BABURRAHMAH Nama Dayah BABURRAHMAH Lokasi/Alamat Gampong Kampung Tengah Kecamatan Kuala Batee Aceh Barat Daya No. Telpn.Dayah.. Pendiri TGK.H.ARMISLI Pimpinan Dayah TGK. H. ARMISLI No. Hp Pimpinan 085277214792 Jumlah Santri Dagang Putra: 40 Putri: 60 Jumlah Teuku/Guru Laki-laki: 3 Perempuan: 3
SEJARAH PENDIRIAN DAYAH Berbeda dengan pendirian Dayah-Dayah yang lain. Dayah Baburrahmah di dirikan sebagai perpindahan dari dua buah Dayah yang berbeda nama dan tempatnya, Awalnya Dayah ini bernama : Dayah AL-IKWAN yang beralamat di Gampong Panton Pawoh Kecamatan Labuhanhaji Aceh Selatan, di tempat tersebut Dayah ini menjalankan pendidikan selama 5 tahun yaitu dari Tahun 2000 s/d 2005. Dengan berbagai alas an dan pertimbangan dasar pemikiran dari teman-teman pimpinan menyarankanagar Dayah ini dipindahkan. Setelah ada kesepakatan pihak-pihak terkait maka Dayah Al-Ikwan ini pindah ke Gampong ke Gampong Tokoh Kecamatan Manggeng Aceh Barat Daya, disana Dayah Al-Ikhwan berobah nama menjadi DAYAH NURUH HIDAYAH, karena memang nama tersebut telah lebih dulu di buat dan di sepakati oleh tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh ulama setempat. Ditempat ini Dayah AL-IKHWAN yang telah berubah menjadi Dayah Nurul Hidayah tersebut telah berkembang dengan baik, santri-santri nya sangat berpariasi, mulai dari siswa SD sampai dengan Mahasiswi, seiring dengan itu Majelis Taklim untuk masyarakat sekitarpun semakin meningkat. Sungguhpun demikian pesantren ini hanya mampu bertahan 2 tahun yaitu dari tahun 2005 s/d 2007. Hal ini disebabkan adanya perseteruan politik yang mengkaitkan dengan kepemilikan tanah pesantren, terus merambat hingga pada pengusiran pimpinan dayah oleh seseorang yang dianggap tokoh di daerah itu, akhirnya pengajian pesantren di alihkan kembali ke tempat semula ( Dayah Al-Ikhwan). Dalam pada itu panitia dan Dewan Guru juga pimpinan dayah terus berupaya mencari solusi untuk membangun pesantrean baru karna pada dua tempat ini telah dililit dengan masalah yang berbeda, akhirnya tiga tahun kemudian 2008-2010 dengan bantuan Pemerintah Aceh Barat. Dayah Bupati Akmal Ibrahim memberikan sebidang tanah seluas 11.798m untuk lokasi pembangunan Daya yang kemudian nama dayah tersebut disepakati DAYAH BABURRAHMAH yang berlokasi di Gampong Kampung Tengah Kecamatan Kuala Batee Aceh Barat Daya yang berjarak 25 meter dari jalan lintas Sumatra lebih kurang 7 km dari ibu kota kabupaten, setahun kemudian yaitu tahun 2011 barulah Dayah BABURRAHMAH mulai di bangun untuk tahap pertama ini fasilitas yang dibangun hanya berupa satu buah Mushalla yang sekaligus berfungsi untuk tempat belajar, rumah pimpinan dan sarana tempat mandi dan wudhuk, berikutnya akan menyusul dengan bangunan-bangunan lain berupa balai pengajian, ruang guru yang diperoleh dari pindahan bangunan Pesantren Al-Ikhwan dulu. Melanjutkan pendidikan dari Dayah Al-Ikhwan, Baburrahmah akan menyelenggarakan pengajian di akhir tahun 2011 dan terus berupaya kedepan dengan mengemban misi-misinya sebagai berikut : 1. Sebagai wadah yang menampung para santri mulai dari SD, SMP, SMA dan Mahasisa agar semua berkesempatan mendalaman Pendidikan Agama. 2. Menciptakan generasi yang beraklak mulia, bermoral dan berbudi pekerti luhur, sebagai modal pembangunan Agama, bangsa dan Negara. 3. Membendung generasi penerus bangsa dari pengaruh-pengaruh budaya luar yang merusak dan tidak mendidik. 4. Melahirkan generasi yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT, berbakti kepada Ibu/Bapak, berguna bagi kehidupan masyarakat luas. 5. Mendidik generasi muda sebagai harapan Bangsa yang bisa tampil kedepan untuk
menegakkan amar ma ruf nahi mungkar. Disamping misi-misi diatas, masih banyak tugas lain yang menjadi bahagian dari misi Dayah Baburrahmah, yang pada intinya adalah untuk mengajak ummat untuk hidup sesuai konsep ajaran Agama Islam guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. PROFIL PIMPINAN DAYAH Tgk. H. Armisli lahir lahir di Desa Panton Pawoh Kecamatan Labuhanhaji Barat Aceh Selatan pada tanggal 06 Juni 1974 beliau adalah putra ke 7 dari 8 bersaudara ayahnya meruakan seorang Tgk. Imum gapong yang ditunjuk masyarakat nya untuk mengelola mesjid dalam segala hal yang menjadi aktifitas keagamaan di kampong. Nama ayahnya Tgk. Imam Basyah dan Ibunya bernama Nurhayati Waly. Ketika berusai 8 tahun Tgk.H.Armisli dimasukkan oleh orang tuanya ke SD Negeri 1 Kuta Trieng Kecamatan Labuhanhaji Barat Aceh Selatan yaitu pada tahun 1981 dan menamatkan Sekolah Dasar beliau pada tahu 1987, kemudian melanjutkan pendidikan beliau ke Sekolah Menengah Tingkat Pertama ( SMP) Negeri 3 Labuhanhaji yang berakhir pada tahun 1990, setelah tamat SMP beliau tidak lagi melanjutkan ke SLTA walau orang tua dan saudara-saudaranya mendesak agar melanjutkan pendidikan formalnya, namun beliau tidak sependapat dengan mereka, ia lebih memilih untuk belajar di Pesantren. Awalnya kepergian ia kepesantren adalah berkat mendengar ceramah seorang ulama dari Alur Bilie yang di undang ke kampungnya pada tahun ia tamat sekolah SMP yaitu tahun 1990, lantunan Da wah Ulama itulah yang menembus hati dan perasaanya, hingga beliau memutuskan untuk putus sekolah dan melanjutkan pendidikan di pesantren, ulama tersebut adalah : ABU.H. ISMIL ABU BAKAR Pimpinan Pesantren Nurul FataAlue Bilie Kabupaten Aceh Barat pada waktu itu ( Nagan Raya sekarang ) akhirnya Abu H.Ismail itulah yang menjadi guru besanya selama 9 tahun di Pesantren Nurul Fata. Setelah Sembilan tahun belajar di Dayah Nurul Fata dengan mendapat izin dari gurunya melanjutkan pendidikannya ke Pesantren Darussalam Kabupaten Solok Sumatra Barat Pimpinan SYEIH KHATIB ABU SAMAH di pesantren ini ia memperoleh Ijazah Aliyah kemudian kembali ke kampong untuk memulai mengabdi di masyarakat dengan membuka TPA (Tempat Pengajian Agama) sebelumnya beliau sudah di carikan jodoh oleh orang tuanya dan menikah pada tahun 2000 M dan pengamdian yang tadinya TPA beranjak menjadi pesantren, setelah 8 tahun mengelola pesantren beliau masuk ke Fakultas STAI ARRAHMAN Banda Aceh (Kuliah jarak jauh) dan telah memperolah Sarjana S-1 pada tahun 2010, selain itu ia juga pernah jadi ketua pemuda Perti Kecamatan Manggeng Abdaya pada tahun 2005-2007, ketua DPD Partai Daulat Aceh Tahun 2007-2008. Pimpinan Pesantren Al-Ikhwan 2001 s/d 2005 Pimpinan Pesantren Nurul Hidayah 2005 s/d 2007 dan sekarang pimpinan Dauah Baburrahmah tahun 2011. KONDISI LINGKUNGAN SOSIAL DAYAH Sebagai lazimnya sebuah lingkungan komonitas masyarakat yang mempunyai tradisi adat istiadat serta sifat dan karakter dari berbagai individu, maka masayarakat dilingkungan Dayah ini pun sangat akrap dengan kehidupan Dayah, sifat tolong menolong dan semangat
gotongroyong menjadi kebiasaan bagi mereka yang mendorong dan membangkitkan semangat Daya untuk maju, hal ini mungkin dikarnakan daerah ini sudah sejak dulu masyarakatnya telah mengenal dan telah mengerti tentang pendidikan Daiyah, karena Daerah ini memang dulunya banyak ulama terkemuka yang senantiasa bersama masyarakat dalam mengembangkan Da wahnya, baik melalui pengajian di Mesjid-mesjid, maupun di Dayah, dan bahkan di daerah ini dulunya ada ulama perempuan yang dalam bahasa Aceh di sebut Ulama Inong, sehingga daerah ini pun diberi nama Lama Inong, diambil dari sebutan ulama tersebut. Di sisi lain tanahnya sangat subur, lokasi dayah di kelilingi oleh persawahan dan perbukitan, perpaduan alam disekitarnya membuat suasana lebih indah, lebih betah dan lebih nyaman untuk di tinggal. MODEL KEPEMILIKAN DAYAH Berbeda dengan daerah lain di Indonesia, perkembanga Dayah di Aceh telah dirintis oleh ulama-ulama terdahulu, mereka memulai pendidikan dayah di rumah-rumah, lalu berkembang menjadi Dayah yang mereka bangun di tanah pribadi atau tanah wakaf yang langsung diperuntukkan bagi pimpinan Dayah, kondisi ini terus berlanjut dan tahun ketahun sehingga sampai sekarang status kepemilikan pesantren belum bisa di seragamkan Pesantren/Dayah BABURRAHMAH Kecamatan Kuala Batee memiliki lahan seluas 11.798m yang di bangun pada tahun 2011 dengan fasilitas yang belum memadai, status kepemilikannya masih dikelola dan kendalikan penuh oleh pimpinan Dayah, kedepan dalam waktu dekat akan dibentuk suatu yayasan yang akan di kelola bersama sehingga suatu saat Dayah ini tidak lagi tergantung pada pimpinan Dayah ini nantinya akan di kelola secara professional, siapapun boleh mengelolanya demi peningkatan pendidikan Agama kepada masyarakat. PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN Seperti yang sudah tertera pada Misi Dayah Baburrahmah Kecamatan Kuala Batee menyelenggarakan pendidikan Agama yang mendasar, santrinya mulai dari SD,SLTP,SLTA dan Mahasiswa mahasiswa Fakultas berdekatan, yang mengambil waktu malam hari untuk belajar di Pesantren sebagai penambahan pendalaman Ilmu Agama Islam yang di peroleh di lingkungan Fakultas. Pesantren Baburrahmah juga menyelenggarakan program-program kegiatan pelajaran mingguan seperti Dallail Khairat, Muhadharah dan lain-lain, untuk setiap malam Jum at di selenggarakan juga pengajian umum oleh pimpinan Daya yang mengembangkan seluruh santri dari berbagai tingkat dengan melibatkan semua dewan guru yang ada di Dayah tersebut. Khusus hari minggu pagi sampai siang di Dayah Baburrahmah akan di selenggarakan Majelis Ta lim bagi masyarakat sekitar Dayah dengan tidak juga melarang bila ada santri yang ikut serta pada Majelis Ta lim tersebut.
SANTRI, BADAL DAN GURU/TEUNGKU Dayah Baburrahmah seperti telah di sebutkan sebelumnya mempunyai santri yang sangat beragam dari berbagai tingkat, untuk tahun-tahun pertama ini tidak ada persyaratan tes tentang kepandaian dan kecerdasan, sebodoh apapun calon santri tetap akan di terima dan di didik sama dengan yang lain. Mereka (para santri) di didik oleh guru/teungku-teungku yang di tugaskan sesuai dengan tingkat kemampuan mengajar, disini para guru mengantarkan santrinya dari kelas satu sampai kelas tiga, sementara untuk santri baru akan diajari oleh guru baru yang lain, yang nantinya juga mengantarkan santrinya sampai kelas tiga dan begitu seterusnya, mungkin disini juga letak perbedaan cara mengajar di Pesantren dengan sekolah-sekolah umum. Mengenai dengan BADAL sudah lama istilah ini tidak terdengar lagi di lingkungan pendidikan Dayah di Aceh, walaupun kita maklum bahwa istilah BADAL (Badai/Sida dalam Bahasa Aceh) dulunya memang pernah ada, Badal adalah pengganti pimpinan untuk mengisi jadwal mengajar jika pimpinan tidak tidak berada di tempat atau berhalangan, namun seiring perjalan waktu dan perubahan zaman, istilah Badal pun hilang dtelan zaman, kini istilah Badal masih terdengar di beberapa kelompok Thariqat yang berkembang di Aceh, namun artinya tidak mengalami perubahan, tetap sebagai ganti Mursyid untuk mengisi jadwal tawajuh ketika Mursyid berhalangan. SARANA DAN PRASARANA DAYAH Untuk saat ini fasilitas yang hanya terdiri dari sebuah rumah pimpinan dan tempat Belajar (Balai Pengajian) di tambah dengan sarana tempat wudhuk dan Isya Allah akan menyusul dengan bangunan-bangunan lain yang di pindahkan dari Pesantren semula. Kekurangan tersedianya sarana dan prasarana di Dayah Baburrahmah di karnakan baru berpindah dari Dayah asalnya, namun bukan berarti harus berhenti samapai disini, tetapi akan di upayakan untuk terus dibangun sampai maksimal. MODEL EKONOMI DAYAH Pembangunan dan pengemabangan ekonomi Dayah Baburrahmah di upayakan dengan mengembangkan perkebunan karet dan kelapa sawit yang lahannya sudah tersedia seluas 10 hektar dan juga akan berupaya mengembangkan usaha perkebunan coklat, namun dengan alasan tersebut di atas sehingga proses pengembangan ini agak terlambat adanya. PROGRAM UNGGULAN 1. Fiqih 2. Tauhid 3. Tasawwuf.