segera dikerahkan guna mengamankan situasi di daerah konflik. Mereka ditugaskan untuk mengamankan daerah konflik selama satu bulan.

dokumen-dokumen yang mirip
1996/1997, Pontianak: Institut Dayakologi, 1998, hlm Anonim, Indonesia Comunal Violence in West Kalimantan, a.b. Herlan Artono, dalam judul

BAB III SIKAP PEMERINTAH TERHADAP KONFLIK DI SAMALANTAN. melampiaskan kemarahannya, dengan sasaran utama orang Madura karena

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan bagi Bangsa Indonesia. Sisi sebaliknya menafsirkan dengan adanya

BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN. hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik, hal

BAB II LATAR BELAKANG KONFLIK DAYAK MADURA DI SAMALANTAN A. Alasan Budaya. berkelompok, memiliki rasa solidaritas tinggi di antara sesama etnisnya dan

Berita mengenai rentetan Peristiwa Sendoreng tahun 1979, penulis raih dari. dan hasil penelitian, serta hasil wawancara langsung penulis dengan para

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA DI SEKOLAH

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. oleh penulis dari hasil riset, wawancara, dan mengumpulkan data-data, pada

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA PROBOLINGGO

2017, No Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan Nomor 5 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Tetap Badan Nasion

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2007 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2007 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2007 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

Gambar: Pertemuan pemuda Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINANN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG IDENTITAS DAERAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 167 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PELANTIKAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BAB I PENDAHULUAN. sekali saja, dan tidak hanya pada tahun tetapi pernah juga terjadi

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

I. PENDAHULUAN. Bentrokan massa kembali terjadi di Kabupaten Lampung Selatan antara Desa

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA Dan BUPATI KAYONG UTARA MEMUTUSKAN :

WALIKOTA PALANGKA RAYA

BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 27 TAHUN 2011 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

RENGASDENGKLOK. Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August :51 -

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR : 7 TAHUN : 1993 SERI D.4

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

V. KESIMPULAN DAN SARAN. dengan dinamika konflik agraria dalam kehidupan sosial masyarakat Desa

PENUMBUHAN BUDAYA LITERASI DENGAN PENERAPAN ILMU KETERAMPILAN BERBAHASA (MEMBACA DAN MENULIS)

KISI KISI PENILAIAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANTUL NOMOR : 11 TAHUN 1994 T E N T A N G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

parameter nominal Dapat menyebabkan disintegrasi sosial/budaya

Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan. Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1990 TENTANG KETENTUAN KEPROTOKOLAN MENGENAI TATA TEMPAT, TATA UPACARA DAN TATA PENGHORMATAN

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014

TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB V KESIMPULAN. Terbentuknya PGRS bermula dari upaya negara Malaysia membentuk

BAB IV. Gambaran Umum Wilayah Penelitian. 4.1 Gambaran Umum Kota Palangka Raya

KEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL. Modul ke: Syahlan A. Sume. Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN.

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK HORIZONTAL DI KALIMANTAN BARAT. Alwan Hadiyanto Dosen Tetap Program Studi Ilmu Hukum UNRIKA

BAB I PENDAHULUAN. dari busana itu sendiri. Lebih dari itu, pemenuhan kebutuhan akan busana

FORMULIR B TATA UPACARA PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE 66 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN

Selalu taat menjalankan ibadah agamanya secara pribadi ataupun berjamaah Pencapaian Pengisian SKU:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN,

Jenis Pertanyaan 1 Untuk Mengetahui makna Bendera Merah Putih dalam upacara perkawinan:

PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL

Presiden Seumur Hidup

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan

QLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

SKRIPSI. Oleh Antonia Yunita Fitria

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA SOSIALISASI EMPAT PILAR KEBANGSAAN KERJASAMA MPR RI DENGAN PGRI KABUPATEN MALINAU RABU, 16 MARET 2016

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SENI BUDAYA MELAYU PROVINSI KALIMANTAN BARAT V TAHUN

2. Dilukiskan dengan gambar simbol merak dan dibuat berbentuk segi empat berukuran 90 x 60 cm

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1990 TENTANG KETENTUAN KEPROTOKOLAN MENGENAI TATA TEMPAT, TATA UPACARA DAN TATA PENGHORMATAN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PENANGANAN PENDUDUK DAMPAK KONFLIK ETNIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, (3) definisi operasional, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, dan (6) paradigma penelitian.

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA AKSI TERPADU PENANGANAN GANGGUAN KEAMANAN DALAM NEGERI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014 UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12

BAB IV NILAI HISTORIS NASKAH PROKLAMASI YANG OTENTIK DAN KETERKAITANNYA DENGAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN NASIONALISME BANGSA INDONESIA

diperoleh mempunyai dialek masing-masing yang dapat membedakannya

TATA TERTIB SEKOLAH SD NEGERI 01 DUKUH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 01 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

Daerah Tempat Tinggalku, Negara Kesatuan Republik Indonesia Negaraku

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT DENGAN KOMANDO DISTRIK MILITER 0412 LAMPUNG UTARA TENTANG

Transkripsi:

BAB IV UPAYA PENYELESAIAN PERISTIWA SENDORENG DI KECAMATAN MONTERADO DAN KECAMATAN SAMALANTAN KABUPATEN BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 1979 A. Peyelesaian Konflik Pertikaian massal yang terjadi di Samalantan dan Monterado yang bermula di Sendoreng tahun 1979 tak berlangsung lama. Aparat keamanan segera dikerahkan guna mengamankan situasi di daerah konflik. Mereka ditugaskan untuk mengamankan daerah konflik selama satu bulan. 1 Selama bertugas, mereka menginap di asrama/ barak sementara 2 di Monterado yang mana lokasi barak tentara tersebut kini menjadi rumah Pak So. 3 Cepatnya penanganan keamanan membuat situasi yang sebelumnya memanas perlahan mulai mencair. Keadaan bisa dikuasai sepenuhnya, 13 November, setelah dikerahkan Batalyon 641 Beruang Hitam, Brimob, Polri Resort Sambas, Kodim 1202 dan Hansip-Wanra. 4 Seiring dengan mulai kondusifnya situasi di daerah konflik, pihak pemerintah kemudian berupaya untuk mendamaikan kedua suku yang bertikai. Mediasi yang dijembatani oleh pihak pemerintah ini dilakukan sebanyak dua 1 Hasil wawancara penulis dengan Pak Ub, Pak Nu dan Pak So di Pasar Monterado Kecamatan Monterado Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat tanggal 22 Agustus 2013. 2 Sebelum rumah tersebut didiami Pak So, rumah tersebut dulunya adalah asrama tentara yang digunakan dari tahun 1977-1979. Ibid. 3 Ibid. 4 Anonim, (1979). Tragedi di Sambas, Tempo, No.41 Thn. IX, hlm. 34. 77

78 kali. Yang pertama di tingkat kecamatan yang dihadiri oleh segenap anggota Muspida, berikut para anggota DPRD juga ikut berkumpul di Samalantan 5 serta dihadiri oleh para tokoh masyarakat dari etnis Dayak dan Madura baik dari desa, kecamatan, maupun kabupaten (Sambas). 6 Yang kedua di tingkat kabupaten. Hasil keputusan yang diperoleh adalah Tidak boleh mengulangi perbuatan yang sama baik kepada Suku Madura dan Dayak maupun kepada suku lain, dan sebaliknya. Hasil keputusan ini disetujui oleh semua perwakilan suku yang hadir dan dikukuhkan serta ditandatangani bersama-sama di aula Kabupaten Sambas. Kelanjutan dari hasil kesepakatan damai tersebut adalah dengan dibuatkannya Tugu Perdamaian yang terletak di Samalantan. Tugu ini oleh masyarakat Samalantan dan sekitarnya dikenal juga dengan nama Tugu Pancasila. Selain di Samalantan, tugu perdamaian juga dibangun di Monterado yang mana filosofi bangunannya sama dengan Tugu Pancasila namun bentuknya saja lebih kecil. Alasan tugu ini dibangun di Monterado karena pada saat konflik memanas, daerah ini termasuk salah satu daerah yang terkena imbas dari konflik tersebut. Ikrar perdamaian ini penulis peroleh berdasarkan wawancara dengan Pak Ub, Pak Nu, Pak So, dan Pak Tm. Melihat dari banyaknya jumlah korban dan meluasnya area konflik dengan cepat dapat disebutkan bahwa konflik 1979 yang dikenang dengan nama Peristiwa 5 Ibid. 6 Wawancara penulis dengan Pak Tm di kediamannya di Desa Kincir, Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat, pada tanggal 23 Agustus 2013.

79 Sendoreng atau Peristiwa Samalantan merupakan konflik etnis yang terbesar pertama di Kalimantan Barat. 7 B. Pendirian Tugu Perdamaian di Samalantan dan Monterado Setelah hasil perundingan damai disepakati oleh semua pihak, dibuatlah tugu untuk memperingati kejadian tersebut. Tugu yang mengakhiri konflik etnis Dayak-Madura tahun 1979 dibangun di dua tempat. Yang pertama terletak di Samalantan (tugu besar) yang kemudian dikenal dengan nama Tugu Perdamaian Samalantan/ Tugu Pancasila. Tugu ini dibangun pada awal tahun 1980-an. Yang kedua terletak di Monterado (tugu kecil) atau lebih dikenal dengan nama Tugu Bendera, karena Monterado juga termasuk salah satu wilayah yang paling banyak terkena imbas dari konflik etnis tersebut. Tugu ini berdiri kokoh dengan lima pilar dan pada puncak tertingginya terdapat tiang bendera yang terbuat dari kayu ulin atau kayu bulian karena kayu ini sangat kuat dan kokoh. Adapun filosofi dari tugu bendera ini tak jauh berbeda dengan Tugu Perdamaian di Samalantan, hanya saja bentuknya yang lebih kecil. Pembangunan tugu ini mendapat sumber dana dari Pak Harto selaku Komandan Komando Rayon Militer (Koramil) Samalantan. Adapun kontraktor atau pemborong tugu kecil tersebut adalah Pak Jongca yang dalam pengerjaannya menugaskan Pak So dan Pak Ks (nama samaran) sebagai pekerjanya. Pengerjaan tugu kecil di Monterado ini sempat terhambat karena Pak So dan Pak Ks belum mendapat upah pengerjaan dari proyek tugu kecil tersebut. Akhirnya, Pak So memberanikan diri untuk bertandang ke rumah Pak Harto 7 Edi Petebang, Dayak Sakti Ngayau, Tariu, Mangkok Merah, Konflik Etnis di Kalbar 1996/ 1997, Pontianak: Institut Dayakologi, 1998, hlm. 79.

80 dan menceritakan semua keluh kesah yang ia dan Pak Ks alami selama pengerjaan tugu kecil itu berlangsung. Mendengar cerita Pak So tersebut, Pak Harto kemudian memberikan uang, bendera Merah-Putih, dan satu karung beras kepada Pak So dan berpesan agar tugu tersebut segera diselesaikan. Uang dan beras satu karung dari Pak Harto kemudian dibagi dua, dan mereka berdua (Pak So dan Pak Ks) menyelesaikan pembuatan Tugu Bendera. Setelah tugu tersebut selesai dibangun, bendera merah putih dari Pak Harto pun dikibarkan, namun hal ini tidak berlangsung lama karena tidak ada petugas khusus yang merawat Tugu Bendera tersebut. Khawatir bendera tersebut rusak, Pak So lalu mengamankan bendera tersebut. Bendera Merah Putih yang diberikan oleh Pak Harto tersebut, kini masih tersimpan rapi di rumahnya Pak So. Peresmian tugu perdamaian yang di Samalantan dihadiri oleh Kolonel Sumardji selaku Bupati Sambas, Pak Arif selaku Komandan Komando Resort Militer (Korem), dan Pak Satif selaku Komandan Komando Distrik Militer (Kodim) 1202 Singkawang pada waktu itu. Menurut penuturan Pak Tm ketika diwawancarai oleh penulis, peresmian tugu perdamaian di Samalantan juga dihadiri oleh perwakilan dari masing-masing suku, yakni perwakilan dari: 1. Suku Dayak, yang diwakili oleh: a. Pak Kimsong, b. Pak Nyuka, c. Pak Tumba, d. Pak Ubek,

81 e. Pak Po on, f. Pak Yunus, dan g. Pak P.H. Murat. 2. Suku Melayu, yang diwakili oleh: a. Pak Amin, b. Pak Burda, dan c. Pak Purkan. 3. Suku Madura, yang diwakili oleh: a. Pak Saelan Sadi alias Pak Sulam, b. Haji Suki, dan c. Haji Ahmad. 4. Perwakilan 52 kepala desa di Kecamatan Samalantan, Kabupaten Sambas. Ada kejadian yang unik yang terjadi pada saat peresmian tugu Perdamaian di Samalantan. Kejadian pertama terjadi pada saat pelepasan balon ke udara oleh masing-masing etnis, dan yang kedua pada saat pidato dari perwakilan etnis yang hadir. Acara peresmian tugu perdamaian di Samalantan dibuka dengan doa secara adat oleh Pak Gunang selaku Kepala Binua Garantukng. Setelah doa selesai, dilanjutkan dengan pembacaan ikrar perdamaian diselingi dengan bunyi tembakan tiga kali ke udara oleh tentara yang turut hadir disana. Acara kemudian dilanjutkan dengan pelepasan balon ke udara oleh masing-masing perwakilan dari etnis Dayak, Melayu, dan Madura. Balon pertama dilepas oleh perwakilan dari etnis Dayak. Ketika balon dilepas dibarengi pula dengan tiga kali tembakan ke udara oleh pasukan tentara yang

82 ikut hadir dalam acara peresmian tugu. Pelepasan balon kedua dilakukan oleh perwakilan dari Suku Melayu, dan yang terakhir oleh perwakilan dari etnis Madura. Ketika balon terakhir dilepas oleh perwakilan dari etnis Madura, balon ini tidak langsung terbang ke udara seperti balon pertama dan kedua, namun tersangkut di pohon Ansanah. 8 Acara lalu dilanjutkan dengan mendengarkan pidato dari masing-masing perwakilan etnis. Perwakilan etnis secara bergantian berpidato. Giliran dari perwakilan etnis Madura, kabel mikrofon mendadak mati karena tali kabel mikrofon tersebut tertabrak oleh anak sapi yang melintas. Pertanda ini hendaknya dilihat secara arif dan bijaksana serta tidak dijadikan alasan bahwa Suku Madura tidak iklas dalam kegiatan tersebut tetapi lebih kepada faktor kejadian alam semata. Tugu Perdamaian Samalantan berdiri kokoh dengan lima pilar yang melambangkan Indonesia terdiri dari lima agama. Ditengah-tengah pilar tersebut terdapat Burung Garuda yang melambangkan Indonesia berlandaskan Pancasila dengan kebhineka tunggal ika-annya. Tepat di bawah pilar tersebut terdapat relief lintas suku baik suku asli maupun pendatang dan agama yang ada di Kalimantan Barat dengan maksud bahwa tugu didirikan tidak hanya untuk mendamaikan Suku Dayak dan Suku Madura saja, namun kepada semua suku untuk ikut serta memelihara perdamaian. 9 Sebelah kanan pilar terdapat naskah Pancasila, dan disisi kiri terdapat naskah Sumpah Pemuda. Tugu 8 Ibid. 9 Wawancara penulis dengan Pak Fam (nama samaran) di kediamannya di Samalantan Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat, pada tanggal 23 Agustus 2013.

83 Perdamaian Samalantan telah memberikan gambaran dan pemahaman agar peristiwa serupa tidak terulang kembali. Tugu Perdamaian Samalantan ini pada konflik Dayak-Madura tahun 1996/1997 juga pernah hendak dirobohkan oleh massa etnis Dayak yang marah karena etnis Madura dianggap kembali melanggar ikrar perjanjian damai pada tahun 1979, namun aksi tersebut gagal. Kini, Tugu Perdamaian Samalantan masih berdiri kokoh di antara persimpangan Pasar Samalantan dan Jalan Raya Bengkayang-Singkawang dengan Bukit Samano sebagai latarnya.