Article Review. : Jurnal Ilmiah Islam Futura, Pascasarjana UIN Ar-Raniry :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

WASIAT WAJIBAH DAN PENERAPANNYA (Analisis Pasal 209 Kompilasi Hukum Islam)

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

PEMBAHASAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

WARIS ISLAM DI INDONESIA

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

HIBAH, FUNGSI DAN KORELASINYA DENGAN KEWARISAN. O l e h : Drs. Dede Ibin, SH. (Wkl. Ketua PA Rangkasbitung)

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel

Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

MASALAH HAK WARIS ATAS HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN KEDUA MENURUT HUKUM ISLAM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu bentuk pengalihan hak selain pewarisan adalah wasiat. Wasiat

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya telah mampu merombak tatanan atau sistem kewarisan yang

HAK ANAK ANGKAT TERHADAP HARTA PENINGGALAN ORANG TUA ANGKAT MENURUT HUKUM ISLAM

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

BAB IV ANALISIS HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP PRAKTEK PEMBAGIAN WARIS DI KEJAWAN LOR KEL. KENJERAN KEC. BULAK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD4013 USUL FIQH (Minggu 1)

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan penelitian penyusun sebagaimana pembahasan pada bab. sebelumnya, selanjutnya penyusun memaparkan beberapa kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi,

Pengertian Mawaris. Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsuirtsan-miiraatsan.

KEDUDUKAN AHLI WARIS PENGGANTI DI TINJAU DARI KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN FIQH WARIS. Keywords: substite heir, compilation of Islamic law, zawil arham

BAB I PENDAHULUAN. Segi kehidupan manusia yang telah diatur Allah dapat dikelompokkan

Spirit Keadilan Dalam Warisan :Dirasah Hadis Edisi 37

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

BAB V P E N U T U P. A. Kesimpulan. Sebagai akhir dari pembahasan, tulisan ini menyimpulkan beberapa kesimpulan penting sebagai berikut :

BAB IV YANG BERHUTANG. dibedakan berdasarkan waktu dan tempat. Fatwa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

Standar Kompetensi : 7. Memahami hukum Islam tentang Waris Kompetensi Dasar: 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris 7.2 Menjelaskan contoh

Tanya Jawab Edisi 3: Warisan Anak Perempuan: Syari'at "Satu Banding Satu"?

WASIAT WAJIBAH DALAM KEWARISAN ISLAM DI INDONESIA. Syafi i

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BAB IV ANALISIS. A. Ahli Waris Pengganti menurut Imam Syafi i dan Hazairin. pengganti menurut Hazairin dan ahli waris menurut Imam Syafi i, yaitu:

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam.

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB IV PEMBAGIAN WARIS AHLI WARIS PENGGANTI. A. Pembagian waris Ahli Waris Pengganti Menurut Kompilasi Hukum Islam

1- Metode qawl qadim sedikit sebanyak masih dipengaruhi oleh metode ahli Hijaz

BAB IV PEMERATAAN HARTA WARISAN DI DESA BALONGWONO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. Amir Syarifudin, Hukum Kewarisan Islam, Fajar Interpratama Offset, Jakarta, 2004, hlm.1. 2

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

SUMBER HUKUM ISLAM 1

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Sejarah Penyusunan Buku II Tentang Kewarisan Dalam Kompilasi

Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad)

BAB I PENDAHULUAN. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW merupakan agama

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang mengalami tiga peristiwa penting dan sangat berpengaruh

PENENTUAN ARAH QIBLAT

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Penegasan Judul

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

Surat Untuk Kaum Muslimin

BAB I PENDAHULUAN. melampaui batasan Allah, berdakwah kepada Allah, serta melakukan amar makruf dan

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan sistem hukum dan perasaan hukum yang hidup serta berkembang

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia akan mengalami peristiwa hukum yang dinamakan kematian.

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA TAHUN 2013/2014

BAB IV ANALISIS DATA. A. Pelaksanaan Pembagian Waris Pada Masyarakat Suku Bugis di Kelurahan Kotakarang Kecamatan Teluk Betung Timur

A. LATAR BELAKANG. Dari seluruh hukum yang ada dan berlaku dewasa ini di samping hukum

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

BAB I PENDAHULUAN. Mempunyai anak adalah kebanggaan hidup dalam keluarga supaya kehidupan

HAK WARIS DZAWIL ARHAM

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kewajiban orang lain untuk mengurus jenazahnya dan dengan

Bagaimana pandangan anda tentang hukum waris di Indonesia terkait dengan hak waris perempuan?

HUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA TAHUN 2013/2014

STUDI ANALISIS FATWA YUSUF QARDHAWI TENTANG TIDAK ADANYA PENGGANTIAN AHLI WARIS

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam adalah sebuah konsep hidup yang. individu maupun masyarakat. Tidak ada satu perkara pun yang terlewatkan

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

{??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????},

SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

Proposal Ke-11 Permintaan Opini Dewan Pengawas Syariah (DPS) Tentang Pengolahan Daging Qurban Menjadi Sosis atau Kornet

WAKAF TUNAI MENURUT HUKUM ISLAM

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu-Ilmu Syari ah

PEMBAGIAN WARISAN. Pertanyaan:

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

BAB IV ANALISIS TERHADAP SEBAB-SEBAB JANDA TIDAK MENDAPAT WARIS

BAB IV PEMERIKSAAN KESEHATAN PRANIKAH (PREMARITAL CHECK UP) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

PERGESERAN PEMIKIRAN HUKUM KEWARISAN ISLAM MAHKAMAH AGUNG

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia. Apabila ada peristiwa hukum, yaitu meninggalnya seseorang

Transkripsi:

Article Review Judul Artikel : Perubahan Sosial dan Kaitannya Dengan Pembagian Harta Warisan Dalam Perspektif Hukum Islam Penulis Artikel : Zulham Wahyudani Reviewer : Anna Rizki Penerbit : Jurnal Ilmiah Islam Futura, Pascasarjana UIN Ar-Raniry Website : http://jurnal.arraniry.ac.id/index.php/islamfutura/article/download/328/323 Jumlah Halaman : 24 A. Isi Artikel Perubahan sosial didefinisikan sebagai perubahan yang terjadi terhadap masyarakat dari satu tingkat kehidupan ke satu tingkat kehidupan yang lain. Secara umumnya perubahan sosial bisa didefinisikan sebagai pergerakan masyarakat dari satu peringkat kehidupan ke satu peringkat yang lain baik peringkat yang baru itu membawa kebaikan atau sebaliknya, hasilnya perubahan tersebut akan melambangkan pergerakan yang dihadapi dan dilalui oleh masyarakat tertentu. Akhirnya masyarakat tersebut terpaksa menyesuaikan dirinya dengan kehidupan yang baru atau sebaliknya berusaha untuk mengembalikan keadaannya semula, semuanya bergantung pada pilihan masyarakat itu sendiri. 1 Hubungan antara perubahan hukum dan perubahan sosial merupakan salah satu dari permasalahan mendasar yang seringkali mengalami perbedaan antara hukum dan realitas yang terjadi. Dalam literatur hukum Islam kontemporer, kata perubahan digantikan dengan perkataan reformasi, modernisasi, reaktualisasi, dekontruksi, rekontruksi, islah dan tajdid. Istilah yang paling banyak digunakan adalah islah, reformasi, dan tajdid. Islah dapat diartikan dengan perbaikan atau memperbaiki, reformasi berarti membentuk atau menyusun kembali dan tajdid berarti 1 Zulham Wahyudani, PERUBAHAN SOSIAL DAN KAITANNYA DENGAN PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM, Jurnal Ilmiah Islam Futura 14, no. 2 (2015): 166 89, http://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/islamfutura/article/download/328/323; Anton Widyanto, PENGEMBANGAN FIQH DI ZAMAN MODERN, Jurnal Ilmiah Islam Futura 10, no. 2 (2011): 82 100, doi:10.22373/jiif.v10i2.46. 1

membangun kembali, menghidupkan kembali, menyusun kembali atau memperbaikinya agar dapat digunakan sebagaimana yang diharapkan. Perubahan sedemikian rupa seperti yang terjadi dalam teori qawl qadim dan qawl jadid yang dikemukakan oleh al-imam Syafi i, bahwa hukum juga dapat berubah, karena perubahannya dalil hukum yang ditetapkan pada peristiwa tertentu untuk melaksanakan maqasid al-shari ah. Perubahan hukum perlu dilaksanakan secara terus menerus karena hasil ijtihad selalu bersifat relatif. Oleh itu, jawaban terhadap masalah yang muncul sentiasa harus bersifat baru asalkan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip al-quran dan al-sunnah. Perlu ditegaskan di sini bahwa hukum yang dapat diubah adalah hukumhukum yang dihasilkan berdasarkan al-maslahah al-mursalah. Namun, ia terbatas dalam masalah muamalah, hukum administratif, hukum-hukum yang menegakkan kebenaran, merealisasikan kemaslahatan, dan menghindari kerusakan. Perubahan hukum adalah didasarkan pada kondisi atau keadaan masyarakat, baik kondisi sosial atau cara kemasyarakatan. Sesuatu hukum yang telah diputuskan pada masa lalu belum tentu dapat diterapkan pada masa sekarang. Perkembangan sejarah menunjukkan bahwa pembinaan pembagian harta warisan bukan hanya saja berdasarkan sumber al-quran dan al-sunnah. Setelah Rasulullah S.A.W wafat, kegiatan penafsiran al-quran dan al-sunnah berkembang pesat, khususnya dalam memahami hukum Islam. Proses ini dinamakan ijtihad sahabat atau tabi in. Secara umumnya, perubahan sistem pembagian harta di masa sahabat berbeda-beda berdasarkan tempat, kemajuan ekonomi, peradaban luar, adatistiadat dan struktur masyarakat. Faktor-faktor ini turut mempengaruhi masyarakat di sekitar Mekah dan Madinah. Kedudukan warisan perempuan di kalangan masyarakat Mekah adalah diiktiraf, yaitu perempuan mendapat separuh dari bagian laki-laki. Keadaan 2

sebaliknya sebagian besar masyarakat Madinah tidak memberi warisan kepada kaum perempuan, khususnya yang melibatkan kabilah tertentu yang kuat berpegang pada adat. Realitas sosial memberi pengaruh langsung terhadap perubahan pembagian harta warisan. Bahkan penetapan hukum harta warisan yang bersifat terperinci dan pasti dari al-quran serta telah dikuatkan oleh Rasulullah saw tidak dapat mengelak dari sentuhan perkembangan yang sangat penting. Tegasnya, perubahan sosioekonomi, budaya, dan nilai-nilai masyarakat merupakan di antara faktor terutama berlakunya perubahan hukum pembagian harta warisan. Kesesuaian antara hukum pembagian harta warisan dan fakta-fakta sosio-kultural diharapkan agar mencapai kemaslahatan. Setelah masa Sahabat atau Tabi in, pembagian harta warisan ini telah dilahirkan melalui ijtihad ulama-ulama yang mengikuti tradisi Nabi dan Ṣahabat. Namun, perubahan sosial yang terjadi di berbagai tempat dan negara, maka sistem perundangan di beberapa negara muslim tidak lagi mengikuti aturan tersebut dengan kuat. Terdapat beberapa perubahan yang dilakukan terutama berkaitan hak cucu yang kematian ayahnya terhijab atau cucu yatim (yakni dihalang) oleh saudara ayahnya (ahli waris pengganti, serta kemungkinan menjadikan anak perempuan menghijab kerabat garis sisi). Perubahan undang-undang pembagian harta warisan dalam ketentuan yang khusus merupakan satu contoh yang jelas aspek pembaharuan undang-undang dalam pengaktualisasian hukum Syariat. Hal ini karena hukum warisan yang bersumber pada al-quran dan hadis serta fatwa ulama dari khazanah fiqh telah dikumpulkan dalam satu undang-undang tertulis yang seragam. Penggubalan hukum Syariat ini mengambil kira kedinamikan fiqh dan maslahat al- ammah. Selain dari mekanisme fiqh, perubahan hukum juga disebabkan oleh keadaan sesuatu masyarakat. Perubahan hukum ini boleh terjadi disebabkan perubahan pada adat kebiasaan, berubahnya 3

kemaslahatan manusia, wujudnya faktor darurat, atau disebabkan oleh perkembangan zaman dan munculnya sistem-sistem baru. B. Pembahasan/analisis Pembahasan ini sangat menarik untuk dibaca, dalam artikel ini penulis membahas dan menjelaskan perubahan social dan kaitannya dengan pembagian harta warisan dengan bahasa yang sederhana. pembahasan ini dimulai dari sejarah pembagian warisan dari pada masa Rasul hingga sampai saat sepetinggal rasul, serta juga menjelaskan pembagian warisan dibeberapa Negara islam seperti Pakistan, mesir, Iraq, Tunisia dan Syria. Bagi masyarakat yang mayoritas penduduknya beragama islam pembagian harta warisan mengalami perubahan mengikuti dengan perubahan sosial. Pembagian harta warisan yang dilakukan oleh masyarakat merupakan budaya turun-temurun. Pada masa sekarang, masyarakat atau umat islam tidak banyak yang melaksanakan pembagian harta warisan sesuai dengan ketentuan al-quran, mereka lebih memilih pembagian dengan cara lain tanpa memperhatikan perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Hubungan antara perubahan hukum dan perubahan sosial merupakan salah satu permasalahan yang sering sekali mengalami perbedaan hukum dengan realita yang terjadi di masyarakat. Ketika awal islam, hukum islam dimulai dengan hukum yang sudah ada dalam masyarakat. Perkembangan sejarah menunjukkan pembagian harta warisan bukan hanya berdasarkan al-quran dan hadis, dua sumber ini dipakai karena keduanya adalah sumber utama dalam islam. Pada masa sahabat pembagian harta warisan dilakukan dengan cara ijtihad dengan tujuan untuk menyelesaikan kekaucauan yang terjadi dalam masyarakat. 4

Secara umum perbedaan pembagian harta warisan pada masa sahabat berbeda berdasarkan tempat, kemajuan ekonomi, peradaban luar, adat-istiadat dan struktur masyarakat. Faktor-faktor ini turut mempengaruhi masyarakat di sekitar Mekah dan Madinah. Masyarakat makkah pembagian harta warisan untuk perempuan mendapat separuh dari bagian laki-laki sedangkan di madinah tidak memberikan warisan kepada perempuan khususnya pada kabilah yang kuat berpengang pada adat. Hal ini terjadi karena bedanya letak geografis dan pendapatan masyarakat setempat. Setelah masa sahabat dan tabi in, pembagian harta warisan telah banyak melakukan melalui ijtihad. Perubahan sosial yang terjadi di berbagai Negara, maka peraturan yang ada juga berubah terutama berkaitan denga hak cucu yang kematian ayahnya terhijab oleh saudara ayahnya. Hukum harta warisan di mesir yaitu wasiyyat al-wajibah secara langsung pewaris telah berwasiat untuk cucu yang kematian ayahnya terhijab, baginya sepertiga harta. Perubahan pembagian harta warisan yang berlaku di Mesir ialah hak warisan kepada cucu yang disebabkan kematian ayah, yang terhalang oleh hak anak pewaris melalui wasiat. Dalam perundang-undangan Pakistan adanya pewaris pengganti tetapi dalam kelompok turunan saja baik itu laki-laki ataupun perempuan. Sedangkan perundangundangan Syria wasiyyat al-wajibah hanya untuk laki-laki dan perempuan saja, namun di diperuntukkan kepada keturunan perempuan yang meninggal. Para jumhur mengangap bahwa kewajiban wasiat tetap ada khususnya dalam menyelesaikan segala kewajiban yang belum ditunaikan seperti hutang, zakat, atau kafarat yang belum dibayar. Kewajiban wasiat ini bersifat ta abudi dan bukan qad i, maksudnya orang tersebut akan berdosa kalau tidak mengerjakannya, namun keluarga yang masih hidup tidak mempunyai hak untuk memaksa pelaksanaannya sekiranya tidak diucapkan. 5

Berbeda dengan pendapat Ibn Hazm. Menurutnya, sekiranya seseorang meninggal sebelum berwasiat, maka ahli waris wajib mengeluarkan sebagian dari harta warisannya yaitu mengikut kadar yang dianggap sebagai layak. Selanjutnya Ibn Hazm menyatakan bahwa seseorang wajib berwasiat untuk anggota kerabat yang tidak mewarisi, baik karena perbedaan agama, perbudakan maupun karena terhalang. Tentang batas maksimal suatu wasiat ditentukan dalam hadis Nabi dari Sa ad bin Waqqash menurut riwayat al-bukhari dan Muslim yang menyatakan bahwa wasiat tidak boleh lebih dari sepertiga, dengan pertimbangan bahwa meninggalkan anak dalam keadaan berkecukupan lebih baik dari pada meninggalkannya dalam keadaan sengsara. 2 Tetapi wasiat yang melebihi dari sepertiga jumlah harta yang ditinggalkan, maka bagian yang lebih dari sepertiga itu tidak dapat ditunaikan sebelum mendapatkan persetujuan dari ahli waris. 3 Berubahnya peraturan pembagian harta warisan dalam ketentuan yang khusus merupakan salah satu contoh yang jelas dalam aspek pembaharuan hukum-hukum dalam pengaktualisasian hokum islam. Hal ini karena hukum warisan yang bersumber pada al-quran dan hadis serta fatwa ulama telah dikumpulkan dalam satu undang-undang tertulis yang seragam. Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu hukum kadang kala bisa berubah megikuti perubahan zaman, suatu hukum yang telah ada pada masa dulu belum tentu dapat diterapkan dimasa sekarang. perubahan ini bisa terjadi karena perubahan adat kebiasaan, dan juga perubahan hukum disebabkan oleh faktor-faktor darurat dan munculnya permasalahan-permasalah baru yang tidak terjadi pada saat al-quran diturunkan, oleh sebab itu hukum bisa berubah untuk kemaslahatan. C. Simpulan 2 Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, Jakarta, Kencana, 2004, hal. 248. 3 Hamid Sarong, dkk, Fiqh, Banda Aceh, PSW IAIN Ar-Raniry, 2009, hal. 228. 6

Perubahan pembagian harta warisan yang terdapat dalam al-quran dan hadis dengan mengikuti fakta-fakta sosio-kultural supaya tercapainya kemaslahatan dalam masyarakat. Perubahan pembagian harta warisan pada zaman dulu kepada pembagian harta warisan secara syariat seperti sekarang ini karena adanya kebutuhan sosial yang baru. Dimana pada masa jahiliyah perempuan tidak mendapat harta warisan, dengan hadirnya islam maka perempuan mempunyai bagian dalam warisan. Perubahan pembagian harta warisan dalam hal wasiyyat al-wajibah disebabkan oleh faktor perubahan sosial ekonomi masyarakat, sehingga aturan tentang penghalang tidak sesuai lagi. Dan juga perubahan ini terjadi karena faktor kemiskinan, sering anak yang ayahnya meninggal hidup dalam kemiskinan karena terhapusnya hak warisan sedangkan saudara ayahnya hidup dalam keadaan berkecukupan. Perlu ditegaskan bahwa hukum yang berubah adalah hukum-hukum yang diperoleh berdasarkan maslahah mursalah. Namun hukum-hukum qad i dalam pembahasan faraid tidak akan berubah oleh perubahan zaman, karena bagian-bagian faraid merupakan ketetapan dari Allah yang telah dijelaskan dalam al-quran. Bagianbagian ahli waris dalam al-quran adalah ½, 2/3, 1/3, ¼, 1/6, 1/8. Daftar Pustaka Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, Jakarta: Kencana, 2004. Hamid Sarong, dkk, Fiqh, Banda Aceh: PSW IAIN Ar-Raniry, 2009. Syaikh Ali Ahmad Al Jurjawi, Hikmah Dibalik Hukum Islam (Bidang Muamalah), Jakarta: Mustaqiim, 2003. Wahyudani, Zulham. PERUBAHAN SOSIAL DAN KAITANNYA DENGAN PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Jurnal Ilmiah Islam Futura 14, no. 2 (2015): 166 89. http://jurnal.arraniry.ac.id/index.php/islamfutura/article/download/328/323. 7

Widyanto, Anton. PENGEMBANGAN FIQH DI ZAMAN MODERN. Jurnal Ilmiah Islam Futura 10, no. 2 (2011): 82 100. doi:10.22373/jiif.v10i2.46. 8