BAB VII ANALISA PERMASALAHAN PEKERJAAN MASS CONCRETE PADA PONDASI PILE CAP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VII ANALISA PERMASALAHAN PEKERJAAN MASS CONCRETE PADA PONDASI PILE CAP"

Transkripsi

1 BAB VII ANALISA PERMASALAHAN PEKERJAAN MASS CONCRETE PADA PONDASI PILE CAP 7.1 Pembahasan Masalah Pada umumnya semua proyek memiliki permasalahan masing-masing, sesuai dengan tingkat kesulitan suatu perencenaan suatu proyek berdasarkan keinginan pemilik proyek. Setiap masalah datang dari sisi teknis dan non teknis yang biasa akan menjadi hambatan dalam membangun suatu proyek. Setiap masalah yang datang harus dengan cepat di tanganin demi kelancaran suatu proyek. Dalam bab ini penulis akan membicarakan masalah tentang pengecoraan pile cap 56BP3C. Yang mengacu data dan kasus yang terjadi di lapangan selama masa kerja praktik di laksanakan. Data tersebut diperoleh dari hasil penelitian baik secara langsung di lapangan maupun data perencanaan. Dari data tersebut, dilaksanakan analisa masalah dan pemecahan yang dilaksanakan di lapangan yang menjadi kesepakatan dari pihak-pihak terkait. Permasalahan yang terjadi yaitu pada pile cap 56BP3C yang memiliki ketebaln diatas 1 meter agar menjaga kualitas beton maka digunakan metode pengerjaan metode mass concrete. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga suhu tetap stabil pada saat pengecoran dan 1 B a b V I I

2 pengerasaan beton terjadi. Karena jika suhu mengalami perbedaan yang drastic akan mengakibatkan retak pada beton dan menurunkan kualitas beton pada pondasi pile cap 56BP3C padahal pondasi haruslah memiliki mutu beton terbaik karena pile cap berfungsi sebagai penyalur beban bangunan ke pondasi dalam / bored pile. 7.2 Tinjauan Umum Gambar 1. Pelaksaan Pengecoran Mass Concrete. Menurut ACI 207 (1996), mass concrete adalah proses pengecoran volume beton dengan dimensi yang cukup besar sehingga perlu pengendalian thermal terhadap panas yang ditimbulkan oleh proses hidrasi semen. Selain itu, mass concrete atau beton massa juga didefinisikan sebagai beton yang dituangkan dalam volume besar, yaitu perbandingan antara volume dan luas permukaan besar. (Tjokrodimulyo, 2007) Hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan mass concrete adalah perbedaan suhu beton bagian dalam dan bagian luar (permukaan) yang terjadi akibat adanya panas hidrasi. Bagian luar atau permukaan beton 2 B a b V I I

3 akan lebih cepat mendingin oleh pelepasan panas di udara dan menyusut volumenya, sedangkan bagian dalam masih panas dan belum menyusut, sehingga terjadi perbedaan volume dan cenderung memicu terjadinya keretakan. Keretakan yang terjadi akibat pengaruh suhu ini dikenal dengan retak thermal. Menurut ACI pada 1997 (Jurnal Vol. 94 No. 2), adanya perbedaan suhu dalam beton dengan suhu lingkungan tidak lebih dari 20 C. Pada proyek pembangunan gedung Roseville Soho & Suite, ditetapkan selisih suhu yang diperbolehkan antara C, atau selama retak thermal tidak terjadi. Pengendalian retak thermal dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain precooling of concrete, postcooling of concrete, dan surface insulation. Selain pengendalian suhu, dalam pelaksanaan pekerjaan mass concrete juga harus diperhatikan beberapa hal, seperti kesiapan lokasi mass concrete, kesiapan penyediaan beton ready mix, penyediaan alat, pengaturan alur pengecoran, hingga pengaturan jadwal pekerja. Mengingat pengecoran mass concrete harus dilakukan terus menerus tanpa berhenti, hal-hal tersebut di atas harus diperhatikan dan dipersiapkan sebaik mungkin agar tidak mengganggu jalannya proses mass concrete. 3 B a b V I I Gambar 2. Beton Akibat Retak Thermal.

4 7.3 Metode Pelaksanaan Persiapan Pekerjaan Mass Concrete pada Pile Cap 56BP3C Persiapan pekerjaan mass concrete meliputi perhitungan jumlah kebutuhan mixer truck dan lamanya pengecoran, pengaturan lalu lintas selama pengecoran, perkiraan suhu beton ready mix yang diijinkan, pengaturan alur pengecoran, serta alat dan material yang dibutuhkan selama pekerjaan mass concrete berlangsung. Hal-hal tersebut harus direncanakan dan diperhatikan pelaksanaannya sebaik mungkin, agar tidak menghambat jalannya proses pelaksanaan mass concrete di lapangan. Gambar 3. Denah Jalur Pengecoran. 4 B a b V I I

5 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Mixer Truck dan Lamanya Pengecoran Perhitungan kebutuhan mixer truck dan lamanya pengecoran pile cap 56BP3C membutuhkan beberapa data, seperti concrete pump capacity, mixer truck capacity, dan volume beton ready mix yang dibutuhkan. Volume beton ready mix yang dibutuhkan untuk pengecoran pile cap 56BP3C dapat diketahui dengan menghitung volume pile cap 56BP3C itu sendiri. Diperoleh hasil perhitungan, jumlah mixer truck yang dibutuhkan untuk pekerjaan mass concrete pile cap 56BP3C ialah 171 mixer truck, waktu pengecoran kurang lebih 20 jam dengan 2 buah concrete pump truck. Gambar 4. menunjukkan denah dan detail pile cap 56BP3C beserta dimensinya yang digunakan untuk menghitung volume pile cap 56BP3C. Gambar 4a. Denah dan Detail Pile Cap 56BP3C. 5 B a b V I I

6 Gambar 4b. Denah dan Detail Pile Cap 56BP3C. Sumber : PT. CBM Premier, 2016 Pengaturan Lalu Lintas (Cycle Time) Cycle time adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan 1 siklus pekerjaan dengan urutan standar kerja yang telah ditentukan. Pengaturan lalu lintas atau cycle time harus direncanakan sebaik mungkin, mengingat untuk mendapatkan hasil beton yang baik, pengecoran harus dilakukan terusmenerus tanpa henti untuk menghindari terjadinya sambungan dingin (cold joint). Perhitungan cycle time untuk pekerjaan mass concrete pile cap 56BP3C membutuhkan beberapa data, seperti concrete pump capacity, dan mixer truck capacity. Dari perhitungan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa mixer truck harus datang setidaknya setiap 7,5 menit sekali ke lokasi pengecoran, agar pengecoran mass concrete pile cap 56BP3C tidak terhambat dan dapat berlangsung secara terus menerus. Hal ini harus tercapai 6 B a b V I I

7 guna menghindari terjadinya sambungan dingin (cold joint) pada beton yang telah dicor. Perkiraan Suhu Beton Ready Mix Salah satu pengendalian suhu untuk menghindari terjadinya retak thermal ialah dengan memperhatikan besar suhu pada agregat maupun campuran beton segar yang akan digunakan untuk pengecoran. Dengan memperhatikan suhu masing-masing agregat yang digunakan pada campuran beton segar, diharapkan campuran yang dihasilkan memiliki besar suhu yang sesuai rencana atau tidak melebihi batas suhu yang ditetapkan. Pengecekan suhu campuran beton ready mix tersebut dilakukan setiap mixer truck pembawa campuran beton tiba di lokasi pengecoran. Pengecekan suhu tersebut diawasi langsung oleh pihak MK maupun QC. Gambar 5. Thermometer untuk pengecekan suhu beton segar sebelum dituang. Pengaturan Alur Pengecoran Alur pengecoran harus direncanakan dengan baik. Mengingat daerah cakupan pengecoran yang cukup luas, ditambah dengan pelaksanaan mass concrete yang harus dilaksanakan tanpa henti, alur pengecoran merupakan hal yang sangat membantu kelancaran pelaksanaan pekerjaan mass concrete. Alur 7 B a b V I I

8 pengecoran mass concrete pile cap 56BP3C dapat dilihat pada Gambar 6 berikut. Gambar 6. Alur Pengecoran Mass Concrete pada Pile Cap 56BP3C Sumber : PT. CBM Premier, 2016 Terlihat bahwa terdapat dua jalur pengecoran, yaitu jalur pertama aliran dari pompa 1 dan jalur kedua aliran dari pompa 2. Sedangkan, berdasarkan kedalaman pile cap 56BP3C, terbagi 4 cakupan kedalaman. Keempat cakupan kedalaman tersebut menandakan urutan dituangkannya campuran beton ready mix ke dalam pile cap 56BP3C. Pembuatan alur pengecoran tersebut dengan tujuan memudahkan pada saat penuangan campuran beton segar pada pelaksanaan pengecoran mass concrete pile cap 56BP3C. 8 B a b V I I

9 Persiapan Pekerja yang Terlibat Mengingat lamanya proses pelaksanaan mass concrete, dan pelaksanaannya yang harus terus-menerus tanpa henti, kesiapan pekerja menjadi hal penting yang juga harus dipersiapkan dengan matang. Pekerja yang akan terlibat dalam pekerjaan mass concrete harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin, baik dalam hal jumlah pekerja yang terlibat maupun pembagian tugas yang jelas. Pada pekerjaan mass concrete di proyek pembangunan Roseville Soho & Suite ini, pekerja yang dilibatkan sekitar orang. Setiap pekerja yang terlibat mendapatkan shift bekerja setiap harinya. Pergantian shift kerja dilakukan antara pukul WIB dan pukul WIB 7.4 Peralatan dan Bahan Material atau Bahan Bahan-bahan bangunan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam mendirikan atau membuat suatu bangunan.pemilihan bahan-bahan tersebut harus benar-benar mendapat perhatian demi kelancaran pelaksanaan pembangunan dan mendapatkan kualitas bangunan yang baik. Bahan yang digunakan dalam proyek Roseville Soho & Suite meliputi: Beton ready-mix,besi tulangan,beton decking,kawat pengikat. 9 B a b V I I

10 a. Beton Ready Mix Secara umum beton ready-mix adalah beton segar yang belum mengalami proses pengikatan dan perkerasan yang diproduksi di batching plan dengan penambahan bahan kimia(adhimixture),tergantung pada jenis beton yang dipesan,kemudian dikirim kelapangan dengan menggunakan truck mixer,beton redy-mix diproduksi dipabrik dibawah pengawasan menggunakan sistem operasi komputer,untuk memastikan beton readymix sampai dilapangan masih dalam keadaan plastis. Untuk proyek Rosoville Soho & Suite beton ready-mix disupply oleh PT. Pioneer Beton & Adhimix Precast dengan kapasitas truck mixer kurang lebih 7mᶟ. Untuk setiap truck mixer dikemudikan oleh supir dan didampingi oleh seorang teknisi yang dilengkapi dengan surat jalan.mutu Beton yang dipakai dalam proyek Rosoville Soho & Suite: K-500 / Fc 41,5 Mpa : caping beam,pile Gambar 7. Beton Ready Mix 10 B a b V I I

11 b. Besi Tulangan Laporan Kerja Praktek at Roseville Soho & Suite - BSD Tangerang Suite adalah: Besi Tulangan yang dipakai dalam proyek Rosoville Soho & BJTP24 = Baja tulangan Polos untuk besi ᴓ8mm dan ᴓ6mm BJTP40 = Baja tulangan ulir untuk ᴓ10mm s.d. ᴓ32mm Besi tulangan yang digunakan harus memenuhi syarat antara lain: Bebas dari kotoran-kotoran,lapisan minyak,karat,dan tidak cacat. Bahan-bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI Mempunyai penampang yang sama rata. Ukuran sesuai gambar. Penampang tulangan baja harus terkindung dari air,cuaca dan tidak boleh berhubungan langsung dengan tanah. Gambar 8. Pembesian Pile Cap 11 B a b V I I

12 c. Beton Decking Beton Decking adalah beton atau spesi yang dibentuk sesuai ukuran selimut beton yang diinginkan. Berbentuk kotak seperti tahu atau silinder. Beton decking berfungsi untuk menjaga tulangan agar sesuai dengan posisi yang diinginkan. Bila dibilang berfungsi untuk membuat selimut beton sehingga besi tulangan akan selalu diselimuti beton yang cukup,sehingga didapatkan kekuatan maksimal dari bangunan yang dibuat. Selain itu,selimut beton juga berfungsi agar tulangan tidak berkarat. d. Kawat Pengikat Tulangan Kawat pengikat tulangan terbuat dari baja lunak dengan diameter 2mm. Kawat ini digunakan untuk mengikat tulangan baja agar tulangan-tulangan tersebut memiliki jarak yang sesuai dengan rencana. Gambar 9. Kawat Bendrat 12 B a b V I I

13 Peralatan kerja Selain bahan bangunan untuk pelaksanaan proyek ini juga diperlukan adanya peralatan kerja sebagai sarana untuk membantu dan memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Sebagaimana halnya pengadaan barang, maka dalam hal ini pengadaan dan pemilihan peralatan kerja harus dilakukan kiat khusus agar pemilihan jenis peralatan kerja tersebut menghasilkan efektifitas dan produktifitas alat yang optimal, antara lain: Merinci mengenai peralatan yang dibutuhkan. Memperhutungkan banyaknya alat yang dipakai sesuai volume pekerjaan yang dilaksanakan. Memperhitungkan kapasitas alat. Memperhitungkan biaya alat (sewa/beli,pemeliharaan). Memperhitungkan daya tahan alat. Peralatan-peralatan yang digunakan dalam pembangunan proyek Rosoville Soho & Suite adalah: a. Truck mixer Truck Mixer adalah kendaraan pengangkut adukan beton ready-mix dari tempat pembuatannya (batching plant) ke lokasi proyek. Pada proyek Rosoville Soho & Suite Truck mixer berasal dari PT. Pioner dan PT.Adhimix Precast selaku supplier beton ready mix. Kapasitas 1 (satu) buah molen adalah 7mᶟ siap pakai. Adapun sistem kerja Truck Mixer adalah sebagai berikut: 13 B a b V I I

14 Untuk mengendalikan perputaran molen digunakan dua buah tuas yang letaknya dibawah molen (belakang truck) yaitu: Tuas 1 (satu) berfungsi untuk mengatur laju perputaran mixer saat membawa beton readymix. Tuas 2 (dua) berfungsi mengatur banyak sedikitnya frekuensi penuangan readymix saat dituangkan. Apabila perputaran molen berlawanan arah jarum jam (dilihat dari belakang) beton akan tetap terjaga dalam truck. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar beton dalam truck tidak setting atau mengalami perkerasan pada saat perjalanan atau saat menunggu readymix dituangkan. Jika molen berputar searah jarum jam maka beton yang ada didalam molen akan bergerak keluar. Gambar 10. Truk Mixer Concrete 14 B a b V I I

15 b. Concrete Pump Concrete pump truck adalah truk yang dilengkapi dengan pompa dan lengan (boom) untuk memompa campuran beton ready mix ke tempat-tempat yang sulit dijangkau. Pipa dan lengan ini dapat dipasang kombinasi vertikal dan horisontal atau miring. Sehingga pemompaan merupakan cara yang fleksibel pada lokasi yang sulit untuk memindahkan campuran beton ke sembarang tempat pada bidang pengecoran. Resiko segregasi sangat kecil dan merupakan cara yang paling cepat dibandingkan dengan pembawaan material beton dengan cara lainnya. Dalam penggunaan alat ini perlu diperhatikan nilai slump dari campuran beton yang akan dipompa. Sebab jika nilai slump terlalu kecil maka kerja pompa akan menjadi berat. Pada proyek ini pengadaan concrete pump truck menjadi tanggung jawab penyedia ready mix. Gambar 11. Concrete Pump 15 B a b V I I

16 c. Concrete vibrator Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk memadatkan adukan beton, meningkatkan homogenitas adukan pada saat pengecoran, mengeluarkan gelembung-gelembung udara sehingga tidak terjadi rongga udara setelah pengerasan beton dan berfungsi untuk meratakan beton kesegala arah, serta dapat menjangkau celah-celah terjauh didalam bekisting. Gambar 12. Concrete Vibrator d. Bar cutter Bar cutter adalah alat pemotong baja tulangan sesuai ukuran yang diinginkan. Pada proyek ini menggunakan bar cutter listrik. Keuntungan dari bar cutter listrik dibandingkan bar cutter manual adalah bar cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan diameter besar dan dengan mutu baja cukup tinggi, disamping itu juga dapat mempersingkat waktu pengerjaan. Bar cutter yang dipakai mempunyai dimensi tulangan maksimal untuk pemotongan yaitu dimensi maksimal dengan diameter besi tulangan 32mm. 16 B a b V I I

17 Cara kerja dari alat ini yaitu baja yang akan dipotong dimasukkan ke dalam gigi bar cutter, kemudian pengendali dipijak, dan dalam hitungan detik baja tulangan akan terpotong. Pemotongan unutk baja tulangan yang mempunyai diameter besar dilakukan satu persatu. Sedangkan untuk baja yang berdiameter kecil, pemotongan dapat dilakukan beberapa buah sekaligus sesuai dengan kapasitas dari alat. Gambar 13. Bar Cutter e. Bar bender Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan baja tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan. Bar bender adalah alat/mesin yang digunakan untuk menekuk besi ulir/polos dengan diameter yang sesuai dengan kapasitas mesin. Cara kerja alat ini adalah baja yang akan dibengkokkan dimasukkan diantara poros tekan dan poros pembengkok kemudian diatur sudutnya sesuai dengan sudut 17 B a b V I I

18 bengkok yang diinginkan dan panjang pembengkokannya. Ujung tulangan pada poros pembengkok dipegang dengan kunci pembengkok. Kemudian pedal ditekan sehingga roda pembengkok akan berputar sesuai dengan sudut dan pembengkokan yang diinginkan. Bar bender dapat mengatur sudut pembengkokan tulangan dengan mudah dan rapi. Gambar 13. Bar Bender 7.5. Tahapan pelaksanaan Mengingat pekerjaan mass concrete ini dilaksanakan untuk pengecoran pile cap 56BP3C, tahap awal pelaksanaan pekerjaan tentunya diawali dengan tahap pelaksanaan pekerjaan pile cap. Pekerjaan mass concrete dimulai ketika tahapan pekerjaan pile cap selesai dilakukan, hingga menyisakan pekerjaan pengecoran saja. 18 B a b V I I

19 Pekerjaan Pengecekan Pile Cap 56BP3C Seperti pada tahap pelaksanaan pembuatan pile cap, hal yang harus dilakukan sebelum memulai pengecoran ialah pengecekan pile cap. Pengecekan ini dilakukan baik oleh pihak MK, maupun oleh pihak QC dari kontraktor itu sendiri. Pengecekan dilakukan berdasarkan gambar shop drawing yang telah direncanakan sebelumnya. Jika dalam pengecekan ditemukan beberapa hal yang tidak sesuai dengan gambar shop drawing, maka perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke tahap pengecoran. Pembersihan Pile Cap 56BP3C Setelah pile cap 56BP3C dinyatakan lolos pengecekan oleh pihak MK maupun QC, dilakukan tahap pembersihan pile cap sebelum pengecoran dimulai. Pembersihan dimaksudkan untuk membersihkan pile cap dari debu maupun sampah yang mungkin mengotorinya. Keberadaan debu dan sampah di permukaan pile cap yang akan dicor dapat menggangu jalannya proses pengecoran. Jika pile cap tidak dibersihkan dari debu dan sampah, beton segar yang akan mengisinya tidak dapat membentuk beton yang kuat karena adanya kotoran yang menggangu proses pengikatan beton. Ketika proses pengikatan beton terganggu, hal yang paling dikhawatirkan terjadi ialah melemahnya kekuatan beton tersebut. Maka dari itu, tahapan pembersihan merupakan tahapan yang penting untuk dilakukan sebelum dimulainya pengecoran. 19 B a b V I I

20 Gambar 14. Air Compressor untuk Pembersihan Pile Cap Kesiapan Peralatan dan Material Setelah melalui tahap pengecekan dan pembersihan, keperluan peralatan dan material yang akan digunakan harus dipersiapkan dengan baik. Dalam pelaksanaan pekerjaan mass concrete, peralatan dan material yang digunakan tidak jauh berbeda dengan peralatan dan material yang digunakan pada pengecoran pada umumnya. Namun ada beberapa peralatan dan material tambahan yang digunakan, mengingat pada pekerjaan mass concrete terdapat beberapa perlakuan khusus yang harus dilakukan terhadap beton massa yang dicor. Peralatan dan material yang harus disiapkan untuk pekerjaan mass concrete, antara lain : a. Thermmocouple Thermocouple dibutuhkan pada pekerjaan mass concrete dalam proses pengawasan dan pengendalian suhu beton segar selama proses berlangsung. Thermocouple memiliki 3 titik sensor pembacaan suhu, yaitu titik atas, titik tengah dan titik bawah. Melalui pembacaan suhu pada thermocouple tersebut, suhu beton pada pile cap 56BP3C dapat diketahui 20 B a b V I I

21 dan dikendalikan. Pada pekerjaan mass concrete pile cap 56BP3C, digunakan 9 thermocouple yang diletakkan di titik-titik yang telah ditentukan sebelumnya. Titik-titik tersebut ditentukan secara acak dengan memperhitungkan kedalaman pile cap 56BP3C. Penentuan titik-titik thermocouple tersebut diatur merata sedemikian rupa, sehingga pengendalian suhu pile cap dapat dipantau secara rata. Gambar 15. Instalasi Thremocople b. Kawat Ayam (Stop Cor) Kawat ayam digunakan sebagai stop cor, yaitu tanda yang membagi pile cap ke dalam beberapa bagian pengecoran. Seperti yang telah diketahui, alur pengecoran pada pile cap 56BP3C telah dipersiapkan sebelumnya. Kawat ayam ini membagi bagian-bagian tersebut guna memudahkan pelaksanaan pengecoran mass concrete pada pile cap 56BP3C. Selain itu, pemasangan kawat ayam juga berfungsi sebagai 21 B a b V I I

22 penahan kecepatan pengecoran, agar berlangsungnya pengecoran dapat dikendalikan. c. Instalasi Pipa Cor Setelah menentukan concrete pump truck yang akan digunakan, maka langkah selanjutnya ialah mempersiapkan instalasi pipa cor dari concrete pump truck ke lokasi pengecoran mass concrete pada pile cap 56BP3C. Pipa cor merupakan pipa-pipa besi yang digunakan untuk mengalirkan campuran beton segar dari concrete pump truck ke tempat yang akan dicor. Instalasi pipa-pipa cor tersebut diatur sedemikian rupa sehingga membentuk alur pengecoran yang telah ditentukan. Gambar 16. Instalasi Pipa Concrete Pump d. Pagar Pagar dipasang mengelilingi area pile cap 56BP3C yang akan dicor. Pemasangan pagar ini dilakukan untuk mempermudah jalannya pekerjaan mass concrete. 22 B a b V I I

23 Dengan adanya pagar, pekerja yang akan lalu lalang selama proses pelaksanaan mass concrete akan dapat dengan mudah mengakses area pengecoran. Dengan begitu pula, pekerjaan lain yang berada di luar area pengecoran pile cap 56BP3C dapat tetap berjalan tanpa menggangu proses pelaksanaan mass concrete. e. Tenda Pada pelaksanaan pekerjaan mass concrete untuk pile cap 56BP3C, dibutuhkan tenda yang dipasang di atas pile cap yang dicor. Pemasangan tenda tersebut sebagai penunjang pekerjaan mass concrete. Tenda tersebut berfungsi sebagai pelindung dari hujan dan panas matahari selama pekerjaan mass concrete berlangsung. Mengingat jalannya proses pelaksanaan pekerjaan mass concrete yang memakan cukup banyak waktu dan dilakukan terus-menerus tanpa henti, maka diperlukan pelindung yang akan melindungi jalannya pelaksanaan pekerjaan baik dari hujan maupun panas matahari. Gambar 17. Instalasi Tenda Cor 23 B a b V I I

24 f. Termometer Termometer digunakan pada proses pemeriksaan suhu campuran beton awal. Termometer digunakan untuk mengetahui suhu campuran beton yang tiba di lokasi pengecoran, dan menentukan apakah campuran tersebut memenuhi syarat suhu yang diijinkan atau tidak. g. Vibrator Seperti pada pekerjaan pengecoran umumnya, penggunaan vibrator bertujuan untuk menghilangkan udara yang terjebak dalam campuran beton setelah dituang. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pengeroposan beton. h. Trowel Trowel berfungsi untuk membantu meratakan dan menghaluskan permukaan beton setelah dicor agar permukaannya tidak bergelombang. Pada pekerjaan mass concrete pada pile cap 56BP3C, trowel digunakan setelah campuran beton memenuhi bekisting, sebelum pemberian floor hardener dilakukan. Gambar 18. Trower Untuk Finishing Permukaan Beton 24 B a b V I I

25 i. Plastik dan Styrofoam Plastik dan styrofoam digunakan pada pekerjaan mass concrete pada tahap perawatan (curing), setelah pelaksanaan berlangsung. Plastik dan styrofoam berfungsi untuk menurunkan suhu pada beton setelah pengecoran berlangsung. Plastik dan styrofoam tersebut diletakkan menyebar menutupi permukaan pile cap 56BP3C yang telah dicor. Tujuannya ialah untuk mengurangi panas hidrasi yang terjadi di seluas permukaan beton pile cap 56BP3C yang mungkin terjadi setelah pengecoran berlangsung. Gambar 19a. Styrofoam Lembaran Gambar 19b. Plastik Cor 25 B a b V I I

26 Pemeriksaan Suhu Beton Segar Setelah semua persiapan selesai dilakukan, pengiriman beton segar dari pihak penyuplai beton ready mix, PT. Pionirbeton Industri, mulai berjalan. Sebelum beton segar dituang ke dalam bekisting pile cap 56BP3C, beton segar tersebut harus melalui beberapa pemeriksaan. Salah satunya ialah pemeriksaan suhu. Suhu beton segar yang diijinkan ialah tidak lebih dari 34 C. Suhu tersebut ditetapkan oleh pihak PT. Pionirbeton Industri sendiri, dengan memperhitungkan suhu masing-masing agregat, mutu beton yang digunakan, dan juga dimensi pile cap yang akan dicor. Pemeriksaan suhu beton segar tersebut dilakukan untuk setiap mixer truck yang tiba di lokasi. Jika terdapat suhu beton segar yang melebihi suhu ijin, maka perlu dilakukan perlakuan khusus guna menurunkan suhu beton segar tersebut. Perlakuan yang dapat dilakukan misalnya dengan menambahkan pecahan es batu ke dalam campuran beton. Pecahan es batu tersebut digunakan sebagai pengganti sebagian air pencampur, yang pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi suhu awal campuran. Penambahan pecahan es batu tersebut dilakukan di plant mixer truck yang bersangkutan. Pengujian Nilai Slump (Slump Test) Beton Segar Pemeriksaan selanjutnya ialah pemeriksaan nilai slump (slump test) dari campuran beton tersebut. Menurut SNI , slump beton ialah besaran kekentalan (viscocity) atau plastisitas dan kohesif dari beton segar. Atau dengan kata lain, slump adalah penurunan ketinggian pada 26 B a b V I I

27 pusat permukaan atas beton yang diukur setelah cetakan uji slump diangkat. Pengujian nilai slump ini merupakan faktor yang terkait dengan kemudahan pengerjaan beton segar (workability) tersebut dalam pelaksanaan pekerjaannya. Besaran nilai slump bervariatif sesuai dengan kegunaan beton segar tersebut untuk berbagai jenis konstruksi. Nilai slump yang dihasilkan dari pengujian tersebut juga berkaitan dengan kekuatan rencana beton yang akan dikerjakan. Beton yang digunakan dalam pengecoran pile cap 56BP3C ialah mutu beton (fc ) 33 MPa. Nilai slump yang diijinkan ialah ±12 cm atau dengan kata lain antara cm. Gambar 20. Pengecekan Slump Beton 27 B a b V I I

28 Pengambilan Sampel Beton Segar untuk Pengujian Laboratorium Jika campuran beton segar yang diuji memenuhi syarat nilai slump yang diijinkan, maka tahap selanjutnya ialah pengambilan sampel untuk pengujian di laboratorium. Pengambilan sampel dilakukan dengan memasukkan campuran beton yang lolos pemeriksaan suhu dan nilai slump, ke dalam cetakan beton silinder. Penuangan beton ke dalam cetakan dilakukan sesuai standar yang telah ditetapkan. Cetakan-cetakan sampel beton silinder tersebut kemudian dibawa ke laboratorium pengujian untuk selanjutnya dilakukan tahap pengujian kuat tekan beton. Pengujian kuat tekan beton tersebut dilakukan oleh pihak penyuplai beton ready mix itu sendiri yaitu PT. Pionirbeton Industri. Gambar 21. Pembuatan Sample Beton 28 B a b V I I

29 Pendataan dan Pengawasan Mixer Truck Pendataan dan pengawasan ini berguna untuk menghindari kesalahan pada pekerjaan mass concrete, seperti kesalahan pengiriman beton ready mix, atau kesalahan antara jumlah beton ready mix yang dipesan dengan beton ready mix yang tiba di lokasi. Selain itu, pendataan mixer truck juga berguna untuk kepentingan laporan pengecoran. Penuangan Beton Segar Setelah beton segar yang tiba di lokasi pengecoran melalui beberapa tahap pemeriksaan dan dinyatakan layak untuk melanjutkan proses pelaksanaan pekerjaan mass concrete, maka campuran beton segar tersebut siap untuk dituangkan ke dalam pile cap 56BP3C. Penuangan beton segar ke dalam pile cap menggunakan instalasi pipa cor yang telah dipersiapkan sebelumnya. Penuangan beton segar tersebut juga mengikuti alur pengecoran yang telah ditentukan sebelumnya. Gambar 22. Penuangan Beton dan Perataannya 29 B a b V I I

30 7.6. Pekerjaan Perawatan dan Controlling Perawatan (Curing) Mass Concrete Sama halnya seperti pekerjaan konstruksi pada umumnya, setelah melewati tahap pelaksanaan, maka selanjutnya tahap yang harus dilalui ialah perawatan atau curing. Dalam pekerjaan mass concrete ada beberapa hal yang termasuk dalam perawatan (curing) mass concrete. Hal-hal yang dikerjakan pada tahap ini berkaitan dengan perawatan beton setelah pengecoran. Pemberian Compound Curring dan Pasir Curing compound yaitu membrane-forming curing compound tipe cair merupakan bahan perawatan dan perlindungan beton yang menghambat proses penguapan air pada beton basah serta berbentuk cairan. Permukaan pile cap 56BP3C yang akan dilapisi Compond Curring dengan cara di-roll pada seluruh permukaanya dan ditaburi pasir setebal 5cm. Gambar 23. Pelapisan dengan compound curring 30 B a b V I I

31 Pelapisan Permukaan Beton dengan Plastik dan Styrofoam Setelah pemberian Compound dan Pasir pada permukaan beton pile cap 56BP3C, maka tahap perawatan selanjutnya ialah dengan menutupi permukaan beton dengan plastik dan styrofoam. Penggunaan lapisan plastik dan styrofoam ini sangat membantu dalam proses perawatan (curing). Lapisan pertama atau lapisan terbawah (bersentuhan langsung dengan permukaan beton) ialah lapisan plastik. Kemudian di atas lapisan plastik tersebut, diletakkan lapisan kedua yaitu lapisan styrofoam. Pemberian lapisan styrofoam pada seluruh permukaan beton massa ini merupakan upaya isolasi antar suhu dalam beton massa tersebut yang diharapkan merata dengan suhu lingkungan. Pelapisan permukaan beton dengan plastik dan styrofoam ini dilakukan selama masa perawatan yaitu 7 hari setelah pengecoran berlangsung. Gambar 24. Pelapisan Pasir, Plastik Cor & Styrofoam 31 B a b V I I

32 Pembacaan Suhu pada Thermocouple Hal penting lainnya yang termasuk ke dalam tahap perawatan (curing) pada pekerjaan mass concrete ialah pembacaan suhu pada thermocouple. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, thermocouple memiliki fungsi yang penting dalam pelaksanaan pekerjaan mass concrete, yaitu untuk mengetahui suhu pada beton yang dicor, serta berfungsi dalam pengendalian suhu beton massa untuk menghindari terjadinya retak thermal. Thermocouple memiliki 3 titik sensor pembacaan suhu, yaitu titik sensor atas, titik sensor tengah, dan titik sensor bawah. Ketinggian ketiga titik sensor tersebut sesuai dengan ketinggian thermocouple yang diletakkan dalam pile cap 56BP3C. Ketiga titik sensor tersebut mengukur suhu beton di sekitar titik sensor di dalam pile cap. Ketiga titik sensor tersebut tentu memiliki besar suhu yang berbeda-beda. ACI (1997) telah menetapkan bahwa selisih besar suhu antara ketiga titik sensor pada thermocouple tidak lebih dari 20 C. Pembacaan suhu pada thermocouple dilakukan setiap 2 jam sekali pada hari pertama perawatan (satu hari setelah pengecoran berlangsung), setiap 3 jam sekali pada hari kedua perawatan, dan setiap 24 jam sekali pada 3 hari berikutnya, hingga hari perawatan ke 6. Terdapat perbedaan yang signifikan pada pembacaan grafik thermocouple 5 (TC-5). Thermocouple 5 memiliki besaran suhu maksimum pada pembacaan suhu titik sensor bawah, sedangkan idealnya suhu maksimum terdapat pada pembacaan titik sensor tengah, seperti yang terjadi pada 8 titik thermocouple lainnya. Thermocouple 5 merupakan 32 B a b V I I

33 thermocouple yang diletakkan tepat di tengah bagian pile cap 56BP3C. Letak dipasangnya thermocouple tersebut merupakan salah satu penyebab mengapa thermocouple 5 memiliki suhu yang lebih besar dibandingkan dengan suhu pada thermocouple lainnya. Thermocouple yang terletak di sisi tepi pile cap akan mendapat pengaruh lingkungan lebih besar daripada thermocouple yang diletakkan di bagian tengah pile cap. Pengaruh lingkungan tersebut seperti pengaruh kelembaban udara. Thermocouple 5 merupakan thermocouple yang dipasang pada kedalaman maksimum pile cap 56BP3C, yaitu 4,6 meter. Kedalaman thermocouple tersebut mempengaruhi mengapa thermocouple 5 memiliki suhu maksimum pada pembacaan titik sensor bawah. Ketika berlangsungnya proses penuangan beton segar, beton yang dituang tentunya akan mengalir ke bagian paling bawah pile cap. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa pile cap dimana thermocouple 5 dipasang merupakan bagian yang paling banyak menerima aliran beton dari bagian-bagian yang lebih tinggi dalam pile cap tersebut. Semakin banyak beton yang mengalir ke bagian dalam tersebut, semakin banyak panas yang diterima di bagian bawah thermocouple 5, maka semakin besar pula pembacaan suhu pada titik sensor bawah thermocouple5. Gambar 25. Pengecekan Suhu Beton 33 B a b V I I

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS. Pada bab ini penulis akan membahas tinjauan khusus sebagaimana yang

BAB VII TINJAUAN KHUSUS. Pada bab ini penulis akan membahas tinjauan khusus sebagaimana yang BAB VII TINJAUAN KHUSUS 7.1 Pembahasan Tinjauan Khusus Pada bab ini penulis akan membahas tinjauan khusus sebagaimana yang telah di tugaskan oleh pembimbing kerja praktek kepada penulis, adapun pembahasan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS. (Mass Concrete)

BAB VII TINJAUAN KHUSUS. (Mass Concrete) BAB VII TINJAUAN KHUSUS (Mass Concrete) 7.1 Uraian Umum Mass concrete dalam dunia konstruksi yaitu pekerjaan pengecoran massal dengan jumlah volume pekerjaan beton yang sangat besar. Berdasarkan ACI:207

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL BAB IV PERALATAN dan MATERIAL 4.1 Peralatan 4.1.1. Alat Ukur (waterpass) Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN 4.1 KONDISI PROYEK 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan seluruh rangkaian pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan guna memudahkan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material. Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi, dari

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya. BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT 7.1 Uraian Umum Dalam konstruksi bangunan bertingkat seperti halnya pada Proyek Puri Mansion Apartment

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu sistem manajemen yang baik. Berbagai metode dilakukan oleh pihak pelaksana dengan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Proyek Kanins, Kanca, Kanwil BRI PERALATAN DAN MATERIAL Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai peralatan dan material yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan Proyek Kanins, Kanca, Kanwil BRI ini meliputi

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS DAN PERMASALAHAN PROYEK PEKERJAAN RAFT FOUNDATION 7.1 Pendahuluan Raft Foundation merupakan salah satu bagian dari pekerjaan struktur bagian bawah. Pada proyek ini struktur bawah

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak - pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan didalmnya, maka makin banyak

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Bahan Bangunan Untuk dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi tentu saja diperlukan bahan bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna mendukung kelancaran pembangunan tersebut. Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus

Lebih terperinci

BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI

BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI 4.1 TINJAUAN UMUM Penyediaan alat kerja dan bahan konstruksi pada suatu proyek memerlukan sesuatu managemen yang baik untuk menunjang kelancaran dalam proses pekerjaannya.

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan Plat untuk di teruskan ke Pondasi. Tujuan penggunaan kolom yaitu : Gambar 5.1 : Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada Setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dibutuhkannya peralatan-peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan tanggung jawabnya, peralatan-peralatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Pembersihan Lahan Pada umumnya dalam membangun bangunan, harus ada tanah sebagai tempat dimana bangunan tersebut berada. Tanah yang digunakan harus bersih, tidak ada rerumputan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV PERALATAN dan MATERIAL BAB IV PERALATAN dan MATERIAL Suatu proyek agar lancar dan memenuhi target mutu dan waktu harus didukung oleh peralatan yang memadai. Supaya dalam penyediaan alat dapat berfungsi secara optimal perlu adanya

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat alat yang digunakan bisa berupa

Lebih terperinci

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk Bab IV BAB IV PERALATAN dan MATERIAL Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai peralatan dan material yang digunakan dalam pelaksanaan Proyek pembangunan Apartemen Tower Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013 BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Dalam kegiatan Kerja Praktik (KP) yang kami jalankan selama 2 bulan terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember

Lebih terperinci

BAB III BAHAN BANGUNAN DAN ALAT

BAB III BAHAN BANGUNAN DAN ALAT BAB III BAHAN BANGUNAN DAN ALAT 3.1 LATAR BELAKANG Material adalah bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek yang dibentuk, dipotong, dicampur, dan diproses atau dipasang untuk membentuk suatu bagian

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Beton Precast Beton precast adalah suatu produk beton yang dicor pada sebuah pabrik atau sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek bangunan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP 7.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan merupakan salah satu proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT 5.1 Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5. 1 Uraian Umum Metoda konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek kontruksi memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN. organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat, material,

BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN. organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat, material, BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN 4.1. Umum Kelancaran pada proyek tidak hanya dengan adanya manajemen struktur organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat,

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS 5.1 Tahapan Pekerjaan Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan

Lebih terperinci

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Soft cor ini dipasang sepanjang keliling area yang akan dicor, dengan kata lain pembatas area yang sudah siap di cor dengan area yang belum siap. 46 Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan yang harus direncanakan

Lebih terperinci

BAB VII MONITORING SUHU BETON DENGAN ALAT THERMOCOUPLE. beton yang cukup besar (umumnya diatas 1000 m³). Pada Mass Concrete

BAB VII MONITORING SUHU BETON DENGAN ALAT THERMOCOUPLE. beton yang cukup besar (umumnya diatas 1000 m³). Pada Mass Concrete BAB VII MONITORING SUHU BETON DENGAN ALAT THERMOCOUPLE 7.1 Uraian Umum Struktur dengan volume beton yang besar atau disebut juga dengan Mass Concrete adalah istilah pengecoran beton yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan Umum Metode pelaksanaan yang dilakukan pada setiap proyek konstruksi memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan proyek lainnya. Metode pelaksanaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Proyek Apartemen Nine Residence BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Pada bab ini akan dibahas pelaksanaan pekerjaan pada proyek apartemen Nine Residence. Dalam proyek ini pekerjaan yang dilakukan kontraktor dibagi

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan Proyek World Trade Center 3 Jakarta dibutuhkannya peralatan peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan yang menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

ANALISA WAKTU PENGECORAN PADA LANTAI EMPAT PROYEK GEDUNG SEKOLAH DI SURABAYA

ANALISA WAKTU PENGECORAN PADA LANTAI EMPAT PROYEK GEDUNG SEKOLAH DI SURABAYA ANALISA WAKTU PENGECORAN PADA LANTAI EMPAT PROYEK GEDUNG SEKOLAH DI SURABAYA Sentosa Limanto 1 1 Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Surabaya Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya 60236

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 PERALATAN 4.1.1 Alat Berat Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi tangga meliputi excavator, tower crane, truck mixer, concrete pump, concrete

Lebih terperinci

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL BAB V PERALATAN DAN MATERIAL 5.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN 4.1 TINJAUAN UMUM Perencanaan yang telah disusun oleh konsultan perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural SNI 03-3975-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural ICS Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Variabel bebas yaitu variasi perbandingan agregat kasar, antara lain : Variasi I (1/1 : 1/2 : 2/3 = 3 : 1 : 2) Variasi II (1/1 : 1/2 : 2/3 = 5 : 1 : 3) Variasi

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Dalam melaksanakan sebuah proyek konstruksi tentunya digunakan alat alat tertentu yang membantu dan mendukung pelaksanaan proyek ini sendiri. Alat alat yang digunakan berupa

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Tinjauan Umum Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan oleh kontraktor. Pelaksana pekerjaan merupakan tahap yang

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Selama 2 bulan pelaksanaan kerja praktik (KP) yang terhitung mulai dari tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan 16 Desember 2013, kami melakukan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT 4.1.1 Material Yang Digunakan Dalam menangani dan menyiapkan material maka perlu metode konstruksi, jadwal pekerjaan, pengetahuan tentang sifat-sifat material dan tata

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT 4.1 Uraian Umum Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek yang akan berlangsung. Manajemen pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No. BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.476A (Zone C) 4.1. Pekerjaan Pembuatan Lubang Bor Pekerjaan pembuatan lubang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proyek pembangunan. Hal ini karena beton mempunyai banyak keuntungan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. proyek pembangunan. Hal ini karena beton mempunyai banyak keuntungan lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Struktur beton merupakan struktur yang paling sering digunakan untuk proyek pembangunan. Hal ini karena beton mempunyai banyak keuntungan lebih dibandingkan

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang dibangun dengan mempertimbangkan beberapa hal. Diantaranya adalah meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL. terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja atau shopdrawing.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL. terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja atau shopdrawing. BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL 7.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan merupakan salah satu proses pelaksanaan dari suatu item

Lebih terperinci

TATA CARA PENGADUKAN PENGECORAN BETON BAB I DESKRIPSI

TATA CARA PENGADUKAN PENGECORAN BETON BAB I DESKRIPSI TATA CARA PENGADUKAN PENGECORAN BETON SNI 03-3976-1995 BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup 1.1.1 Maksud Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai acuan dan pegangan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Dari standar teknis yang ditetapkan untuk suatu pekerjaan pondasi bored pile dimana material yang digunakan semuanya harus sesuai dengan kriteria standar teknis

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Uraian Umum Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek yang akan berlangsung. Manajemen pelaksanaan bukan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6-1 BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan Mutu dari setiap bahan tidak boleh berkurang dan diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun jenis dan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Uraian Umum Bangunan merupakan suatu bentuk lingkungan yang di buat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang memilioki fungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan baik, benar, dan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. sesuai dengan elevasi yang direncanakan.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. sesuai dengan elevasi yang direncanakan. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pekerjaan Galian Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi yang bertujuan untuk mendapatkan desain atau bentuk konstruksi yang sesuai dengan elevasi

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alatalat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat-alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI

BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI 4.1 TINJAUAN UMUM Penyediaan alat kerja dan bahan konstruksi pada suatu proyek memerlukan suatu manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran dalam proses pekerjaannya.

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Pengadaan Alat dan Bahan Prosedur dalam pengadaan bahan dan alat adalah : 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data bahan/alat yang di

Lebih terperinci

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus.

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus. Seorang Pelaksana Pekerjaan Gedung memiliki : keahlian dan ketrampilan sebagaimana diterapkan dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG

Lebih terperinci

Bidang Teknik PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU BETON

Bidang Teknik PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU BETON Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6, hlm. 61-68 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU BETON Bidang Teknik PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU BETON YATNA SUPRIYATNA Jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia

Lebih terperinci

METODE PEKERJAAN BORE PILE

METODE PEKERJAAN BORE PILE METODE PEKERJAAN BORE PILE Dalam melaksanakan pekerjaan bore pile hal-hal yang harus diperhatikan adalah : 1. Jenis tanah Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap kecepatan dalam pengeboran. Jika tipe tanah

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah pada awal pengerjaannya. Bored

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN 4.1 Bahan Bahan Bangunan Bahan bangunan merupakan hal penting dalam sebuah pembangunan karena menentukan volume pekerjaan, kekuatan sebuah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN BAHAN DAN ALAT ALAT. Moritz Presidential-2 dilakukan oleh PT. Adhimix dengan kapasitas truck mixer kurang

BAB III TINJAUAN BAHAN DAN ALAT ALAT. Moritz Presidential-2 dilakukan oleh PT. Adhimix dengan kapasitas truck mixer kurang BAB III TINJAUAN BAHAN DAN ALAT ALAT 3.1 BAHAN BAHAN YANG DIGUNAKAN Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi meliputi : beton ready mix, baja tulangan, beton decking, kawat pengikat

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. gambar-gambar pada kertas kerja menjadi bangunan fisik. Pelaksanaan ini

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. gambar-gambar pada kertas kerja menjadi bangunan fisik. Pelaksanaan ini BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Uraian Umum Pelaksanaan pekerjaan merupakan implementasi perencanaan berupa gambar-gambar pada kertas kerja menjadi bangunan fisik. Pelaksanaan ini memerlukan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL 7.1 Uraian Umum Shear Wall merupakan komponen dari pekerjaan struktur pada bangunan, biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung

Lebih terperinci

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan Mutu dari setiap bahan yang akan digunakan tidak boleh berkurang dan diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Pembangunan proyek Apartement Wang Residence ini berdasarkan dari pertimbangan beberapa aspek, salah satunya pertimbangan karena meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci