BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya teknik informatika akan mempermudah aktivitas manusia.

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Model pembelajaran Reciprocal Teaching. Menurut Palincsar dan Sullivan model reciprocal teaching memiliki 4

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Kemampuan pemahaman konsep matematika

Malia 1, Dodik Mulyono², Reny Wahyuni³ STKIP-PGRI Lubuklinggau

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki alat-alat potensial yang harus dikembangkan secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

BAB II KAJIAN TEORI A.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. setiap manusia akan selalu berusaha untuk menambahi ilmu pengetahuannya.

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PROPOSAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak

ARTIKEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian

BAB II KAJIAN TEORI. adalah penentu terjadinya proses belajar. memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Proses Pembelajaran. Belajar adalah suatu kegiatan untuk menambah pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. hasil observasi atau eksperimen di samping penalaran. 2 Matematika adalah

BAB II HASIL BELAJAR SISWA DAN METODE PEMBELAJARAN RESITASI. 1. Pengertian Metode Pembelajaran Resitasi

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INKUIRI SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 BALONG TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi Sumber Daya Manusia sehingga tercipta generasi yang siap

BAB I PENDAHULUAN. dari zaman dahulu hingga sekarang, manusia akan selalu berhubungan dengan matematika.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingka laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN)

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pernyataan Suherman, dkk. (2003: 25) bahwa matematika. matematika haruslah ditempatkan pada prioritas yang utama.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X MA. MAZRO ILLAH LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KOMPARASI HASIL BELAJAR KIMIA ANTARA SISWA YANG DIBERI METODE DRILL DENGAN RESITASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS XI.IPA MAN 1 KOTA BENGKULU

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Matematika. dan matematis (Rina Dyah Rahmawati, dkk, 2006: 01).

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Matematika dengan Pendekatan Matematika Realistik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan yang berperan sebagai ratu dan pelayan ilmu. James dan James

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hal ini sejalan dengan pernyataan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kultural dan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).

BAB II KAJIAN TEORI. Sesuai yang dikatakan Slameto bahwa belajar ialah suatu proses atau

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan diungkapkan pula dalam pasal 1 ayat 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar pada hakikatnya merupakan aktivitas yang utama dalam serangkaian

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pada penelitian ini terdapat beberapa teori yang mendukung, diantaranya prestasi belajar matematika, metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Benyamin S. Bloom (dalam Siti, 2008 : 9) siswa dikatakan memahami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Depdiknas (2006) mengungkapkan bahwa dalam pendidikan, siswa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

18 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakekat Matematika 1. Definisi Matematika Secara istilah, banyak pakar yang menguraikan tentang definisi matematika, definisi yang disampaikan adalah sebagai berikut: a. Matematika berkenaan dengan ide-ide (gagasan-gagasan), strukturstruktur dan hubungan-hubungan yang diatur secara logik sehingga matematika itu berkaitan dengan konsep konsep abstrak. 17 b. Johnson dan Pising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat representasinya dengan simbol dan padat lebih berupa bahasa simbol daripada mengenai bunyi. 18 c. Soedjadi, mengemukakan beberapa definisi atau pengertian matematika, yaitu 19 : a) Matematika adalah cabang pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik. 17 Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematika. (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988), hal. 3 18 Erman Suherman, et., all. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. (Bandung:JICA, 2003), hal. 17 19 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. (Jakarta: DirjenDikti, 1999), hal. 11 18

19 b) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. c) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logis dan berhubungan dengan bilangan. d) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. e) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logis. f) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat. Beberapa pendapat tentang definisi matematika diatas belum ada kesepakatan secara pasti tentang hakekat matematika, sehingga penulis berpendapat bahwa hakekat matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan yang mempunyai aturan-aturan yang ketat dengan direpresentasikan dalam bahasa simbol. 2. Karakteristik Matematika Berbicara tentang matematika, pasti akan membuat kita tertarik untuk mengetahui karakteristik apa yang ada dalam matematika. Untuk itu, ada beberapa karakteristik dari matematika yang perlu kita ketahui, diantaranya: 20 a. Matematika memiliki kajian objek yang abstrak. b. Bertumpu pada kesepakatan. c. Berpola pikir deduktif. 2008) hal. 11 20 Junaedi, et. al., Diktat : Strategi Pembelajaran Edisi Pertama, (Surabaya : LAPIS PGMI,

20 d. Memperhatikan semesta pembicaraan Matematika memiliki kajian objek yang abstrak yaitu meliputi fakta, prinsip, konsep dan operasi. Kajian objek tersebut kesemuanya harus dipelajari oleh siswa. Matematika juga bertumpu pada kesepakatan. Kesepakatan merupakan suatu hal penting karena merupakan awal dari belajar matematika seperti kesepakatan pengunaan simbol, bahasa dan lain sebagainya. Matematika juga menerapkan pola pikir yang deduktif. Yaitu dari hal-hal yang umum kemudian diterapkan ke hal yang kusus. Matematika juga sangat memperhatikan semesta pembicaraan, karena itu nanti akan mempengaruhi makna dari suatu hal. B. Proses Pembelajaran Matematika Kita harus mengerti terlebih dahulu pengertian belajar. Menurut Anton belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Sedangkan menurut Usman adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Mouly mengemukakan bahwa belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Dengeng berpendapat bahwa belajar adalah pengantar pengetahuan baru pada struktur kognitif yang dimiliki siswa. King Sley menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku orisisnil melalui pengalaman dan latihan-latihan. Sedangkan yang dimaksud pengalaman dalam proses belajar tidak lain adalah interaksi antara individu dengan lingkunganya. 21 Secara sederhana dapat disimpulkan 21 Anissatul Mufarokah, Strategi dan...hal. 15-16

21 bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan berdasarkan pengalaman dan latihan. Sedangkan pembelajaran sama halnya dengan pengajaran, secara intruksional pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan. Pembelajaran adalah suatu proses membelajarkan siswa menggunakan azas pendidikan maupun teori belajar. Menurut Corey pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja, dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tigkah laku tertentu di dalam kondisikondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajar merupakan subset khusus dari pendidikan. Pada hakekatnya proses pembelajaran adalah proses belajar yang terjadi pada peserta didik. 22 Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran Matematika adalah proses peubahan tingkah laku yang sesuai dengan tujuan berdasarkan pengalaman dan latihan pada peserta didik yang dilakukan dengan proses berfikir eksak dan terorganisir secara sistematik tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan yang mempunyai aturan-aturan yang ketat dengan direpresentasikan dalam bahasa simbol. C. Pembelajaran Reciprocal Teaching Reciprocal Teaching adalah model pembelajaran berupa kegiatan mengajarkan materi kepada teman. Pada model pembelajaran ini siswa berperan sebagai guru untuk menyampaikan materi kepada teman-temanya. Sementara itu, guru lebih berperan sebagai model yang menjadi fasilitator dan 22 Anissatul Mufarokah, Strategi dan...hal. 16-17

22 pembimbing yang melakukan scaffolding. Scaffolding adalah bimbingan yang diberikan oleh orang yang lebih tahu kepada orang yang kurang tahu atau belum tahu. Menurut Palinscar dalam Aris Shoimin reciprocal teaching mengandung empat strategi. 23 1. Question generating Dalam strategi ini, siswa diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan terkait materi yang sedang dibahas. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat mengungkap penguasaan konsep tehadap materi yang sedang dibahas. 2. Clarifying Strategi clarifying ini merupakan kegiatan penting saat pembelajaran, terutama bagi siswa yang mempunyai kesulitan dalam memahami suatu materi. Siswa dapat bertanya kepada guru tentang konsep yang dirasa masih sulit atau belum bisa dipecahkan bersama kelompoknya. Selain itu, guru juga dapat mengklarifikasi konsep dengan memberikan pertanyaan kepada siswa. 3. Predicting Strategi ini merupakan strategi dimana siswa melakukan hipotesis atau perkiraan mengenai konsep apa yang akan didiskusikan selanjutnya oleh penyaji. 23 Aris Shoimin, 68 Model..., hal. 153

23 4. Summarizing Dalam strategi ini terdapat kesempatan bagi siswa untuk mengidentifikasi dan mengintegrasikan informasi-informasi yang terkandung dalam materi. Kekuatan-kekuatan model reciprocal teaching sebagai berikut. 1. Melatih kemampuan siswa belajar mandiri sehingga kemampuan dalam belajar mandiri dapat ditingkatkan. 2. Melatih siswa untuk menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada pihak lain. Dengan demikian, penerapan pembelajaran ini dapat dipakai siswa dalam mempresentasikan idenya. 3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan. Dengan menemukan dan menyelidiki sendiri kondep yang sedang dibahas, siswa akan lebih mudah dalam mengingat suatu konsep. Pengertian siswa tentang suatu konsep pun merupakan pengertian yang benar-benar dipahami oleh siswa. Jadi, reciprocal teaching adalah suatu model pembelajarn dimana siswa diberi kesempatan untuk mempelajari materi terlebih dahulu. Kemudian, siswa menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada siswa yang lain. Guru hanya bertugas sebagai fasilitator dan pembimbing dalam pembelajaran, yaitu meluruskan atau memberi penjelasan mengenai materi yang tidak dapat dipecahkan secara mandiri oleh siswa. Adapun kelebihan reciprocal teaching adalah mengembangkan kreativitas siswa, memupuk kerjasama antar siswa, siswa belajar dengan

24 mengerti sehingga siswa tidak mudah lupa, siswa belajar dengan mandiri, siswa termotivasi untuk belajar, menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan mengembangkan sikap. Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menhayati sendiri, memupuk keberanian berpendapat dan berbicara di depan kelas, melatih siswa untuk menganalisis masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu singkat, menumbuhkan sikap menghargai guru, dapat digunakan untuk materi pelajaran yang banyak dan alokasi waktu yang terbatas. Sedangkan kelemahanya adalah adanya kekurang sungguhan para siswa yang berperan sebagai guru menyebabkan tujuan tak tercapai, pendengar (siswa) yang tak berperan sering menertawakan tingkah laku siswa yang menjadi guru sehingga merusak suasana, kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya memperhatikan aktivitas siswa yang berperan sebagai guru membuat kesimpulan sulit tercapai, butuh waktu yang lama,sangat sulit diterapkan jika pengetahuan siswa tentang materi prasyarat kurang, adakalanya siswa tdak mampu akan semakin tidak suka dengan pelajaran tersebut, tidak mungkin seluruh siswa akan mendapat giliran untuk menjadi guru siswa. Langkah-langkah dalam pelaksanaan reciproal teaching. 24 1. Mengelompokkan siswa dan diskusi kelompok Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil. Pengelompokan siswa didasarkan pada kemampuan setiap siswa. Hal ini bertujuan agar kemampuan setiap kelompok yang terbentuk hampir 24 Aris Shoimin, 68 Model..., hal. 154-155

25 sama. Setelah kelompok terbentuk, mereka diminta untuk mendiskusikan materi yang telah diterima. 2. Membuat pertanyaan (question generating) Siswa membuat pertanyaan tentang materi yang dibahas kemudian menyampaikan di depan kelas. 3. Menyajikan hasil kerja kelompok Guru menyuruh salah satu kelompok untuk menjelaskan hasil diskusinya di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain menanggapi atau bertanya tentang hasil diskusi yang disampaikan. 4. Mengklarifikasi permasalahan (clarifying) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang dianggap sulit kepada guru. Selain itu, guru mengadakan tanya jawab terkait materi yang dipelajari untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa. 5. Memberikan soal latihan yang memuat soal pengembangan (predicting) Siswa mendapat soal latihan dari guru untuk dikerjakan secara individu. Soal ini memuat soal pengembangan dari materi yang akan dibahas. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat memprediksi materi apa yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. 6. Menyimpulkan materi yang dipelajari (summarizing) Siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas. D. Metode Resitasi Kegiatan interaksi belajar mengajar harus selalu ditingkatkan efektifitas dan efisiensinya. Dengan demikian perlu diberikan tugas-tugas atau resitasi,

26 sebagai selingan untuk variasi teknik penyajian ataupun dapat berupa pekerjaan rumah. Pemberian tugas atau resitasi dapat diberikan dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan mengenai mata pelajaran teretentu, atau satu perintah yang haus dibahas dengan diskusi atau perlu dicari uraianya pada buku pelajaran. Dapat juga berupa tugas tertulis atau tugas lisan yang lain, dapat ditugaskan untuk mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu, mengadakan obsevasi terhadap sesuatu dan bisa juga melakukan eksperimen. Beberapa definisi metode resitasi dari para ahli diantaranya: 1. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. 25 2. Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya mengemukakan metode resitasi sering disebut metode pengerjaan rumah yaitu dimana murid diberi tugas diluar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan metode ini anakanak dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah, tetapi dapat di perpustakaan, di laboratorium, di kebun percobaan dan sebagainya untuk dibertanggung jawabkan kepada guru. 26 3. Menurut sagala metode pemberian tugas atau resitasi adalah cara penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa 25 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 85 26 Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar (SBM), (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hal. 61

27 melakukan kegiatan belajar, kemudian belajar dan harus dipertanggung jawabkannya. 27 Dalam penelitian ini pemberian tugas atau resitasi berupa tugas untuk menulis hal-hal penting seperti definisi himpunan, cara menyatakan himpunan, himpunan bagian dan lainya yang diperoleh dari hasil pemahaman presentasi temannya di depan kelas dan juga penjelasan dari guru selama proses pembelajaran hari ini. Dalam pelaksanaan metode resitasi perlu memperhatikan langkahlangkah sebagai berikut: Pertama = Merumuskan tujuan khusus dari tugas yang diberikan. Kedua = Pertimbangkan betul-betul apakah pemilihan metode resitasi itu telah tepat dapat mencapai tujuan yang telah anda rumuskan. Ketiga = Anda perlu merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti. 28 Seperti halnya metode pembelajaran yang lain, metode resitasi mempunyai kelebihan dan juga kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangan metode resitasi: 29 1. Kelebihan metode resitasi yaitu karena siswa mendalami dan mengalami sendiri pengetahuan yang dicarinya, maka pengetahuan itu akan tinggal lama di dalam jiwanya. Apalagi dalam melaksanakan tugas ditunjang dengan minat dan perhatian siswa, serta kejelasan tujuan mereka bekerja. Pada kesempatan ini siswa juga dapat mengembangkan daya berpikirnya 27 Sagala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 219 28 Rostiyah NK, Strategi Belajar Mengajar..., hal. 136 29 Ibid., hal. 134

28 sendiri, daya inisiatif, daya kreatif tanggung jawab dan melatih berdiri sendiri. 2. Kelemahan-kelemahan metode resitasi seperti siswa kemungkinan hanya meniru pekerjaan temannya, itu kelemahannya bila guru tidak dapat mengawas langsung pelaksaan tugas itu, jadi siswa tidak menghayati sendiri proses belajar mengajar itu sendiri. Kemungkinan lain orang lain yang mengerjakan tugas itu, maka perlu diminta bantuan orang tua, dengan memberitahu bahwa anaknya mempunyai tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga dapat turut mengawasi pelaksanaan tugas, dapat menjadi tempat mengecek apakah itu pekerjaan sebenarnya atau bukan. Menurut Sagala ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahankelemahan dari metode resitasi ini adalah: 30 1. Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya jelas, sehingga mereka mengerti apa yang mereka kerjakan. 2. Tugas yang diberikan kepada siswa dengan memperlihatkan perbedaan individu masing-masing. 3. Waktu mengerjakan tugas harus cukup. 4. Ada kontrol dan pengawasan yang sistematis atas tugas-tugas yang diberikan sehingga mendorong siswa untuk belajar dengan sungguhsungguh. 5. Tugas yang diberikan hendaklah mempertimbangkan: 30 Sagala Syaiful, Konsep dan Makna..., hal. 219

29 a. Menarik minat dan perhatian siswa. b. Mendorong siswa untuk mencari. c. Diusahakan tugas itu bersifat praktis dan ilmiah. d. Bahan pelajaran yang ditugaskan agar diambilkan dari hal-hal yang dikenal siswa. E. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Munadir mendefinisikan hasil belajar sebagai perubahan dalam disposisi atau kapabilitas manusia selama periode waktu tertentu yang disebabkan oleh proses perubahan, dan perubahan itu dapat diamati dalam bentuk perubahan tingkah laku yang dapat bertahan selama beberapa periode waktu tertentu. 31 Menurut Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. 32 Mengacu pada definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah suatu kegiatan untuk mengukur tingkat pembelajaran matematika yang dilakukan siswa dalam kurun waktu tertentu dan untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang dialami siswa serta pembelajaran itu dapat diterima oleh siswa sehingga dapat dilakukan evaluasi dan tindak lanjut pada proses berikutnya. 31 W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1999), hal. 36 32 Nana Sudjana, Penilaian Hasil, hal 22

30 2. Klasifikasi Hasil Belajar Sistem pendidikan nasional merumuskan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. 33 a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek dalam ranah psikomotoris, yakni 1) gerakan refleks, 2) keterampilan gerakan dasar, 3) kemampuan perseptual, 4) keharmonisan atau ketepatan, 5) gerakan keterampilan kompleks, dan 6) gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para 33 Nana Sudjana, Penilaian Hasil, hal. 22-23

31 guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. F. Materi Himpunan 34 1. Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang dapat didefinisikan dengan jelas, sehingga dengan tepat dapat diketahui objek yang termasuk himpunan dan yang tidak termasuk dalam himpunan tersebut. 2. Untuk menyatakan anggota suatu himpunan digunakan lambang dan untuk menyatakan bukan anggota suatu himpunan digunakan lambang. 3. Banyaknya anggota himpunan A dinyatakan dengan n(a). 4. Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan tiga cara sebagai berikut. a. Dengan kata-kata b. Dengan notasi pembentuk himpunan c. Dengan mendaftar anggota-anggotanya 5. Himpunan yang memiliki banyak anggota berhingga disebut himpunan berhingga. Himpunan yang memiliki banyak anggota tak berhingga disebut himpunan tak berhingga. 6. Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota, dan dinotasikan dengan { } atau 7. Himpunan nol adalah himpunan yang hanya mempunyai 1 anggota, yaitu nol (0). 34 Dewi Nuharini, Tri Wahyuni, Matematika 1: Konsep dan Aplikasinya: untuk KelasVI SMP/MTs,(Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hal. 163-174

32 8. Himpunan A merupakan himpunan bagian B, jika setiap anggota A juga menjadi anggota B, dan dinotasikan A B atau B A. 9. Himpunan A bukan merupakan himpunan bagian B, jika terdapat anggota A yang bukan anggota B, dan dinotasikan A B. 10. Setiap Himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan A sendiri, dinotasikan A A. 11. Banyaknya semua himpunan bagian dari suatu himpunan adalah 2 n, dengan n banyaknya anggota himpunan tersebut. G. Implementasi Reciprocal Teaching dengan Metode Resitasi dalam Pembelajaran Matematika Langkah-langkah reciprocal teaching dengan metode resitasi secara terintegrasi dalam belajar matematika adalah: 1. Guru menjelaskan pengertian dan tujuan pembelajaran reciprocal teaching dengan metode resitasi. 2. Guru menjelaskan definisi himpunan. 3. Mengelompokkan siswa dan diskusi kelompok Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil. Pengelompokan siswa didasarkan pada kemampuan setiap siswa. Hal ini bertujuan agar kemampuan setiap kelompok yang terbentuk hampir sama. Setelah kelompok terbentuk, mereka diminta untuk mendiskusikan tentang materi himpunan, yaitu definisi himpunan, cara menyatakan suatu himpunan, himpunan bagian dan lainnya yang telah diterima. 4. Membuat pertanyaan (question generating)

33 Siswa membuat pertanyaan tentang materi yang dibahas kemudian menyampaikan di depan kelas. 5. Menyajikan hasil kerja kelompok Guru menyuruh salah satu kelompok untuk menjelaskan hasil diskusinya di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain menanggapi atau bertanya tentang hasil diskusi yang disampaikan. 6. Mengklarifikasi permasalahan (clarifying) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang dianggap sulit kepada guru. Selain itu, guru mengadakan tanya jawab terkait materi yang dipelajari untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa. 7. Memberikan soal latihan yang memuat materi yang akan dibahas selanjutnya (predicting) Siswa mendapat soal latihan dari guru untuk dikerjakan secara individu. Soal ini memuat soal dari materi yang akan dibahas. Misalnya pada pertemuanya selanjutnya materi yang akan dibahas adalah operasi himpunan. Guru memberikan soal mengenai irisan dua himpunan. 8. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat catatan mengenai hal-hal penting seperti definisi himpunan, cara menyatakan himpunan, himpunan bagian dan lainya yang diperoleh dari hasil pemahaman presentasi temannya di depan kelas dan juga penjelasan dari guru selama proses pembelajaran hari ini.

34 9. Menyimpulkan materi yang dipelajari ( summarizing) Siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas. Seperti apa itu himpunan, bagaimana cara menyatakan himpunan, bagaimana cara menghitung banyaknya semua himpunan bagian dari suatu himpunan. H. Kajian Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian mengenai reciprocal teaching dengan metode resitasi. Kajian penelitian terdahulu dilakukan untuk mendapatakan gambaran dalam menyusun kerangka pemikiran, mengetahui persamaan dan perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan peneliti sebagai kajian untuk mengembangkan kemampuan berpikir peneliti. Berdasarkan beberapa skripsi/literatur yang penulis temukan, terdapat persamaaan dan pebedaannya, yaitu sebagai berikut: 1. Vicky Yuliawati dengan judul pengaruh penggunaan model reciprocal teaching terhadap hasil belajar matematika materi pokok kubus dan balok semester 2 MTs Negeri Aryojeding Tulungagung tahun pelajaran 2012-2013. Persamaannya adalah penggunaan model reciprocal teaching dalam proses pembelajaran. Akan tetapi materi yang akan diteliti berbeda yaitu pada skripsi Vicky Yuliawati pada materi kubus dan balok sedangkan peneliti meneliti pada materi Himpunan. 2. Leny Dyah Laksmisari yang berjudul Pengaruh metode Resitasi dengan menggunakan LKS terhadap hasil belajar matematika pada

35 siswa kelas VII UPTD SMPN I Ngunut Tulungagung tahun ajaran 2012/2013. Persamaannya adalah penggunaan metode resitasi dalam proses pembelajaran. Akan tetapi tempat yang akan diteliti berbeda yaitu pada skripsi Leny Dyah Laksmisari di UPTD SMPN I Ngunut Tulungagung sedangkan peneliti meneliti di MTs Al Ma arif Tulungagung. 3. Arikhna Roikhatul Jannah mahasiswa STAIN Tulungagung dengan judul Pengaruh penggunaan pendekatan Reciprocal Teaching dengan metode mind map terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas VII SMPN 1 Sumbergempol. Persamannya terletak pada penggunaan reciprocal teaching. Adapun perbedaanya terletak pada materi yang diteliti. No. Aspek Vicky Yuliawati 1. Judul Pengaruh penggunaan model reciprocal teaching terhadap hasil belajar matematika materi pokok kubus dan balok semester 2 MTs Negeri Aryojeding Tulungagung tahun pelajaran 2012-2013 2. Lokasi MTs Negeri Aryojeding Tulungagung Penelitian terdahulu Leny Dyah Laksmisari Pengaruh metode Resitasi dengan menggunakan LKS terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VII UPTD SMPN I Ngunut Tulungagung tahun ajaran 2012/2013 UPTD SMPN I Ngunut Tulungagung Arikhna Roikhatul Jannah Pengaruh penggunaan pendekatan reciprocal teaching dengan metode mind map terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas VII SMPN 1 Sumbergempol SMPN 1 Sumbergempol Penelitian sekarang Pengaruh reciprocal teaching dengan metode resitasi terhadap hasil belajar matematika materi himpunan siswa kelas VII MTs Al Ma arif Tulungagung tahun ajaran 2015/2016 MTs Al Ma arif Tulungagung

36 3. Subjek Siswa kelas VIII Siswa kelas VII Siswa kelas VII Siswa kelas VII 4. Teknik Sampling Purposive sampling Purposive sampling Purposive sampling Purposive sampling 5. Teknik pengump ulan data Metode observasi, metode tes, Metode dokumentasi dan metode Metode observasi, metode Metode dokumentasi dan metode tes metode wawancara dan metode dokumentasi tes wawancara, metode dokumentasi dan metode tes 6. Jenis Penelitian Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen semu 7. Hasil penelitian Ada pengaruh yang signifikan penggunaan model reciprocal teaching terhadap hasil belajar matematika materi pokok kubus dan balok semester 2 MTs Negeri Aryojeding Tulungagung tahun pelajaran 2012-2013 Ada pengaruh yang signifikan metode resitasi dengan menggunakan LKS terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VII UPTD SMPN I Ngunut Tulungagung tahun ajaran 2012/2013 Ada pengaruh yang signifikan penggunaan pendekatan reciprocal teaching dengan metode mind map terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas VII SMPN 1 Sumbergempol I. Kerangka Berpikir Penelitian Matematika merupakan mata pelajaran penting yang diajarkan pada jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Namun matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh sebagian besar orang, tidak terkecuali siswa. Ketidaksenangan siswa terhadap matematika salah satunya dikarenakan siswa mengalami ketidaktuntasan dalam menyerap materi pelajaran. Sedangkan ketidaktuntasan tersebut disebabkan siswa mengalami masalah dalam belajar. Salah satu masalah dalam belajar adalah siswa tidak

37 dapat menyerap informasi yang diberikan. Beberapa masalah inilah yang menjadi penyebab hasil belajar matematika menjadi rendah. Supaya informasi yang diberikan dapat diterima siswa secara maksimal penggunaan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi dan juga karakteristik siswa sangatlah penting. Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap ketercapaian pemahaman siswa dan pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap hasi belajar siswa. Tentunya semua model pembelajaran mempunyai kelebihan dan juga kekurangan. Terlepas dari itu semua, model pembelajaran yang sering diterapkan oleh guru-guru kita saat ini adalah model pembelajaran konvensiona, dimana pada model ini guru menjelaskan materi, kemudian tidak ada keaktifan dari siswanya sendiri. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam matematika sangat dibutuhkan, karena dengan model pembelajaran yang tepat materi yang ada akan tersampaikan seluruhnya kepada siswa. Salah satu model pembelajaran yang tepat digunakan dalam matematika adalah model pembelajaran reciprocal teaching dengan metode resitasi. Dalam model ini perwakilan salah satu siswa dari masing-masing kelompok berperan sebagai guru untuk menyampaikan materi yang telah ia pelajari bersama-sama dengan kelompoknya. Sedangkan siswa yang lain memperhatikan sambil mencatat hal penting dari penyampaian materi temanya itu.

38 Dengan penerapan model pembelajaran reciprocal teaching dengan metode resitasi diharapkan siswa dapat belajar dengan nyaman dan sungguhsungguh. Sehingga dari proses ini hasil belajar dapat ditingkatkan. Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat tergambarkan seperti berikut: Pembelajaran Kelas eksperimen (pembelajaran reciprocal teaching dengan metode resitasi) Kelas kontrol (pembelajaran konvensional) Hasil belajar Hasil belajar Membandingkan hasil belajar reciprocal teaching dengan metode resitasi dan pembelajaran konvensional Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian