BAB III TINJAUAN SINGKAT SEJARAH KECAMATAN MANANGGU. di seluruh Wilayah Republik Indonesia. Apalagi, sekarang sedang ada pilot project

dokumen-dokumen yang mirip
Terbentuknya Kampung 4 di Kecamatan Paguat. (Kajian Historis ) Oleh: Susanti Mohammad, Trisnowaty Tuahunse*, Surya Kobi**

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 13 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN STATUS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 173, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3894)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOALEMO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN DESA GONTAR BARU DI KECAMATAN ALAS BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 45 TAHUN (45/1999) Tanggal: 4 OKTOBER 1999 (JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2003 T E N T A N G

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN GORONTALO UTARA DI PROVINSI GORONTALO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2008 T E N T A N G HARI JADI KABUPATEN MAMUJU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. ke dalam tiga kelompok berdasarkan tipenya, yaitu folklor lisan, sebagian

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

2015 ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan suatu hasil cipta rasa dan karsa manusia yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PERINGATAN HARI JADI KE-204 KOTA BANDUNG TAHUN 2014

2013, No.20 2 di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, serta kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah untuk penyelenggaraan otonomi

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BUTON UTARA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LINGGA DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DESA NIJANG DI KECAMATAN UNTER IWES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN DESA NEREKEH KECAMATAN LINGGA KABUPATEN LINGGA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KECAMATAN KOTA KOTAMOBAGU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BUTON UTARA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD DI PROVINSI SULAWESI UTARA

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU

BAB I PENDAHULUAN. Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua,

SUKAMARA SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena yang terjadi saat ini adalah pengaruh kebudayaan asing mulai

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN NORONTALO UTARA DI PROVINSI GORONTALO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DESA SIDOREJO DI KECAMATAN PENAJAM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DESA BANGUN MULYA DI KECAMATAN WARU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOALEMO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN GORONTALO UTARA DI PROVINSI GORONTALO

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO DI PROVINSI SULAWESI UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN GAYO LUES

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Motivasi terbesar yang mendasari perjuangan rakyat Indonesia merebut

RGS Mitra 1 of 6 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. 1998, telah diikuti dengan lahirnya undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DESA LABANGKA BARAT DI KECAMATAN BABULU

BAB I PENDAHULUAN. Papua seperti seekor burung raksasa, Kabupaten Teluk Wondama ini terletak di

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO DI PROVINSI SULAWESI UTARA

Pedoman wawancara. 4. Siapa saja yang mencari nafkah untuk keluarga anda saat ini? 5. Berapa pendapatan yang di hasilkan anda setiap hari/bulan?

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi yang tidak berpenghasilan tetapi justru mengeluarkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PIDIE JAYA DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KONAWE UTARA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PIDIE JAYA DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penemuan penelitian. Penelitian ini mengambil cerita rakyat Onggoloco sebagai

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku bangsa,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

2013, No.21 2 c. bahwa pembentukan Kabupaten Pulau Taliabu dimaksudkan untuk mendorong peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan dan k

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB V PENUTUP. sungai yang kini disebut sebagai Tebing Tinggi. Tanggal lahir kota Tebing

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SELAYAR,

Menimbang : a. bahwa tata cara pengelolaan hibah dan bantuan sosial

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PIDIE JAYA DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II PROFIL SEJARAH KOTA BINJAI DAN TUPOKSI BAPPEDA BINJAI. Bab dua berisi penjelasan secara umum mengenai profil sejarah Kota Binjai

BAB I PENDAHULUAN. dimasa lampau itu dapat kita pelajari dari bukti-bukti yang ditinggalkan, baik yang berupa bukti

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KAYONG UTARA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal - usul, dan/atau

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKALIS,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

BAB III TINJAUAN SINGKAT SEJARAH KECAMATAN MANANGGU 3.1 Sebelum Terbentuk Kecamatan Kementrian Dalam Negeri sedang mengarahkan penulisan sejarah desa-desa di seluruh Wilayah Republik Indonesia. Apalagi, sekarang sedang ada pilot project yang berusaha menguatkan lembaga-lembaga adat di desa dan menuliskan sejarah desa sebagai suatu hal yang harus dilakukan oleh masyarakat desa. Sejarah desa sering dilihat sebagai sejarah yang mudah untuk ditulis. Hal itu didasarkan atas anggapan bahwa setiap desa mempunyai cerita pendirian desa, punden desa, dan bersih desa. 1 Kuntowijoyo, (dalam Priyadi, 2012: 105) bahwa anggapan itu tidak terbukti, bahkan menulis sejarah desa itu merupakan pekerjaan yang tidak sepele. Sejarah desa tidak sekedar riwayat dhanyang, orang yang merintis membabat hutan. Geertz (dalam Priyadi, 2012: 105) kemudian mendirikan rumah dan rumah penduduk lain sehingga secara lambat-laun desa pun terbentuk, tetapi lebih daripada itu. sejarah desa harus mencerminkan berbagai aspek kebudayaan yang melatarbelakangi terbentuknya desa. Terbentuknya sebuah desa biasanya dilalui secara alamiah, seperti yang terjadi pada zaman jawa kuna, yang disebut wanua atau thani. 1 Sugeng Priyadi (2012), Sejarah Lokal, konsep, metode dan tantangannya. Yogyakarta. Penerbit Ombak. Hlm 105. 29

Mananggu diabadikan menjadi nama Kecamatan menuai ceritra sejarah. Dalam RPJMDES Desa Mananggu tertulis Asal-muasal ceritra Mananggu, namun dalam data-data tersebut masih banyak yang kurang dipahami. Untuk mendapatkan data sejarah desa seorang harus mengumpulkan folklor secara multidisipliner. Artinya, ia tidak sekedar mengumpulkan lore, yaitu teks cerita rakyat, tetapi juga folk, yaitu konteks latar belakang kebudayaan dari masyarakat yang memiliki teks tersebut. Dalam rangka memahami konteks tersebut, harus menetap selama satu tahun. Waktu satu tahun dapat mengukur tentang data yang diperoleh. Kepalsuan data sering diperoleh karena masyarakat enggan menceritakan hal-hal rahasia, disamping belum terjadi hubungan yang dekat. Danandjaja (dalam Priyadi, 2012: 107). Dengan demikian ceritra yang ditulis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Mananggu (RPJMDES), itu dibuat karena memenuhi program kerja desa. 2 Ceritra asal muasal mananggu, konon pada waktu itu wilayah yang dipimpin oleh tetua kampung yaitu bupu hilala yang menjadi cikal bakal dari terbentuknya wilayah Mananggu. Dalam ceritra tersebut bupu hilala rupannya memiliki keahlian dalam bidang pertanian dan beliau menemukan wilayah dataran yang luas di sebelah barat yang sekarang sudah Desa Mananggu dan wilayah yang ditemukan oleh bupu hilala tersebut, dijadikan lahan pertanian. Bubu hilala dengan ilmu yang dimiliki merubah wilayah itu menjadi produktif. Dan diceritra itu juga bupu hilala menggambil air untuk pengairan lahan pertanian, ia melakukan hal yang membuat orang tidak percaya bahwa beliau melakukan itu dengan ilmu kesaktiannya. Dia 2 Sumber dari RPJMDES Desa Mananggu. 30

menarik bututu lombu-lombuli artinya kantong/sak yang dibalik untuk menarik air sungai yang dulunya mengalir ke-kalilama sekarang Desa Salilama dialirkan ke lahan pertanian sebelah barat (Desa Mananggu) yang dibukanya itu. Bupu hilala mempunyai keturunan yang menjadi penerus pertanian di wilayah barat yaitu bilaiya. Dan bilaiya juga mempunyai dua orang anak laki-laki yang sulung bernama bilatual dan yang bungsu bernama bilaleya. Wilayah yang menjadi warisan bupu hilala itu menjadi subur dan hasil tanamanya melimpah ruah, pada masa bilaiya dan ke-dua anaknya bilatual dan bilaleya. Di masa itu ketika datang musim paceklik semua desa-desa sekitar datang untuk mengangkut hasil panen. Dari sinilah asal kata mananggu, kata Mananggu itu berasal dari Menanggung bahan makanan (Pangan) untuk dibagikan keseluruh desa sekitar. Versi lain kata Mananggu itu dari ucapan orang-orang belanda yang berlabu di Pohilihe sekarang Desa Tabulo Selatan. Orang-orang belanda itu banyak menemukan biya yang artinya siput laut. Dan biya itu dalam ucapan mereka adalah Managgoel, oleh orang tua dulu Mananggoel itu adalah Mananggu. Akhirnya kata tersebut menjadi nama kampung yang sekarang tepatnya berada di Kabupaten Boalemo, Kecamatan Mananggu. Kata Mananggu sempat dilupakan disebabkan oleh pergantian nama menjadi Tabulo namun setelah 31

pemekaran desa, nama Mananggu kembali diambil menjadi nama Desa Mananggu bahkan sekarang diambil menjadi identitas Kecamatan Mananggu. 3 Menurut (Joni Apriyanto, 2011: 8) sejarah mempunyai nilai kebenaran, bersifat dinamis dan tidak statis. Disinilah fungsi dan pentingnya teoretis untuk mempertajam analisis untuk menemukan benang merah proses kausalitas antara fakta peristiwa dengan fakta peristiwa lainnya. 3.2 Terbentuknya Kecamatan Mananggu Tindakan pertama yang dilakukan oleh tiga pemerintahan setelah Soeharto adalah memberi reaksi yang sangat cepet terhadap permintaan otonomi daerah, kebebasan berpendapat, berkumpul dan pers yang lebih luas (Joni Apriyanto, 2012: 141). Hal ini dapat dilihat perkembangan sekarang telah memberikan asumsi yang menjadi tanggung jawab dikarenakan oleh terbentuknya kecamatan mananggu, namun semenjak Kabupaten Boalemo terbentuk dengan undang-undang Nomor 50 tahun 2001 tentang pola dasar pembangunan Kabupaten Boalemo telah membawa konsekwensi terhadap percepatan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat. Mengingat kondisi yang ada saat ini, kemungkinan pelayanan kepada masyarakat tidak dapat terpenuhi sebagaimana yang diharapkan. Menurut (Joni Apriyanto, 2012: 7) Peningkatan selain diakibatkan oleh faktor kelahiran penduduk, juga diakibatkan faktor perluasan administrasi pemerintah. Peningkatan jumlah penduduk disamping 3 Sumber RPJMDS Desa Mananggu menjelaskan asal-usul kata Mananggu berasal. 32

faktor yang disebutkan diatas, juga disebabkan oleh faktor migrasi. Hal ini menyebabkan munculnya kampung-kampung yang diperuntukan bagi komunitas tertentu. Oleh sebab itu, berdasarkan usulan dan aspirasi masyarakat serta memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk, dan jumlah desa yang ada sekarang perlu ada pemekaran agar supaya pelayanan dari perangkat daerah akan lebih baik, efisien, berdaya guna, serta berhasil guna terhadap pelayanan masyarakat. 4 Kebijakan Otonomi Daerah dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang pemerintah daerah secara eksplisit memberikan otonomi yang luas kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai kepentingan dan kesejahteraan daerah. Sejalan dengan hal tersebut, maka implementasi kebijakan otonomi daerah telah mendorang terjadinya perubahan, baik secara structural, fungsional maupun cultural dalam tatanan penyelenggaraan pemerintahan daerah. 5 Otonomi daerah yang menjadi rujukan pembentukan kecamatan mananggu, menimbulkan gerakan untuk membetuk kepanitiaan dalam rangka gerakan perubahan yaitu pemekaran kecamatan. Hal yang dapat diperhatikan yaitu (1.) Pertemuan tanggal 27 juni 2001 adalah pertemuan gabungan komisi DPRD Kabupaten Boalemo dengan seluruh komponen masyarakat kecamatan, (2). Tanggal 30 juni 2001 4 Peraturan daerah kabupaten boalemo nomor 76 tahun 2001. Tentang pembentukan kecamatan mananggu. 5 Pusat Studi Otonomi Daerah(2011), Bimbingan Teksnis. Penyusunan RPJM Bagi Kepala Desa Se-Kabupaten Boalemo Dalam Rangka Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Era Otonomi Daerah. 33

pertemuan tim gabungan komisi kabupaten boalemo dengan pemerintah dan seluruh komponen masyarakat Desa Tabulo, Mananggu, Bendungan, Karuyan dan, (3). pada tanggal 6 juli 2001 melakukan rapat/musyawara antara masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh wanita, dan LSM serta pengusaha. Yang tercantum pada surat keputusan camat paguat No. 10 Tahun 2001 tentang penetapan panitia persiapan pembentukan kecamatan mananggu kabupaten boalemo. Sebagaimana tersebut pada lampiran, panitia dalam melaksanakan berbagai hal yang menjadi syarat untuk pemekaran kecamatan dan menghantarkan pada keluarnya keputusan peraturan daerah kabupaten boalemo No 76 tahun 2001 tentang pembentukan kecamatan mananggu kabupaten boalemo. Hingga tanggl 20 desember tahun 2001 telah ditanda tangani SK pembentukan Kecamatan Mananggu oleh Bupati Boalemo Bapak Iwan Bokings saat itu. 3.3 Mananggu Masa Kini Berdasarkan surat keputusan No 76 tahun 2001 telah diresmikan kecamatan mananggu menjadi kecamatan depenitif, dan pada tanggal 20 desember tahun 2001 dilantiknya camat pertama kecamatan mananggu. Awal pemerintahan yang dipimpin camat baru merupakan tanggungjawab besar yang diamanahkan oleh masyarakat mananggu, di mana masyarakat mananggu ketinggalan dalam berbagai hal, terutama informasi dan komunikasi yang membuat keterlambatan dalam membangun wilayah Kecamatan Mananggu. 34

Ir. Husain Etanggo adalah camat pertama di Kecamatan Mananggu, ia dengan penuh tanggungjawab melaksanakan tugas yang diembanya untuk memperjuangkan hak orang banyak terutama di Kecamatan Mananggu, dalam pemerintahannya mengalami banyak kendala, dalam hal sumber daya manusia yang kurang, untuk sama-sama membangun kecamatan mananggu kearah yang lebih baik. Menurut tokoh masyarakat, Panga Adjidji. 6 Kecamatan Mananggu dalam perkembanganya mengalami dialektika yang begitu hebat, dimasa kepemimpinan camat pertama Ir. Husain Etango. Dimasa itu, perjuangan yang dilakukan masyarakat Mananggu bahwa Kecamatan Mananggu dijadikan lokasi Etalase Perikanan yang diperjuangkan oleh aliansi GAM (Gerakan Aktifis Mananggu), kebetulan SDM pada waktu itu banyak generasi muda Mananggu yang masih dalam studi. Menurut (Basri Amin, 2012: 3) perkembangan teknologi, dinamika alam semesta dan ekonomi dunia, arus-arus komunikasi dan pergaulan antarmanusia dan kelompok, pada akhirnya akan ditentukan formasi manfaatnya oleh kemampuan kolektif dalam melakukan pilihan. Dan sejumlah pilihan yang tersedia tidak bisa lepas dari kebutuhan dalam menyadari harapan-harapan jangka panjang dan potensi-potensi risiko. Dengan harapan-harapan yang ada, Kecamatan Mananggu mulai nampak dipermukaan terutama di Kabupatan dan Provinsi terdengar riak-riak dari aktifis muda mananggu. Tahun 2002 perjuangan mereka membangun Etalase Perikanan mendapat hasil, perjuangan itu terlihat pada kegiatan peresmian etalase perikanan 6 Wawancara dengan Bapak Panga Adjidji tanggal 30 Mei 2012, pukul 10.00 di rumahnya Jln. Trans Sulawesi, Kecamatan Mananggu, Desa Mananggu, Dusun Otalojini. 35

oleh Menteri Perikanan dan Kelautan. Namun etalase perikanan menjadi ceritra di masyarakat mananggu sebab sampai sekarang wujud dari etalase perikanan tidak ada sama sekali, ini diakibatkan tidak ada yang mengawal sampai dipermainkan oleh oknum politisi yang bermain politik untuk mendapatkan keuntungan. Peristiwa yang dialami masyarakat mananggu dari awal pemerintahan masih terasa kegagalannya, sehingga masyarakat mananggu dengan pergantian pemimpinya masih seperti itu. Sudah mencapai 10 tahun umur kecamatan mananggu namun perubahannya belum memberikan yang terbaik, dan sudah 6 kali pergentian pemimpin (camat) juga belum memberikan kepuasan tersendiri bagi masyarakat mananggu. Pemimpin kecamatan mananggu dari awal sampai sekarang, pemerintahan kecamatan managgu dapat dilihat pada table berikut : NO NAMA CAMAT PERIODE 1 Ir. Husain Etango 2001-2004 2 Yusuf Domili 2004-2008 3 Masrip Kaji (Enam Bulan Menjabat) 2008 4 Samsudin Dalanggo 2008-2009 5 Darwan Laia 2009-2012 6 Drs. Hidayat Lamsu 2012-Sampai Selesai Melihat table di atas bahwa Kecamatan Mananggu tentunya sudah ada perubahan yang dimilikinya, tapi tidak seperti kenyataanya. perbandingan enam pemimpin Kecamatan Mananggu dengan realitas masyarkat dan wilayah Kecamatan 36

Mananggu belum berbanding. Oleh karennya perkembangan Kecamatan tentunya melihat pemimpin yang betul-betul memperjuangkan hak orang benyak. Tipe pemimpin yang membawa perkembangan di Kecamatan Mananggu tentunya akan terseleksi siapa yang betul-betul mengerjakan pekerjaan yang berpihak pada masyarakatnya, namun pemimpin kecamatan mananggu belum didapat siapa yang tepat. Salah satu pengaruh tidak didapatkanya pemimpin yang tepat di kecamatan mnanggu yaitu perpolitikan yang kurang sehat. Politik di Kecamatan Mananggu, menjadi kendala dalam perkembangan pemerintahan kecamatan sehingga masyarakat mananggu belum mendapatkan pemimpin yang membawa mereka pada perkembangan. (Wawancara Tgl 30 Mei 2012, Pukul 10.00). 37