dokumen-dokumen yang mirip
BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

Selama 2 bulan pelaksanaan kerja praktik (KP) yang terhitung mulai dari. tanggal 01 Maret 2014 sampai dengan 30 April 2014, kami melakukan beberapa

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

KERJA PRAKTIK. Dosen Pembimbing. Ika Sari Damayanthi S, ST, MT. Disusun Oleh: Siti Ratna Sari Triaz Saputra

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

2. Penentuan Elevasi dan Making

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB VII ANALISA PERMASALAHAN PEKERJAAN MASS CONCRETE PADA PONDASI PILE CAP

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB VII MONITORING SUHU BETON DENGAN ALAT THERMOCOUPLE. beton yang cukup besar (umumnya diatas 1000 m³). Pada Mass Concrete

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... LEMBAR PENDADARAN... KATA PENGANTAR... LEMBAR PERSEMBAHAN... DAFTAR GAMBAR...

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB VII TINJAUAN KHUSUS. Pada bab ini penulis akan membahas tinjauan khusus sebagaimana yang

PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION)

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR


9- STRUKTUR BASEMENT

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah :

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan


BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. sesuai dengan elevasi yang direncanakan.

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

LAPORAN KERJA PRAKTIK. PELAKSANAAN KONSTRUKSI PC WALL DAN PILE CAP PADA PROYEK GEDUNG St. CAROLUS TAHAP II, JAKARTA-PUSAT

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT


BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

METODE PEKERJAAN BORE PILE



BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk

BAB III BAHAN BANGUNAN DAN ALAT

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di proyek Apartemen Jatake Solmarina, maka di adakan persiapan lapangan seperti :

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT. aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode-metode pelaksanaan

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. gambar-gambar pada kertas kerja menjadi bangunan fisik. Pelaksanaan ini

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di Rumah susun KS Tubun, maka di

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL. terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja atau shopdrawing.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil disimpulkan untuk tugas akhir ini diantaranya :

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Tahap pelaksanaan pekerjaan adalah tahapan dimana suatu kegiatan yang

UCAPAN TERIMA KASIH...

Transkripsi:

BAB VII TINJAUAN KHUSUS DAN PERMASALAHAN PROYEK PEKERJAAN RAFT FOUNDATION 7.1 Pendahuluan Raft Foundation merupakan salah satu bagian dari pekerjaan struktur bagian bawah. Pada proyek ini struktur bawah menggunakan sistem raft foundation dengan bored pile sebagai pondasi dan memiliki 4 basement.alasan menggunakan sistem bored pile dikarenakan struktur gedung yang cukup tinggi sehingga membutuhkan pondasi dalam. Sedangkan sistem raft foundation digunakan agar penurunan yang dialami struktur terjadi dengan merata. Adapun langkah-langkah pekerjaan struktur bawah meliputi: 1. Pemasangan retaining wall/secant pile 2. Pengeboran dan pengecoran bored pile 3. Penggalian tanah sub struktur dan instalasi ground anchor 4. Pemasangan tulangan raft foundation, tulangan kolom dan core wall 5. Persiapan pengecoran Pada saat penulis memulai praktik kerja lapangan langkah pekerjaan struktur bawah ini sudah pada tahap pelaksanaan raft pondasi,sehingga penulis akan membahas mengenai tahapan pekerjaan raft pondasi. VII-1

7.2 Pekerjaan Raft Foundation Pekerjaan Raft Foundation tower 1 ini merupkan pekerjaan mass concrete karena pondasi akan dicor memiliki volume 1.725 m3. Mass Concrete adalah pengecoran satu area dengan volume yang sangat besar dan dilakukan secara terus menerus. Mass Concrete merupakan salah satu alternatif pengecoran dengan volume yang sangat besar atau kecil secara terus menerus untuk mengecor sejumlah volume beton yang dipengaruhi oleh faktor teknik dan ekonomi. Pertimbangan utama dalam melaksanakan pengecoran secara besar besaran adalah kontrol terhadap panas yang dihasilkan dari proses hidrasi akibat Massa beton yang besar yang dapat mengakibat retak. 7.2.1 Metode Pekerjaan Raft Foundation antara lain : Pada pelaksanaan pekerjaan Raft Foundation tahapan yang dilaksanakan 1. Pekerjaan galian area raft foundation 2. Bobok dan pemotongan kepala bored pile 3. Pekerjaan lantai kerja 4. Pekerjaan begisting 5. Pekerjaan perakitan pembesian 6. Pemasangan thermocouple 7. Inspeksi dan survey VII-2

8. Pemasangan tenda 9. Pengecoran 10. Perataan lantai dengan mesin trowel 7.2.1.1 Galian Tanah Area Raft Foundation Galian tanah area raft foundation dilaksanakan sesuai shop drawing dengan kedalaman 250 cm dari elevasi lantai dasar basement 3, akan tetapi pada dasar raft foundation ditambah 5 cm untuk lantai kerja dan pada galian samping masing masing diberi penambahan 15 cm yang digunakan untuk bekisting dari pasangan batako, galian pada area ini dilakukan dengan bantuan backhoe, sedangkan untuk area yang sulit dijangkau backhoe dilakukan dengan tenaga manusia. Gambar 7.1 pekerjaan galian dengan menggunakan backhoe VII-3

7.2.1.2 Bobok dan Pemotongan Kepala Bored Pile Setelah proses pengggalian selesai, maka akan nampak kepala kepala bore pile yang sudah tertanam sebelumnya ( pekerjaan bored pile dikerjakan oleh kontraktor lain ). Kemudian kepala pancang yang tampak tersebut akan dipotong hingga ketinggian besi tulangan minimal satu meter dari dasar. Kepala kepala pancang tersebut di bobok agar besi tulangannya dapat terpisah dari beton. Proses pembobokan ini dilakukan dengan manual dengan bantuan alat berupa palu martil sebagai penghancur beton tersebut. Gambar 7.2 pekerjaan bobokan pancang VII-4

7.2.1.3 pekerjaan Lantai Kerja Pekerjaan lantai kerja dibuat dengan ketebalan 50 mm. material beton yang digunakan adalah material beton ready mix B-0. Mutu beton B-0 adalah K- 125. Penentuan ketebalan lantai kerja diketahui dengan menggunkan alat elevasi level dengan bantuan tim Surveyor. Gambar 7.3 pekerjaan lantai kerja raft pondasi 7.2.1.4 pekerjaan Begisting Pekerjaan Bekisting dikerjakan pada sisi raft foundation dari material batako setinggi dua meter dan stop cor stinggi 500 mm untuk posisi starter bar bagian pembesian slab basement 3. Dalam pemasangan batako ini, seluruh permukaannya harus dipasang secara rapat dan rata atau tidak beloh berongga. VII-5

Gambar 7.4 pekerjaan pemasangan begisting raft pondasi 7.2.1.5 pekerjaan Perakitan Pembesian Pembesian dilaksanakan setelah seluruh area raft foundation dibersihakan dari kotoran atau bekas bekas material yang berserakan dengan menggunakan air compressor. Mutu besi tulangan yang digunakan adalah fy = 400 Mpa dan pengikat atar besi digunakan kawat bendrat. Pemasangan pembesian terdiri dari beberapa pekerjaan antara lain : a. Pembesian layer bawah Pembesian layer bawah terdiri dari tulangan menerus pada arah x dan ditambah tulangan extra pada arah x dan y. penggunaan tulangan extra berfungsi sebagai perkuatan didaerah tertentu yang mempunyai bahan lebih VII-6

besar dari daerah lain. Penyusunan tulangan tersebut disusun dalam empat lapis dengan pembesian 2D32 jarak 150. b. Pemasangan tulangan penunjang raft Untuk menghubungkan antara layer atas dengan layer bawah diperlukan penunjang raft pondasi. Penunjang ini menggunakan besi UNP 75 yang disuport dengan besi D19. penunjang ini dibuat ketinggian ± 2 meter, dimana bagian bawah penunjang tersebut diikatkan pada pembesian layer bawah menggunakan kawat bendrat. Kaki ayam dipasang setiap jarak 2 meter untuk arah y dan 2,5 untuk arah x. c. Pembesian Layer atas Pembesian layer atas pada umumnya sama dengan layer bawah, perbedaanya hanya pada penyusunan lapis pembesian. Penyusunan lapis pembesian pada layer atas berkebalikan dengan layer bawah. Gambar 7.5. pekerjaan pembesian layer bawah raft foundation VII-7

Gambar 7.6. pekerjaan pemasangan tulangan penunjang raft Gambar 7.7. pekerjaan pembesian layer atas raft foundation VII-8

7.2.1.6 Pemasangan Thermocouple Monitoring temperature beton dalam pengecoran raft foundation adalah sesuatu hal yang sangat penting. Terjadinya perbedaan temperature yang sangat besar akan menimbulkan efek keretakan pada beton yang akan berakibat fatal. Alat yang dipakai untuk memonitor perbedaan temperature tersebut adalah Thermocouple. Thermocouple dipakai selain untuk memonitor suhu/perbedaan temperature pada tiap bagian, juga digunakan untuk mengukur perbedaan suhu maximum yang terjadi setelah pengecoran selesai. Pengukuran thermocouple dilakukan tiap dua jam untuk 24 jam pertama, dan setiap 3 jam untuk 24 jam berikutnya. Pengukuran ini dilakukan sampai hari ke 14, dengan mencari nilai suhu titik atas di kurangi suhu udara = 20 derajat. Gambar 7.8. pengukuran suhu dengan thermocouple VII-9

7.2.1.7 Pemasangan Stop Cor Berdasarkan pembagian area pengecoran dan setting time beton maka pengecoran raft foundation dibagi dalam beberapa zone, setiap pembagian zone dipasang spanded metal D10 yang berfungsi untuk menahan supaya beton tidak longsor, dimana longsoran beton tersebut dapat mengakibatkan Could joint pada daerah beton tertentu saat pengecoran dengan valume besar secara terus menerus.dengan adanya jumlah beton dengan skala besar maka diperlukan adanya perkuatan pada spanded metal. Untuk perkuatan menggunakan besi D19. spanded metal ini dipasang di samping penunjang raft dan diikat. Gambar 7.9. Pengecekan stop cor VII-10

7.2.1.8 Inspeksi dan Survey Dilakukan sebelum pengecoran dimulai yang bertujuan mengetahui apakah pembesian yang terpasang sesuai dengan gambar kerja, kegiatan ini akan dilakukan oleh pihak pelaksana dengan pihak manajemen kontruksi. Daftar pembesian / checklist akan dibawa saat inspeksi dilakukan dilapangan, check list untuk pembesian meliputi : a. Shop drawing sudah di approval. b. Diameter, jenis jumlah dan jarak besi sesui shop drawing. c. Overlaping sambungan sesuai dengan gambar. d. Beton decking terpasang dengan jumlah dan diameter yang telah ditentukan ( 4 Buah / m²). e. Penunjang raft pondasi terpasang, jarak sesuai dengan persyaratan. f. Ikatan besi ( ikatan silang ) dengan bendrat cukup kuat ( tidak bergetar saat diketok ). g. Besi bersih dari karat, oli, beton kering dan tanah. h. Bending / bengkok besi sudah sesuai persyaratan. i. Elavasi tulangan / pembesisan sudah benar dan kuat. Inspeksi dan survey merupakan hal yang penting karena mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan seperti adanya masalah setelah pengecoran dilakukan. VII-11

Gambar 7.10. pengecekan jarak tulangan raft pondasi Gambar 7.11. pengecekan panjang tekukan pembesian raft foundation VII-12

7.2.1.9 Pemasangan Tenda Pada saat pengecoran diperlukan adanya antisipasi oleh pihak pelaksana apabila terjadi hujan yang dapat mengganggu pengecoran dan dapat merusak mutu beton, maka pemasangan tenda sebagai alternatif tindakan yang dilakukan. Untuk rangka tenda menggunakan pipa besi ф1 1,5. Pipa rangka dimasukan pada tulangan besi yang telah dilas pada penunjang raft pondasi. Gambar 7.12 pemasangan rangka tenda 7.2.1.10 Pengecoran Pengecoran raft foundation memerlukan jumlah volume beton yang tidak sedikit dan tentu juga memerlukan biaya yang sangat besar, sehingga sangat penting untuk persiapan antara lain : VII-13

a. Persiapan Insfrastruktur Proyek Persiapan ini meliputi jalan akses truk mixer, lahan parkir dan lahan, maneuever truk, dan concrete pump. Jalan akses truk mixer ini melalui pintu 2,karena lokasi pengecoran yang berada di plan tower 1. b. Persiapan Labolatorium Persiapan ini meliputi kegiatan pengujian beton seperti test slump dan tes kuat beton. Pada pelaksanaan persiapan labolatorim di site alat yang harus ada antara lain (gerobak, kerucut abrams,rojokan, dan meteran ). Persiapan personel pun menggunakan system shif ( kepala plan, staff, teknisi ) c. Persiapan tenaga kerja pengecoran Persiapan ini dilakukan dengan menyediakan tenaga kerja yang memiliki kemampuan di bidang pengecoran. jumlah pekerja disesuaikan dengan kapasitas pekerjaan, dan pembagian jadwal shif pekerja, karena dalam proses pengecoran ini dilakukan secara menerus tanpa ada jeda. Gambar 7.13. Trolli uji sample VII-14

Gambar 7.14. Kerucut abrams Gambar 7.15 Meteran pengukur uji slump VII-15

d. Persiapan water supply Water supply digunakan untuk kebutuhan cuci mixer, washing box dan lain lain. Kesiapan peralatannya antara lain : 1. Concrete Pump 2. Vibrator 3. Compressor 4. Pompa engine 5. Silinder 6. Troli 7. Termometer 8. kerucut abrams pengecoran raft foundation pada proyek Citra Towers Kemayoran ini mempunyai persyaratan beton sebagai berikut : 1. Test slump 10 +2 cm 2. Suhu beton 30ºC Mekanisme proses pengecoran raf pondasi ini dilakukan selama 2 hari 3 malam karena jumlah kubikasinya yang besar. Pada waktu truk mixer yang masuk ke lokasi pengecoran akan dicek waktu kedatangannya, suhu beton, dan nilai slumnya. Bila waktu kedatangnya, suhu, dan tes slump tidak memenuhi syarat maka truk mixer tersebut akan segera dipulangkan atau di reject. Pada truk mixer yang memenuhi syarat akan langsung menuju concrete pump untuk loading. Bila VII-16

saat waktu antrian terlalu lama maka akan diadakan tes slump lagi jika saat pengetesan gagal maka akan direject dari pihak pelaksana. Pada saat pengecoran ada 1 orang yang bertugas mengawasi laju keluarnya cor beton dari pipa concrete. Bilamana adanya kendala dari laju keluarnya pipa concrete ini orang tersebut berhak melaporkan kepada operator yang berada di dekat trux mixer untuk memberhentikan penuangan cor beton ke dalam concrete pump. Untuk pekerja dibagi menjadi beberapa shif kerja karena proses pengecoran ini berlangsung secara terus menerus tanpa henti. Proses pengecoran ini membutuhkan truk mixer sebanyak 247 unit dan concrete pump sebanyak 4 buah. Gambar 7.16 Pemasangan pipa concrite VII-17

Gambar 7.17 Pengeluaran cor beton dari concrete pump Gambar 7.18 Pengawasan concrete pump VII-18

Gambar 7.19 penggunaan mesin vibrator Gambar 7.20 Pengukuran suhu mass concrete VII-19

7.2.1.11 Perataan Lantai dengan Trowel Pekerjaan ini dilakukan pada saat beton mendekati setting. Finish trowel ini dilakukan dengan tujuan untuk memperhalus permukaan lantai beton yang telah diberi floor hardener. Pelaksanaan floor hardener sendiri dilakukan setelah 30 menit / beton setting, dan dilaksanakan dengan sistem tabor. Komposisi yang digunakan 5 kg / m² dengan dua kali tabur dan dikontrol elevasinya sesuai shop drawing. Gambar 7.21 perataan lantai dengan trowel Adapun beberapa permasalahan keterlambatan pekerjaan dalam pekerjaan raft foundation antara lain : a. Pada saat galian tanah raft foundation terkendala oleh cuaca karena seringnya turun hujan yang mengakibatkan tempat pembuangan tanah sementara VII-20

kebanjiran solusi yang didapati yaitu dengan penambahan armada truk dan backhoe. b. Galian tanah yang terkendala, solusi yang didapat yaitu dengan penambahan tenaga bobok. c. Pada saat pelaksanaan pembesian layer bawah raft foundation terkendala oleh curah hujan, solusi yang didapati yaitu dengan pembagian kerja menjadi 3 shif. d. Pekerjaan erection TC 4 terhambat akibat pekerjaan pengecoran raft foundation. VII-21