfologi yang berisi semua kemungkinan sub-solusi. Peta ini menggambarkan solusi keseluruhan bagi produk, yang dihasilkan dari kombinasi sub-solusi. d. Identifikasi kombinasi sub-solusi yang layak. Jumlah kombinasi yang mungkin dapat menjadi besar. Beberapa dari kombinasi tersebut mungkin merupakan solusi yang telah ada dan beberapa mungkin merupakan solusi yang tidak layak.
58 Penentuan komponen pembentuk dari karakteristik tersebut diambil berdasarkan informasi dan diskusi dengan konsumen pengguna serta informasi-informasi dari berbagai sumber literatur yang relevan serta spesifikasi pembentuk karakteristik produk sejenis yang dikomparasi. Alternatif fungsi pembentuk karakteristik tersebut dibuat untuk memenuhi kebutuhan konsumen melalui metode tabel morfologi (morphology chart). 3.12.3 Evaluasi Alternatif Metode yang digunakan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif yang telah terbentuk pada tabel morfologi adalah metode Pugh Concept Selection, yang telah dikembangkan oleh Stuart Pugh (1991). Dengan metode ini fungsi-fungsi pembentuk alternatif yang dikombinasikan (konsep baru), akan ditentukan bobotnya dan dibandingkan dengan spesifikasi pembentuk atau entitas karakteristik teknis produk sejenis yang dikomparasi (baseline). Baseline akan menjadi elemen netral dari sistem penomoran yang telah dipilih. Tiap entitas alternatif solusi akan dibandingkan dengan baseline, tanda + (lebih baik daripada baseline), - (lebih buruk daripada baseline), atau tanda 0 jika sama dengan baseline. Baseline yang digunakan untuk dibandingkan dengan solusi kombinasi-kombinasi alternatif adalah data entitas dari produk yang dijadikan pembanding. Penentuan entitas pembanding tersebut diambil berdasarkan nilai rata-rata terbesar dari produk pembanding berdasarkan persepsi konsumen pengguna antara beberapa metode pelumasan yang dikomparasikan (benchmark).
59 Dengan demikian persepsi konsumen dapat dilibatkan dalam pemilihan solusi terbaik yang akan digunakan untuk membuat konsep produk ini. 3.13 Pembentukan Konsep Pembentukan konsep yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan penyelidikan eksternal (dengan calon konsumen atau pengguna utama serta dari literatur), dan penyelidikan internal (dengan melakukan inovasi dan bereksperimen menciptakan alat pembersih dan pelumas rantai otomatis). Tujuannya agar diperoleh informasi yang dapat diolah dalam mempersiapkan alternatif konsep atau konsep pengganti apabila konsep yang sudah dibuat memiliki masalah. 3.14 Analisa Melakukan analisa terhadap data yang diperoleh, melakukan interprestasi terhadap hasil pengolahan data, serta analisa dalam proses perancangan produk sampai didapatkan rancangan produk baru yang dihasilkan untuk dievaluasi apakah sudah atau belum sesuai dengan harapan konsumen. 3.15 Kesimpulan dan Saran Memberikan kesimpulan terhadap hasil yang diperoleh selama proses perancangan produk tersebut. Juga memberikan saran yang mungkin berguna dan dapat digunakan oleh industri yang akan memproduksi barang tersebut dan untuk penelitian berikutnya.