TIDAK DAPAT DIUBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ACUTE CORONARY SYNDROME

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR - FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA USIA DEWASA DI RS HAJI JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah Palembang

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin (Ditjen PP&PL Kemenkes

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1998 di Amerika Serikat. (data dari

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang tidak. memberikan intervensi kepada objek dan hanya mewawancarai.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. dunia sebanyak 7,4 juta dan terus mengalami peningkatan (WHO, 2012). Hingga

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB IV METODE PENELITIAN

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional. Cross sectional adalah. ada tindak lanjut (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO), di tahun 2008 tercatat

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HIPERTENSI DES Apakah hipertensi itu?

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

BAB I PENDAHULUAN. padalaki-laki dibandingkan perempuan. Sebagai contoh penelitian dari. dan perempuan 35,90% dengan rerata umur 49,13 tahun.

NON MODIFIABLE RISK FACTORS PJK. (Kajian Faktor Resiko yang Tidak Dapat Dikendalikan) Terhadap Kejadian PJK Di Kabupaten Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KEJADIAN STROKE ULANG. Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN ANALISIS FAKTOR RISIKO GAGAL JANTUNG DI RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLI MATA) RUMAH SAKIT DR. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

DAFTAR PUSTAKA. perawat di Rumah Sakit Tingkat III Ambon. Jurnal AKK, 2 (I),

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Menular 64,49% 60,48% 50,72% 48,46% 44,57% Tidak Menular 25,41% 33,83% 43,60% 45,42% 48,53%

Transkripsi:

FAKTOR RESIKO YANG TIDAK DAPAT DIUBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ACUTE CORONARY SYNDROME (ACS) DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 Maria Yunita Indriarini.,M.Kep.Ns.Sp.Kep.M.B. ABSTRAK Penyakit jantung koroner diperkirakan 30% menjadi penyebab kematian di seluruh dunia, dan penyebab kematian utama di Indonesia. Terjadi peningkatan kejadian ACS di RS. Santo Borromeus Bandung, pada tahun 2012 sebanyak 198 kasus, tahun 2013 menjadi 227 kasus. Penyakit Jantung koroner mempunyai banyak faktor resiko, diantaranya adalah faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu : ras, jenis kelamin, usia dan genetic. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor resiko yang tidak dapat diubah yang berhubungan dengan kejadian ACS di RS. Santo Borromeus periode Januari Desember 2014. Metode penelitian yang digunakan survey analitik, dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel secara total sampling, didapatkan 222 responden, dengan menggunakan daftar tilik terhadap faktor resiko kejadian ACS dan uji analisis menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan faktor resiko yang tidak dapat diubah yang berhubungan dengan kejadian ACS adalah usia (p=0.038). Faktor resiko yang tidak berhubungan adalah jenis kelamin (p = 0.100) dan faktor keturunan (p= 0.701). Perlu dilakukan penelitian lanjutan utk mengetahui hubungan antara faktor resiko lainnya dengan kejadian penyakit jantung koroner khususnya pada usia muda dan mengambil jumlah sampel penelitian yg lebih besar, dengan desain penelitian yang berbeda (kohort) dengan pendekatan case control. Kata Kunci : ACS, faktor resiko, penyakit jantung koroner. PENDAHULUAN Yuliani, 2014 menyampaikan bahwa Penyakit Jantung Koroner (PJK) ialah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner akibat proses atherosclerosis atau spasme atau karena kedua-duanya. Zahrawardani, 2013 menyatakan bahwa penyakit jantung koroner telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. American Heart Association (AHA) dalam Stroke Statistic 2010, mengatakan bahwa setiap 25 detik, terdapat satu orang yang mengalami penyakit jantung koroner, dan setiap menit terjadi satu kematian koroner yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2011 pada tahun 2015, memperkirakan kematian penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat menjadi 20 juta. AHA, 2015 menyatakan bahwa Di Amerika serikat diperkirakan satu dari tujuh kematian, disebabkan karena penyakit jantung serta penyakit jantung ini menjadi penyebab utama kematian pada wanita dibandingkan disebabkan karena seluruh kanker. Penyakit jantung koroner tidak saja menjadi permasalahan di Negara Amerika, namun juga bagi Negara berkembang, penyakit jantung koroner menjadi penyebab kematian dan disabilitas yang menghabiskan biaya yang banyak dibandingkan penyakit yang lain (WHO, 2015). Data dari Balitbangkes, Kemenkes 2014 menyebutkan bahwa 10 penyebab kematian tertinggi di Indonesia didapatkan data dari 41.590 kematian di Indonesia pada periode Januari Desember 2014, baik untuk laki-laki maupun perempuan, didapatkan penyakit jantung dan pembuluh darah menempati urutan ke-2 setelah stroke. 62

Indrawati (2014) menyampaikan bahwa berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2008 untuk wilayah Asia Tenggara ditemukan 3,5 juta kematian penyakit kardiovaskular, 52% diantaranya disebabkan oleh penyakit infark miokard. Faktor resiko sangat berperan penting untuk terjadinya penyakit jantung koroner. Apabila faktor risiko dapat diketahui, maka akan lebih mudah untuk dilakukannya tindakan pencegahan. Faktor resiko di bagi menjadi modifiable, yang dapat diubah dan nonmodifiable, yang tidak dapat diubah. Jumlah penderita penyakit jantung di RS. Santo Borromeus pada tahun 2012 sebanyak 381 penderita, 198 orang diantaranya adalah dengan ACS, sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 440 penderita, 227 orang diantaranya adalah dengan ACS. Sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 441 penderita, dan 222 orang diantaranya dengan ACS. METODE Penelitian ini dilakukan di bagian Rekam Medik rawat inap RS. Santo Borromeus Bandung. Sampel adalah seluruh rekam medic pasien yang terdata di rekam medic rawat inap periode Januari Desember 2014 yang terdiagnosa ACS, dengan menggunakan tehnik total sampling, didapatkan 222 sampel. Penelitian ini bersifat analitik, dengan desain cross sectional. Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder yang diambil dari data rekam medic dengan menggunakan daftar tilik. Analisis yang digunakan adalah analisis Univariat, dan analisis Bivariat dengan uji Chi-square. Seluruh proses pengolahan dan analisis data menggunakan system komputerisasi. Variabel dependen adalah kejadian ACS, dan variabel independen adalah faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi, meliputi : usia, jenis kelamin, dan keturunan, HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Gambaran Usia GAMBARAN USIA (n = 222) 7% 93% Gambar 1. Distribusi sampel berdasarkan usia Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui bahwa dari 222 sampel penelitian, pasien yang berusia 45 tahun sebanyak 206 pasien (93%) dan pasien yang berusia 45 tahun sebanyak 16 pasien (7%). Gambaran Jenis Kelamin 45 tahun 45 tahun Gambar 2. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui bahwa dari 222 sampel penelitian, ada 176 pasien berjenis kelamin pria (79,3%) dan pasien berjenis kelamin wanita (20,7%). 63

Gambaran keturunan Jenis Kelamin Pria Wanita Keturunan Tidak Ya 99 19 72 45 8 21 32 77 27 37 67 35 12 17 30 * Bermakna pada p 0.05 176 83 139 80 20 38 62 0.100 0.701 Gambar 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Faktor Keturunan Berdasarkan gambar 3 dapat diketahui bahwa dari 222 sampel penelitian, ada 83 pasien yang tidak memiliki faktor keturunan (37,4%) dan 139 pasien yang memiliki faktor keturunan (62,6%). Gambaran Kejadian ACS Gambar 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Kejadian ACS Berdasarkan gambar 4 dapat diketahui bahwa dari 222 sampel penelitian, ada 104 pasien yang mengalami STEMI (47%) dan 118 pasien yang mengalami NSTE-ACS (53%). Analisis Bivariat Tabel 1. Hubungan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi (Nonmodifiable) yang berhubungan dengan kejadian ACS Faktor Resiko Usia 45 thn 45 thn GAMBARAN KEJADIAN ACS (n = 222) 47% (104) Kejadian ACS STEMI NSTE-ACS TOTAL f % f % f % 10 5 13 47 6 101 3 53% (118) 1 206 16 STEMI NSTE 93 7 Nilai p 0.038* Berdasarkan uji statistic pada table 1, didapatkan nilai p 0.05 pada faktor jenis kelamin (p=0.100), dan keturunan (p=0.701), yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan jenis kelamin, dan keturunan dengan kejadian ACS. Sedangkan nilai p 0.05 terdapat pada faktor usia (p= 0.038), sehingga dapat disimpulkan ada hubungan faktor usia dengan kejadian ACS. Pembahasan Hasil uji statistik penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zahrawardani (2013) yang menunjukkan adanya hubungan antara usia dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner (p = 0,019). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Yuliani, (2014) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan kejadian PJK (p = 0,342). Hal ini sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Sorrentino MJ dalam Cholesterol reduction to prevent CAD yang dikutip oleh Yuliani, (2014), bahwa risiko PJK terjadi pada pria yang berusia 55 tahun dan pada wanita berusia 45 tahun yang berlaku jika onset menopause normal. Hasil penelitian ini sesuai dengan Lemone & Burke (2008), yang menyatakan bahwa usia merupakan faktor resiko yang tidak dapat diubah, lebih dari 50% serangan jantung berusia 65 tahun keatas, hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana pasien yang berusia 45 tahun sebanyak 206 pasien (93%). Hasil uji statistik penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zahrawardani (2013) yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner (p = 0,293). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Yuliani, (2014) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian PJK (p = 0,000). 64

Pada laki-laki morbiditas akibat PJK adalah dua kali lebih besar daripada wanita dan terjadi hampir 10 tahun lebih dini dibandingkan dengan wanita. Hal ini terkait dengan adanya Estrogen endogen yang bersifat protektif pada wanita. Hasil penelitian ini berbeda dengan Lemone & Burke (2008), yang menyatakan bahwa seorang pria yang memiliki riwayat keluarga CHD, maka akan beresiko terkena serangan pada usia yang lebih muda dari usia 55 tahun, sedangkan pada wanita akan beresiko terserang kurang dari usia 65 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 139 pasien memiliki faktor keturunan (62,6%), namun hasil uji statistic tidak ada hubungan dengan ACS (p=0,701). Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan faktor resiko : Usia (p=0.038) dengan kejadian ACS di RS Santo Borromeus periode Januari-Desember 2014. Tidak terdapat hubungan antara faktor resiko : Jenis kelamin, dan keturunan, dengan kejadian ACS di RS Santo Borromeus periode Januari- Desember 2014. Perlu dilakukan pencatatan rekam medis pasien yang lebih lengkap terkait dengan faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya gangguan pada sistem Kardiovascular, agar dapat dilakukan penelitian menggunakan data sekunder dengan rentang waktu yang lebih lama. Selain itu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui hubungan antara faktor resiko lainnya dengan kejadian penyakit jantung koroner khususnya pada usia muda dengan mengambil jumlah sampel penelitian yang lebih besar, dan desain penelitian yang berbeda (kohort) melalui pendekatan case control. DAFTAR PUSTAKA 1. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta : 2. Dahlan. M.S (2008). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Deskriptif, Bivariat dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS. Seri Evidence Based Medicine 1. Edisi 3. Salemba Medika : 3. Dharma., K.K (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Panduan melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Trans Info Media : 4. Hastono. S.P. (2007). Analisis Data Kesehatan. FKM-UI. Diktat. 5. Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data. Salemba Medika : 6. Ignatavicius Donna. D & Workman.M.L (2013). Medical Surgical Nursing : Patient centered collaborative care, 7 Edition. Elsevier Saunders : Missouri. 7. Indrawati. L (2014). Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, Persepsi, Motivasi, Dukungan Keluarga Dan Sumber Informasi Pasien Penyakit Jantung Koroner Dengan Tindakan Pencegahan Sekunder Faktor Risiko (Studi Kasus Di Rspad Gatot Soebroto Jakarta). Dalam http://download.portalgaruda.org. diakses tgl 25/11-2015. 8. Lemone & Burke (2008),Medical Surgical Nursing,Critical Thinking in Client Care. Fourth Edition, Pearson Prentice hall : New Jersey 9. Lewis S.L, Dirksen S.R, Heitkemper M.M, Bucher L.(2014). Clinical Companion To Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems, Ninth Edition, Elsevier Mosby : St. Louis Missouri. 10. Nefyanti.A.A, Furqon. M, Iskandar. A (2014). Analisis Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner Pada Usia Muda Di Rsud Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Dalam http://fk.unmul.ac.id/?p=jd&j=15. Diakses tanggal 25/11-2015. 11. Notoatmodjo,S (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : 12. Pratiknya. A.W. (2010). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran & Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada : 13. Rosmiati. M (2012). Analisis faktor-faktor risiko terhadap kejadian penyakit Jantung Koroner pada wanita lanjut usia di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Dalam http://lib.ui.ac.id. Diakses tgl 25/11-2015. 14. Sastroasmoro, S. & Ismael, S. (2010). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Sagung Seto : 65

15. Smith. N.E & Timby. B.K. (2014). Introductory Medical Surgical Nursing, 11 Edition. Lippincott Williams & Wilkins : Philadelphia. 16. Supriyono, Mamad (2008) Faktor-Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner (PJK) Pada Kelompok Usia < 45 Tahun. (Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RS Telogorejo Semarang). dalam http://eprints.undip.ac.id/6324/.diakses tgl25/11-2015. 17. Yuliani. F, Oenzil. F, Iryani. D (2014). Hubungan Berbagai Faktor Risiko Terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Dalam http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/ article/view/22. diakses tanggal 25 / 11-2015. 18. Zahrawardani, Herlambang, Anggraheny (2013). Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Dalam http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/kedok teran/article/viewfile/1341/1396. Diakses tgl tgl25/11-2015. 66