BAB 1 PENDAHULUAN. (lebih dari 15 menit) dapat menyebabkan kematian (0,64-0,74%). pertama sebelum umur 4 tahun, terbanyak diantara bulan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak didapatkan infeksi intrakranial ataupun kelainan lain di otak. 1,2 Demam

BAB I PENDAHULUAN. sama, tergantung nilai ambang kejang masing-masing. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. (American Academy of Pediatrics, 2008). Penyebab demam pada pasien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia mempunyai dua faktor yang berpengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. tubuh, kemampuan, dan kepribadiannya. Lebih lanjut, seorang anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan anugerah Tuhan yang Maha Kuasa. Sudah semestinya

BAB 1 PENDAHULUAN. serta tidak didapatkan infeksi ataupun kelainan intrakranial. Dikatakan demam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kejang demam merupakan jenis kejang pada anak-anak yang paling sering

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 9,1%, usia tahun sebesar 8,13%. pada anak dengan frekuensi kejadian 4-6 kasus/1.000 anak (Nelson, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Vivit Erdina Yunita, 1 Afdal, 2 Iskandar Syarif 3

BAB I PENDAHULUAN. Begitu sempurna Allah SWT menciptakan manusia (QS. At-tiin) yang. semaksimal mungkin. Dalam wawasan yang lebih luas, anak merupakan

MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM MENIGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PENGELOLAAN KEJANG DEMAM PADA IBU BALITA DI POSYANDU BALITA

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi. penerus bangsa memiliki kemampuan yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tubuh) terhadap penyakit (Biddulph, 1999). Salah satu penyakit. yang umumnya diderita oleh bayi dan balita adalah jenis

BAB I PENDAHULUAN. saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 o C) yang disebabkan oleh proses

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui atau dalam bahasa asing disebut breasting adalah pemberian air

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran pernafasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEKAMBUHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. ISPA yang tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Flaviviridae dan ditularkan melalui vektor nyamuk. Penyakit ini termasuk nomor dua

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. 60 bulan disertai suhu tubuh 38 C (100,4 F) atau lebih yang tidak. (SFSs) merupakan serangan kejang yang bersifat tonic-clonic di

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. global dan merupakan penyebab kecacatan yang paling banyak. Penderita

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

Herliana Kurniawati Subject: Partisipasi, Ibu, Kejang Demam

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

sangat berlebihan dan juga tidak realistik, seperti selalu memanggil petugas kesehatan walaupun demamnya tidak tinggi (Youssef et al, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sebagian individu yang unik dan mempunyai. kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Kebutuhan tersebut

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. ayat (1) yang menyatakan bahwa Penggunaan pestisida dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masih tingginya angka morbiditas dan mortalitas (Rampengan, 2008)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kejadian ISPA Di Indonesia, pada balita adalah sekitar 10-20%

BAB I PENDAHULUAN. dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization

HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Seseorang yang berusia lanjut akan mengalami perubahan-perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap pengalaman sakit, yang disebabkan karena faktor lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. kebutaan di masyarakat di negara-negara berkembang. Data tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

BAB III METODE PENELITIAN. secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. 1

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38ºC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3% dari anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah menderita kejang demam (Ngastiyah, 2005). Kejang demam anak perlu diwaspadai karena kejang yang lama (lebih dari 15 menit) dapat menyebabkan kematian (0,64-0,74%). Berdasarkan hasil prasurvey di Indonesia pada bulan April 2009 terdapat 15 kasus kejang demam, 80% (11 Kasus) disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan, 2 pasien kejang demam meninggal dengan observasi Meningitis dan Enchepalitis. Kejang demam sangat tergantung kepada umur, 85% kejang pertama sebelum umur 4 tahun, terbanyak diantara 17-23 bulan. Hanya sedikit yang mengalami kejang demam pertama sebelum umur 5-6 bulan atau setelah berumur 5-8 tahun. Biasanya setelah berumur 6 tahun pasien tidak kejang demam lagi, walaupun pada beberapa pasien masih dapat mengalami sampai umur lebih dari 5-6 tahun (Soetomenggolo, 2000). 1

2 Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures (1980), kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak yang biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu. Anak yang pernah kejang tanpa demam dan bayi yang berumur kurang dari 4 minggu tidak termasuk. Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsi, yaitu yang ditandai dengan kejang berulang tanpa demam. (Ngastiyah 2005). Kejadian kejang demam diperkirakan 2-4% Amerika Selatan dan Eropa Barat. Kejadian kejang demam di Asia lebih tinggi kira-kira 20% kasus merupakan kejang demam yang komplek. Kejang demam sedikit lebih sering terjadi pada anak laki-laki Akhir-akhir ini kejang demam diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu kejang demam sederhana yang berlangsung kurang dari 15 menit dan umum, dan kejang demam komplek yang berlangsung lebih dari 15 menit, fokal atau multifel (lebih dari 1 kali kejang demam dalam 24 jam) (Mansjoer, 2000). Kejang akan berpengaruh terhadap kecerdasannya. Jika Anda terlambat mengatasi kejang pada anak, ada kemungkinan penyakit epilepsi, atau bahkan keterbelakangan mental. Keterbelakangan mental di kemudian hari, merupakan kondisi yang menyedihkan ini bisa berlangsung seumur hidupnya (Sri P, Okti, dkk, 2008). Dalam Fuadi, dkk, (2010), hasil penelitian Van Stuijven Berg (1999), menunjukan bahwa 17% di antara orang tua anak dengan kejang demam tidak mempunyai pengetahuan

3 tentang kejang, dan 47%-77% menganggap anaknya sakit berat dan akan berakhir dengan kematian dan hasil penelitian Parmar (2001), di India mendapatkan bahwa 77,9% para orang tua pasien kejang demam tidak mempunyai pengetahuan mengenai kejang demam dan 90% menganggap anaknya akan meninggal. Anak adalah harta yang berharga bagi orang tua, ketika anak sakit, orang tua akan berusaha untuk mengobatinya. Keluhan utama tersering yang disampaikan orang tua saat membawa anaknya berobat adalah demam. Demam yang sangat tinggi dapat menyebabkan kejang demam. Kejang demam merupakan penyakit yang paling sering dijumpai pada bayi dan anak dengan rentang usia 6 bulan sampai 4 tahun, dengan angka kejadian mencapai 2,2% - 5%. Demam yang tinggi dapat terjadi karena beberapa penyakit infeksi (Wardani, 2012). Kejang demam pada anak sering terjadi pada masyarakat. Banyak keluarga tidak menyadari. Berbagai kondisi kegawatan dapat terjadi pada kasus kejang demam pada anak yang tidak segera ditangani. Untuk itu diperlukan adanya penanganan kejang demam yang cepat dan benar (Sri, 2008). Pengetahuan ibu yang berbeda akan mengakibatkan penanganan kejang demam pada anak yang berbeda pula. Tingkat pengetahuan ibu tentang kejang demam di Indonesia juga sangat bervariasi mengingat hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Penanganan kejang demam pada anak sangat tergantung pada peran orang tua, terutama ibu. Ibu adalah bagian integral dari

4 penyelenggaraan rumah tangga yang dengan kelembutannya dibutuhkan untuk merawat anak secara terampil agar tumbuh dengan sehat. Ibu yang tahu tentang kejang demam dan memiliki sikap yang baik dalam memberikan perawatan, dapat menentukan penanganan kejang demam yang terbaik bagi anaknya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Rekam Medis RSUD Kebumen tercatat angka insiden penderita kejang demam yang dirawat selama bulan Januari Desember 2012 berjumlah 136 anak dengan nilai rata- rata 11 kasus perbulan. Sedangkan data yang tercatat pada bulan Februari - April 2013 berjumlah 57 anak baik kejang demam sederhana maupun kejang demam komplek dengan nilai rata-rata 18 kasus per bulan. Studi pendahuluan pada 10 ibu pasien kejang demam dengan metode kuesioner didapatkan hasil 8 (80%) ibu tingkat pengetahuan tentang kejang demam kurang dan 2 (20%) ibu memiliki tingkat pengetahuan cukup, sedangkan untuk penanganan kejang demam dirumah 6 (60%) ibu memiliki penanganan kejang demam kurang dan 4 (40%) ibu memiliki penanganan yang cukup. Hal tersebut dikarenakan ibu mengatakan panik dan bingung ketika anak mengalami kejang demam dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Berdasarkan uraian diatas dan terjadinya peningkatan angka kejadiaan kejang demam, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan penanganan kejang demam dirumah pada pasien anak di RSUD Kebumen

5 B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan penanganan kejang demam dirumah pada pasien anak di RSUD Kebumen. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan penanganan kejang demam dirumah pada pasien anak di RSUD Kebumen 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kejang demam pada anak. b. Mengetahui penanganan kejang demam yang dilakukan ibu terhadap anak dirumah c. Mengetahui karakteristik berdasarkan umur, pendidikan dan pekerjaan ibu D. Manfaat Penelitian 1. Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan mengenai pengetahuan ibu tentang kejang demam dengan penanganan kejang demam pada anak dirumah.

6 2. Penelitian Penelitian ini dapat digunakan sebagai penelitian pendahuluan dan data yang didapat dari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dari penelitian selanjutnya. 3. Pelayanan Kesehatan Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam upaya penjegahan peningkatan kejang demam. 4. Institusi (STIKES Muhammadiyah Gombong) Bagi institusi sebagai kepustakaan untuk meningkatkan pengetahuan pembaca tentang kejang demam. E. Keaslian Penelitian 1. Wardani (2012) meneliti tentang Tingkat pengetahuan ibu mengenai kejang demam pada Anak di Desa Wirogunan Kecamatan Kartasura Sukoharjo. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai kejang demam pada anak di desa Wirogunan kecamatan Kartasura Sukoharjo. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional. Subyek penelitian ini adalah para ibu yang memiliki anak usia 6 bulan hingga 4 tahun di desa Wirogunan Kecamatan Kartasura Sukoharjo. Jumlah sampel adalah 100 orang. Hasil Penelitian tingkat pengetahuan ibu di desa Wirogunan didapatkan 14 (14%) ibu telah memiliki pengetahuan tentang kejang demam yang sangat baik, kemudian ada 55 (55%) ibu

7 dengan tingkat pengetahuan baik, dan ada 30 (30%) ibu dengan tingkat pengetahuan tidak baik dan hanya 1 (1%) saja yang memiliki pengetahuan tentang kejang demam sangat tidak baik. Dari gambaran sikap ibu menanggapi kejang demam didapatkan 79 (79%) dari 100 responden memiliki sikap yang sangat positif (sangat baik) terhadap gejala kejang demam, 20 (20%) ibu memiliki sikap yang positif (baik), dan 1 (1%) ibu yang memiliki sikap negatif (tidak baik) terhadap kejang demam. Serta gambaran dari tindakan ibu dalam menangani kejang demam didapatkan 66 (66%) ibu memiliki pemahaman tindakan yang sangat baik terhadap kejang demam, 21 (21%) ibu memiliki pemahaman tindakan yang baik, 10 (10%) ibu memiliki pemahaman tindakan yang tidak baik serta 3 (3%) ibu memiliki pemahaman tindakan yang sangat tidak baik terhadap kejang demam. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan rancangan cross sectional dan jenis sample yang digunakan pada penelitian ini adalah Total sampling. Sedangkan peneliti menggunakan metode deskriptif korelatif dengan rancangan penelitian secara retrospektif dan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. 2. Setyaningrum (2012) meneliti tentang Gambaran Tindakan Ibu Di Rumah Dalam Menangani Anak Kejang Demam Di Ruang Anak Hijir Ismail Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi tindakan ibu di rumah dalam menangani anak

8 kejang demam di ruang anak Hijir Ismail Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. Populasi semua ibu pasien yang anaknya pernah MRS dengan riwayat kejang demam di ruang Hijir Ismail Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya sebesar 28 ibu. Sampel 28 responden dengan tehnik total sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar (60%) ibu melakukan tindakan kurang dalam menangani anak kejang demam, hampir setengahnya (36%) melakukan tindakan cukup, sebagian kecil (4%) melakukan tindakan baik. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan sampel yang digunakan yaitu total sampling. Sedangkan peneliti menggunakan metode deskriptif korelatif dengan rancangan penelitian secara retrospektif dan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling.