BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. alat bagi guru,murid ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN TANDA BACA MELALUI MEMBACA WACANA DI KELAS III SDN 11 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

Kegiatan Sehari-hari

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKNIS DENGAN MENGGUNAKAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS II SD

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

PENUMBUHAN BUDAYA LITERASI DENGAN PENERAPAN ILMU KETERAMPILAN BERBAHASA (MEMBACA DAN MENULIS)

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

Peluang: Pengembangan Pengajaran Tata Bahasa dalam Wacana

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

41 A. Menyampaikan Pesan Pendek

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2015 PENERAPAN METODE PQ4R (PREVIEW QUESTION READ REFLECT RECITE REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI SISWA SEKOLAH DASAR

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. terdiri dari wacana, kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem. Dalam wujud

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prakteknya penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah sama dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Kencana, 2013),hlm Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar,

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

1. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SD/MI

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 2

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda, akan tetapi kesemuanya itu memiliki kesamaan fungsi yaitu

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan juga disebut kompetensi.

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

Sumber/Bahan/Alat (8) Tak Putus Dirundung. Alokasi (7) Waktu. Penilaian (6) Pembelajaran. Kegiatan (5) novel. Indikator (4) Mampu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan secara tertulis

ANALISIS ASPEK MAKNA TUJUAN PADA SLOGAN LALU LINTAS DI KOTA SURAKARTA : TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Adapun

Bahasa dan Sastra Indonesia

PROGRAM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

PENGGUNAAN TANDA BACA DAN HURUF KAPITAL PADA TEKS IKLAN BROSUR PENAWARAN BARANG ATAU JASA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. atau kaidah kebahasaan. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

BAB I PENDAHULUAN. dapat disesuaikan, dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan

SILABUS. Sumber/Bahan Alat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian. yang berada dalam denah. lisan denah.

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan luar. Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Maksimum. 1. Kebenaran jawaban Bahasa (ejaan dan tambahan) Ketepatan waktu 20. Pagerpelah, 13 Juli Mengetahui

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakekat Membaca 2.1.1 Pengertian Membaca Klein, dkk (Rahim 2005:3), mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup, pertama; membaca merupakan suatu proses. Maksudnya adalah informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam bentuk makna, kedua; membaca adalah strategi. Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strtegi membaca yang sesuai dengan teks dan pengetahuan dalam rangka mengonstruk makna ketika membaca. Menurut Danial (2008:1), bahwa membaca adalah perbuatan yang agung dan mulia. Apabila manusia ingin mulia maka ia harus membaca. Membaca merupakan gerbang segala ilmu pengetahuan, sedangkan ilmu pengetahuan merupakan sumber perkembangan peradaban di dunia sekaligus di akhirat. Oleh karenanya, pentinglah bagi kita untuk menanamkan bahwa membaca adalah simbol kemajuan sebuah peradaban. Setelah memahami pengertian membaca, maka pada prinsipnya membaca adalah memahami apa yang dibaca, dan pada tujuannya membaca di sekolah ialah untuk meningkatkan kompetensi kebahasaan atau pemerolehan kemampuan berbahasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, membaca merupakan suatu perbuatan yang agung, dan juga mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan yang dapat menyerap 6

berbagai informasi yang bermanfaat bagi kehidupan di dunia maupun di akhirat. 2.1.2 Tujuan Membaca Tujuan membaca di sekolah adalah untuk meningkatkan kemampuan kebahasaan atau pemerolehan kemampuan berbahasa. Memahami tujuan membaca ( Danial,2008:27), terdapat tiga tujuan yaitu : 1. Membaca sebagai hiburan tanpa perlu memeras otak terlalu keras. 2. Membaca memperoleh ilmu pengetahuan yang tujuannya adalah mencari dan memahami ilmu yang terkandung dalam bacaan. 3. Membaca kritis artinya dengan membaca kita mencari ilmu. Sedangkan tujuan membaca dalam (kurikulum 1994) disesuaikan dengan tingkat kelas masing-masing, yakni : 1. Untuk kelas 1 dan 2 pada dasarnya hanya membaca permulaan yang tujuannya mengetahui simbol dan lambang-lambang huruf. 2. Mampu menyerap cerita dari cerita yang didengar atau dibaca dan dapat mengungkapkan kembali. 3. Mampu melaksanakan tindakan sesuai pesan yang didengar. 4. Mampu membaca teks dan menyimpulkan isinya dengan kata-kata sendiri. 5. Mampu membaca teks bacaan serta dapat mengutarakan pendapat dan tanggapan mengenai isinya.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah untuk memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dan dapat menghibur bagi pembaca itu sendiri. 2.1.3 Jenis-jenis Membaca Ada beberapa jenis membaca yang perlu diketahui oleh kita semua yang antaranya adalah: 1). Membaca teknik : adalah jenis membaca yang diberikan di SD dengan tujuan agar para siswa dapat melafalkan kata-kata bahasa Indonesia, dapat mengintonasikan ftase, kalimat-kalimat bahasa Indonesia secara benar. 2). Membaca nyaring : adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampikan oleh penulis baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis. 3). Membaca intensif : adalah membaca secara sungguh-sungguh dan terus menerus dalm membaca sehingga diperoleh hasil yang optimal. 4). Membaca memindai : adalah membaca membaca wacana eksposisi dengan cara melihat dan lama memandangi. 5). Membaca dalam hati : adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya. 6). Membaca sekilas : adalah kegiatan membaca dengan melihat dan memperhatikan bahan tertulis yang dibacanya.

7). Membaca bersuara : adalah menyuarakan bacaan secara wajar (tidak bertegun-tegun,volume suara tetap, kecepatan membaca tepat). 8). Membaca pustaka : adalah menumbuhkan kegemaran siswa dan bacaan yang dibaca siswa hanya secara garis besarnya dan bacaan yang menarik untuk dibaca. 9). Membaca estesis : adalah cara membaca yang lebih difokuskan pada pemertalian pengalaman kehidupan melalui membaca buku-buku yang relevan dengan pengalaman yang menyentuh perasaan pembaca. (Depdikbud,2006 : 107-110) 2.1.4 Manfaat Membaca Menurut ahli riset tentang jaringan otak, manfaat khusus dari membaca adalah bahwa orang yang rajin membaca buku dapat terhindar dari kerusakan otak dimasa tua, dan juga membaca buku dapat membantu seseorang untuk menumbuhkan sarap-sarap baru di otak. Manfaat kegiatan membaca menurut (Danial 2008:7) antara lain : 1. Sebagai media rekreatif 2. Media aktualisasi diri 3. Media informatif. 4. Media penambah wawasan 5. Media untuk mempertajam penalaran. 6. Media belajar suatu keterampilan. 7. Media pembentuk kecerdasan dan spritual.

Demikian pula beberapa manfaat membaca yang dikemukakan oleh Al-Qarani ( Internet 27 juni 2013 ), yaitu : a). Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan. b). Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan. c). Kebiasaan membaca membuat orang tersibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja. d). Dengan sering membaca, orang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata. e). Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernikan cara berfikir. f). Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman. g). Dengan membaca orang dapat mengambil manfaat dari orang lain. h). Dengan sering membaca, orang dapat mengembangkan kemampuannya. i). Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak terbuang sia-sia. j). Dengan sering membaca orang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dan model kalimat dan meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan memahami apa yang ditulis di antara baris demi baris.

Disamping beberapa manfaat membaca yang telah diuraikan, maka ada banyak manfaat membaca cepat yang antaranya adalah sebagi berikut : 1. Membaca cepat menghemat waktu. 2. Membaca cepat menciptakan efisiensi. 3. Membaca cepat memiliki nilai yang menyenangkan atau menghibur. 4. Membaca cepat dapat memperluas cakrawala mental. 5. Membaca cepat membantu berbicara secara efektif. 6. Membaca cepat meningkatkan pemahaman. 7. Membaca cepat menjamin kita selalu mutakhir. 8. Membaca cepat dapat dikatakan sebagi penjamin kepekaan mental. (Sulistiawati 2008 : 3-5) 2.1.5 Kelemahan Membaca Beberapa kelemahan membaca menurut Lukman Hakim (dalam suara Merdeka Semiloka Keterbatasan buku pelajaran ) antara lain adalah: 1. Buku pelajaran yang tidak konsisten. 2. Kompetensi yang ingin dikembangkan pun tidak sesuai dengan desain buku. 3. Penulis tidak mengakomodasi kondisi siswa yang membaca buku. 4. Penulis menyajikan materi dengan bahasa yang kompleks. 5. Terlalu serius membaca dapat membuat lupa waktu.

2.2 Hakekat Tanda Baca 2.2.1 Pengertian Tanda Baca Dalam buku Merah Putih tentang Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (dalam Pateda dan Pulubuhu, 2005 : 79) bahwa penyempurnaan ejaan bertolak dari keperluan sebagai berikut : 1. Menyelesaikan Ejaan Bahasa Indonesia dengan perkembangan Bahasa Indonesia. 2. Membina ketertiban dalam penulisan huruf dan tanda baca. 3. Memulai usaha pembukuan Bahasa Indonesia. 4. Mendorong pengembangan Bahasa Indonesia. 2.2.2 Jenis-jenis Tanda Baca Berikut ini akan diambil sampul Ejaan Yang Disempurnakan berdasarkan sistematika penulisan EYD ( dalam Peteda dan Pulubuhu, 2005 : 85 103 ). Adapun sampul EYD tersebut adalah sebagai berikut. 1. Tanda Koma (, ). 1). Tanda Koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya : - Saya membeli kertas, pena, dan tinta. - Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan prangko. - Satu, dua,...tiga!.

2). Tanda Koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti, tetapi, atau melainkan. Misalnya : - Saya ingin datang, tetapi hari ini hujan. - Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim. 3) Tanda Koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk didalamnya oleh karena itu, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. Misalnya : - Oleh karena itu, kita harus berhati-hati. - Meskipun begitu, dia tidak pernah berlaku sombong kepada siapa pun. 2. Tanda Tanya (? ). 1) Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat Tanya. Misalnya : - Kapan ia berangkat? - Saudara tahu, bukan? 2) Tanda Tanya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Misalnya : - Ia dilahirkan pada tahun 1683 (? ). - Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (? ) hilang.

3. Tanda Titik (. ). 1) Pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya : - Ayahku tinggal di Solo. - Biarlah mereka duduk di sana. - Dia menanyakan siapa yang akan datang. - Hari ini tanggal 4 April 2013. - Marilah kita mengheningkan cipta. 2) Dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Misalnya : a. III. Departemen Dalam Negeri. A. Direktorat Jenderal Pembangunan Desa. B. Direktorat Jenderal Agraria. b. 1. Patokan Umum. 1.1 Isi Karangan. 1.2 Ilustrasi. 1.2.1 Gambar Tangan. 1.2.2 Tabel. 1.2.3 Grafik. Catatan : Tanda titik tidak dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf. 3) Untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.

Misalnya : - Pukul 1.35.20 ( pukul 1 lewat 35 detik atau pukul 1,35 menit, 20 detik ). Catatan : Penulisan waktu dengan angka dapat mengikuti salah satu cara berikut. 1) Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 12 dapat dilengkapi dengan keterangan pagi, siang, atau malam. Misalnya : - Pukul 9.00 pagi - Pukul 11.00 siang - Pukul 5.00 sore - Pukul 8.00 malam 2) Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 24 tidak memerlukan keterangan pagi, siang, atau malam. Misalnya : - Pukul 00.45 - Pukul 07.30 - Pukul 11.00 - Pukul 17.00 - Pukul 22.00 2.2.3 Tujuan dan Manfaat Tanda Baca Berdasarkan EYD ( Permendiknas : 2009 ) tujuan dan manfaat penggunaan tanda baca adalah sebagai berikut. 1. Untuk memberikan penjelasan dalam suatu kalimat. 2. Sebagai penghubung, pemisah dan jeda dalam menulis dan melakukan proses membaca.

3. Berfungsi sebagai penjelas penggunaan kalimat, kalimat tanya, kalimat penegas, kalimat penjelas, dan kalimat perintah. 2.3 Hakekat Wacana 2.3.1 Pengertian Wacana Menurut Douglas dalam Mulyana (2005: 3), istilah wacana berasal dari bahasa Sansekerta wac/wak/vak, yang artinya berkata, berucap. Kata tersebut kemudian mengalami perubahan bentuk menjadi wacana. Kridalaksana dalam Yoce (2009: 69) membahas bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap dalam hirearki gramatikal tertinggi dan merupakan satuan gramatikal yang tertinggi atau terbesar. Wacana direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh, seperti novel, cerpen, atau prosa dan puisi, seri ensiklopedi dan lain-lain serta paragraph, kalimat, frase, dan kata yang membawa amanat lengkap. Menurut Kamus Linguistik Dewan Bahasa dan Pustaka (1997) dalam Sinar (2008: 5), wacana diterjemahkan sebagai discourse yaitu unit bahasa yang lengkap dan tertinggi yang terdiri daripada deretan kata atau kalimat, sama ada dalam bentuk lisan atau tulisan, yang dijadikan bahan analisis linguistik. Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap yang disajikan secara teratur dan membentuk suatu makna.

2.2.2 Jenis jenis Wacana Menurut Wina ( 2009 ), mengklasifikasikan wacana berdasarkan fungsi bahasa seperti dijelaskan berikut ini : 1. Wacana ekspresif, apabila wacana itu bersumber pada gagasan penutur atau penulis sebagai sarana ekspresi, seperti wacana pidato; 2. Wacana fatis, apabila wacana itu bersumber pada saluran untuk memperlancar komunikasi, seperti wacana perkenalan pada pesta; 3. Wacana informasional, apabila wacana itu bersumber pada pesan atau informasi, seperti wacana berita dalam media massa; 4. Wacana estetik, apabila wacana itu bersumber pada pesan dengan tekanan keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu; 5. Wacana direktif, apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau reaksi dari mitra tutur atau pembaca, seperti wacana khotbah. Berdasarkan saluran komunikasinya, wacana dapat dibedakan atas wacana lisan dan wacana tulis. Wacana lisan memiliki ciri adanya penutur dan mitra tutur, bahasa yang dituturkan, dan alih tutur yang menandai giliran bicara. Sedangkan wacana tulis ditandai oleh adanya penulis dan pembaca, bahasa yang dituliskan dan penerapan sistem ejaan. Wacana dapat pula dibedakan berdasarkan cara pemaparannya, yaitu wacana naratif, wacana deskriptif, wacana ekspositoris, wacana argumentatif, wacana persuasif, wacana hortatoris, dan wacana prosedural.

2.4 Kajian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Titin Tomayahu dengan judul : Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan Tanda Baca melalui tulisan cerpen Anak pada siswa kelas III SDN No. 66 Kota Timur. Fokus permasalahan adalah apakah melalui tulisan cerpen Anak kemampuan siswa menggunakan tanda baca dapat ditingkatkan di kelas III SDN No. 66 Kota Timur. Metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas, metode ini dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan tanda baca dapat dilihat dari nilai kemampuan siswa menggunakan tanda baca mencapai 70% pada siklus I dan 85% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka relevansinya terletak pada penggunaan tanda baca. 2.5 Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian tindakan ini dirumuskan sebagai berikut : Jika melalui membaca wacana, maka kemampuan siswa menggunakan tanda baca di kelas III SDN 11 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo akan meningkat. 2.6 Indikator Keberhasilan Berdasarkan hasil observasi peneliti, siswa yang memiliki kemampuan menggunakan tanda baca dengan baik hanya sebanyak 40% dari 20 orang siswa. Oleh karenanya yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika kemampuan siswa dalam menggunakan tanda baca

meningkat menjadi 75%, dari 20 orang siswa yang ada di Kelas III SDN 11 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo.