MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM MENIGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PENGELOLAAN KEJANG DEMAM PADA IBU BALITA DI POSYANDU BALITA

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

MODEL BUKU PANDUAN TENTANG PENCEGAHAN KECELAKAAN DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PENCEGAHAN KECELAKAAN PADA BALITA

PENGARUH KONSUMSI TELUR AYAM RAS REBUS TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH

PENGARUH PELATIHAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

PENGARUH MODUL BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING ANAK TODDLER DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA

MANAJEMEN KEPERAWATAN TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE PASCA BANJIR DI DAERAH PESISIR SUNGAI SIAK

BAB 1 PENDAHULUAN. (lebih dari 15 menit) dapat menyebabkan kematian (0,64-0,74%). pertama sebelum umur 4 tahun, terbanyak diantara bulan.

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM MELAKUKAN SADARI PADA IBU


PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana. Oleh: ARFIAN PRASETYO WARDHANI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cuci tangan mengunakan sabun telah menjadi salah satu gerakan yang

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015

JKK Vol. 11 No. 1, Juni 2015 (SAY)

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN PERILAKU SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI SD NEGERI TATELU KABUPATEN MINAHASA UTARA

Kata kunci: Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), media audio visual, pendidikan kesehatan, perilaku ibu, balita

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

BAB 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan ke 8 tahap mulai bayi (0-18 bulan), toddler (1,5 3 tahun), anakanak

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

EFFEKTIVITAS TEKNIK ORAL DAN MODELLING TERHADAP KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA TODDLER

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA WANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN BONGSARI SEMARANG BARAT TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

Pengaruh Penyuluhan PHBS tentang Cuci Tangan Pakai Sabun terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas V SDN Taman Kota Serang

KELAS BAPAK DAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nama Mahasiswa : Sri Setiyo Ningrum NIM :

BAB III METODE PENELITIAN

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK USIA TODDLER DI KARTASURA

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 2 / Agustus 2012

Skripsi. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan. DisusunOleh: Firma Ayu Juwitaningtyas J

Triwik Sri Mulati, Wiwik Setyaningsih, Dodiet Aditya S Kementrian Kesehatan Politeknik Surakarta Jurusan Kebidanan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN CIBADUYUT BANDUNG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG POLA ASUH TERHADAP KEJADIAN TANTRUM PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

SKRIPSI. OLEH : Elisabeth Buku Kumanireng NRP :

121 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

TRAINING MANAJEMEN DEMAM DI RUMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN IBU/PENGASUH

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

TESIS. Oleh HIKMAH NURMARALITA /IKM

PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

RANI SURAYA NIM

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA POWER POINT

Journal of Health Education

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJANG DEMAM DENGAN FREKUENSI KEJANG ANAK TODDLER DI RAWAT INAP PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KEJANG DEMAM ANAK TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA (Studi di Klinik Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

SUCI ARSITA SARI. R

BAB I PENDAHULUAN. kematian terbesar kedua di dunia setelah Human Immunodeviciency Virus

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENCUCI TANGAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENCUCI TANGAN SISWA SDN 01 GONILAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG BAHAYA MEROKOK MELALUI MEDIA BOOKLET DAN POSTER TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP N 2 TASIKMADU

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU ORANG TUA DALAM TOILET TRAINING TODDLER ABSTRAK

PERBEDAAN SELF ASSESSMENT DAN PEER ASSESSMENT TERHADAP KOMPETENSI PEMASANGAN INFUS DITINJAU DARI MOTIVASI TESIS

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

sangat berlebihan dan juga tidak realistik, seperti selalu memanggil petugas kesehatan walaupun demamnya tidak tinggi (Youssef et al, 2002).

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DISMENORE MELALUI MEDIA BOOKLET TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN, PERILAKU, DAN DAYA TERIMA SISWI DI SMK SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH PENYULUHAN IMUNISASI TERKINI PADA BAYI DAN BALITA TERHADAP PENGETAHUAN IBU DI DESA BRAJAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH KARTASURA

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PRAKTIK IBU HAMIL DALAM UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI POST PARTUM

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN FIRST AID BOX TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENANGANAN CEDERA ANAK TODDLER DI RUMAH TANGGA

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

BAB I PENDAHULUAN. alamiah. Memasuki masa tua berarti mengalami perubahan baik secara fisiologi

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

PENYULUHAN DENGAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG SARAPAN PAGI PADA SISWA KELAS IV SDN 01 MANGUHARJO KOTA MADIUN

Transkripsi:

Rahayu, Model Pendidikan Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan 47 MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM MENIGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PENGELOLAAN KEJANG DEMAM PADA IBU BALITA DI POSYANDU BALITA Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan Abstract: Health Education, Management of Febrile Seizures, Knowledge. This study aimed to determine the effect of health education in the home management of febrile seizures on knowledge management of febrile seizures at home on mothers in IHC Toddler Prosperous Tegal Mulyo RT 3 RW 4 Mojosongo Surakarta 2014. This study used a quasi-experimental method with pre-test-post design test using the experimental group and the control group. The sample used was the total population, with a sample of 96 women who were divided into 2 groups: the experimental group and the control group. The study was conducted from April to July 2014 in IHC Toddler Prosperous Tegal Mulyo RT 3 RW 4 Mojosongo Surakarta. Analysis of the data using the t test Dependent and Independent t. The results showed no significant difference between pre-test and post-knowledge test on respondents intervention group or the control group, with p = 0.000. In the control group there was an increase in the level of knowledge 5:46 point correlation 0505. While in the intervention group increased 14.96 points to the level of knowledge of correlation 0207. Keywords: health education, management of febrile seizures, knowledge Abstrak: Pendidikan Kesehatan, Pengelolaan Kejang Demam, Pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan penatalaksanaan kejang demam di rumah terhadap pengetahuan penatalaksanaan kejang demam di rumah pada ibu balita di Posyandu Balita Sejahtera Tegal Mulyo RT 3 RW 4 Mojosongo Surakarta Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain pre test-post test yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel yang digunakan adalah total population, dengan sampel 96 ibu yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Juli 2014 di Posyandu Balita Sejahtera Tegal Mulyo RT 3 RW 4 Mojosongo Surakarta. Analisa data dengan menggunakan uji t Dependen dan t Independen. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan pre test dan post test pada responden kelompok intervensi maupun kelompok kontrol dengan nilai p=0.000. Pada kelompok kontrol terjadi peningkatan pengetahuan 5.46 point dengan tingkat korelasi 0.505. Sedangkan pada kelompok intervensi terjadi peningkatan pengetahuan 14.96 point dengan tingkat korelasi 0.207. Kata Kunci: pendidikan kesehatan, pengelolaan kejang demam, pengetahuan Kejang demam adalah serangan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium (Riyadi & Sukarmin, 2009. Kejang demam sering dijumpai pada anak usia 6 bulan 4 tahun, dan hampir 3% anak balita pernah mengalami kejang demam. Anak laki-laki lebih sering dari pada perempuan dengan perbandingan 1,2 1,6 : 1 1,2. Setelah terjadinya serangan kejang demam yang pertama, kurang lebih 33% anak akan mengalami satu kali rekurens (kambuh), dan kurang lebih 9% anak akan mengalami kekambuhan 3 kali atau lebih. Saing B (1999), menemukan 62,2%, kemungkinan kejang demam berulang pada 90 anak yang mengalami kejang demam sebelum usia 12 tahun, dan 45% pada 100 anak yang mengalami kejang setelah usia 12 47

48 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 4, Nomor 1, Mei 2015, hlm. 47 51 tahun (Deliana, 2002). Dari beberapa penelitian didapatkan bahwa, sekitar 2,2% 5% anak pernah mengalami kejang demam sebelum mereka mencapai usia 5 tahun (Judarwanto, 2012). Di Jepang, hasil penelitian Maeda, dkk. (1993) didapatkan 9,7% anak pernah mengalami kejang demam dan Tsuboi (1986) mendapatkan sekitar 7% anak pernah mengalami kejang demam (Lumbantobing, 2002 dalam Dewanti, 2012). Prognosis anak dengan kejang demam rata-rata baik, namun sejauh ini serangan kejang demam sering menyebabkan rasa takut atau khawatir yang sangat bagi orang tuanya atau pengasuhnya. Setiap anak yang mengalami kejang, kemungkinan dapat menyebabkan trauma otak maupun epilepsi di kemudian hari. Hal ini menyebabkan perasaan cemas atau takut pada orang tua. Rasa takut atau khawatir yang terjadi ini juga disebabkan karena orang tua atau pengasuh tidak atau kurang memahami bagaimana cara tindakan awal penatalaksanaan di rumah pada anak yang mengalami serangan kejang demam. Di India, hasil penelitian yang dilakukan Parmar dalam Dewanti (2012) melaporkan 77,9% orang tua pasien kejang demam tidak mempunyai pengetahuan tentang kejang dan 90% menganggap anaknya akan meninggal. Hasil penelitian lain memperlihatkan hampir 80% orang tua mempunyai rasa takut terhadap serangan kejang demam yang menimpa anaknya. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang kejang dan penatalaksanaannya sangat bervariasi. Namun, perbedaan pengetahuan ini akan mengakibatkan penanganan kejang demam pada anak yang berbeda pula. Pengetahuan ibu tentang kejang dan penatalaksanaannya di Indonesia juga sangat bervariasi mengingat hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Berdasarkan pertimbangan rasa takut atau khawatir dan kebingungan orang tua atau pengasuh terhadap anaknya ketika mengalami serangan kejang demam, diperlukan upaya pencegahan terhadap berulangnya serangan kejang demam tersebut. Upaya mencegah dan menghadapi kejang demam, orang tua atau pengasuh anak harus diberi cukup informasi. Tindakan awal penatalaksanaan serangan kejang demam pada anak sangat tergantung pada peran orang tua atau pengasuhnya, terutama ibu. Ibu merupakan bagian integral dari sistem kehidupan rumah tangga atau keluarga yang dengan kesabaran dan kasih sayangnya dibutuhkan untuk merawat anak secara terampil agar tumbuh dan berkembang dengan sehat dan optimal. Karena serangan kejang demam ini sulit diidentifikasi kapan munculnya, maka orangtua atau pengasuh anak terutama ibunya, perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang kejang demam dan tindakan awal penatalaksanaan kejang demam di rumah pada anak yang mengalami serangan kejang demam. Orangtua atau pengasuh yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang penatalaksanaann kejang demam dapat menentukan tindakan yang terbaik bagi anaknya. Pendidikan kesehatan adalah salah satu upaya untuk merubah pengetahuan, sikap atau perilaku seseorang. Pemberian pendidikan kesehatan tentang kejang demam dan penatalaksanaannya diharapkan dapat menambah informasi orang tua mengenai kejang demam dan tindakan awal penatalaksanaan kejang demam di rumah. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain pre test-post test yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel yang digunakan adalah total population, dengan sampel 96 ibu yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive. Uji statistic yang digunakan adalah t (ttes). HASIL PENELITIAN Hasil uji statistik didapat nilai p=0,041 (p<0,05) yang berarti bahwa pada alpha 5% dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan pre test dan post test pada responden kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol terjadi peningkatan pengetahuan 5.46 point dengan tingkat korelasi rendah yaitu tingkat korelasi 0.505. Sedangkan pada kelompok perlakuan mengalami peningkatan pengetahuan 14.96 point dengan tingkat korelasi lebih baik yaitu tingkat korelasi 0.207. PEMBAHASAN Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akalnya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu di lingkungannya yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

Rahayu, Model Pendidikan Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan 49 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan kejang demam sebelum diberi pendidikan kesehatan antara responden kelompok intervensi dengan responden kelompok kontrol adalah sama. Pengetahuan rendah sejumlah 16 (33.3%), pengetahuan sedang sejumlah 26 (54.2%), dan pengetahuan tinggi sebesar 6 orang atau (12.5%). Rata-rata pengetahuan responden kelompok intervensi adalah 19.50 dan untuk responden kelompok kontrol rata-rata pengetahuannya adalah 18.52. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.531 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata pengetahuan tentang penatalaksanaan kejang demam di rumah sebelum diberi pendidikan kesehatan antara kelompok intervensi dengan kontrol. Pengetahuan dasar yang sama menjadi dasar yang sangat penting melakukan perencanaan selanjutnya yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan pada kedua kelompok. Hal ini juga mempermudah dalam melakukan evaluasi di akhir tindakan, apakah pendidikan kesehatan yang diberikan akan memberikan dampak bagi kedua kelompok. Dengan memberikan pendidikan kesehatan diharapkan responden mendapatkan informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang bermanfaat dan akhirnya pengetahuan responden akan meningkat, khususnya pengetahuan tentang penatalaksanaan kejang demam di rumah. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan tentang penatalaksanaan kejang demam di rumah setelah diberi pendidikan kesehatan pada responden kelompok intervensi yang terbanyak adalah pengetahuan tinggi yaitu 41 (85.4%). Sedangkan pengetahuan pada responden kelompok kontrol yang terbanyak adalah pengetahuaan sedang yaitu 24 (50.0%). Rata-rata pengetahuan responden kelompok intervensi adalah 34.46 dan untuk responden kelompok kontrol rata-rata pengetahuannya adalah 24.98. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.000 yang berarti ada perbedaan yang signifikan ratarata pengetahuan tentang penatalaksanaan kejang demam di rumah setelah diberi pendidikan kesehatan antara responden kelompok intervensi dengan responden kelompok kontrol. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dan diperlukan sebagai dorongan psikis untuk menumbuhkan rasa percaya diri maupun dorongan sikap dan perilaku seseorang setiap harinya, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap tindakan seseorang. Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Lingkungan sosial dapat mendukung tingginya pengetahuan seseorang. Bila ekonomi baik, tingkat pendidikan tinggi maka tingkat pengetahuan akan tinggi pula. Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring sesuai atau tidaknya dengan budaya yang ada atau agama yang dianut. Pendidikan juga akan mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin tinggi pendidikan maka akan semakin mudah menerima informasi atau hal baru dan akan mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut. Semakin banyak informasi yang diterima maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapat. Pendidikan seseorang dapat mempengaruhi cara pandang dan pengetahuan seseorang. Namun demikian, bukan berarti bahwa seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan rendah, tidak berarti memiliki pengetahuan yang rendah pula. Pendidikan kesehatan adalah penambahan kemampuan seseorang melalui belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Depkes, 2002). Pendidikan kesehatan merupakan gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan belajar di mana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin mencapai hidup sehat, secara individu maupun secara berkelompok dengan meminta pertolongan kepada orang lain. Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan kesehatan merupakan suatu upaya atau kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan perilaku masyarakat secara mandiri untuk mendukung terciptanya kondisi yang sehat. Pendidikan kesehatan juga merupakan suatau upaya yang dilakukan agar masyarakat menyadari dan mengerti cara-cara memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri, menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain. Anggota keluarga mempunyai peran penting dalam pendidikan kesehatan, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pendidikan kesehatan anggota keluarga berjalan secara tidak resmi. Hasil penelitian pada kelompok kontrol, ratarata pengetahuan pre test adalah 19.52 dan post

50 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 4, Nomor 1, Mei 2015, hlm. 47 51 test didapatkan rata-rata pengetahuan adalah 24.98. Di sini terjadi peningkatan 5,46 point. Nilai mean perbedaan pengetahuan antara pre test dan post test adalah -6.458. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.000, maka dapat disimpulkan ada perbedaan test pada kelompok kontrol, tetapi dengan tingkat korelasi rendah yaitu nilai korelasi 0.505. Hasil penelitian pada kelompok intervensi, rata-rata pengetahuan pre test adalah 19.50 dan post test didapatkan rata-rata pengetahuan adalah 34.46. Di sini terjadi peningkatan 14,96 point. Terlihat nilai mean perbedaan pengetahuan antara pre test dan post test adalah -14.958. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.000, maka dapat disimpulkan ada perbedaan test pada kelompok kontrol, dengan tingkat korelasi lebih baik yaitu nilai korelasi 0.207. Hasil penelitian kedua kelompok adalah sama yaitu kedua kelompok menunjukkan ada perbedaan test. Peningkatan pengetahuan dan tingkat korelasi pada kedua kelompok adalah berbeda. Pada kelompok intervensi terjadi peningkatan pengetahuan yang lebih tinggi dengan tingkat korelai yang lebih baik dibanding dengan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan penatalaksanaan kejang demam di rumah terbukti memberikan pengaruh atau dampak kepada ibu balita dalam meningkatkan pengetahuannya sehingga mereka mempunyai pengetahuan, pengalaman dan informasi dalam memberikan penanganan kejang demam di rumah. Pengalaman dan informasi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan juga dipengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman berkaitan dengan umur dan pendidikan individu. Pendidikan tinggi, maka pengalaman akan lebih luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalamannya akan semakin banyak (Notoatmodjo, 2007). Menurut penelitian yang dilakukan Arifah dan Hadiatma (2007) dalam penelitiannya, bahwa ada pengaruh atau perbedaan pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan perilaku mencuci tangan pada kelompok intervensi dengan nilai p < 0.05. Namun tidak ada pengaruh atau perbedaan pada kelompok kontrol dengan nilai p > 0.05. Hasil penelitian dari kelompok kontrol berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Arifah dan Hadiatma, hal ini kemungkinan kelompok kontrol belajar sendiri atau bertanya pada kelompok intervensi, bahkan kelompok intervensi mentransfer informasi pada kelompok kontrol. Pengetahuan dasar pre test pada kelompok kontrol juga dapat akan mempengaruhi hasil penelitian. Mayoritas kelompok kontrol mempunyai pengetahuan sedang, sehingga meskipun tidak diberi pendidikan kesehatan, mereka akan belajar sendiri dengan membahas isi kuesioner yang pernah diterima. Hal ini juga kemungkinan mereka sudah pernah mendapat kuesioner (pre test), sehingga saat mengerjakan post test akan memberikan jawaban yang berbeda. Pengetahuan dapat diperoleh tidak hanya dari menerima pendidikan secara formal namun juga dapat diperoleh melalui belajar sendiri. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak (Meliono & Irmayanti, 2007). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan pre test dan post test pada responden kelompok intervensi maupun kelompok kontro. Rata-rata pengetahuan ibu balita dikategorikan baik, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pengetahuan. Ibu-ibu balita dengan dukungan kader supaya mempertahankan dan lebih ditingkatkan lagi pengetahuannya dan menambah wawasan yang lain guna mencapai derajat kesehatan yang optimal. Saran yang diberikan pada penelitian ini adalah petugas kesehatan hendaknya memberikan pendidikan kesehatan secara berkala dengan materi yang bervariasi pada ibu-ibu balita di Posyandu. DAFTAR RUJUKAN Arifah, S., Hadiatma, M. 2007. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Mencuci Tangan Siswi SDN 01 Gonilan. Diambil Tanggal 20 agustus 2014, dari http: // publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/ handle/123456789/3632/mega%20hadiatma-%20 siti %20 arifah%20 Fix. pdf?sequence=1. Deliana, M. 2002. Tatalaksana Kejang Demam pada Anak. Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002:59 62. Judarwanto, W. 2012. Kejang Demam Anak, Jangan Diremehkan Jangan Berlebihan. Diambil tanggal 10 Januari 2014. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan & Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Rahayu, Model Pendidikan Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan 51 Parmar, R.C., Sahu, D.R., Bavdekar, A.B. 2001. Knowledge Attitude and Practiced of Parent of Children with Febrile Convultion. J Postgrad Med 2001, 47:19 23. Santosa, T.S. 2005. Peran Sikap Orangtua terhadap Kejadian Kejang Demam Berulang. Diambil tanggal 29 Januari 2014. Perrin, R. 2009. Pocket Guide to APA Style. (Third Edition). USA: Wadsworth, Cengange Learning. Ridwidigdo, H. 2009. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Edisi Pertama. Yogyakarta: Pustaka Rihama dari http://health.kompas. com/read/2012/03/06/ 14404139/. Santosa, T.S. 2005. Peran Sikap Orangtua terhadap Kejadian Kejang Demam Berulang. Diambil tanggal 29 Januari 2014.