STUDI KESESUAIAN TATA RUANG PASAR TRADISIONAL SITEBA KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG. Oleh : Dina Sulvianti*Bakaruddin**Erna Juita**

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords: Perception, management, place of selling, parking lots, landfills and tools

PERSEPSI PEDAGANG TENTANG KONDISI PASAR RAYA TIMUR DI KOTA PADANG. Oleh :

STUDY OF PUBLIC AWARENESS IN KEEPING OF ENVIRONMENTAL HEALTH IN SUB DISTRICT OF TABIANG BANDA GADANG DISTRICT OF NANGGALO PADANG CITY

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

STUDI PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN (PPIP) DI KECAMATAN KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSEPSI MASYARAKAT DESA PEMEKARAN DALAM PROSES PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN LIRIK KABUPATEN INDRAGIRI HULU ARTIKEL

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN. Balai yang bernama Balai Tilatang. Balai Tilatang menjadi pasar distributor bagi

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor

MUARALABUH SERVICES MARKET AREA BEFORE AND AFTER MOVED LOCATIONS IN SUNGAI PAGU SUB DISTRICT SOLOK SOUTH RIVER by:

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap Terminal Leuwi Panjang Bandung seperti yang telah diuraikan Time headway dan waktu tunggu rerata (Wtr).

Edisi Maret 2016, Vol. 4, No. 1, Hal:33-42 (ISSN: )

STUDI USAHA SEKTOR INFORMAL DI PASAR AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR MODERN PLAJU

TINJAUAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPA KELAS VII DI SMP NEGERI 31 PADANG ARTIKEL ILMIAH

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU KEMBAR DI KABUPATEN SOLOK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PENGARUH REVITALISASI PASAR TERHADAP AKTIVITAS PERDAGANGAN DI PASAR JONGKE KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kota Sorong merupakan salah satu kota di Provinsi Papua Barat yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BAB I PENDAHULUAN. maupun sanitasi. Infrastruktur memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan

KONDISI MASYARAKAT YANG MENGKONVERSI LAHAN PERTANIAN DI NAGARI SUNGAI NANAM KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

IDENTIFIKASI SEBARAN MINIMARKET DI KELURAHAN TIGARAKSA KECAMATAN TIGARAKSA, KABUPATEN TANGERANG ABSTRAK

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V 29

PENNGELOLAAN SAMPAH DI PASAR ALAI KELURAHAN ALAI PARAK KOPI KECAMATAN PADANG UTARA ABSTRACT

STUDI TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP MASYARAKAT TANI DI JORONG KAYU MERANTING KECAMATAN LINTAU BUO UTARA

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih tinggi. Seperti yang dituangkan dalam GBHN (Tap. MPR No. IV/MPR/1999), pembangunan nasional merupakan usaha

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KABUPATEN CILACAP

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Area Pasar;

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH DI NAGARI KOTO BARU KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VII TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 1 DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN

II PENATAAN TAMAN KOTA DALAM KONTEKS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KUPANG

ABSTRAK. Kata Kunci: Persepsi Masyarakat tentang perusahaan air minum daerah (PDAM)

PASAR GUNUNGPATI DI SEMARANG (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG

TINGKAT KEMISKINAN MASYARAKAT PETANI KARET DI MUARO SUNGAI LOLO KECAMATAN MAPATTUNGGUL SELATAN KABUPATEN PASAMAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola

PENGARUH REVITALISASI TERHADAP KAWASAN ALUN-ALUN SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh : APIT KURNIAWAN L2D

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

Seminar Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

DISIPLIN KERJA SATUAN PENGAMANAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI PADI SAWAH DI NAGARI GARAGAHAN KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

BAB I PENDAHULUAN. ke tempat kerja, tempat belanja, dan tempat hiburan (Shatnawi, 2010:42).

PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN DADOK TUNGGUL HITAM KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.

Perancangan Kembali Pasar Tawangmangu di Kota Malang

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Departemen Jendral Perhubungan Darat (1998), Satuan ruang

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 12 Tahun 1998 TENTANG REVISI RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PEKANBARU

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETERTIBAN JALAN, FASILITAS UMUM DAN JALUR HIJAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Demikian pula dengan pembangunan pasar dalam arti

ANALISIS PERSEPSI DAYA TARIK PASAR SENI TRADISIONAL DESA GUWANG KABUPATEN GIANYAR

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEGAWAI DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA PADANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana. menjadi pasar tradisional dan pasar modern.

PENGARUH DISIPLIN DAN FASILITAS SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA N 10 SIJUNJUNG

BAB III LANDASAN TEORI. memperkirakan kebutuhan parkir di masa yang akan datang.

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

KEMAMPUAN MENYIMAK KHOTBAH BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SIMAK RANGKUM SISWA KELAS XI SMA PERTIWI 2 PADANG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

.-rmani,m.si DISTRIBUSI SPASIAL DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI RIJMAH TANGGA DI KECAMATAN PADANG TIMUR JURNAL

ANALISIS KERUANGAN PASAR TRADISIONAL BERSIH SINTUWU MAROSO PASCA RELOKASI DI KELURAHAN KAWUA KECAMATAN POSO KOTA SELATAN KABUPATEN POSO JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting, antara lain sebagai sarana pemindahan barang dan jasa.

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berekreasi, membuka lapangan pekerjaan dan berbelanja. Pada mulanya

OLEH : KHAIRUN NISAQ NPM

EVALUASI PELAYANAN LAHAN PARKIR KENDARAAN RODA EMPAT DI TERMINAL 1 BANDAR UDARA SOEKARNO HATTA TANGERANG BANTEN*

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

STUDI SANITASI LINGKUNGAN NELAYAN TRADISIONAL DI KENAGARIAN PUNGGASAN UTARA KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN.

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian dan jumlah penduduk di suatu daerah. fasilitas transportasi yang cukup memadai untuk membantu kelancaran

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 78 Tahun : 2015

Transkripsi:

STUDI KESESUAIAN TATA RUANG PASAR TRADISIONAL SITEBA KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG Oleh : Dina Sulvianti*Bakaruddin**Erna Juita** *Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat ** Staf pengajar Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This study aims to determine the suitability of spatial traditional market of Siteba District of Nanggalo PadangCity.This research is descriptive. The population in this study are existing traders in traditional market of Siteba District of Nanggalo PadangCity consisting of merchants and merchant stalls stone table plots totaling 209 merchants. Samples were taken with proportional randomsampling techniques, with the proportion of 50%, thus totaling 104 samples resoponden merchant.study found that: 1) Location of traditional market of Siteba District of Nanggalo PadangCity which means the location is quite good enough to qualify the market in accordance with the criteria for the location of a market, 2) means of traditional market of Siteba District of Nanggalo PadangCity category quite well, meaning the market means not qualify a traditional market, 3) infrastructure traditional market of Siteba District of Nanggalo PadangCity category quite well, meaning the market infrastructure still needs to be added as yet according to market criteria traidisonal and 4) security traditional market of Siteba District of Nanggalo PadangCity categorized as good, meaningful security market has been qualified for a market. Key Words: suitability of spatial, traditional market

PENDAHULUAN Ruangwilayahnegara Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia sebagai wadah atau tempat tinggal bagi manusia dan makhluk hidup lainnya untuk hidup dan melaksanakan segala kegiatannya. Sehingga, ruang wajib dikembangkan dan dilestarikan pemanfaatannya secara optimal dan berkelanjutan demi kelangsungan hidup yang berkualitas. Ruang adalah seluruh permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfer tempat hidup tumbuhtumbuhan, hewan dan manusia. Dari pandangan geografi regional, ruang merupakan batas geografi yaitu batas menurut keadaan fisik, sosial, atau pemerintahan sebagai permukaan bumi dan lapisan tanah di bawahnya serta lapisan-lapisan udara diatasnya (Tarigan, 2005:49). Ruang dalam hal ini berarti tata ruang, meliputi fisik dan sosial (tanah dan lingkungan) di dalam pemerintahan Kota yang digunakan atau dimanfaatkan untuk mendirikan gedung, bangunan, dan jalur jalan yang menghubungkan antara suatu kota dengan kota lainnya. Dalam usaha untuk menggunakan ruang secara efisien, manusia menghadapi pilihan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan atau ditempatkan. Secara menyeluruh keputusan penempatan kegiatan tersebut menghasilkan suatu organisasi ruang (Tarigan, 2005:49). Suaturuangadalahkesatuandan memiliki system keruangan (spatial system). Sebuah ruang geografi dengan segala komponen dan subsistemnya membentuk sistem keruangan. Pendekatan sistem adalah model berpikir sistematik yang diterapkan pada sebuah sistem. Sedangkan yang dimaksud mode berpikir yang didasarkan atas doktrin menguasai, yaitu cara meninjau sebuah benda atau masalah sebagai bagian dari keseluruhan yang besar (Bakaruddin, 2010). Dalam rangka mencapai pemanfaatan ruang wilayah yang optimal dengan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan, upaya penataan ruang dirasakan makin mendesak. Kegiatan, intensitas, jenis dan lokasi pembangunan perlu dipadukan melalui penataan ruang yang baik terutama di wilayah-wilayah yang pemanfaatan ruangnya tinggi dan laju perkembangannya yang pesat. Dengan penataan ruang yang baik

dapat menghindari timbulnya berbagai permasalahan yang tidak diinginkan. Peraturan Presiden No.112 Tahun 2007 Mengenai Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern antara lain mengatur pendirian pasar tradisional yang wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keberadaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern serta usaha kecil, termasuk koperasi yang ada di wilayah yang bersangkutan. 2) menyediakan areal parkir paling sedikit luas kebutuhan parkir satu buah kendaraan roda empat untuk setiap 100m2 luas pasar tradisional. 3) menyediakan fasilitas yang menjamin fasilitas pasar tradisional yang bersih, hygienis, aman, tertib, dan ruang publik yang nyaman. Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007 tersebut, jika dijabarkan lagi ada lima syarat berdirinya sebuah pasar yang ideal dan memenuhi tata ruang yang baik yaitu pertama, tersedia tata ruang yang memang diperuntukan untuk mendirikan sebuah pasar. Kedua, prasarana yang memadai seperti adanya lokasi yang diperuntukan untuk tempat pakir yang luas, kioskios yang besar, dimana dalam kios ini harus tertata rapi dengan penjual yang menjual barang dagangan yang sama. Ketiga, tersedianya sarana yang memadai seperti tempat sampah diberbagai sudut pasar dan fasilitas umum seperti WC atau kamar mandi umum yang tersedia di pasar tradisional ini. Keempat, adanya tranportasi yang lancar dan memadai. Kelima, adanya keamanan seperti Hansip yang menjaga di pasar ini, sehingga keamanan dan kenyamanan antara pembeli dan penjual dapat tercipta dengan baik. Jumlah pasar tradisional di Kota Padang saat ini adalah 17 buah, salah satunya adalah Pasart radisional Siteba. Hasil observasi yang peneliti lakukan di pasar tradisional Siteba Kecamatan Nanggalo, ternyata tata ruang pasar tradisional masih sangat sembrawut. Hal ini dimungkinkan karena lokasi pasar tradisional Siteba terlalu sempit, jenis barang yang diperjualbelikan tidak teratur dan tempat parkir yang tidak teratur. Kondisi lain adalah keamanan barang kurang terjamin serta sampah

berserakan, bertumpuk di sembarang tempat. Berdasarkan pengamatan penulis, kondisi pasar tradisional Siteba sangat memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari: 1) lokasi parkir yang tidak teratur, 2) banyak kendaraan seperti mobil, 3) motor dan becak yang mengangkut pembeli dan penjual ke pasar ini yang memarkir kendaraannya di sembarang tempat sehingga sering terjadi kemacetan pada hari-hari pasar dan 4) keamanan pasar yang belum aman. Lebih jauh lagi, kondisi di dalam pasar sendiri, tidak teratur seperti tidak tertatanya kios, los, dan tenda-tenda tempat pedagang menjual hasil barang dagangannya. Hal ini membuat pedagang seenaknya mencari tempat berdagang. Akibatnya tata ruang pasar menjadi sempit dan semrawut, selain itu prasarana seperti bak-bak penampungan sampah yang kurang di berbagai sudut pasar sering menjadikan pasar kumuh, karena pedagang sering membiarkan sampah dagangannya berserakan, akibatnya saat hujan pasar sering becek. Hal ini dikarenakan adanya penyumbatan drainase atau selokan oleh sampah tersebut. Selokan tersebut menjadi tidak berfungsi dengan baik. Apabila sampah dan saluran air yang tidak berfungsi ini dibiarkan, lama kelamaan akan terjadi pencemaran lingkungan. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptifyaitu untuk melihat, menggambarkan serta mengungkapkan sesuatu apa adanya tentang bagaimana kesesuaian tata ruang pasar tradisional Siteba Kecamatan Nanggalo Kota Padang Populasi dalam penelitian ini adalah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang yang ada di pasar tradisional Siteba Kecamatan Nanggalo Kota Padang yang terdiri dari pedagang kios dan pedagang petak meja batuyang berjumlah 209 pedagang. Sampel ditentukan dengan teknik proportional random sampling, dengan proporsi 50%, sehingga sampel resoponden berjumlah 104 pedagang Berdasarkan tujuan penelitian, maka yang menjadi variabel penelitian adalah: (1) lokasi

pasar, (2) sarana pasar (3) prasarana pasar dan (4) keamanan pasar Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah dengan penyebaran angket. Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis persentase yang dikemukakan Sudjana dan Ibrahim, 2007 yaitu f P 100 % n Pencapaian responden terhadap penyebaran angket yang dilakukan, maka pada bagian deskripsi ini akan tergambar persentase dan kategori pencapaian responden tersebut. Untuk deskripsi data dilakukan dengan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2001: 53) sebagai berikut: = 100% HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama, lokasi pasar tradisional Siteba skor rata-ratanya adalah 2,77 dengan tingkat capaian responden 67,47% yang berada pada kriteria cukup baik. Hal ini memperlihatkan bahwa kesesuaian lokasi pasar tradisional Siteba termasuk kategori cukup baik. Hal ini sesuai dengan Sumaatmadja (1988:129) penentuan lokasi pemukiman, pusat kegiatan, proyek, pelayanan dan lain-lain merupakan persoalan pokok bagi kelangsungan pusat-pusat kegiatan tadi dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat serta kehidupan pusat kegiatan yang bersangkutan. Penentuan lokasi harus didasarkan pada asas pembangunan yang berwawasan lingkungan, dan memperhitungkan analisis dampak lingkungan (AMDAL). Kedua, sarana pasar tradisional Siteba skor rata-ratanya adalah 2,92 dengan tingkat capaian responden 72,99% yang berada pada kriteria cukup baik. Hal ini memperlihatkan bahwa kesesuaian dilihat dari sarana pasar tradisional Siteba termasuk kategori cukup baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Darmaji dalam Putri (2010) sarana adalah fasilitas yang menghasilkan produk dan jasa-jasa yang secara langsung dibutuhkan seperti alat pengangkutan, sarana kesehatan, penginapan dan tempat makan. Jadi, sarana adalah fasilitas yang secara langsung dibutuhkan pedagang dan pembeli di daerah pasar baik berupa

produk maupun jasa seperti: 1) Sarana Transportasi. Sarana transportasi sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Tujuan di sini yaitu sarana yang mengangkut pembeli ke pasar. Adapun jenis angkutan yang bias digunakan dalam memudahkan para pembeli dan penjual yaitu: angkot, becak, dan bend, 2) Tempat Parkir Ketiga, prasarana pasar tradisional Siteba skor rata-ratanya adalah 3,04 dengan tingkat capaian responden 75,96% yang berada pada kriteria cukup baik. Hal ini memperlihatkan bahwa kesesuaian dilihat dari prasarana pasar tradisional Siteba termasuk kategori cukup baik. Marpaung (2000) dalam Putri (2010), prasarana adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar, sehingga dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya Keempat, keamanan pasar tradisional Siteba skor rata-ratanya adalah 3,25 dengan tingkat capaian responden 81,29% yang berada pada kriteria baik. Hal ini memperlihatkan bahwa kesesuaian dilihat dari keamanan pasar tradisional Siteba termasuk kategori baik. Supriyatno (2009:41) keamanan berasal dari kata aman. Aman dalam arti bahwa situasi masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupan yang terlindungi dari berbagai ancaman. Sedangkan kenyamanan berasal dari kata nyaman. Nyaman adalah keadaan masyarakat dapat mengartikulasikan nilai sosial budaya dan fungsinya dalam susunan yang tenang dan damai KESIMPULAN DAN SARAN 1. Lokasi pasar Tradisional Siteba Kecamatan Nanggalo Kota Padang termasuk kategori cukup baik yang berarti lokasi pasar cukup memenuhi syarat sesuai dengan kriteria lokasi sebuah pasar. 2. Sarana pasar tradisional Siteba Kecamatan Nanggalo Kota Padangtermasuk kategori cukup baik, berarti sarana pasar belum memenuhi syarat sebuah pasar tradisional. 3. Prasarana pasar tradisional Siteba Kecamatan Nanggalo Kota Padangtermasuk kategori cukup

baik, berarti prasarana pasar masih perlu ditambah karena belum sesuai dengan kriteria pasar traidisonal. 4. Keamanan pasar tradisional Siteba Kecamatan Nanggalo Kota Padang termasuk kategori baik, berarti keamanan pasar telah memenuhi syarat untuk sebuah pasar. Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan: sehingga bermanfaat bagi masyarakat. 2. Diharapkan kepada pemerintah untuk meningkatkan sarana pasartradisional Siteba, sehingga pedagang dan pengunjung pasar nyaman berada di pasar Siteba 3. Perlu upaya untuk mensinergikan antara prasarana pasar dengan prasarana di lingkungan pasar sehingga saling menopang satu dengan yang lainnya. 1. Diharapkan kepada pemerintah untuk memilih lokasi yang baik dalam mendirikan sebuah pasar DAFTAR PUSTAKA Bakarudin. 2010. Dasar-dasar Ulmu Geografi.. Padang: UNP Press Peraturan Presiden No.112 Tahun 2007 Mengenai Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern Putri, Eka Hamdi. 2010. Kondisi Sarana Dan Prasarana Dan Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Gempa 30 September 2009 Dikengarian Parit Malintang, Kecamatan Enam Lingkung.Kabupaten Padang Pariaman. Skripsi, Padang: FIS UNP. Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo

Sumaatmadja, Nursid. 1988. Geografi Pembangunan. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Supriyatno, Budi. 2009.Manajemen Tata Ruang. Tangerang: CV. Media Brilian. Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah, edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.